Jam pulang sekolah sudah berbunyi sepuluh menit yang lalu dan kini Dira, Nayla dan Melody tengah berada di parkiran sekolah.
"Jalan yuk, Dir. Kita kan udah lama nggak jalan bareng!" Ajak Nayla pada Dira.
"Emm..." Dira nampak pura-pura berpikir sejenak.
"Ayo dong, Dir!" Ajak Nayla memelas.
"Iya-iya... Masa' iya gue bisa nolak ajakan kakak gue sendiri." Jawab Dira dengan tangannya yang terulur untuk menoel dagu sahabatnya yang sudah dianggapnya kakak sendiri itu.
"Gue nggak di ajak, Dir?" Tanya Melody. Dira lalu menoleh pada Melody yang sedang berjalan di belakangnya yang memang tadi posisi Dira dan Nayla berjalan di depan Melody.
"Ayo, Mel! Lo kan juga temen gue?" Ajak Dira sambil menampilkan senyum manisnya.
"Kemana nih kita?" Tanya Melody semangat.
"Ke d'Axe Cafe aja gimana?" Tawar Nayla.
"OK tuh, kak." Jawab Melody setuju.
"Gimana, Dir?" Tanya Nayla pada Dira.
"Boleh." Jawab Dira.
Mereka pun mulai menjalankan mobilnya masing-masing meninggalkan area parkir sekolah menuju d'Axe Cafe. Sampai di d'Axe Cafe ternyata Kafe dalam keadaan sangat ramai. Bahkan setiap meja hampir penuh. Mulai dari anak SMA dan para mahasiswa kampus terdekat di kafe tersebut.
Memang d'Axe Cafe memiliki lokasi yang sangat strategis. Dekat dengan Hotel, Kampus dan bahkan dari sekolah Dira sendiri.
"Gila! Nggak siang, nggak sore, nggak malam, nih kafe rame terus." Decak kagum Melody dengan kafe yang sedang mereka datangi itu.
"Iya lah. Disini itu selain makanannya enak, tempatnya juga seru, asyik dan Instragamable banget..." Jawab Nayla. "...Lo liat tuh, banyak sisi ruang dan Spot foto yang Ok punya." Sambung Nayla menjelaskan panjang lebar.
"Kita duduk dimana, nih?" Tanya Dira sambil menoleh kesana-kemari untuk mencari tempat duduk. Karena seperti yang mereka lihat, semua meja hampir penuh.
"Eh, guys. Ke sana, yuk! Dipojokan ada yang kosong." Ajak Melody sampul menunjuk ke arah meja yang kebetulan memang kosong.
"Suka banget mojok Lo, Mel?" Ejek Nayla.
"Nggak gitu. Kan emang cuma di situ tempat yang masih kosong kak Nayla!" Jawab Melody jengah.
Setelah mereka duduk. Dira, Nayla dan juga Melody memesan makanan masing-masing. Sambil menunggu pesanan datang, Dira dan Nayla bercerita tentang masa kecil mereka pada Melody.
Setelah bercerita panjang kali lebar, mereka kini tengah mengabadikan momen kebersamaan mereka dengan ber-selfie ria. Dan tak lupa mengunggah foto tersebut ke akun media sosial. Nayla pun menuliskan Caption,
nayla.nayku With you my best friend😘 @andira.pra25_
"Gue juga dong, kak!" Pinta Melody.
"Iya, nih. Lo juga." Jawab Nayla.
nayla.nayku With you my best friend😘 @andira.pra25_ @my.melody
Dan klik.
Nayla langsung menekan tombol post pada ponselnya. tidak perlu waktu lama, postingan Nayla pun langsung banjir banyak komentar.
Disukai oleh arfen.ars32 dan 2.003 lainnya.
leon.ardo99 Cap.. cip... cup... Kembang kuncup. Bingung milihnya, njiiier!!
keynan.bang97 Boleh kita kenalkan, dong?
orion.ptr93 Ini yang tengah anak baru kan, yak? Salam kenal dari gue.
