Andira & Axello. (Dijodohkan)

Andira & Axello. (Dijodohkan)

01. Awal pindah sekolah.

Seorang siswi baru tengah berjalan dengan santainya di koridor sekolah. Gadis itu tengah mencari di mana letak ruang kepala sekolah.

"Bro... Bro... ciwi, Bro!" Heboh cowok yang bernama lengkap Sebastian Arseino kepada kedua sahabatnya.

"Mana?" Tanya cowok satunya yang bernama lengkap Verrel Zufar Mahendra.

"Arah jam 12.00, Depan noh!" Tunjuk Bastian menggunakan dagunya.

"Kayaknya dia siswi baru deh". Tebak Verrel.

Sementara salah satu dari mereka, Axello Arkana Marvellyo masih asyik memejamkan matanya.

"Samperin ah... Siapa tau gue bisa dapat nomor WA tuh cewe. Hihi..." Celetuk Bastian bersemangat.

"Cewek mulu Lo!" Cibir Verrel.

"Lah... Apa salahnya dong, Bro? Gue jomblo, ada ciwi bening depan mata, gue pepetlah. Kali aja ini cewek jodoh gue." Jawab Bastian santai.

"Ye... Jodoh-jodoh... Sekolah aja belum kelar, udah ae mikirin jodoh!" Lagi-lagi Verrel mencibir sambil menonyor kepala sahabatnya itu.

"Sialan Lo, ya. Nggak masalah dong, Bro. Di masa SMA ini gue nggak mau, dong, pacaran cuma sekali..." Jawab Bastian menggantung tak terima.

"... Emangnya ..." Sambil melirik Axell. "... yang sekali pacaran putus, terus nggak mau deket sama ciwi lagi." Jawab Bastian setengah menyindir.

"Wah... Cari gara-gara, nih bocah. Sikat, Xell!" Kompor Verrel sambil menepuk pundak sahabatnya itu.

Seketika Axell langsung membuka matanya yang sedari tadi ia pejamkan sambil duduk bersandar pada bangku taman. Ya memang sekarang mereka sedang berada di taman depan sambil menunggu bel sekolah berbunyi.

Axell Melirik Bastian yang tadi sempat menyindirnya. Mendapat lirikan mata tajam dari Axell membuat Bastian merinding. Pasalnya Axell termasuk cowok yang nggak banyak bicara.

"Wait... Santai, Bro! Serem amat tuh muka! Santai kali, Man!" Ucap Bastian.

Tak ada kata yang terucap dari mulut Axell. Laki-laki itu hanya diam sambil kembali memejamkan matanya.

Verrel hanya bisa tertawa melihat interaksi keduanya. Axello yang begitu pendiam dan juga Bastian yang tak bisa sebentar saja untuk menutup mulutnya. Sungguh dua kepribadian yang berbeda.

"Dah lah... Cabut dulu gue." Ucap Bastian sambil berlalu meninggalkan kedua sahabatnya.

"Eh... Bas, Mau ke mana Lo?" Tanya Verrel.

"Mau susulin bidadari gue." Jawab Bastian asal sambil berjalan menyusul gadis yang sempat menjadi perhatian mereka tadi.

"Mimpi Lo!" Teriak Verrel karena jarak mereka yang sudah lumayan jauh.

"Cabut, yuk!" Ajak Verrel pada Axello.

Tanpa menjawab Axell pun bangkit dari duduknya. Mereka mulai berkeliling untuk memeriksa setiap sudut sekolah terlebih dahulu sebelum menuju ke kelas. Untuk mencari-cari kalau ada murid yang datang terlambat atau sengaja bolos tidak mengikuti pelajaran.

...***...

Terlihat seorang gadis tengah menelpon seseorang di koridor sekolah.

"**Iya, Pa. Ini Dira sudah sampai di sekolah."

"(....)."

"Iya, Pa."

"(....)."

"Nggak usah, Pa. Dira bawa mobil sendiri kok!"

"(....)."

"Iya, Pa. Assalamualaikum**."

"(....)."

Tuutt...

Gadis cantik itu pun menutup teleponnya dan memasukkan ponselnya kembali ke dalam tas sekolah.

"Cewek..." Sapa Bastian.

Merasa ada yang memanggil, Dira pun menoleh. Dan...

'E buset... Mimpi apa gue semalem. Gila! Nih cewek cantik banget.' Kagum Bastian dalam hati.

"Lo anak baru?" Pertanyaan yang muncul bukan dari Bastian melainkan dari Verrel yang baru saja datang bersama dengan Axell setelah selesai berkeliling.

"Iya. Sorry, Kak, Ruang kepala sekolah dimana ya?" Tanya Dira.

"Oh... Ruang kepala sekolah? Lo lurus aja, Nanti ada perpustakaan. Ruang kepala sekolah sebelah kanan perpustakaan." Jelas Verrel.

"Ok, thanks. Kalo gitu, gue duluan ya, kak?" Pamit Dira sopan dengan senyum tipisnya.

"Seketika gue meleleh, Man. Keknya gue diabet mendadak, deh!" Celetuk Bastian setelah melihat senyum manis yang dari Dira.

"Cantik." Ucap Verrel.

"Eh, Bro... Jatah gue tuh!" Protes Bastian tak terima.

