Yamuna wanita baik, anggun dan lugu perlahan merubah dirinya menjadi wanita sedikit nakal dan juga tegas. Pergi subuh dini hari, dan sampai malam hari Yamuna masih berada di luar. Tepatnya sebuah kafe kekinian di kota Jogja.
Setelah selesai melakukan kontrak kerja sama dengan James tadi siang. Yamuna yang tak ingin bertemu dengan Farran, kini menghabiskan waktunya di luar. Yamuna masih sedikit trauma dan jijik atas perbuatan Farran memaksa Yamuna untuk melakukan hubungan itu.
Drrtt!!!Drtt!!
Ponsel Yamuna terus berdering. Karena Farran terus menelpon Yamuna.
"CK" desis Yamuna mematikan ponsel miliknya. Yamuna menunduk, kedua tangan meraup mulai dari wajah hingga rambut bagian belakang, "Padahal dulu rumah yang aku tempati dengan mendiang Ayah adalah rumah yang paling nyaman. Tapi sekarang rumah itu terasa berbeda. Ketika aku menginjakkan kedua kakiku, aku seperti masuk ke dalam sarang Iblis. Semua tipu daya dan ucapan halus terkadang membuat aku hampir lupa diri akan mereka para mertua, ipar, dan suami yang menutupi sifat munafik nya."
"Yamuna!" sapa James dengan wajah tertutup masker serba hitam.
Yamuna melirik sejenak, "Sok akrab!" ketus Yamuna menatap malas.
"Masak kamu lupa denganku! Bukannya satu hari ini kita sudah dua kali jumpa dan ini yang ketiga kalinya. Oh....aku tahu, kamu pasti ketagihan dengan...." ucapan James terhenti saat Yamuna membungkam mulut James.
"Jaga ucapan-mu. Ucapan kamu terdengar seperti aku sudah pernah tidur dengan-mu. Dan mereka semua pikir kalau aku wanita rakus akan hal itu!" ucap Yamuna sedikit berbisik.
Bola mata James melirik ke semua tamu. Benar saja, semua tamu ternyata sedang berbisik membicarakan mereka berdua. Bola mata James kembali melirik ke Yamuna, "Jadi aku harus bagaimana?" tanya James sedikit berbisik.
"Izinkan aku tidur di Apartemen milik-mu," bisik Yamuna sedikit menekan.
"GILA!" teriak James histeris. James melepaskan tangan Yamuna, "Tidak-tidak! bisa-bisa aku terkena masalah nantinya," sambung James menolak permintaan Yamuna.
Yamuna berdiri, "Kalau gitu kita pergi ke Hotel saja," ucap Yamuna menarik James ikut berjalan bersamanya menuju parkiran mobil.
"Kamu sudah tidak waras ya?" tanya James menghentikan kedua kakinya di samping mobil miliknya.
"Lebih tidak waras lagi kalau aku pulang ke rumah. Jadi biarkan aku bermalam di rumah kamu ya!" ucap Yamuna memohon sembari memasang wajah sedih.
Tit!
James membuka kunci mobil, "Baiklah, kalau gitu kamu cepat masuk!" ucap James malas sembari membuka pintu penumpang bagian depan.
Yamuna dengan cepat melangkahkan kedua kakinya, lalu memasang seatbelt.
James menggeleng, "Wanita aneh," gumam James pelan. James pun masuk ke dalam mobil miliknya.
"Terimakasih James!" ucap Yamuna senang.
"Apa kamu yakin ingin tidur di Apartemen ku?" tanya James memastikan Yamuna.
Yamuna mengangguk.
"Aku ini seorang pria loh!" ucap James menunjuk dirinya.
"Iya aku tahu kalau kamu seorang pria, buka wanita," sahut Yamuna polos.
"Bukan gitu maksudnya. Aku adalah seorang pria yang sudah pernah merasakan hal itu!" ucap James sedikit mengarah ke topik lain.
Tak!!
Yamuna menjitak James.
"Auw, sakit bodoh!"
"Kamu yang bodoh. Kalau asal bertemu dengan wanita dan berpikiran negatif memang harus di kasih ultimatum dulu biar otaknya terjauh dari hal negatif," ucap Yamuna sedikit meninggikan nada suaranya.
"Otak laki-laki memang berfungsi untuk memikirkan hal negatif. Buat apa dia capek-capek bekerja tapi tidak membuat raganya senang," sahut James ikut meninggikan nada suaranya.
"CK," Yamuna memutar bola mata malasnya, "Pantes saja Farran suka main gila. Ternyata seperti itu!" kedua tangan Yamuna bersatu seperti meminta doa, "Aku doain semua laki-laki yang suka melirik wanita lain, main gila selain dengan Istrinya, menghabiskan uang untuk wanita lain selain Istrinya, dan....apa lagi ya? dan...aku doain pokoknya itunya patah di dalam! amiiinn," sambung Yamuna menyumpahi para suami suka selingkuh penuh semangat.