Memang posisi Dira kebetulan berada di tengah antara Nayla dan Melody.
delia.lioo Ihhh... kak @nayla.nayku udah cantik, temen2nya cantik2 juga.
lili.ana22 Pasti di d'Axe Cafe tuh.
verrel.gan01 Gue otw.
ba.bastiann I'm coming bidadari gue😘.
arfen.ars32 Angkat telepon gue! @andira.pra25_ Atau gue yang dateng kesitu?
"Langsung rame loh, kak." Celetuk Melody.
"Pasti, dong. Followers gue kan gak sedikit, Mel." Jawab Nayla menyombongkan akun media sosialnya itu.
"Iya deh, percaya..." Jawab Melody sambil memutar bola matanya malas. "...tapi eh, Dira! Lo si suruh angkat telepon dari akun ini, nih." Ucap Melody sambil menunjukan sebuah komentar dari seseorang.
"Siapa sih, Mel?" Tanya Dira yang memang tidak begitu memperhatikan karena tengah asyik menikmati ice cream coklat pesanannya.
"Siapa sih, Dir? Lo kenal?" Tanya Melody penasaran.
"Ini kan akun punya Arf -..." Belum sempat Nayla melanjutkan kalimatnya, gadis itu merasakan ada seseorang yang tiba-tiba mengacak rambutnya pelan.
"Kok kesini nggak ngajak-ngajak, sih?" Tanya seseorang yang baru datang tadi.
"Gue nggak ngeliat mobil Lo tadi. Gue kira Lo udah balik." Jawab Nayla pada Verrel.
Ya, cowok yang baru datang itu tak lain dan tak bukan adalah Verrel Zufar Mahendra. Nayla dan Verrel memang telah berpacaran dari beberapa bulan lalu. Tetapi mereka memilih backstreet jika di lingkungan sekolah dan hanya beberapa orang saja yang mengetahui hubungan mereka.
"Gue masih ada rapat OSIS tadi. Mobil gue di bawa Bastian." Jawab Verrel sembari mencubit sebelah pipi Nayla.
"Terus, Lo kesini sama siapa?" Tanya Nayla.
"Sama Axell." Jawab Verrel yang kini duduk di samping Nayla.
Interaksi keduanya pun tak luput dari pandangan mata Dira dan Melody. Dira mengangkat satu alisnya seakan bertanya pada Nayla, ada hubungan apa antara Verrel dan juga Nayla?
"Kalian... pacaran?" Satu pertanyaan yang lolos bukan dari mulut Dira melainkan dari mulut Melody.
"Kalo di luar sekolah." Jawab Verrel cepat. Mendapat jawaban demikian masih membuat Melody tak puas dan malah menatap Nayla seakan meminta penjelasan.
"Udah tiga bulan ini gue backstreet." Jawab Nayla apa adanya.
"Kenapa mesti backstreet, Nay?" Tanya Dira.
"Privasi, sayang." Jawab Nayla sambil menoel dagu Dira. Seperti yang Dira lakukan saat di parkiran sekolah tadi.
"Eh, Dir, Lo kenal sama akun arfen.ars32?" Tanya Melody ingin tahu.
Deg...
Mendengar nama Arfen membuat Dira menatap Nayla. Nayla yang tahu kalau Dira sedang menatapnya pun teringat akan sesuatu.
"Eh, Dir. Gue keinget sesuatu, deh." Celetuk Nayla tiba-tiba.
"Ada apa, Nay?" Tanya Dira yang memang sengaja mengabaikan pertanyaan Melody.
"Gue mau tanya sesuatu tapi Lo harus jawab jujur sama gue!" Ucap Nayla.
"Iya... iya... Nayla... Emang gue pernah bohong apaan sih sama Lo?" Jawab Dira malas.
"Lo lagi marahan ya, sama Arfen?" Tanya Nayla penasaran.
Deg...
"Eng-enggak kok -..." Belum sempat Dira menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba terdengar teriakan seseorang yang datang menghampiri mereka.
"HALLO E PE RI BA DE..." Teriak Bastian yang tiba-tiba saja muncul. Bukannya mendapat sambutan dari Dira, Nayla, Verrel dan juga Melody, Bastian malah mendapat tatapan tak biasa dari mereka. Bastian yang menyadari tatapan seperti itu jadi garuk-garuk kepala sendiri.