"Kenapa?" Tanya Verrel santai.

"Ya... Kagak ngapa-ngapa, sih!" Jawab Bastian.

"Gue duluan." Ucap Axell yang pergi tanpa menunggu jawaban dari kedua sahabatnya.

"Woy... Tunggu, Xell!" Teriak Bastian sambil berjalan menyusul sahabatnya itu.

"Kebiasaan." Cibir Verrel.

...***...

11 IPS 1

"Anak-anak... Kumpulkan tugas sekolah yang bapak berikan Minggu lalu!" Ucap pak Bambang - Guru yang kebetulan mengajar di kelas tersebut.

"Lah... Pak. Emangnya ada tugas, ya?" Tanya Melody Dewantari - Salah satu murid yang ada di kelas tersebut.

"Ada. Memangnya kamu tidak mengerjakannya, Melody?" Tanya balik pak Bambang.

"Tidak, Pak." Jawab Melody sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Huu..." Teriak seisi kelas.

"Sudah... Sudah... Sudah anak-anak!" Teriak pak Bambang.

"Jadi, kenapa kamu tidak mengerjakan tugas yang bapak berikan Melody?" Tanya Pak Bambang lagi.

"Saya kan baru masuk hari ini, pak. Seminggu yang lalu kan saya izin. Gimana, sih, Bapak!" Protes Melody.

"O... Iya, saya lupa. Baik anak-anak, yang sudah mengerjakan lanjut halaman lima belas. Nanti sebelum jam istirahat harus sudah dikumpulkan di meja bapak. Dan kamu Melody, Tugas kamu tetap di kerjakan, di tambah seperti yang bapak jelaskan tadi!" Ucap pak Bambang.

"Yahh... Bapak... Kira-kira, dong, Pak! Bisa sakit tangan saya nanti!" Protes Melody tak terima.

"Daripada kamu banyak protes, Sebaiknya kamu segera mengerjakan tugas! Ini semua juga salah kamu sendiri. Kenapa kamu tidak bertanya dengan teman-teman kamu, apa ada tugas dari bapak atau tidak? Supaya kejadian seperti ini tidak terjadi." Ucap pak Bambang panjang lebar.

"Tapi nggak segini banyaknya juga kali, pak!" Protes Melody.

"Itu sudah menjadi konsekuensi kamu Melody. Kalau kamu masih kurang, nanti bisa bapak tambahkan lagi tugas untuk kamu." Ujar pak Bambang.

"Nggak... Nggak, pak. Segini aja cukup, kok." Tolak Melody cepat.

"Sebaiknya kamu segera mengerjakan Melody, lihat teman-teman kamu! Mereka sudah mulai mengerjakan tugas yang bapak berikan." Tegur pak Bambang lagi.

"Baik, pak." Jawab Melody pasrah.

'Bisa gempor nanti.' Batin Melody.

...***...

Tok...

Tok...

Tok...

"Masuk!" Titah pak Bambang.

"Permisi." Ucap siswi baru yang tak lain adalah Dira.

"O... Kamu murid baru itu, ya?" Tanya pak Bambang ramah.

"Iya, pak." Jawab Dira.

"Baik, kalau begitu perkenalkan diri kamu!" Ucap pak Bambang.

Dira mengangguk sebelum akhirnya memperkenalkan diri.

"Hai... Gue Andira Gracelia. Gue pindahan dari Bandung." Ucap Dira menyapa.

"Baik, Dira. Silahkan duduk. Di Sana ada dua bangku kosong, kamu boleh pilih!" Titah pak Bambang. Dira mengangguk lalu menuju bangku kosong dekat jendela.

"Dira cantik, kok duduk di situ, sih?! Sini sama Abang Zaki!" Celetuk Zaki yang duduk tepat di belakang Dira. Sorak-sorak langsung terdengar dari siswa-siswi seisi kelas karena perkataan Zaki tadi.

"Jangan mau, Dira! Entar Lo malah di modusin sama si Zaki!" Sahut Melody pada Dira.

"Hilih... Bilang aja Lo cemburu kalo gue ada yang lain!" Jawab Zaki sekenanya.

"Idih... Siapa Lo? Tanya Melody sambil bergidik.

"Hahaha... " Terdengar tawa dari seisi kelas.

"Lo tanya gue siapa? Kenalin, gue Zaki... Zaki Arya Pradipta kalo Lo lupa nama gue!" Jawab Zaki sambil membanggakan namanya itu.

"Woi... Berisik Lo berdua! Kalo mau bertengkar masalah rumah tangga, Jangan disini! Sana ke lapangan, biar nggak ganggu kita yang lagi ngerjain tugas!" Protes Adit sang ketua kelas.

Dira yang melihat tingkah absurd teman-teman barunya itu pun hanya bisa menggelengkan kepalanya. Mereka bahkan lupa kalau guru yang mengajar masih berada di dalam kelas.

"Sudah anak-anak! Tolong diam! Bapak ada urusan sebentar. Nanti tugasnya bapak tunggu di meja bapak, ya! Sebelum jam istirahat sudah harus dikumpulkan." Peringat Pak Bambang.

...***...

Bel istirahat telah berbunyi dan semua murid sedang beristirahat di kantin. Namun tak sedikit juga yang menghabiskan waktu di taman, perpustakaan, atau bahkan duduk santai di sekitar lapangan.

