Jumat sore ini, Evan dan Yasmin terbang ke kepulauan Bangka Belitung. Setelah menempuh perjalan yang cukup melelahkan, mereka pun sampai di sebuah vila di pulau Lebong. Beberapa orang petugas berseragam menyambut kedatangan mereka dengan ramah.
Evan pikir, mereka akan menginap di vila pribadi keluarganya, namun ternyata dia dan Yasmin harus menginap di sebuah vila yang memang diperuntukan untuk pasangan bulan madu, atau hanya untuk dua orang saja. Vila itu adalah satu-satunya vila yang hanya memiliki satu tempat tidur. Sial.
Berbeda dengan Evan, Yasmin justru sangat menyukai vila itu. Bentuknya yang unik, seperti rumah pohon yang sangat kokoh. Bagian teratas adalah kamar yang dilengkapi dengan kamar mandi. Vila itu memiliki teras atau balkon dan tempat duduk yang menempel pada bagian paling atas dari pohon tersebut.
Ada tangga yang menghubungkan balkon dengan tempat duduk itu. Dari sana mereka bisa lebih leluasa menikmati pemandangan di sekitar vila. Sedangkan di bagian bawah vila juga tersedia kursi kayu untuk duduk bersantai.
Semua kebutuhan Yasmin dan Evan, dilayani dengan baik oleh petugas itu, termasuk makan malam untuk mereka. Jadi mereka tidak perlu repot-repot keluar mencari makan
.....
Yasmin sangat senang bisa berlibur di salah satu destinasi wisata yang memiliki konsep private island itu, surga kecil disisi barat negeri laskar pelangi. Rasanya dia sudah tidak sabar menunggu pagi datang, karena ingin menjelajahi pulau cantik dan indah itu.
"Kak Evan kenapa?. Kok mukanya kusut gitu?. Emang kakak gak seneng liburan di tempat seindah ini?." Tanya Yasmin dengan wajah cerianya..
"Kamu nggak lihat kalau vila ini cuma punya satu tempat tidur?." Jawab sekaligus tanya Evan.
"Hemmm.... Lalu apa masalahnya?."Tanya Yasmin pura-pura tak mengerti.
"Kamu bilang sendiri, kita kesini mau liburan. Kita kesini mau seneng-seneng bukan berebut tempat tidur." Jawab Evan.
"Siapa juga yang mau rebutan tempat tidur." Balas Yasmin.
"Aku gak mau tidur di sofa." Ujar Evan.
"Ya udah tidur di kasur aja." Jawab Yasmin datar, lalu merebahkan dirinya di kasur.
"Aku bilang aku mau tidur di kasur." Ucap Evan sedikit meninggikan nada suaranya.
"Iya, silahkan kak. Aku juga gak mau tidur di sofa. Jadi kita berdua tidur di kasur ini. Lagian kasurnya juga lega. Kakak tenang aja, imanku kuat kok. Aku gak bakalan menodai kak Evan. Aku juga gak punya penyakit menular, jadi kakak jangan takut." Ujar Yasmin, lalu menyimpan guling ditengah-tengah kasur, sebagai pembatas. Dia memiringkan tubuhnya ke sisi ranjang, memunggungi Evan yang berdiri disisi ranjang sebelahnya. Evan menatap punggung Yasmin.
Kenapa dia bicara seperti itu?. Apa dia tersinggung?. Aku tidak bermaksud menyinggungnya. Aku hanya....ahh.
Malam itu, untuk pertama kalinya Evan dan Yasmin tidur seranjang, walau mereka saling memunggungi dan berjauhan. Keduanya tidur dengan posisi tubuh yang mepet ke sisi ranjang.
🌄🌄🌄
Paginya Yasmin bangun lebih dulu, karena ingin melihat matahari terbit. Debur ombak, hamparan pasir pantai, dan semilir angin menyambutnya pagi itu. Dia memang sangat menyukai pantai.
Tiba-tiba Yasmin merasakan tangan seseorang yang melingkar diperutnya. Dia menoleh kebelakang, ingin tahu siapa pemilik tangan tersebut, yang ternyata adalah Evan. Dia tersenyum manis pada Yasmin, dan Yasmin membalas dengan senyum manisnya.