"Sorry..." Lirih Bastian sambil menangkupkan keduanya.
"Kebiasaan Lo!" Cibir Verrel.
"Reflek, Man. Gue terlalu bersemangat. Ada bidadari gue disini." Jawab Bastian asal. Dira yang kembali mendengar Bastian menyebutnya bidadari itu pun hanya bisa menggelengkan kepalanya pelan.
"Stop, Dir! Jangan senyum!" Ucap Bastian tiba-tiba dengan wajah yang di buat serius membuat semuanya menjadi bingung termasuk Dira.
"Bingung nggak? Bingung nggak? Bingung nggak? Ya bingung lah masa' enggak." Tanya Bastian. Seketika tawa laki-laki itu pecah setelah melihat ekspresi wajah teman-temannya. "...Jangan senyum, Dir! Gue nggak kuat liatnya, auto meleleh gue kalo ngeliat senyum Lo yang bagai madu itu." Sambung Bastian.
Cletak...
"Aduh! Siapa sih yang berani lemp -..." Ucap Bastian yang memekik kesakitan. Baru saja ia ingin menghardik seseorang yang baru saja datang dan melemparkan kunci mobil tepat ke arahnya.
"Gue, kenapa?" Tanya Axell dingin.
"Nggak apa-apa, Xell. Jangan kan cuma kunci mobil. Lo lempar gue pake mobilnya sekalian juga nggak gue ikhlas kok!" Jawab Bastian kesal.
"Cih, baperan Lo!" Cibir Axell.
Mereka pun akhirnya menghabiskan waktu bersama dengan bercerita dan bercanda bersama. Sampai pada akhirnya Nayla kembali bertanya tentang Arfen pada Dira.
"Lo belum jawab pertanyaan gue yang tadi, Dir!" Celetuk Nayla tiba-tiba.
"Yang mana, Nay?" Tanya Dira pura-pura lupa.
"Soal Lo sama Arfen?" Jawab Nayla.
Deg...
"Arfen?" Ulang Verrel dan juga Bastian sampai keduanya saling pandang. Jangan tanyakan Axell, dia hanya mengangkat satu alisnya seakan ingin tahu. Ada hubungan apa antara Dira dan juga Arfen?
Mendapat pertanyaan dari Nayla membuat Dira memejamkan matanya sesaat sambil menghembuskan nafasnya pelan. Seakan Dira akan memikul beban yang berat.
"Gue sama Arfen nggak ada masalah apa-apa kok, Nay." Bohong Dira.
"Beneran? Tapi dia bilang kalo Lo ngehindarin dia banget. Terus setiap dia telepon Lo juga nggak pernah angkat teleponnya." Jelas Nayla. Sementara Dira masih diam enggan menjawab.
"Dir..." Panggil Nayla pelan. "...Arfen bilang Lo berubah.. "
Dira memejamkan matanya sejenak dan menghirup nafasnya dalam.
"...Ada hal yang nggak gue tau sebelumnya?" Tanya Nayla lagi.
Dira yang tadi terlihat ceria sekarang berubah menjadi murung. Mereka semua yang ada di sana pun menjadi yakin. Pasti ada sesuatu yang terjadi antara Dira dan seseorang bernama Arfen. Dan sayangnya Dira masih betah untuk bungkam.
Drrtt... drrtt...
Sampai pada akhirnya salah satu ponsel di meja berdering karena adanya panggilan masuk.
"Jangan diangkat!" Ucap Melody dan Bastian bersamaan.
"Arfen, Dir!" Celetuk Nayla. Kenapa Nayla bisa tahu kalau Arfen yang menelepon Dira? Karena ada foto Arfen pada id si pemanggil.
Dira sama sekali tidak berniat menerima telepon dari Arfen atau penelpon dengan nama "Jangan diangkat" itu, sampai akhirnya panggilan itu berhenti dengan sendirinya.