Di kantin sekolah, Dira tengah menikmati makanannya. Entah sarapan atau makan siang, karena Dira memang hampir tidak pernah sarapan. Mengingat Dira yang tinggal sendiri di apartemen, terkadang Dira malah hanya untuk membuat sarapan untuk dirinya sendiri. Nanti sarapan di kantin pikir gadis itu.

"Dira..." Sapa Melody.

"Iya." Jawab Dira.

"Boleh gabung?" Tanya Melody.

"Boleh, duduk aja." Jawab Dira.

"Thanks... Gue liat Lo sendirian aja." Ucap Melody yang kini mulai memakan makanannya.

Tak menjawab, Dira hanya tersenyum tipis.

"Kok Lo ngirit banget, sih, Dir, Ngomongnya!" Celetuk Melody.

Dira kembali tersenyum, sampai akhirnya menjawab, "Gue emang gini orangnya."

Tiba-tiba terdengar riuh teriakan para siswi dari arah pintu masuk kantin, karena kedatangan tiga cowok most wanted di sekolah tersebut. Siapa lagi kalau bukan Axell sang ketua OSIS, Verrell si wakil ketua OSIS, dan jangan lupakan si Bastian - Si cowok tengil sekaligus The high quality jomblonya SMA Bhakti bangsa.

Tanpa ba-bi-bu lagi, Bastian yang tak sengaja melihat keberadaan Dira di salah satu meja kantin itupun langsung datang menghampiri.

"Hai cantik... Lo yang tadi pagi itu kan?" Tanya Bastian cepat.

"Iya." Singkat Dira.

"Boleh gabung dong?" Tanya Bastian dan langsung duduk tanpa menunggu jawaban dari Dira.

"Kak, kalau gak perlu nunggu jawaban ngapain tanya!" Protes Melody.

"Insting, Mel." Jawab Bastian santai.

"Insting?" Beo Melody. Sementara Dira hanya mengangkat satu alisnya.

"Ya insting gue yakin, kalo nggak mungkin lah Lo berdua bakalan ngelarang kita duduk disini." Jelas Bastian.

"Kita?" Tanya Dira bingung. Pasalnya setahu Dira Bastian datang sendiri.

'Siapa yang dimaksud kita?'

"Iya. Gue sama temen-temen gue. Tuh." Tunjuk Bastian menggunakan dagunya.

Dan benar saja, saat Dira dan Melody menoleh ke belakang, Ternyata sudah ada Axell dan Verrel yang sedang berjalan mendekat ke arah mereka.

"Boleh gabungkan?" Pertanyaan yang sama seperti yang Bastian ucapkan dari Verrel.

"Boleh, kak. Duduk aja!" Jawab Melody.

"Oh... iya, kita belum kenalan. Gue Bastian." Ucap Bastian sambil mengulurkan tangannya.

"Dira." Ucap Dira sambil menyambut ukuran tangan Bastian.

"Gue Verrel..." Sahut Verrel sambil mengulurkan tangannya bergantian dengan Bastian dan di sambut baik oleh Dira.

"...Dan yang ini temen gue. Kenalin, Axell, Si pak Ketos disini." Sambung Verrel dan di angguki kepala oleh Dira, tanda gadis itu mengerti.

Drrtt... drrtt...

Tiba-tiba ponsel Dira bergetar, pertanda ada panggilan masuk.

"Ponsel Lo, Dir." Celetuk Melody. Tanpa melihat nama si pemanggil, Dira langsung menerima panggilan tersebut.

"Hallo." Sapa Dira, dan seketika gadis itu mengangkat satu alisnya.

"(....)."

"Nggak bisa, Sorry!"

"(....)."

"Nggak bisa, gue sibuk."

"(....)."

"Terserah." Dan...

Tuutt...

Dira langsung mematikan teleponnya sepihak. Seakan enggan berlama-lama menerima telepon tersebut.

"Siapa, Dira?" Tanya Bastian kepo. Tak ada jawaban yang keluar dari Dira, gadis itu hanya menggelengkan kepalanya samar sebagai jawaban.

"Buset... Nih cewek 11-12 sama kayak si bapak muka datar temen kita, Rel." Bisik Bastian pada Verrel.

"Wah... Nantangin Lo, Xell." Kompor Verrel. Sementara Axell hanya melirik Bastian sekilas dan langsung memasang earphone andalannya untuk mendengarkan musik.

"Gue duluan." Pamit Dira dan beranjak dari kursi yang ia duduki.

"Lho... Kok buru-buru banget, sih, Dir!" Tanya Melody.

"Iya, nih. Buru-buru banget, kita baru aja duduk." Sahut Bastian.

"Gue mau ke toilet." Jawab Dira yang pada kenyataanya tak sesuai dengan kaki kemana gadis itu melangkah.

"Ya elah, Dir... Dir... Baru juga mau gue pepet tuh cewe. Ditinggal lagi gue, heran!" Ucap Bastian frustasi.

"Tuh ciwi beda, Bro." Sahut Verrel.

"Si Dira emang agak pendiam, Kak. Di kelas juga gitu tadi." Jelas Melody. Sementara Axell, diam-diam laki-laki itu melirik ke arah perginya Dira.

...***...

