Yamuna mengerjap, " Di mana aku? " gumam Yamuna melihat sekeliling ruang kamar rawat inap.
" Akhirnya Kakak bangun juga, " ucap seorang perawat berdiri di samping ranjang rawat inap Yamuna.
Yamuna langsung duduk, " Kenapa aku bisa berada di rumah sakit?! " tanya Yamuna bingung.
" Tadi ada seorang pria tampan mengantar Kakak ke sini. Dan kami juga sudah memberi obat di luka memar Kakak, " perawat mengarahkan tangannya ke meja, " Di sana ada baju bagus buat Kakak. Sesuai permintaan pria tersebut Kakak harus mengganti pakaian dengan baju yang layak, " sambung perawat menyampaikan pesan sesuai permintaan Cadman.
Yamuna melirik ke bawah, kedua bola matanya membulat sempurna saat mengingat terakhir kali ia berjumpa dengan Cadman tanpa memakai sehelai baju. Dan sudah pasti baju kemeja putih ia pakai milik Cadman.
Yamuna langsung bangkit, tangan kanan segera mengambil bungkusan baju. Yamuna melambai, " Aku minta kamu berbalik karena aku ingin mengganti baju! " tegas Yamuna memberi perintah.
" Baik, " sahut perawat langsung berbalik badan.
Dengan cepat Yamuna memakai baju gaun sesuai untuk kerja sebatas lutut. Tak lupa Yamuna memakai penutup lainnya. Yamuna juga melipat baju kemeja milik Cadman dan langsung memasukan baju tersebut ke dalam kantung belanjaan, " Kamu sudah bisa berbalik. Aku mau pulang dulu karena masih banyak pekerjaan. Soal biaya perawatan biar nanti Sekretaris ku yang datang ke sini, " ucap Yamuna menatap perawat.
Perawat melambai, " Kakak tidak perlu kuatir, semua biaya dan obat sudah di bayar sama pria tampan itu, " sahut perawat kepada Yamuna.
" Membayar?! " tanya Yamuna bingung.
Perawat mengangguk dengan bibir tersenyum penuh makna.
" Kalau gitu aku pergi dulu, " Yamuna membawa kedua kakinya berlari meninggalkan ruang rawat inap. Karena ingin cepat kembali ke kantor, kedua kaki Yamuna terus berlari. Sesampainya di halaman rumah sakit Yamuna merasakan sakit di kedua telapak kakinya. Bola mata perlahan melirik ke bawah, " Aduuh!! baju memang bagus dan mahal. Tapi kenapa tidak ada sendal satupun di sini! " karena trotoar panas, Yamuna kembali berlari sampai di luar rumah sakit.
Tidak membawa uang, ponsel, tidak membawa dompet dan rambut panjang acak-acakan. Semua orang yang melintas di jalan raya tertawa melihat Yamuna seperti seorang wanita depresi.
Penasaran kenapa semua orang tertawa saat melihatnya. Yamuna berjalan mendekati salah satu sepeda motor terparkir di atas trotoar jalan. Yamuna berkaca, kedua bola matanya membesar saat melihat wajahnya seperti seorang wanita depresi. Kedua tangan Yamuna langsung merapihkan rambutnya, "Aduh malunya aku. Kenapa bisa jadi seperti ini sih. Mana taksi tidak ada yang lewat. Mau pesan taksi online tidak punya ponsel," gerutu Yamuna kesal.
Baru saja selesai merapihkan rambut, ada seorang pria paruh baya mendekati Yamuna, "Hei, orang gi-la. Kenapa kamu dekat-dekat dengan sepeda motorku. Mau maling kamu ya?" tuduh pria tersebut.
" Enak aja, " Yamuna menghentakkan bajunya, "Seharusnya Bapak bisa melihat kalau aku ini adalah orang berpunya!" sambung Yamuna terdengar tidak senang.
Bapak tersebut mendekati Yamuna, "Alah, orang gi-la sekarang memang banyak tingkah," tangan kiri mendorong Yamuna agar menjauh dari sepeda motor miliknya, " Awas! jauh-jauh dari sepeda motorku! " ketus Bapak tersebut.
" Aduh! kasar sekali sih Pak! " ucap Yamuna hampir jatuh. Namun ada seorang pria memeluknya dari belakang.
" Maaf, ada apa ini ya Pak? " tanya Cadman sopan.
Melihat Cadman memeluk tubuhnya dari belakang. Yamuna langsung melompat jauh, kedua tangan membersihkan baju bekas genggaman tangan Cadman.
Bapak itu menghidupkan sepeda motornya, "Wanita itu sudah gi-la. Hati-hati kamu Mas. Modus berwajah cantik dan baju bagus, tapi aslinya jahat itu!" ucap Bapak tersebut sambil melajukan sepeda motornya.
