Tiket Bulan Madu

Yasmin dan Evan sudah berada dikamar. Keduanya nampak canggung, dan tidak tahu harus melakukan apa, terutama Yasmin, karena ini bukan kamarnya. Sebagai pasangan yang baru menikah, seharusnya saat ini mereka sedang bermesraan seperti pasangan pengantin baru pada umumnya. Tapi itu tidak berlaku untuk Evan dan Yasmin.

Evan duduk di sofa yang ada dikamar itu, sedangkan Yasmin masih berdiri ditempatnya seperti seorang satpam yang sedang menjaga pintu.

"Kalau mau istirahat, istirahat saja di kasurku. Kamu boleh lakukan apapun dikamar ini." Ucap Evan tiba-tiba. Dia melangkah menuju pintu.

"Kak Evan mau kemana?." Tanya Yasmin, menghentikan langkah Evan.

"Aku ada urusan. Kamu jangan bilang sama mama dan papaku kalau aku pergi." Pinta Evan, lalu dia keluar dari kamar itu meninggalkan Yasmin sendirian.

Evan pergi dari rumah setelah pak Heru berangkat. Dia pergi menemui Helen, memintanya agar tidak mengakhiri hubungan mereka, tapi Helen tetap tidak mau berhubungan lagi dengannya, karena kini Evan telah menjadi suami orang.

"Aku sudah katakan pernikahan kami tidak akan berlangsung lama. Kamu tahu sayang, aku dan dia sudah menandatangani surat perjanjian pernikahan."

"Perjanjian pernikahan?. Maksudnya?." Tanya Helen tak mengerti. Lalu Evan menjelaskan pada Helen tentang surat perjanjian itu.

"Kamu nggak bohong kan?." Tanya Helen.

"Enggak sayang, aku nggak bohong. Kalau kamu mau, aku akan tunjukkan surat itu sama kamu."

"Tidak perlu. Kalaupun yang kamu katakan itu benar, status kalian berdua tetap suami istri, dan aku nggak mau di cap perempuan perusak rumah tangga orang." Ujar Helen.

Evan terus saja memohon pada Helen, bahkan dia sampai berlutut dikakinya, hingga akhirnya dia luluh.

"Baiklah aku akan menunggu kamu. Tapi selama kamu menikah, aku harap kamu tidak pernah mencari atau menemui ku. Temui aku jika kamu dan istrimu itu telah benar-benar bercerai." Jawab Helen.

"Oke!! Aku setuju. Makasih sayang karena kamu mau menungguku. Aku janji akan secepatnya menceraikan dia." Ujar Evan.

"Apa kamu yakin dengan yang kamu katakan Evan?." Tanya Helen.

"Tentu saja aku yakin." Jawab Evan tanpa ragu.

"Tapi bagaimana kalau ternyata kamu tidak bercerai dengannya?." Tanya Helen lagi.

"Itu tidak akan terjadi. Aku janji."Jawab Evan.

"Baiklah aku pegang janji kamu." Jawab Helen. Selesai urusannya dengan Helen, Evan pun kembali ke rumahnya dengan perasaan senang dan lega.

Evan langsung menuju kamarnya, karena dia takut ketahuan pergi diam-diam. Sekarang Evan hanya ingin menjalankan rencananya untuk segera mengakhiri pernikahan ini.

...

Walau Evan tidak mencintai dan menganggap Yasmin sebagai istrinya, Yasmin tetap melakukan apa yang dilakukan para istri untuk suaminya. Seperti menyiapkan baju Evan, menyiapkan sarapan dan kadang dia juga memasak, walau Evan melarangnya, Yasmin tetap melakukanya.

"Kamu gak perlu repot-repot. Dirumah ini banyak art yang melakukan semua itu." Kata Evan, saat Yasmin membuatkan secangkir kopi untuknya.

"Gapapa kak. Aku gak keberatan kok. Lagian aku kan gak ada kerjaan. Aku bosan kalau cuma diem aja." Jawab Yasmin.

"Terserah kalau gitu. Lakukan saja apa yang kamu mau. Kamu bebas melakukan apapun."Kata Evan.

"Yang bener kak?." Sahut Yasmin.

"Hemmm."

"Kalau aku meluk kak Evan, boleh?." Tanya Yasmin dengan senyumnya. Evan refleks menoleh ke arahnya. Keningnya mengerut.

"Hehe, becanda kak!! Jangan marah entar gantengnya ilang." Imbuhnya seraya memegang dagu Evan.