Bel pulang sekolah telah berbunyi beberapa menit yang lalu. Kini Dira tengah mengendarai mobilnya menuju apartemen yang sudah hampir setahun ini ia tinggali.

Sebelumnya, Dira tinggal bersama papa dan mama tirinya. Mama Dira sudah meninggal beberapa tahun yang lalu saat Dira masih di bangku SMP. Kenapa Dira memilih tinggal sendiri di apartemen? Alasannya karena Dira ingin belajar hidup mandiri.

Awalnya sang papa menolak dengan keras keinginanmu Dira, mengingat Dira adalah putri satu-satunya. Tapi, karena keinginan Dira yang begitu kuat akhirnya mampu meluluhkan hati papa Dira dan mengizinkannya untuk tinggal sendiri di apartemen.

...***...

Hari ini, Dira bangun kesiangan. Hingga dia datang terlambat ke sekolah. Ditambah jalanan yang macet karena padatnya kendaraan, membuat gadis itu uring-uringan sendiri di dalam mobil.

"O-Shitt! Telat, deh gue pasti." Ucap Dira sambil memukul stir mobilnya.

Hingga beberapa menit berlalu, kini Dira sudah berada di depan pintu gerbang sekolah yang sudah di tutup. Ya, Dira sampai di sekolah pukul 07.18.

Tiinn... Tiinnn...

Bunyi klakson mobil Dira.

"Pak tolong bukain pintu gerbangnya, dong!" Ucap Dira setelah keluar dari mobil dan menghampiri pak satpam penjaga gerbang sekolah.

"Bentar, ya, Neng!" Jawab pak Dirman selaku satpam sekolah.

"Lah... Si bapak, bukannya bukain pintu gerbangnya, eh, malah pergi." Keluh Dira kesal. Pasalnya bukannya berjalan mendekat untuk membukakan pintu, pak dirman malah pergi entah kemana.

Tak lama kemudian, datanglah pak Dirman disusul Verrel dan juga Axell di belakangnya.

"Ckk. Kena hukum deh, gue, pasti." Tebak Dira yang sudah kembali ke dalam mobil. Gadis itu mengira kalau ia pasti akan di hukum karena keterlambatannya datang ke sekolah.

Verrel dan Axell berjalan mendekat. Tangan Verrel terulur untuk mengetuk kaca jendela mobil Dira.

Tok... Tok...

"Parkirin mobil Lo, terus langsung temuin gue di lapangan!" Ucap Axell lalu pergi meninggalkan Verrel dan juga Dira di depan pintu gerbang.

"Cepetan ya, Dir!" Ucap Verrel lalu berjalan menyusul sahabatnya itu.

Kini Dira tengah berada di lapangan dengan Axell dan Verrel yang berdiri di depannya.

"Andira Gracelia P. P." Ucap Verrel sambil membaca Name tag yang tercantum pada seragam Dira. Sementara Dira hanya mengangkat satu alisnya.

"Kenapa telat?" Tanya Axell dingin.

"Kesiangan, kak." Jawab Dira.

"Kenapa bisa kesiangan?" Tanyanya lagi.

"Semalam nggak bisa tidur, kak." Jawab Dira apa adanya.

"Kenapa nggak bisa tidur? Mikirin cowoknya, ya?" Pertanyaan dengan nada menggoda yang keluar dari mulut Verrel.

"Nggak, kak." Jawab Dira lagi.

"Ok, Karena Lo murid baru disini, gue masih bisa tolerir..." Ucap Axell. "...Tapi besok-besok nggak lagi." Sambung laki-laki itu dan langsung pergi meninggalkan lapangan.

"Ok, Dira. Lo boleh langsung ke kelas." Ucap Verrel menambahkan.

"Thanks, Kak." Ucap Dira sambil menghembuskan nafasnya kasar.

...***...

Di kelas, Dira yang baru saja masuk langsung mendapatkan pertanyaan dari Zaki. Beruntung kelas dalam keadaan jam kosong.

"Telat, ya, Dir?" Tanya Zaki. Dira hanya menoleh sekolah dang menganggukkan kepalanya.

"Untung jamkos, Dir. Kalo enggak..." Ucap Melody menggantung

"Kenapa?" Tanya Dira sambil mengangkat satu alisnya.

"Hari ini tuh jam pelajarannya Bu Sarah." Jawab Melody.

Dira tak lagi bertanya, gadis itu lebih memilih menunggu Melody menjelaskan ada apa dengan jam pelajaran Bu Sarah.

"Bu Sarah itu termasuk salah satu guru yang gak main-main kalo ngasih hukuman." Jelas Melody. Sementara Dira gadis itu hanya mengangguk dengan mulut yang membentuk huruf O.

...***...

Dira tengah menikmati nasi goreng dan juga Lemon tea hangat kesukaannya bersama Melody di kantin.

"Dira gue boleh nanya nggak?" Tanya Melody tiba-tiba.

"Boleh." Jawab Dira sambil kembali melanjutkan makannya.

"Rumah Lo jauh ya dari sekolah? Kok Lo bisa telat tadi?" Tanya Melody To the points.

"Lumayan... 30 menit perjalanan." Jawab Dira.

"Eh... Ada Dira. Tadi telat ya, Dira?" Celetuk Bastian yang tiba-tiba datang.

