Fajar pagi telah menyingsing. Sinar mentari yang indah dan udara yang sejuk adalah hal yang selalu Yasmin nantikan setiap pagi. Embun yang berjatuhan dari ujung daun, juga angin yang menggoyangkan dedaunan, membuat pagi terasa syahdu.
Rasa syukur selalu Yasmin panjatkan setiap pagi. "Alhamdulillaah. Terima kasih Tuhan. Aku masih diberi kesempatan menghirup udara dan menikmati pagi hari yang indah ini." Ucap Yasmin yang saat itu berdiri di balkon kamarnya.
Dia lalu masuk, dan pergi mandi. Tak seperti biasanya, akhir-akhir ini Yasmin butuh lebih banyak waktu untuk mandi ataupun berdandan. Seperti pagi ini, hampir satu jam lamanya dia dikamar mandi, melakukan serangkaian treatment harian seperti yang di anjurkan dokter di klinik kecantikan yang sekarang sering dia kunjungi.
Selasai mandi, Yasmin lalu memakai rangkaian produk skincare untuk wajahnya. Dia mengaplikasikan toner, serum, eye cream, day cream dan juga sunscreen.
"Masya Allah!! Ternyata bener ya. Kulitku sekarang jadi glowing kayak orang-orang. Hemm...gak sia-sia aku beli semua produk ini." Gumamnya senang.
Setelah itu dia mengaplikasikan sedikit cushion, eyeliner, maskara dan terakhir liptint berwarna merah, hanya dibagian dalam bibirnya. Tak lupa Yasmin mencatok rambutnya agar tampak lebih rapi, karena hari ini dia akan pergi. Terakhir, dia menyemprotkan parfum ke leher dan pergelangan tanganya. Wangi segar dan manis namun lembut memenuhi indera penciumanya, membuat dia semakin percaya diri dengan penampilanya.
"Ternyata benar, aku cantik juga kalau dandan kayak gini, hahaha narsis banget sih." Gumamnya, saat melihat pantulan dirinya di cermin.
Yasmin lalu turun untuk menyiapkan sarapan pagi untuknya dan Evan.
"Selamat pagi bi!! Sapa Yasmin pada bi Anah.
"Selamat pagi non!! Ya Allah non Yasmin cantik banget pagi ini, wangi lagi." Ucap bi Anah yang kagum melihat penampilan Yasmin pagi itu.
"Ahh bibi bisa aja. Jadi maksud bibi, kemaren-kemaren saya nggak cantik, gitu?." Goda Yasmin.
"Bukan gitu non. Tiap hari juga non Yasmin mah selalu cantik. Tapi hari ini mah beda, cantik banget pokoknya." Jawab bi Anah.
"Aduh gak ada receh bi." Canda Yasmin, lalu dia mulai meyiapkan sarapan
"Biar bibi aja yang siappin non. Non duduk aja." Ujar bi Anah.
"Gapapa bi, cuma bikin sarapan. Gampang." Sahut Yasmin
Tak lama kemudian Evan turun menghampiri mereka. Evan menatap Yasmin yang pagi itu tampak sangat berbeda. Dia menatap dari atas ke bawah dengan perasaan kagum sekaligus heran. Celana straight leg jeans berwarna snowblue juga off shoulder top berwarna hitam yang menampilkan sebagian bahunya, membuat Yasmin terlihat begitu cantik dan berbeda. Cantik sekali dia hari ini. Gumam Evan dalam hati.
"Selamat pagi den!! Sapa bi Anah, saat melihat Evan
"Pagi bi!! Sahut Evan, lalu dia duduk.
"Kalau gitu bibi ke belakang dulu ya non, den!! Selamat menikmati sarapan pagi!! Ucap bi Anah. Evan mengangguk.
"Makasih bi.!! Balas Yasmin, sambil menuangkan yogurt kedalam gelas. Lalu menyimpanya di hadapan Evan. Yasmin duduk di kursi yang berseberangan dengan Evan, lalu menikmati sarapan paginya tanpa menyapa suaminya itu.
Pandangan Evan masih terkunci pada Yasmin yang duduk dihadapanya, dengan meja makan sebagai pembatas diantara mereka. Pandangan Evan kini beralih pada oat meal yang sedang disantap oleh Yasmin. Sekarang dia memang diwajibkan untuk menjaga pola makan, dan gaya hidupnya sesuai arahan pihak agensi.
"Tumben, kamu sarapan oat meal. Biasanya juga nasi goreng." Ujar Evan. Yasmin tidak membalas ucapan Evan, dia memilih fokus pada sarapanya. Evan terus mengajaknya bicara tapi Yasmin seolah tidak menanggapi.