"Apa sih." Balas Evan, seraya menepis pelan tangan Yasmin.

Yasmin terkekeh. "Ya Allah, cuma pegang dagu aja, gak akan melanggar perjanjian kita kan?." Ucap Yasmin. Evan hanya membalas ucapan Yasmin dengan lirikannya, lalu dia pergi ke kantor.

....

Tak terasa satu bulan sudah usia pernikahan Evan dan Yasmin. Selama itu pula tidak pernah terjadi apapun diantara mereka. Evan dan Yasmin tidur terpisah. Yasmin tidur di kasur dan Evan tidur di sofa, atau kadang dia tidur di kamar lain, tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya.

Evan dan Yasmin sudah mulai saling beradaptasi. Evan sudah terbiasa dan menerima kehadiran Yasmin sebagai penghuni baru dikamar dan dirumahnya, walau dia tetap menganggap Yasmin hanyalah sebagai adik atau teman bermain dimasa kecilnya.

Sebaliknya, selama Yasmin tinggal bersama Evan, rasa cintanya pada Evan semakin besar dia rasakan. Wajah tampan yang dia lihat setiap hari juga sikap Evan yang begitu baik, walau terkadang dingin membuat Yasmin semakin mencintainya. Yasmin selalu berusaha mencuri perhatian dan hati Evan, tapi usahanya belum membuahkan hasil. Yasmin sering sekali memuji dan mengatakan kalau dia mencintai Evan, tapi Evan tidak pernah menanggapi apalagi percaya. Dia menganggap semua perkataan Yasmin hanyalah bualan semata.

Selama tinggal dirumah itu, Yasmin merasa betah, karena kedua mertua dan kakek mertuanya sangat baik dan menyayanginya. Mereka menganggap Yasmin seperti anak perempuan mereka sendiri, dan sikap baik mertuanya itu menjadi penyemangat Yasmin untuk mendapatkan cinta Evan.

💚💚💚

Malam itu, seperti biasanya Yasmin makan malam bersama Evan dan keluarganya. Tak hentinya pak Heru memuji rasa masakan yang tersaji malam itu.

"Ini semua masakan Yasmin lho pah." Kata bu Mariska.

"Oh ya!! Papa gak nyangka ternyata menantu papa ini pinter masak." Sahut pak Heru.

Evan hanya diam sambil menikmati makanannya. Apa yang dikatakan papanya benar. Rasa masakannya memang enak, tapi Evan sama-sekali tidak percaya kalau itu adalah masakan Yasmin.

"Oh ya hampir aja papa lupa. Papa udah siapin tiket bulan madu untuk kalian."

Uhuukkkk.... Suara Evan yang tiba-tiba tersedak mendengar ucapan papanya. Yasmin memberikan air minum pada Evan sambil menepuk-nepuk pelan punggung suaminya itu. "Pelan-pelan kak." Kata Yasmin.

"Udah!! Aku gapapa." Sahut Evan.

"Papa kenapa harus repot-repot segala sih pah?. Lagian aku gak mungkin ninggalin kerjaan ku. Papa tahu sendiri belakangan ini kerjaan ku makin banyak. Kita nikah udah sebulan. Bulan madu kami udah lewat kali pah." Ujar Evan beralasan, karena dia tidak mau pergi berbulan madu.

Mendengar jawaban Evan, pak Heru mulai menceramahinya dengan dalil-dalil yang membuat kepala Evan langsung terasa pusing. Tak hanya pak Heru, tapi mama dan kakeknya juga. Kepala Evan semakin berat dan terasa berputar-putar seperti baling-baling pesawat, mendengar ceramah dari ketiga orang itu.

Tidak mau berdebat, Evan langsung mengiyakan ide papanya itu. "Oke, baik terserah kalian. Aku akan pergi kemanapun kalian suka." Sahut Evan lalu beranjak.

"Loh kamu mau kemana Van?. Makanan kamu belum habis." Tanya bu Mariska.

"Aku udah kenyang. Ayo Yas kita pergi." Ajak Evan.

"Pergi kemana?." Tanya bu Mariska.

"Beli obat sakit kepala." Jawab Evan.

Ke empat orang yang ada di meja makan mengulas senyum mendengar jawaban Evan. Mereka tahu Evan pasti kesal saat ini.

Pak Heru memang sengaja melakukan semua ini, karena dia tahu Evan dan Yasmin tidak pernah tidur seranjang. Pak Heru tahu, anaknya itu memang tidak atau belum mencintai Yasmin.