"Iya." Jawab Dira singkat.

"Besok-besok jangan terlambat lagi ya, Dir!" Ucap Verrel mengingatkan. Sementara Axell tetap dengan diamnya. Entah sudah berapa lama tiga cowok most wanted itu sudah berada satu meja dengan Dira.

"Iya, kak." Jawab Dira.

Drrtt... drrtt...

"Eh... Ponsel Lo, Dir!" Ucap Melody. Dira hanya memutar matanya malas. Sementara Zaki yang kepo karena melihat ekspresi wajah dari wajah Dira pun langsung membaca nama si pemanggil.

📲 Jangan diangkat is Caling...

"Kok namanya jangan diangkat, Dir? Siapa emang?" Pertanyaan yang keluar dari mulut Melody.

"Bukan siapa-siapa, Mel." Jawab Dira lirih.

"Mantan Lo pasti." Tebak Verrel.

Dira menggeleng pelan, "Bukan."

Tak lama berselang, ponsel Dira kembali bergetar dan menunjukkan nomor tidak di kenal.

📲 08522728xxxx is Calling...

Dira mengangkat sebelah alisnya melihat nomor si pemanggil. Namun kali ini Dira memutuskan untuk menerima panggilan tersebut. Siapa tahu penting, begitu pikirnya.

"Hallo."

"(....)."

"Gue sibuk."

"(....)."

"Gue nggak bisa, Sorry!"

"(....)."

"Ya karena seberapa banyak Lo ngajakin gue, jawaban gue akan tetap sama. Gue nggak bisa."

Tuutt...

Dira langsung memutus teleponnya itu sepihak. Bukan itu saja, gadis itu bahkan langsung me-non aktifkan ponselnya tersebut dan langsung beranjak pergi dari kantin.

"Gue duluan, ya!" Ucap gadis itu sebelum pergi meninggalkan kantin.

"Dira, makan Lo bahkan belum abis." Cegah Melody.

"Buat Lo aja, Mel. Gue udah nggak selera." Jawab Dira sambil berlalu meninggalkan kantin.

"Si Dira emang gitu ya kalo di kelas!" Tanya Bastian yang semakin penasaran dengan Dira.

"Iya, kak. Si doi emang terkesan cuek kalo di kelas." Jawab Melody apa adanya.

Dalam diam, Axell memperhatikan punggung Dira yang semakin mengecil dari pandangannya.

'Misterius!'

...***...

Kini Dira sedang berada di parkiran. Bel pulang sekolah sudah berbunyi hampir sepuluh menit yang lalu. Gadis itu ingin segera pulang dan mengistirahatkan tubuhnya, ia merasa sedikit lelah hari ini.

"Eh... Dira... Pulang sendiri, Dir?" Tanya Bastian yang kebetulan lewat.

"Iya, kak." Jawab Dira singkat.

"Mau gue anterin nggak?" Tanya Bastian lagi.

"Nggak usah, kak. Makasih..." Tolak Dira. "...Gue bawa mobil sendiri." Lanjutnya.

Bastian mengangguk, "Emang kalo boleh tau, Lo tinggal dimana?" Tanya Bastian lagi pantang mundur. Sungguh, baru kali ini, Bastian merasa diabaikan.

"PEPET TERUS, BAS! JANGAN KASIH KENDOR!" Teriak Verrel dari kejauhan. Verrel tengah berjalan dengan Axell saat ini.

"Nggak bisa gue kasih tau, kak. Sorry." Jawab Dira. Gadis itu lalu masuk kedalam mobil dan menjalankan mobilnya meninggalkan area sekolah.

"Gimana, Bas?" Tanya Verrel.

"Gue tanya doi tinggal dimana. Eh... Nggak mau jawab!" Jawab Bastian.

"Baru kali ini, Lo di cuekin sama cewek." Ucap Verrel.

"Justru itu, Rel, Gue jadi semakin penasaran sama tuh cewek." Jawab Bastian.

"Gue duluan." Ucap Axell tiba-tiba.

"Eh... Xell! Buru-buru banget? Jadi kan ke kafe?" Tanya Verrel cepat.

"Jadi. Lo berdua duluan. Gue nyusul."