Mereka berdua bersama-sama melihat sunrise pagi itu dengan perasaan bahagia dan penuh cinta. Namun sayangnya semua itu hanya ada dalam khayalan Yasmin. "Haha...apa sih yang aku pikirkan." Gumam Yasmin sambil memukul pelan kepalanya.
Setelah itu, Yasmin mandi, dan mengganti bajunya di kamar mandi. Saat keluar dari kamar mandi, matanya tak sengaja menatap Evan yang masih berada di alam mimpi. Wajahnya terlihat berkali-kali lipat lebih tampan saat sedang tidur seperti ini. Kulitnya yang putih, juga bibirnya yang merah alami, seperti bibir perempuan, membuat Yasmin merasa gemas sendiri.
Kok bisa-bisanya kulit seorang lelaki putih bersinar seperti ini. Dan itu bibir ...ya Tuhan, kenapa bibirnya bisa merah gitu?. Jadi gemes kan. Gumam Yasmin dalam hati.
Evan menggeliat, dan Yasmin buru-buru menjauh dari sana. Dia takut Evan bangun dan memergoki dirinya sedang memandang Evan.
"Jam berapa sekarang?." Tanya Evan.
"Setengah enam." Jawab Yasmin. " Kak!! Bolehkan aku keluar jalan-jalan, sambil nungguin kakak mandi?." Tanya Yasmin
"Hemmm." Jawab Evan singkat, lalu dia mandi. Yasmin mengetuk pintu kamar mandi.
"Apa?."
"Kopi kakak udah aku siapin, aku pergi bentar ya kak." Pamit Yasmin
"Iya...iya." Jawab Evan. Dia tiba-tiba tersenyum, karena merasa Yasmin itu seperti seorang adik yang meminta ijin pada kakaknya.
Yasmin berjalan-jalan di sekitar vila sambil menikmati udara pagi di pulau itu. Pengunjung yang berlibur disana saat ini lumayan ramai. Semua vila yang Yasmin lihat, hampir terisi semuanya.
...
Evan sudah selesai mandi dan berganti pakaian. Ada kopi dan dua potong sandwich di atas nakas. Dia membawanya ke tempat duduk yang ada diatas pohon, dan menikmatinya disana.
Jam menunjukan pukul setengah delapan pagi, saat Yasmin kembali ke vila. Sarapan sudah tersedia lengkap dengan berbagai pilihan menu, karena para petugas yang menyiapkannya.
Yasmin yang memang sudah sangat kelaparan langsung menyantap nasi goreng khas belitung yang disajikan di piring rotan yang dialasi daun simpor. Dia makan dengan sangat lahap, hingga nasi goreng itu habis dalam sekejap mata.
Evan memandang takjub pada Yasmin. Dia tak percaya seorang perempuan bisa menghabiskan makanan sebanyak itu dalam sekejap mata. "Nggak salah kamu?." Tanya Evan heran.
"Apa kak Evan nggak tahu, kalau perempuan itu nggak pernah salah." Jawab Yasmin cuek lalu meminum teh hangatnya.
"Bisa aja kamu jawab." Balas Evan.
"Hehehe....kak Evan kok nggak sarapan?."Tanya balik Yasmin.
"Lihat kamu makan aku langsung kenyang."Jawab Evan.
"Hahhh!! Masa sih?." Sahut Yasmin. Evan hanya memutar kedua bola matanya dengan malas.
"Sarapan dulu kenapa sih kak?. Kita kan mau jalan-jalan." Kata Yasmin.
"Kita?. Kamu aja kali, aku sih enggak." Sahut Evan.
"Ayolah kak!! Kita jalan-jalan keliling pulau ini. Emang kakak gak bosen diem terus disini?. Atau kakak beneran mau kita bulan madu di vila ini?." Goda Yasmin sambil menaik-turunkan alisnya.
"Bulan madu kepalamu." Ujar Evan tak terima.