Pak Heru, dan kakek Imam selalu meminta Yasmin bersabar, karena mereka yakin suatu hari nanti cinta Evan akan tumbuh untuknya. Mendengar itu Yasmin sangat senang dan merasa mendapat dukungan dari mertua dan kakek mertuanya untuk berjuang mendapatkan cinta Evan.

Di Kamar

"Gimana kak, udah sembuh sakit kepalanya?. Mau aku pijitin?."Tanya Yasmin.

"Enggak!! Jawab Evan cepat.

"Hehehe...kak Evan sih, udah tahu papanya kayak gimana, masih aja mau nge bantah dia. Sakit kepala kan jadinya." Ujar Yasmin.

"Jangan sok tau deh kamu." Balas Evan.

"Bukan sok tahu, kak Evan sendiri yang bilang kalau papa, eh om Heru itu gak bisa dibantah, eh kok kakak nge-bantah dia. Lagian timbang liburan aja kan, apa susahnya?.Emang kak Evan gak bosen apa kerja terus tiap hari?." Celoteh Yasmin.

"Gak usah cerewet. Telingaku sakit. Mending cepet tidur sana. Malam ini aku mau tidur di kasur, kamu tidur di sofa."Sahut Evan.

"Baik suamiku." Jawab singkat Yasmin, Evan menoleh. "Hehehe....becanda kak. Biasa aja dong matanya." Cicit Yasmin, melihat tatapan tidak suka dari Evan.

"Becanda kamu nggak lucu." Sahut Evan.

"Aku bilang, aku becanda bukan ngelawak, jadi ya wajar kalo nggak lucu." Jawab Yasmin.

"Dasar anak kecil."

"Siapa anak kecil?. Aku bukan anak kecil, enak aja." Protes Yasmin tak terima.

"Kamu." Jawab Evan.

"Sembarangan, ngatain aku anak kecil. Aku udah dewasa kali."

"Udah jangan berisik, tidur sana." Titah Evan lalu menyelimuti tubuhnya. Yasmin menatap sejenak, selimut yang menutupi tubuh Evan, sebelum akhirnya dia tidur di sofa.

Terpopuler

Comments

🍊𝐂𝕦𝕞𝕚

🍊𝐂𝕦𝕞𝕚

karena terbiasa bersama Yasmin tak menutup kemungkinan kamu bakalan jatuh cinta sama Yasmin Van jadi seharusnya kamu jangan mengobral janji pada Helen kalau sampai dia menagih janji mu di saat hatimu sudah milik Yasmin kamu sendiri yang akan kelimpungan

2022-10-12

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Aku Tidak Mencintainya
3 Bagaikan Buah Simalamakama
4 Menikah
5 Tiket Bulan Madu
6 Tidur Seranjang
7 Drama Baju
8 Kamu Tidak akan Menceritakanya kan?
9 Dinner Romantis
10 Maafkan Aku Yasmin
11 Berdamai Dengan Kenyataan
12 Merubah Misi
13 Lelaki Pengganti
14 Nggak Akan Ngomong Tiga Hari
15 Cantik Sekali Dia Hari Ini
16 Kakakmu, Bukan Suamimu
17 Mau Heran, Tapi Ini Kenyataan
18 Hanya Memanfaatkan
19 Kenapa Kak?
20 Aku Emang Sengaja
21 Kakak Baik-Baik Aja Kan?.
22 Jangan Tidur Di Sini
23 Kamu Ngemodussin Aku Ya
24 Bukan Menemui Kamu
25 Aku Mau Tidur disini
26 Kenapa Dia Bisa Secantik Ini.
27 Mau Bikin anak Sekarang?
28 Kedatangan Helen
29 Ayo Pulang!!
30 Hargai Aku
31 Seperti Terbakar
32 Tidak Tenang
33 Kiss Apa?
34 Menjilat Ludah Sendiri
35 Yasmin Adalah Istriku
36 Kenapa Kalian Tega
37 Aku Berterima Kasih Pada Kalian.
38 Lepasin Aku.
39 Kedatangan Kakek Imam
40 Jumpa Pers.
41 Siapa Dia Van?
42 Kamu Nggak Akan nuntut Aku kan Van?
43 Bisa Kita Bicara?
44 Aku Cinta Kamu Yas
45 Aku Benci Kamu!!
46 Dasar Bebek!!
47 Jumpa pers
48 Akting yang Bagus
49 Aku Akan Merawatmu
50 Kamu Milikku Yas
51 Sulit Membencinya
52 Pulau Kapuk
53 Pulau Kapuk Part 2
54 Bantuan kakek
55 Satpol PP
56 Dasar Bebek Ngambang
57 Bibir Merah
58 Drama kamar mandi
59 Kenapa kamu nggak percaya aku?
60 Tidur Tanpa Yasmin
61 Aku Nggak Mau Jauh Darimu
62 Akan Sangat Merindukanmu
63 Aku Belum Siap.
64 Panggil Aku Sayang
65 Kamu Dimana
66 Aku Tidak Lagi Percaya
67 Kita Ini Suami Istri
68 Tidak Perlu Ikut Campur
69 Apa Yang Harus Aku Lakukan
70 Tak Ada Rotan, Akar Pun Jadi.
71 Kopi Dingin
72 Aku Tahu Semuanya.
73 Dia Pasti Salah Paham Lagi
74 Aku Percaya
75 Aku Malu kak !!
76 I want you
77 Suami
78 Mengajak Liburan
79 Misi Berhasil
80 Cemburu buta
81 Menghapus Kenangan Buruk
82 Busui Friendly
83 Berhasil Menghapus Kenangan Buruk
Episodes