Terpopuler

Comments

Anissa Cikal Robbani

Anissa Cikal Robbani

baca ulang..kangen raxel soalnya 😁😘😘

2024-03-11

1

Asihrey

Asihrey

mampir kak,smoga ceritanya bagus

2024-02-12

1

Margareta ndena gemilcom Ndena

Margareta ndena gemilcom Ndena

cerita nya sagat bagus😀

2023-11-30

1

lihat semua
Episodes
1 01. Awal pindah sekolah.
2 02. Dia tinggal disini? (Axello)
3 03. Bertemu calon mertua.
4 04. Diantar pulang.
5 05. Tangis Dira.
6 06. Jangan diangkat.
7 07. Sahabat atau cinta?
8 08. Bertemu calon mertua 2.
9 09. Kejutan Arfen.
10 10. Pertemuan tak disengaja.
11 11. Pulang ke rumah.
12 12. Kejutan Arfen 2.
13 13. Arfen lagi.
14 14. Arfen dan Andira.
15 15. Axell cuek.
16 16. Fitting baju.
17 17. Siapa dia? (Axello)
18 18. Inisial huruf A.
19 19. Siaran Live Nayla
20 20. Telepon dari papa Dira.
21 21. Kabar yang mengejutkan.
22 22. Pasrahnya Axello.
23 23. Alibi Axello.
24 24. Hari H.
25 25. Seranjang.
26 26. Tidak bisa tidur.
27 27. Lo mau ikut? (Axello)
28 28. Dira tanggung jawabmu.
29 29. Tanggung jawab gue. (Axello)
30 30. Kepergok.
31 31. Tidur atau ....?
32 32. Visual cast
33 33. Ganggu banget.
34 34. Lo punya perasaan sama dia? (Axello)
35 35. Ajakan atau perintah?
36 36. Sorry, udah ngurung Lo disini. (Axello)
37 37. Jahil.
38 38. Dosa, nolak nafkah dari suami! (Axello)
39 39. Kepergok 2.
40 40. Kambuh.
41 41. Sorry.
42 42. Makan atau .....
43 43. Sebuah peringatan.
44 44. Tebakan Verrel.
45 45. Ketiduran dimobil.
46 46. Menimang cucu.
47 47. Nggak usah Lo pikirin! (Axello)
48 48. Jangan-jangan ..... (Dira)
49 49. Gara-gara Zaki.
50 50. Gara-gara Zaki 2
51 51. Lagi-lagi Zaki.
52 52. Sebuah pertanyaan.
53 53. Pelukan hangat.
54 54. Cara Verrel.
55 55. Nongki bareng.
56 56. Gara-gara bubur.
57 57. Hak sebagai suami.
58 58. Dia?
59 59. Kebetulan.
60 60. Move on.
61 61. Karena gue berhak atas Dira. (Axello)
62 62. Bocor.
63 63. Perhatian Axello.
64 64. Semakin terang.
65 65. Kecurigaan Bastian.
66 66. Marahnya Axello.
67 67. Pengganggu.
68 68. Nakal.
69 69. Dira aman sama gue. (Axello)
70 70. Gara-gara buah.
71 71. Mereka udah jadian? (Arfen)
72 72. Jangan nakal disekolah! (Axello)
73 73. Axello Vs Nayla.
74 74. Perlakuan Axello.
75 75. Masa lalu.
76 76. Permintaan Axello.
77 77. Tamu tak diundang.
78 78. Bikin gue... (Axello)
79 79. Kebohongan Renata.
80 80. Kebenaran untuk Bastian.
81 81. Dimana Dira? (Axello)
82 82. Marahnya Axello 2.
83 83. Kenapa harus dia? (Arfen)
84 84. Jangan buat gue khawatir! (Axello)
85 85. Belum siap.
86 86. Tersedak.
87 87. Tamu tak diundang 2.
88 88. Pulang ke rumah.
89 89. Demam.
90 90. Gue nggak butuh obat. (Axello)
91 91. 'I want you.' (Axello)
92 92. Bikin Lo yakin. (Axello)
93 93. Gangguan.
94 94. Permintaan Bunda.
95 95. Tidak tinggal diam.
96 96. Kencan.
97 97. Perasaan Dira.
98 98. Urusan suami istri.
99 99. Sedikit pelajaran.
100 100. On proses.
101 101. When Jason meet Jessie.
102 102. Drama pagi hari.
103 103. Axello Vs Renata.
104 104. Ancaman Renata.
105 105. Gara-gara Drakor.
106 106. Mau lagi.
107 107. Malam panjang.