"Hehe, Ya udah kalo gitu, mending kita jalan-jalan."
Evan nampak berpikir. "Udah deh kak jangan banyak mikir. Ayo!! Kata Yasmin seraya menarik tangan Evan. Dan Evan tidak menolak. Apa yang dikatakan Yasmin benar. Apa salahnya jalan-jalan dengan gadis ini, karena dia tidak mungkin berdiam diri terus didalam vila.
Banyak pengunjung yang sedang menikmati semua fasilitas yang tersedia disana, ada yang menaiki kayak, atau mendayung dengan perahu kecil, bermain voli, paddle board, bersepeda keliling pulau. Mereka tampak sangat menikmati apa yang mereka lakukan.
Yasmin dan Evan sendiri memilih pergi berlayar mengelilingi hutan bakau yang tumbuh subur di atas air yang bening. Setelah itu, mereka ke pulau pasir burung. Yasmin tampak sangat senang, saat menginjakkan kakinya di pulau pasir burung yang tak berpenghuni.
Pasirnya sangat lembut seperti bedak tabur, gampang merosot saat diinjak. Air laut yang mengelilinginya juga tampak biru bening, sangat indah dipandang.
Yasmin menatap kagum akan keindahan yang dilihatnya. Dan kehadiran makhluk tampan yang sedang berdiri tidak jauh darinya, menambah indah pemandangan yang dilihatnya. Tanpa sepengetahuan Evan, Yasmin mengambil beberapa gambar Evan, dari berbagai sisi, sungguh tampan sekali.
Tak ingin melewatkan keindahan itu begitu saja, Yasmin berkali-kali berfoto menggunakan kamera ponselnya. Dia juga mengajak Evan berfoto bersama. Evan menurut, walau ekspresinya terlihat sangat datar disana.
Evan lalu duduk di sebuah gazebo, sedangkan Yasmin duduk di ayunan yang keduanya berada diatas air laut. Yasmin yang sangat menyukai pantai sangat betah bermain disana. Dia tidak peduli baju dan celananya basah karena air laut.
Evan mengajak Yasmin kembali, dia tertegun sejenak saat matanya tak sengaja menatap sesuatu yang mencuri perhatiannya. Kaos putih yang dipakai Yasmin, berhasil menarik perhatian Evan. Karena kaos itu basah, Evan bisa melihat perbukitan indah yang ter-jiplak di kaos itu, dan Yasmin tidak menyadarinya.
"Ayo kak!! Suara Yasmin membuat Evan tersadar. Dia segera memalingkan wajahnya ke sembarang arah.
Entah dia sadar atau tidak, saat di perahu Evan terus mencuri pandang ke arah bukit itu. Dia tidak mau melihatnya, tapi nyatanya dia tetap saja melihatnya. Dia ingin memberi tahu Yasmin, tapi kalau dia memberi tahunya, Yasmin akan tahu kalau dirinya sudah melihat itu. Namun tiba-tiba saja.
"Pake ini." Titah Evan pada Yasmin seraya memberikan topi pantai yang dipakainya.
"Gak usah kak!! Kakak aja yang pake." Tolak Yasmin.
"Aku bilang pake ." Nada suara Evan kali ini terdengar meninggi. Yasmin pun mengambil topi itu, dan memakainya. Tapi Evan melepaskannya lagi. "Kamu sengaja mau memperlihatkan ini ke nakhoda itu?."Tukasnya, sambil menutupkan topi itu ke dada Yasmin.
Yasmin tersentak, dan dia baru menyadari semuanya. Dada dan bra nya terlihat begitu jelas karena bajunya basah. Dia sangat malu, lalu menutupkan topi itu ke dadanya "Siapa juga yang sengaja." Sanggah Yasmin sambil melengos membuang mukanya karena malu.
🌻🌻🌻
Hay semuanya!! Jangan lupa untuk meninggalkan jejaknya ya dears😊
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
🍊𝐂𝕦𝕞𝕚
Cinta Yasmin yang begitu besar pada Evan tak membuat Yasmin larut akan sikap Evan
semangat Yasmin 💪💪💪
2022-10-12
1