"Aku ngomong sama kamu loh Yas." Ujar Evan. "Kamu kenapa Yas?. Kamu baik-baik aja kan?." Yasmin tidak membalas dia hanya meliriknya sekilas lalu kembali fokus menikmati sarapanya. Dia mengambil ponselnya, mengetik sebuah pesan, lalu mengirimnya.
Ting.... satu pesan masuk di ponsel Evan. Dia langsung membuka dan membaca pesan yang ternyata dikirim oleh Yasmin.
Aku udah bilang, aku nggak akan ngomong tiga hari sama kak Evan. Jadi kak Evan jangan ngajak aku ngomong. Aku masih kesel.!!🤬
Senyum Evan mengembang membaca pesan itu. Dia menatap Yasmin sekilas, lalu membalas pesan itu.
"Cengeng."
"Bodo."
Evan menggelengkan kepala sambil tersenyum. "Ada cewek cantik di depan mata, tapi sayang nggak bisa ngomong." Ujar Evan, Yasmin bergeming.
"Tapi aku serius Yas. Pagi ini kamu kelihatan cantik loh, mau kemana?." Tanya Evan, yang hanya dijawab lirikan mata Yasmin.
Evan menyerah, dia tidak lagi mengajak Yasmin bicara, dan memilih menyelesaikan sarapannya lalu berangkat, disusul Yasmin lima belas menit kemudian yang pergi ke tempat agensi.
....
Di kantor.
Evan baru saja selesai meeting dengan petinggi perusahaan lainya, saat Hans(anak buahnya) datang menemuinya.
"Ada kabar apa?." Tanya Evan.
"Ini tentang perintah anda waktu itu pak Evan." Jawab Hans.
"Katakan!!
"Maaf sebelumnya, mungkin kabar yang saya bawa tidak akan membuat anda senang."
"Katakan!!
"Nona Helen sepertinya memang tidak benar-benar serius menjalin hubungan dengan anda. Dia menjadikan anda hanya sebagai bahan taruhan dengan teman-temanya. Salah satu teman nona Helen menantangnya untuk mendekati dan menjadikan anda sebagai kekasih. Mereka berjanji akan memberi nona Helen satu unit mobil mewah kalau dia berhasil mendapatkan anda." Ujar Hans, membuat wajah Evan merah padam.
"Hubungan nona Helen dengan pemilik agensi itu juga tidak serius, dia tidak benar-benar mencintai lelaki itu, karena yang nona Helen cintai adalah seorang seorang aktor terkenal yang saat ini sedang naik daun. Menurut kabar, lelaki itu adalah kekasih nona Helen sejak jaman SMA. Walau hubungan mereka sudah berakhir, katanya nona Helen masih sangat mencintainya"Jelas Hans.
"Cukup!! Kamu boleh pergi." Titah Evan yang sudah dikuasai emosi.
"Baik pak!! Permisi!! Pamit Hans lalu keluar dari ruangan Evan.
"Breengseeekkk.!! Evan kembali mengumpat. Apa yang dia dengar dari anak buahnya tadi, benar-benar telah menyulut api amarah dalam dirinya. Dia merasa sakit hati, kecewa dan juga bodoh. Bisa-bisanya dia tertipu oleh seorang wanita bermulut manis seperti Helen.
Selama ini Evan sangat tulus mencintai Helen yang ternyata hanya mempermainkannya saja. Bagi Evan, Helen adalah prioritas utamanya, tapi bagi Helen, Evan hanya dijadikan pilihan saja. Hati Evan sakit mengingat hal itu. Dia memberikan ketulusan cinta tapi yang dia dapat justru goresan luka yang teramat sakitnya.
Kenapa kamu tega melakukan ini padaku, Helen. Aku mencintai kamu dengan tulus, tapi kamu....
Kamu mengajakku terbang tinggi, lalu menjatuhkan dan meninggalkanku begitu saja. Kamu anggap apa aku? . Tidak Helen...tidak ada seorangpun yang berani melakukan ini padaku. Kamu harus merasakan akibatnya. Kamu salah karena telah berani bermain-main denganku. Gumam Evan dalam hati.
......................
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Jangan lupa like, vote, komen dan favoritnya ya dears😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 83 Episodes
Comments
🍊𝐂𝕦𝕞𝕚
waw sungguh kejutan sekali kan Van biar kamu juga merasakan apa yang dirasakan Yasmin
2022-10-12
1