Glek!!
James melirik ke resleting nya, "Patah?" gumam James membayangkan saat sedang mantab-mantab terdengar suara, "Kraakk?!"
"Kenapa diam?" tanya Yamuna melambai.
"Aku sebenarnya tidak seperti itu. Aku hanya bercanda," tangan gemetar menghidupkan mobil, dan menekan memasukkan gigi. Kedua tangan gemetar itu juga memutar stir kemudi menuju Apartemen.
Melihat keringat James terus mengalir, Yamuna takut James tidak konsentrasi mengemudi karena terhalang keringat. Dengan sopan Yamuna mengambil tisu dan memberikannya pada James, "Aku tidak ingin mobil bagus milik kamu di penuhi bau keringat milik kamu!"
"Selain keringat mobil ini juga pernah memiliki bau seperti pemutih pakaian. Eh... maksudnya bau lainnya," ucap James kaku karena masih merasa ngilu saat mendengar perkataan Yamuna.
"Oh ya, maafkan kau soal tadi pagi ya?"
"Soal apa?"
"Aku ketiduran di Apartemen milik kamu. Dan aku juga sudah membuat hubungan kalian jadi berantakan."
"Aku sebenarnya tidak mencintai Olive. Hanya saja kedua orang tua kami terus menjodohkan, dan memaksa aku untuk melamar Olive," ucap James seperti curhat.
Yamuna menghela nafas, "Dijodohkan itu sebenarnya adalah hal yang bagus. Tapi terkadang kedua orang tua tidak memikirkan perasaan anaknya. Mereka hanya bisa melihat karakter dari luar saja, tapi tidak dari dalam. Walau ada seseorang yang pernah mengatakan, 'Aku sih tidak masalah jika rumah tanggaku ada orang ketiga. Yang terpenting bagiku itu adalah uang'. Iya kali kalau berumah tangga bisa bahagia hanya dengan urusan uang. Bagaimana dengan kebahagiaan lainnya. Apa menurutmu enak melakukan hubungan itu dengan orang yang tidak kamu cintai?"
"Eh, melakukan apa nih! Aku masih polos loh. A-aku tidak tahu maksud di kalimat terakhir kamu," ucap James gugup.
"Kelaut aja kalau nggak tahu!"
"Katanya mau ke Apartemen untuk numpang tidur. Ini kita tinggal dikit lagi nyampek, kamu malah minta pergi ke laut?" James memijat pelipisnya, "Untung kamu bukan Istriku. Kalau aku punya Istri macam kamu, pasti sudah aku lahap habis kamu. Eh...maksudku kebodohan yang ada pada diri kamu."
"James," panggil Yamuna melirik sedikit.
Sembari memasukkan mobilnya ke parkiran bawah tanah James menjawab, "Tanyakan saja apa yang ingin kamu tanyakan."
"Bagaimana jika suatu hari kamu dipaksa untuk menikahi Olive?" tanya Yamuna datar.
Cit!!!
Mobil sudah terparkir tak jauh dari pintu lift.
James membuka seatbelt, "Itu pasti tidak akan terjadi di hidupku. Aku masih ingin hidup bebas dan memilih siapa wanita ku. Jika pun itu terjadi aku pasti akan meminta tolong pada seseorang untuk mengaku hamil anak kami di depan semua orang agar aku tidak menikah dengan wanita yang tidak aku cintai," ucap James menjelaskan sedikit kepada Yamuna.
"Emang siapa wanita yang kamu cintai?" tanya Yamuna penasaran.
"Ada satu gadis desa yang begitu cantik dan masih polos. Aku mengincar gadis itu, tapi sebelum aku resmi mengincarnya. Aku harus menolak perjodohan dulu, apa pun itu caranya!" tegas James.
"Kalau gitu aku hanya bisa memberi kamu semangat!" ucap Yamuna memberikan kedua jempolnya.
"Kalau kamu?"
Yamuna melambai, "Ha ha...aku tidak tahu caranya tertarik dengan seorang pria," ucap Yamuna polos.
"Astaga!" James memberikan kedua jempol tangannya, "Kamu wanita yang benar-benar tidak tahu puber!"
"Terimakasih," ucap Yamuna berpikir jika James sedang memberikan pujian.
James menggeleng, "Benar-benar IQ nya sedang ketinggalan," gumam James pelan.
...Bersambung ...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
Dewi Payang
Wkwkwk😄😄😄
2022-12-18
0
Dewi Payang
Whahaa doa nya Yamuna ngeri😄
2022-12-18
0
Nindira
Hehehe Yamuna polos bingit sih kamu
2022-10-31
0