108 108. Gara-gara vitamin.
109 109. Cerita Bunda Resty.
110 110. Sikap Axello.
111 111. Dira Vs Linda.
112 112. Dipecatnya Linda.
113 113. Pulang ke rumah.
114 114. Serangan di pagi hari.
115 115. Apa yang terjadi? (Andira)
116 116. Dirumah sakit.
117 117. Cara berterima kasih.
118 118. Mendadak perhitungan.
119 119. Gara-gara rambut basah.
120 120. Kiss me, please!
121 121. Teman main belakang.
122 122. Sebuah foto.
123 123. Hak paten.
124 124. Tatapan aneh.
125 125. Cara Axell.
126 126. Pembicaraan serius.
127 127. Tamu tak diundang 3.
128 128. Aneh.
129 129. Aneh 2.
130 130. Khawatirnya Axell.
131 131. Praktek biologi.
132 132. Cantik-cantik, Batu.
133 133. Verrel mulai jahil.
134 134. Axell aneh.
135 135. Axell aneh 2.
136 136. Ajakan selingkuh Bastian.
137 137. Mimpi aneh Axello.
138 138. Pertengkaran dua saudara.
139 139. MG. (emji)
140 140. Axello Vs Nicholas.
141 141. Balas dendam Renata.
142 142. Axello vs Nicholas 2.
143 143. Istri? (Renata)
144 144. Lemot berjamaah.
145 145. Kabar Dira hamil.
146 146. Seperti dihantam ombak.
147 147. Datangnya badai.
148 148. Dosa apa?
149 149. Kedatangan Axell.
150 150. Marahnya Axell 3.
151 151. Arti mimpi Axell.
152 152. A little story about Axello.
153 153. Kekhawatiran Axello.
154 154. Minta di peluk.
155 155. I love you more. (Axello)
156 156. Masih di rumah sakit.
157 157. Masih di rumah sakit 2.
158 158. Tidak sebanding.
159 159. Bukan lawan yang sebanding.
160 160. I love you too, Xello.
161 161. Kena hukuman.
162 162. Dira pulang, Axell senang.
163 163. Manisnya.
164 164. Penolakan Axell.
165 165. Back to school.
166 166. Hot news.
167 167. Karena dia udah nyakitin kamu. (Axello)
168 168. Kerja kelompok.
169 169. Kerja kelompok 2.
170 170. Arfen is back.
171 171. Temui gue! (Axello)
172 172. Axell Vs Arfen.
173 173. I'm Yours.
174 174. More than miss you.
175 175. Kenapa baru sekarang?
176 176. Trouble or heartbreak?"
177 177. Tamu tak diundang 4.
178 178. Sebuah foto 2.
179 179. Kamu cemburu? (Axello)
180 180. Lambang Aditya Pratama.
181 181. UKS.
182 182. Axello dan Aditya.
183 183. Sebuah foto 3.
184 184. Axell menyerah.
185 185. I'll stay.
186 186. Stalker.
187 186. Balas dendam Bastian.
188 188. Axell vs Arfen.
189 189. Play secret.
190 190. Sengaja.
191 191. Truth for Arfen.
192 192. Arfen kalah.
193 193. Arfen dan Andira 2.
194 194. Arfen dan Andira 3.
195 195. Tetangga.
196 196. Baku hantam.
197 197. Masih di apartemen Axell.
198 198. Pikiran Melody.
199 199. Getting jealous
200 200. Tamu tak diundang 5.
201 201. Dua saudara.
202 202. Masih di rumah Axell.
203 203. Nongki bareng 2.
204 204. Mimpi dan balas dendam Axello.
205 205. Rasa penasaran Dira.
206 206. d'Ra Group.
207 207. d'Ra Group 2.
208 208. Laporan Nicholas.
209 209. Melody Vs Zaki.
210 210. Pengakuan Renata.
211 211. Kegelisahan Dira.
212 212. Axell Vs Nicholas 3.
213 213. Rasa penasaran Dira 2.
214 214. Where is Nicholas?
215 215. ??
216 216. Garasi Vs Ruang kerja.
217 217. Diruang kerja Axell.
218 218. Kantor polisi.
Episodes