Cadman membungkuk sedikit, " Terimakasih atas perhatiannya Pak! " sahut Cadman sopan kepada Bapak sudah pergi jauh di depan mata.
" Kamu kenapa ada di sini. Dan kenapa kamu mengiyakan Bapak itu! " ucap Yamuna kesal karena di tuduh tidak waras.
Cadman berdiri menghadap Yamuna, mendekatkan wajahnya sehingga membuat Yamuna menjauhkan tubuhnya dari Cadman, "Dari penampilan memang mirip," sahut Cadman datar. Cadman berbalik badan, " Mau aku antar? "
" Tidak perlu aku akan naik taksi, " tolak Yamuna sopan. Wajah ia buang ke lain arah. Namun sedikit melirik ke Cadman.
" Oh ya sudah. Kalau tidak ada yang mau menerima kamu sebagai penumpang mereka, jangan menyesal karena baru saja menolak ajakan ku! " ucap Cadman sedikit menakut-nakuti. Cadman melangkahkan kedua kakinya menuju mobil.
Yamuna membuang wajahnya, kedua kaki berlari kecil di tempat karena menahan panasnya trotoar jalan menyentuh telapak kaki mulusnya, "Bagaimana ini. Ikut tidak ya?" Yamuna menatap mobil Cadman sudah siap berjalan. Tangan kanan Yamuna melambai, "Tunggu!" teriak Yamuna membawa kedua kakinya berlari menuju mobil Cadman. Yamuna membuka pintu penumpang bagian belakang, dan masuk.
Cadman melirik dingin dari kaca spion tengah, " Pindah! "
" Eh, kenapa aku harus pindah? " tanya Yamuna bingung.
" Aku bukan supir kamu! " ucap Cadman dingin.
" Baiklah, " sahut Yamuna patuh dan segera pindah ke kursi penumpang bagian depan. Yamuna melirik sedikit ke Cadman, " Benar duduk di sini kan? " tanya Yamuna sedikit takut.
" Hem " Cadman langsung memasukkan gigi dan melajukan mobilnya.
Sepanjang perjalanan menuju perusahaan milik Yamuna. Yamuna terus menghembus tampak kaki kanannya terlihat merah dan sedikit iritasi, " Kenapa rasanya panas. Dan hari ini sepetinya adalah hari kesialan ku! " keluh Yamuna sendiri.
Cadman melirik ke tapak kaki Yamuna terlihat memerah seperti terkena iritasi. Cadman langsung meminggirkan mobilnya ke tepian jalan.
" Loh! kenapa kita berhenti di sini? " tanya Yamuna bingung.
Cadman tidak menjawab. Cadman hanya mengambil tisu basah dari laci. Kedua tangannya menarik kaki Yamuna, dan membersihkan bekas pasir menempel di tapak kaki Yamuna.
Yamuna tercengang, kedua bola mata tidak berkedip melihat sikap lembut Cadman saat membersihkan tapak kakinya, 'Aku pikir pria dingin orang yang jahat dan juga kasar. Ternyata pria ini sangat lembut dan juga baik.'
" Kenapa? " tanya Cadman membuat Yamuna terkejut.
Yamuna segera menarik kakinya, " He He " tangan kanan melambai, " Kaki jorok, jadi kamu tidak perlu membersihkannya, " Yamuna hendak menarik kakinya. Namun Cadman menahannya.
" Aku tidak suka jika apa yang aku pegang di ambil alih oleh orang lain, " ucap Cadman dingin.
Glek!!!
Yamuna tidak bisa berkata apa pun. Yamuna hanya terdiam dan membiarkan Cadman melanjutkan pekerjaannya. Yamuna membuang wajahnya ke sisi kiri, 'Aduh tangannya lembut sekali. Buat aku jadi mengantuk. Tidur sebentar boleh tidak ya? ah...sandarkan saja. Mumpung aku tidak boleh membantah apa pun!' Yamuna menyandarkan kepalanya, dan benar saja ia tertidur saat Cadman membersihkan kedua telapak kakinya.
Ggrhhh!!!grhhh!!!
Cadman mengulas senyum tipis saat mendengar dengkuran halus Yamuna, "Cantik-cantik tapi macam Badak!" umpat Cadman pelan, dan perlahan meletakkan kedua kaki Yamuna ke bawah.
Karena kedua kaki sudah bersih dari bekas pasir halus. Cadman menghidupkan mobilnya, dan melajukan menuju Perusahaan milik Yamuna.
...Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 151 Episodes
Comments
Elawati
🤦♀️🤦♀️🤦♀️😁
2022-11-12
0
Dendry Den
Aku juga
2022-11-06
0
Nindira
Aduh Yamuna dikatain gila
2022-10-29
0