" Jangan terlalu memuji cukup tinggi. Aku tahu jika tante memiliki maksud terpendam lainnya, " ucap Dara memutus pujian Caden, dan sudah mengetahui jika Caden adalah Ibu mertua yang buruk.
" Kamu kok kasar sekali sama Mama, " sahut Caden sendu.
Dara berdiri, " Karena sifat mertua seperti tante sudah biasa aku temui. Maksudnya di sinetron, " Dara memberi senyum manis, "Jangan marah dong tante. Aku kan cuman bercanda," sambung Dara dengan bibir tersenyum paksa.
Caden mengelus dadanya, " Huft! Mama pikir kamu beneran berkata seperti kepada mertua sendiri, " ucap Caden pura-pura tidak mengerti maksud dari ucapan Dara.
Dara kembali duduk, " Oh ya. Kita shopping yuk, Tan. Aku dengar hari ini ada diskon di Mall, " Dara memegang lengan Caden dan menggoyang nya pelan, " Ayo dong tante...jangan diam saja- " Dara menggantung ucapannya, kedua tangan mengelus perut sedikit buncit, " Apa Mama mertua tidak kasihan sama bayi di dalam kandungan ku! "
" Sebagai mertua yang baik, mana mungkin Mama tidak menuruti kemauan cucu pertama Mama, " tangan kanan mengelus perut Dara, bola mata juga ikut melirik ke perut sedikit membuncit, " Kamu yang pingin minta beli, atau Mama kamu? " tanya Caden sedikit menyindir.
'Tentu saja bukan anaknya. Mertua yang satu ini pintar sekali jika menyindir.'
" Jadi atau nggak nih, Tante? " tanya Dara ke Caden.
" Jadi dong, Mama sudah mengirim pesan ke Garda untuk mengantar kita ke Mall, " ucap Caden mengambil menekan nomor Garda.
" Tante.... kenapa harus Garda. Kita bisa naik taksi online atau pakai mobil milik Yamuna! " sahut Dara mengingat Yamuna memiliki 2 mobil mewah di garasi.
" Tidak ah, bisa-bisa Yamuna nanti marah sama Mama, " Caden berdiri, " Mari kita tunggu Garda di depan, " ajak Caden mengulurkan tangan kanannya.
Dara menerima uluran tangan Caden, dan merangkulnya. Caden dan Dara pun berjalan pergi menuju teras rumah. Tidak lama Caden dan Dara sampai di teras rumah. Mobil milik Garda masuk.
" Nah, itu Garda! " tunjuk Caden ke mobil milik Garda sudah terparkir tepat di depan teras rumah.
Dara menoleh ke sisi kiri, " Bakalan terbatas nih! " gumam Dara pelan.
" Kamu bilang apa tadi? soalnya Mama tidak dengar, " ucap Caden sedikit mendengar keluhan Dara.
" Tidak ada tante, " Dara langsung menggandeng tangan Caden, " Mari kita pergi! " sambung Dara merangkul lengan kiri Caden dan membawanya ke mobil.
Mobil milik Garda, Dara dan Caden pun melaju menuju Mall sesuai permintaan Dara.
Sepanjang perjalanan keheningan terjadi di dalam mobil. Semua itu terjadi karena Garda memasang wajah masam. Tidak ingin membuat keheningan terus berlanjut, Caden mulai membuka topik pembicaraan.
" Kamu tadi darimana saja Nak? " tanya Caden ke Garda.
" Jumpa teman lama, " sahut Garda singkat.
" Teman atau teman? " tanya Dara terdengar tidak suka.
Garda melirik dari kaca spion tengah, "Maksud kamu apa Dara?"
" Kamu ke sini karena ingin berjumpa dengan mantan kamu, sih janda kembang Desa itu kan? " tanya Dara sinis.
" Berhentilah berburuk sangka padaku Dara, kita sudah menikah dan aku juga tidak tahu rumahnya di mana. Apa dia masih hidup atau sudah mati, aku juga tidak tahu! " sahut Garda sedikit emosi.
" Berarti jika kamu tahu rumahnya di mana, kamu akan menjumpainya dan menikahinya. Gitu kan maksud kamu! " tuduh Dara sekali lagi.
Ciitt!!!!
Karena tuduhan Dara membuat hati dan pikiran Garda semakin panas. Garda menghentikan mobilnya di tepian jalan. Garda juga membuka seatbelt , tangan kanan mengambil kunci, dan STNK mobil. Garda meraih tangan Caden. Memberikan kunci, dan STNK di telapak tangan kanan Caden, " Aku bosan jika membahas hal yang tidak penting. Daripada mobil ini aku arahkan ke jalan yang sala. Lebih bagus Mama dan Dara saja yang membawanya, " Garda membuka pintu, "Garda pulang naik taksi online saja!" tegas Garda menutup pintu.
