Hari ini Dira memutuskan untuk mengunjungi makam mama dan Dara - kakaknya. Sebelum pergi ke makam, Dira sempatkan ke toko bunga langganannya. Untuk memberi buket bunga yang biasa ia bawa jika berkunjung ke makam mama dan kakaknya.
the Florist💐
Dira berhenti tepat di sebuah toko bunga bertuliskan the Florist💐. Gadis itu lalu memasuki toko tersebut.
"Selamat pagi... Ada yang bisa diban - eh Dira." Sapa salah satu karyawan toko tersebut.
"Pagi juga kak, Mitha. Dira minta bunganya dua, ya, yang seperti biasa." Jawab Dira dengan senyum.
"OK, tunggu bentar ya, Dir. Kamu tunggu dulu. Atau mau lihat-lihat juga boleh." Ucap Mitha pa ada Dira.
"Nggak, kak. Dira mau tunggu di sini aja." Jawab Dira.
Mitha mengangguk dan pergi untuk menyiapkan bunga pesanan Dira. Sementara Dira memilih duduk di salah satu kursi yang memang di sediakan di toko tersebut. Tak lama kemudian,
"Eh ada Dira. mau ke makam, Dir?" Tanya Nicholas - anak si pemilik toko bunga.
"Iya Kak." Jawab Dira sambil tersenyum.
"Sama siapa? Sendiri?" Tanya Nicholas yang memang melihat Dira datang sendiri.
"Iya nih, Kak. Tadi Dira lupa nggak bilang sama papa mama kalau mau datang ke makam." Jawab Dira apa adanya. Tak jarang Dira datang ke makam sendirian. Tapi terkadang Dira datang di temani Papa Pras dan mama Diva.
"Mau Kak Nicko temenin? Kebetulan Kak Nicko nggak ada kelas hari ini." Tawar Nicholas pada Dira berharap Gadis itu menerima tawarannya. Sebenarnya sudah lama Nicholas menyukai gadis itu, tapi tidak selalu punya alasan untuk menolaknya dengan alasan belum mau pacaran.
"Nggak usah, Kak. Dira nggak mau ngerepotin." Jawab Dira sambil tersenyum.
"Nggak kok, nggak ngerepotin sama sekali." Jawab Nicholas cepat.
"Nggak usah, Kak. Dira bisa sendiri kok." Tolak Dira lagi.
"Yakin bisa sendiri?" Jawab Nicholas yang mulai melunak dan tidak berniat untuk memaksa Dira lagi.
"100% yakin, Kak." Ucap dirasa sambil mengangkat jempolnya.
"Ya sudah kalau gitu. Tapi kalau Dira butuh temen, mau ke mana pun perginya, Kak Nicholas siap kok nemenin Dira." Ucap Nicholas pada Dira.
Melihat Nicholas yang masih berusaha untuk mengajaknya pergi bersama membuat Dira menggelengkan kepalanya pelan.
"Iya,Kak. Terima kasih atas tawarannya." Ucap Dira sambil menampilkan senyumnya.
"Ini Dir, bunganya." Ucap Mitha sambil menyerahkan bunga pesanan Dira. Dira menerima bunganya tersebut dan tak lupa menyerahkan beberapa lembar uang untuk membayarnya.
Dira mulai melajukan mobilnya. Dan saat di tengah jalan, tak sengaja mobil Dira berpapasan dengan mobil Axell dengan Verrel sebagai pengemudinya.
"Eh, Xell. Tuh kek Dira bukan, sih?" Celetuk Verrel pada Axell.
"Lo salah liat kali." Jawab Axell asal. Laki-laki itu tengah sibuk dengan laptop di pangkuannya.
Melihat temannya yang enggan mengalihkan pandangannya dari laptop membuat Verrel mendengus kesal.
"Lo liat depan, bro! Jangan laptop Mulu yang Lo liat!" Tegur Verrel sedikit ngegas.
Enggan berdebat dengan sahabatnya, Axell langsung menutup laptopnya dan mengikuti arah pandang Verrel. Dan benar saja, gadis bernama Dira itu memang berada di depan mobil Axell dengan arah berlawanan.
"See, menurut Lo, tuh cewek Dira bukan?" Tanya Verrel.
"So, kalo tuh cewe beneran Dira, Lo mau ngapain? Teriak halo bidadari kek Bastian?" Jawab Axell ketus.
"Ck. Kalo tuh cewe beneran Dira, berarti penglihatan gue nggak salah." Jawab Verrel malas.
"Ya kalo nggak salah, berarti benar. Setahu gue sih, gitu." Jawab Axell asal sambil kembali membuka layar laptopnya.
"Sialan, Lo." Umpat Verrel kesal pada sahabatnya itu. Sementara Axell ia hanya mengangkat bahunya acuh.
...***...
Kini Dira tengah berada di dalam mobilnya. Gadis itu tengah mengusap sisa-sisa air mata yang masih nampak membekas di pipinya. Benar saja, ketika di makam tadi, Dira sempat menangis saat menceritakan apa yang tengah ia hadapi saat ini. Tentang kerinduannya yang sangat mendalam, tentang kehidupannya saat ini, dan juga... tentang perjodohan yang sudah diatur oleh papa Pras.
Semua itu ia tumpahkan saat berada di atas pusara mama dan kakaknya. Gadis itu memejamkan matanya sambil menikmati musik yang sedang ia putar sedari tadi. Tiba-tiba,
Drrtt... drrtt...
📲 Nayla is calling...
Ponsel Dira bergetar dan tanpa waktu lama Dira langsung menerima panggilan telepon dari sahabatnya itu.
"Halo, Nay..."
"(....)."