Updated 83 Episodes

1
Prolog
2
Aku Tidak Mencintainya
3
Bagaikan Buah Simalamakama
4
Menikah
5
Tiket Bulan Madu
6
Tidur Seranjang
7
Drama Baju
8
Kamu Tidak akan Menceritakanya kan?
9
Dinner Romantis
10
Maafkan Aku Yasmin
11
Berdamai Dengan Kenyataan
12
Merubah Misi
13
Lelaki Pengganti
14
Nggak Akan Ngomong Tiga Hari
15
Cantik Sekali Dia Hari Ini
16
Kakakmu, Bukan Suamimu
17
Mau Heran, Tapi Ini Kenyataan
18
Hanya Memanfaatkan
19
Kenapa Kak?
20
Aku Emang Sengaja
21
Kakak Baik-Baik Aja Kan?.
22
Jangan Tidur Di Sini
23
Kamu Ngemodussin Aku Ya
24
Bukan Menemui Kamu
25
Aku Mau Tidur disini
26
Kenapa Dia Bisa Secantik Ini.
27
Mau Bikin anak Sekarang?
28
Kedatangan Helen
29
Ayo Pulang!!
30
Hargai Aku
31
Seperti Terbakar
32
Tidak Tenang
33
Kiss Apa?
34
Menjilat Ludah Sendiri
35
Yasmin Adalah Istriku
36
Kenapa Kalian Tega
37
Aku Berterima Kasih Pada Kalian.
38
Lepasin Aku.
39
Kedatangan Kakek Imam
40
Jumpa Pers.
41
Siapa Dia Van?
42
Kamu Nggak Akan nuntut Aku kan Van?
43
Bisa Kita Bicara?
44
Aku Cinta Kamu Yas
45
Aku Benci Kamu!!
46
Dasar Bebek!!
47
Jumpa pers
48
Akting yang Bagus
49
Aku Akan Merawatmu
50
Kamu Milikku Yas
51
Sulit Membencinya
52
Pulau Kapuk
53
Pulau Kapuk Part 2
54
Bantuan kakek
55
Satpol PP
56
Dasar Bebek Ngambang
57
Bibir Merah
58
Drama kamar mandi
59
Kenapa kamu nggak percaya aku?
60
Tidur Tanpa Yasmin
61
Aku Nggak Mau Jauh Darimu
62
Akan Sangat Merindukanmu
63
Aku Belum Siap.
64
Panggil Aku Sayang
65
Kamu Dimana
66
Aku Tidak Lagi Percaya
67
Kita Ini Suami Istri
68
Tidak Perlu Ikut Campur
69
Apa Yang Harus Aku Lakukan
70
Tak Ada Rotan, Akar Pun Jadi.
71
Kopi Dingin
72
Aku Tahu Semuanya.
73
Dia Pasti Salah Paham Lagi
74
Aku Percaya
75
Aku Malu kak !!
76
I want you
77
Suami
78
Mengajak Liburan
79
Misi Berhasil
80
Cemburu buta
81
Menghapus Kenangan Buruk
82
Busui Friendly
83
Berhasil Menghapus Kenangan Buruk

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!