Caden melirik ke bangku belakang, di mana Dara sedang duduk dengan wajah cemberut, "Kenapa kamu terus menuduh Garda seperti itu?"
" Nggak tahu! " ketus Dara, kedua bola mata melirik ke jendela.
" Kali ini Mama memahami kamu karena kamu sedang mengandung anak Garda. Tapi lain kali kamu harus mengerti jika Garda adalah satu-satunya anak Mama yang baik. Garda itu berbeda dengan Farran! " ucap Caden terdengar serius.
" Karena Garda bukan anak tante kan? " tanya Dara sedikit menyinggung pribadi Caden dan juga Garda.
Caden menghela nafas panjang, tangan kanan memukul kursi kemudi, " Sebaiknya kamu duduk di sini. Kamu yang bawa mobil ini, karena Mama tidak terlalu pandai membawa mobil bergigi, " ucap Caden mengalihkan pembicaraan.
" Jujur saja tante. Garda bukan anak kandung tante kan? " tanya Dara membuat Caden sedikit menahan emosi.
" Jika kamu sudah tahu, buat apa bertanya lagi, " sahut Caden tenang. Padahal di dalam hati, 'Lama-lama aku ulek juga nih mulut menantu satu ini. Bukannya dia sudah tahu jika Garda adalah anak dari Suami pertamaku. Suami yang miskin dan hidup hanya mengandalkan hasil panen padi. Untung sudah mati, kalau tidak. Bagaimana mungkin bisa aku menikah dengan pria yang membuat aku sudah melahirkan Farran dan hidup bergelimang harta seperti ini.'
.
Author nya ingin mengajak untuk mengenang sedikit tentang masa lalu pernikahan Caden.
Semoga kalian terhibur.
.
✨POV CADEN✨
33 tahun silam telah menikah seorang kembang desa, yaitu Caden dengan seorang anak juragan petani sawah. Karena kehidupan keluarga Caden sangat sulit, dirinya berpikir akan hidup bahagia jika menikahi seorang anak juragan petani terkenal kaya di kampungnya.
2 bulan menikah hamil lah Caden, yaitu Garda. Mulai awal kehamilan sampai Garda berumur 5 tahun, perekonomian Caden menjadi sulit. Di saat itu juga Ayah Garda mengalami sakit keras.
Karena keterbatasan uang untuk berobat, Ayah Garda akhirnya meninggal dunia di dalam gubuk reyot. Caden sebagai seorang Ibu dan Ayah tunggal terpaksa banting tulang untuk memenuhi kebutuhan Garda.
Karena Zaman semakin modern. Ekonomi Caden semakin sulit. Mana bibit, pupuk dan upah lainnya sangat mahal. Dan Garda hendak masuk ke sekolah dasar.
Namun kehidupan Caden mulai sedikit berubah, saat ada salah seorang pengusaha lumpuh dan tua bermain ke Desa untuk mencari lahan buat membuka pabrik minyak wangi.
Pria tersebut adalah Papa dari Farran. Pria tersebut ternyata tertarik saat melihat body cantik Caden. Pria lumpuh itu pun terus berkunjung ke Desa. 3 bulan lamanya berkenalan, pria lumpuh tersebut melamar Caden.
" Caden. Maukah kamu menikah denganku. Jika kamu menikah denganku, aku pastikan seluruh kebutuhan kamu terpenuhi. Aku juga akan membawa kamu ke rumahku yang ada di kota. "
" Aku menerimanya, " sahut Caden penuh semangat.
Caden berpikir jika dirinya akan hidup tenang dan nyaman di dalam kemewahan. 1 bulan menikah, di situ Caden tahu jika suami keduanya ternyata seorang pria hidung belang. Meski lumpuh, tapi sangat bersemangat dalam melakukan olahraga panas.
Namun hal itu tidak berlangsung lama, saat kehamilan Caden memasuki 9 bulan, dan pernikahan jalan 2 tahun. Suami keduanya ( Papanya Farran ) meninggal dunia karena terkena serangan jantung. Dan akhirnya Caden menguasai harta milik suami keduanya dan membagi rata dengan kedua putranya.
.
✨POV END✨
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
Dewi Payang
Dasar Dara, sukanya menyulut emosi suami
2022-12-07
0
Dewi Payang
Yg mau shoping si mama bukan bayinya😁
2022-12-07
0
Fhatt Trah (fb : Fhatt Trah)
semangat thor
2022-11-16
0