"Kenapa kontak Arfen Lo kasih nama jangan diangkat? Sebenarnya ada masalah apa sih, Dir Lo sama Arfen? Dan kenapa Lo diem terus dari tadi..." Serentetan pertanyaan yang keluar dari mulut Nayla.
"...Kek nya emang bener Dir, apa yang Arfen bilang. Lo... berubah!" Ucap Nayla yang masih tak mendapat jawaban apapun dari Dira.
"Jangankan Arfen, gue aja juga ngerasa Lo berubah sama gue. Lo dulu selalu cerita ke gue kalo Lo lagi ada masalah. Kenapa Lo sekarang berubah jadi kayak gini, Dir?" Sambung Nayla.
Seketika suasana yang tadinya cair kini berubah menjadi beku. Verrel, Bastian Melody kini tengah memperhatikan keduanya. Tak terkecuali... Axell.
Beruntung mereka duduk di tempat yang sedikit jauh dari pengunjung yang lain. Jadi mereka tidak bisa mendengarkan apa yang sedang mereka bicarakan.
Setetes air bening tiba-tiba jatuh dari mata Dira dan Nayla. Keduanya menirukan air mata di waktu yang hampir bersamaan.
Verrel yang mengetahui kalau Nayla mulai menangis pun menggenggam tangan kekasihnya itu. Memberikan ketenangan pada Nayla dan berharap agar Nayla berhenti bertanya pada Dira. Mungkin Dira belum siap untuk bercerita, begitu pikirnya.
Nayla yang merasakan tangannya di genggam oleh Verrel itu pun memalingkan pandangannya dari Dira dan beralih menatap ke arah Verrel yang sedang menggelengkan kepalanya pelan. Nayla yang mengerti maksud Verrel pun menjadi sedikit tenang.
"Apa karena ada mereka, Dir, Lo jadi nggak mau cerita sama gue?" Tanya Nayla pelan. Seketika Dira menatap teman-temannya satu persatu dan menggeleng pelan. "... Atau Lo belum siap cerita?" Tanya Nayla lagi.
"Haahh..." Terdengar helaan nafas dari Dira. "Bukan gue yang berubah, Nay?"
"Terus?" Tanya Nayla.
"Arfen yang sebenarnya berubah." Jawab Dira.
"Maksud Lo gimana sih, Dir?" Tanya Nayla yang tidak mengerti maksud dari apa yang Dira ucapkan.
"Perasaan Arfen sama gue yang berubah." Jawab Dira lagi.
"Gue masih nggak ngerti maksud Lo, Dira." Ucap Nayla yang semakin bingung.
Dira kembali memejamkan matanya sesaat dan menghembuskan nafasnya pelan. "Perasaan Arfen sama gue bukan lagi sebagai sahabat, Nay..." Jawab Dira menggantungkan kalimatnya. "...Arfen suka sama gue. Dia mau gue... Jadi pacarnya." Lanjut Dira.
"Maksud Lo, Arfen nembak Lo gitu?" Tanya Nayla lagi. Dira hanya menganggukkan kepalanya pelan. Merasa sudah tidak bisa menahan rasa penasarannya, kini sebuah pertanyaan terlontar dari mulut Bastian.
"Wait... Ini yang di maksud Arfen siapa, sih, Gengs?" Tanya Bastian.
"Kapten basket sebelah." Jawab Verrel malas.
"Kok Lo tau sih, Bro?" Tanya Bastian pada Verrel.
"Tadi kan ada fotonya, Ogeb! Masa' Lo nggak liat, sih?" Jawab Verrel kesal sambil melemparkan kentang goreng ke arah Bastian.
"Berisik!" Ketus Axell pada keduanya.
"Dira...!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 221 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Menurut ku kalo Nayla mau tanya2 tuh nanya nya saat berdua saja,jgn di depan yg lain,itu kan,,
2023-04-27
1
Qaisaa Nazarudin
Oh Verrel udah punya cewek,pantesan dia kayak biasa2 gitu ke Dira,gak kek Bastian dan Axell,,😅
2023-04-27
1
Edah J
Ohh...Arfen ternyata yg sering nlp itu
baiklah lanjut baca lagi😊
2023-03-13
2