Updated 218 Episodes

1
01. Awal pindah sekolah.
2
02. Dia tinggal disini? (Axello)
3
03. Bertemu calon mertua.
4
04. Diantar pulang.
5
05. Tangis Dira.
6
06. Jangan diangkat.
7
07. Sahabat atau cinta?
8
08. Bertemu calon mertua 2.
9
09. Kejutan Arfen.
10
10. Pertemuan tak disengaja.
11
11. Pulang ke rumah.
12
12. Kejutan Arfen 2.
13
13. Arfen lagi.
14
14. Arfen dan Andira.
15
15. Axell cuek.
16
16. Fitting baju.
17
17. Siapa dia? (Axello)
18
18. Inisial huruf A.
19
19. Siaran Live Nayla
20
20. Telepon dari papa Dira.
21
21. Kabar yang mengejutkan.
22
22. Pasrahnya Axello.
23
23. Alibi Axello.
24
24. Hari H.
25
25. Seranjang.
26
26. Tidak bisa tidur.
27
27. Lo mau ikut? (Axello)
28
28. Dira tanggung jawabmu.
29
29. Tanggung jawab gue. (Axello)
30
30. Kepergok.
31
31. Tidur atau ....?
32
32. Visual cast
33
33. Ganggu banget.
34
34. Lo punya perasaan sama dia? (Axello)
35
35. Ajakan atau perintah?
36
36. Sorry, udah ngurung Lo disini. (Axello)
37
37. Jahil.
38
38. Dosa, nolak nafkah dari suami! (Axello)
39
39. Kepergok 2.
40
40. Kambuh.
41
41. Sorry.
42
42. Makan atau .....
43
43. Sebuah peringatan.
44
44. Tebakan Verrel.
45
45. Ketiduran dimobil.
46
46. Menimang cucu.
47
47. Nggak usah Lo pikirin! (Axello)
48
48. Jangan-jangan ..... (Dira)
49
49. Gara-gara Zaki.
50
50. Gara-gara Zaki 2
51
51. Lagi-lagi Zaki.
52
52. Sebuah pertanyaan.
53
53. Pelukan hangat.
54
54. Cara Verrel.
55
55. Nongki bareng.
56
56. Gara-gara bubur.
57
57. Hak sebagai suami.
58
58. Dia?
59
59. Kebetulan.
60
60. Move on.
61
61. Karena gue berhak atas Dira. (Axello)
62
62. Bocor.
63
63. Perhatian Axello.
64
64. Semakin terang.
65
65. Kecurigaan Bastian.
66
66. Marahnya Axello.
67
67. Pengganggu.
68
68. Nakal.
69
69. Dira aman sama gue. (Axello)
70
70. Gara-gara buah.
71
71. Mereka udah jadian? (Arfen)
72
72. Jangan nakal disekolah! (Axello)
73
73. Axello Vs Nayla.
74
74. Perlakuan Axello.
75
75. Masa lalu.
76
76. Permintaan Axello.
77
77. Tamu tak diundang.
78
78. Bikin gue... (Axello)
79
79. Kebohongan Renata.
80
80. Kebenaran untuk Bastian.
81
81. Dimana Dira? (Axello)
82
82. Marahnya Axello 2.
83
83. Kenapa harus dia? (Arfen)
84
84. Jangan buat gue khawatir! (Axello)
85
85. Belum siap.
86
86. Tersedak.
87
87. Tamu tak diundang 2.
88
88. Pulang ke rumah.
89
89. Demam.
90
90. Gue nggak butuh obat. (Axello)
91
91. 'I want you.' (Axello)
92
92. Bikin Lo yakin. (Axello)
93
93. Gangguan.
94
94. Permintaan Bunda.
95
95. Tidak tinggal diam.
96
96. Kencan.
97
97. Perasaan Dira.
98
98. Urusan suami istri.
99
99. Sedikit pelajaran.
100
100. On proses.
101
101. When Jason meet Jessie.
102
102. Drama pagi hari.
103
103. Axello Vs Renata.
104
104. Ancaman Renata.
105
105. Gara-gara Drakor.
106
106. Mau lagi.
107
107. Malam panjang.
108
108. Gara-gara vitamin.
109
109. Cerita Bunda Resty.
110
110. Sikap Axello.
111
111. Dira Vs Linda.
112
112. Dipecatnya Linda.
113
113. Pulang ke rumah.
114
114. Serangan di pagi hari.
115
115. Apa yang terjadi? (Andira)
116
116. Dirumah sakit.
117
117. Cara berterima kasih.
118
118. Mendadak perhitungan.
119
119. Gara-gara rambut basah.
120
120. Kiss me, please!
121
121. Teman main belakang.
122
122. Sebuah foto.
123
123. Hak paten.
124
124. Tatapan aneh.
125
125. Cara Axell.
126
126. Pembicaraan serius.
127
127. Tamu tak diundang 3.
128
128. Aneh.
129
129. Aneh 2.
130
130. Khawatirnya Axell.
131
131. Praktek biologi.
132
132. Cantik-cantik, Batu.
133
133. Verrel mulai jahil.
134
134. Axell aneh.
135
135. Axell aneh 2.
136
136. Ajakan selingkuh Bastian.
137
137. Mimpi aneh Axello.
138
138. Pertengkaran dua saudara.
139
139. MG. (emji)
140
140. Axello Vs Nicholas.
141
141. Balas dendam Renata.
142
142. Axello vs Nicholas 2.
143
143. Istri? (Renata)
144
144. Lemot berjamaah.
145
145. Kabar Dira hamil.
146
146. Seperti dihantam ombak.
147
147. Datangnya badai.
148
148. Dosa apa?
149
149. Kedatangan Axell.
150
150. Marahnya Axell 3.
151
151. Arti mimpi Axell.
152
152. A little story about Axello.
153
153. Kekhawatiran Axello.
154
154. Minta di peluk.
155
155. I love you more. (Axello)
156
156. Masih di rumah sakit.
157
157. Masih di rumah sakit 2.
158
158. Tidak sebanding.
159
159. Bukan lawan yang sebanding.
160
160. I love you too, Xello.
161
161. Kena hukuman.
162
162. Dira pulang, Axell senang.
163
163. Manisnya.
164
164. Penolakan Axell.
165
165. Back to school.
166
166. Hot news.
167
167. Karena dia udah nyakitin kamu. (Axello)
168
168. Kerja kelompok.
169
169. Kerja kelompok 2.
170
170. Arfen is back.
171
171. Temui gue! (Axello)
172
172. Axell Vs Arfen.
173
173. I'm Yours.
174
174. More than miss you.
175
175. Kenapa baru sekarang?
176
176. Trouble or heartbreak?"
177
177. Tamu tak diundang 4.
178
178. Sebuah foto 2.
179
179. Kamu cemburu? (Axello)
180
180. Lambang Aditya Pratama.
181
181. UKS.
182
182. Axello dan Aditya.
183
183. Sebuah foto 3.
184
184. Axell menyerah.
185
185. I'll stay.
186
186. Stalker.
187
186. Balas dendam Bastian.
188
188. Axell vs Arfen.
189
189. Play secret.
190
190. Sengaja.
191
191. Truth for Arfen.
192
192. Arfen kalah.
193
193. Arfen dan Andira 2.
194
194. Arfen dan Andira 3.
195
195. Tetangga.
196
196. Baku hantam.
197
197. Masih di apartemen Axell.
198
198. Pikiran Melody.
199
199. Getting jealous
200
200. Tamu tak diundang 5.
201
201. Dua saudara.
202
202. Masih di rumah Axell.
203
203. Nongki bareng 2.
204
204. Mimpi dan balas dendam Axello.
205
205. Rasa penasaran Dira.
206
206. d'Ra Group.
207
207. d'Ra Group 2.
208
208. Laporan Nicholas.
209
209. Melody Vs Zaki.
210
210. Pengakuan Renata.
211
211. Kegelisahan Dira.
212
212. Axell Vs Nicholas 3.
213
213. Rasa penasaran Dira 2.
214
214. Where is Nicholas?
215
215. ??
216
216. Garasi Vs Ruang kerja.
217
217. Diruang kerja Axell.
218
218. Kantor polisi.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!