"Kemana?"
"(....)."
"Sekarang?"
"(....)."
"OK bentar, ya. Gue otw."
"(....)."
"Bye..."
Tuutt...
Dira memutuskan panggilan telepon dari Nayla dan bergegas menuju ke tempat yang telah Nayla sebutkan tadi. Ya, tadi Nayla meminta Dira untuk menemuinya di sebuah kafe.
Sekitar dua puluh menit waktu perjalanan, kini Dira sudah sampai di kafe yang disebutkan oleh Nayla tadi.
"Dira." Panggil Nayla sambil melambaikan salah satu tangannya. Mendengar suara yang sangat ia kenal membuat Dira menoleh ke sumber suara.
Tanpa menunggu lama Dira langsung bergegas mendekat ke arah di mana Nayla duduk, ditemani dengan seorang cowok yang tak lain adalah seorang Verrel.
"Udah lama?" Tanya Dira.
"Enggak, kok. Gue juga baru aja nyampe." Jawab Nayla santai. Mendengar jawaban dari Nayla membuat Dira menganggukkan kepalanya.
"Eh, Dir. Gue tadi kek liat Lo, deh pas di jalan." Tanya Verrel ikut bersuara.
"Masa' sih, kak? Di jalan mana emang?" Tanya Dira ingin tahu. Karena menurutnya, ia sama sekali tak melihat Verrel tadi.
"Di Deket lampu merah, Deket toko bunga." Jawab Verrel.
"Oh tadi, iya sih." Jawab Dira membenarkan apa yang Verrel katakan.
"Emangnya Lo abis dari mana, Dir?" Tanya Nayla ingin tahu.
"Gue abis dari makam, Nay. Gue kangen almarhum mama sama kak Dara." Jawab Dira lirih.
"Kok Lo ke sana nggak ngajak-ngajak gue sih, Dir? Gue kan juga mau ikut!" Protes Nayla.
"Gue tadi buru-buru, Nay. Tiba-tiba aja pengen ke sana. Kapan-kapan deh, kita ke sana bareng." Jawab Dira.
"Bener, ya. Awas kalo bo'ong!" Ucap Nayla.
"Ck. Emang kapan sih, Nay, gue bo'ong?" Tanya Dira.
"Iya-iya sayangku. Sorry, deh!" Jawab Nayla sambil memeluk sahabatnya itu.
...***...
"Gue balik dulu, Bro. Ngantuk." Ucap Verrel pada Axell. Saat ini, Verrel sedang bersama Axell di ruang kerja laki-laki itu di d'Axe Cafe.
"Nggak perlu gue anter, kan? Gue sibuk soalnya." Jawab Axell cuek. Laki-laki itu bahkan tanpa mengalihkan pandangannya sedikitpun dari layar terang yang tengah menyala di depannya sekarang ini.
"Sok sibuk, Lo. Gue bisa pulang sendiri, kali. Lagian gue bisa balik bareng Babas." Jawab Verrel.
Alis Axell terangkat sebelah mendengar jawaban dari Verrel. "Emang Bastian ke sini?" Tanya Axell sambil melihat ke arah Verrel sekilas lalu kembali menatap ke arah laptopnya.
"Kesini tadi, pas cewe gue sama Dira mau balik." Jawab Verrel.
"Dira?" Ulang Axell.
"Iya, Dira. Tadi tuh cewe ke sini, Nayla yang ngajak." Jawab Verrel menjelaskan. Sementara hanya Axell menganggukkan kepalanya setelah mendengar jawaban dari Verrel tadi.
"Tau nggak, Xell. Cewe yang tadi kita ketemu di jalan, ternyata emang beneran Dira." Ujar Verrel.
"Terus kalo Dira kenapa?" Tanya Axell cuek.
"Dih... sok cuek. Nggak asik Lo, xell!" Protes Verrel pada sahabatnya itu.
"Terus kalo tuh cewe beneran Dira, gue mesti ngapain? Ngikutin dia? Mata-matain dia, gitu? Buat apa juga?" Jawab Axell malas.
"Ya nggak gitu juga kali, bro. Ternyata tuh cewe ke makam nyokapnya tadi." Ucap Verrel.
"Terus hubungannya sama gue apa?" Tanya Axell yang semakin malas menanggapi sahabatnya itu.
"Nggak ada, sih. Tapi gue rasa, kalian berdua cocok, deh. Sama-sama cuek... Dah lah, ngomong sama Lo bikin gue tambah ngantuk. OK, gue cabut." Jawab Verrel yang mulai berjalan meninggalkan ruangan Axell.
Selepas kepergian Verrel, Axell menutup layar laptopnya. Laki-laki itu memijat pelipisnya sebelah seakan kepalanya terasa berdenyut nyeri setelah bekerja beberapa saat sambil menatap layar terang menyala itu.
Tadi Axell tengah melihat-lihat laporan keuangan dari d'Axe Cafe. Laporan keuangan mingguan yang kemarin di kirimkan oleh orang kepercayaannya di kafe tersebut. Tapi konsentrasinya tadi terpecah gara-gara Verrel yang terus-menerus mengajaknya bicara. Tapi tiba-tiba,
"Dira..." Desah Axell pelan. "Kenapa tiba-tiba gue jadi kepikiran terus sama tuh cewe?" Gumam Axell lirih.
"Tapi tuh cewe manis juga."
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 221 Episodes
Comments
Anissa Cikal Robbani
kya ada manis2nya gtu ya 😄😄
2023-11-08
1
I'm20___
ada yg manis tapi bukan gula ya, xell?
2023-09-02
1
abdan syakura
Hmmmm
lama jg ya ketemuannya....
2023-06-08
1