Setelah melakukan Fitting baju pengantin tadi, kini Axell tengah mengendarai mobilnya mengikuti mobil di depannya, yang tak lain adalah mobil bunda Resty.
Tadinya Axell berniat langsung pulang ke apartemen. Tapi karena ada sesuatu yang mengganjal di hatinya, membuat Axell mengurungkan niatnya dan memilih untuk pulang ke rumah orang tuanya.
Dan kini mobil Axell telah sampai di rumahnya dan ia memberikan kunci mobilnya pada security yang merangkap menjadi supir yang bertugas mengantarkan bunda Resty tadi.
"Pak Udin." Panggil Axell sopan pada supir yang mengantarkan bunda Resty tadi.
"Iya, den Axell." Jawab pak Udin sigap. "Ada yang bisa saya bantu, den?" Tanya pak Udin pada putra majikannya itu.
"Tolong masukin mobil saya ke garasi ya, pak. Saya buru-buru!" Jawab Axell setengah berlari memasuki rumahnya.
"Siap, den." Jawab pak Udin dan segera bergegas menjalankan tugas dari pewaris tunggal keluarga Marvellyo itu.
Axell lalu berjalan memasuki kamarnya dan langsung menuju ke kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya. Seharian berada di sekolah. Ditambah tadi Axell di minta bunda Resty untuk melakukan Fitting baju membuat tubuh Axell terasa lengket dan gerah.
Selesai dengan urusan mandinya, Axell lalu merebahkan tubuhnya di atas kasur king size miliknya. Ia ingin mengistirahatkan tubuhnya yang lelah dang ngantuk sejenak karena merasa lelah dengan aktivitasnya seharian tadi. Selain mengikuti pelajaran, tadi Axell sempat bermain basket saat jam istirahat tadi.
Axell memejamkan matanya dan hampir tertidur. Tapi, belum sampai Axell tertidur sepenuhnya. Mata laki-laki itu kembali terbuka sempurna.
Axell ingat betul apa tujuannya pulang ke rumah tadi. Ia ingin mencari tahu tentang siapa gadis yang akan ia nikahi nantinya. Axell lalu bergegas bangkit dari posisi tidurnya itu lalu keluar dari kamarnya untuk mencari dimana bundanya berada saat ini.
Dan langkah kaki Axell berhenti di depan pintu kamar Bunda Resty. Tangannya terangkat untuk mengetok pintu kamar sang bunda.
Tok...
Tok...
Tok...
"Bun... Bunda... Bunda ada di dalem? Axell masuk ya, Bun?" Ucap Axell sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar bunda Resty.
Tak Ada jawaban dari kamar bundanya membuat Axell memutuskan untuk langsung masuk ke kamar sang Bunda dan mendapati kamar itu kosong. Berarti bundanya itu tidak ada di kamar begitu pikir Axell.
Axell lalu bergegas untuk menuju ke lantai bawah untuk mencari di mana Bunda Resti berada. Sampai pada akhirnya Axell bertemu dengan salah satu Art yang bekerja di rumahnya.
"Bi." Panggil Axell cepat ketika melihat bi Inah.
"Iya, den. Ada apa? Tumben pulang ke rumah, den." Tanya bi Inah ramah.
"Iya. Lagi pengen pulang, bi. Bi nah liat bunda nggak?" Jawab Axell diakhiri sebuah pertanyaan dari laki-laki itu.
"Ibu lagi di dapur, den." Jawab bi Inah.
"OK, makasih, bi." Jawab Axell sambil berjalan menuju dapur dimana bundanya itu berada.
"Iya, den." Jawab bi Inah sambil mengangguk pada tuan mudanya itu. Melihat kepergian Axell membuat bi Inah tersenyum. Pasalnya bi Inah ingat betul bagaimana masa kecil Axell dulu dan sekarang anak laki-laki itu sudah mulai beranjak dewasa dan bahkan sebentar lagi akan menikah meskipun di usia yang terbilang sangat muda. Bi Inah lalu kembali melanjutkan pekerjaannya.
"Lagi bikin apa, Bun?" Tanya Axell yang baru saja memasuki dapur Dan mendekat ke arah wanita paruh baya yang telah melahirkannya itu.
"Lho, boy. Kamu pulang?" Tanya bunda Resty yang melihat kedatangan putranya itu. Tak menjawab, Axell hanya terkekeh pelan. "Perasaan tadi anak bunda nggak ada bilang kalo mau pulang?" Ucap bunda Resty lagi.
"Nggak tau, Bun. Tiba-tiba aja Axell pengen pulang." Jawab Axell sambil membuka kulkas dan mengambil buah apel kesukaannya dan memakannya.
"Apa ada yang ingin kamu katakan, boy?" Tanya bunda Resty pada putra kesayangannya itu. Axell menggelengkan kepalanya karena ragu untuk mengatakan iya.
Bunda Resty ikut menggelengkan kepalanya setelah melihat gelagat dari putranya itu. "Anak bunda udah mau belajar bohong, ya?" Tanya bunda Resty sambil tersenyum. wanita paruh baya itu sangat mengenal putranya itu.
"Axell nggak bohong kok, Bun." Jawab Axell cepat.
"Lalu." Tanya bunda Resty lagi sambil menatap ke arah putranya itu seakan menunggu jawaban apa yang akan keluar dari mulut Axell.
"Axell sedang berpikir, Bun." Jawab Axell. Mendengar jawaban dari putranya membuat bunda Resty menghentikan aktivitasnya.
Bunda Resty menghampiri putranya itu dan mengajaknya ke ruang keluarga agar keduanya bisa berbicara lebih leluasa setelah meminta bi Inah melanjutkan masakannya tadi.
Bunda Resty mendudukkan Axell di sampingnya. Ia usap kepala anak laki-lakinya itu dengan sayang. "Ayo sekarang ngomong sama bunda, apa yang sedang mengganggu pikiran anak bunda sekarang ini!" Ucap Bunda Resty tenang.
Axell menatap sejenak wajah bundanya itu sebelum akhirnya satu pertanyaan lolos dari mulut Axell, "Sebenarnya... siapa gadis yang akan Axell nikahin, Bun?" Tanya Axell pelan.
Bunda Resty tersenyum setelah mendengar pertanyaan Axell. "Dia gadis yang baik, boy... Cantik, tutur katanya sopan. Dan dari keluarga baik-baik juga. Sama seperti kita. Bahkan bunda sudah mengenalnya sejak lama, boy." Jelas Bunda Resty.
"Tapi Axell masih sekolah, Bun." Ucap Axell menegaskan.
"Dia juga masih sekolah. Sama seperti kamu." Jawab bunda Resty cepat.
"Dia sekolah dimana, Bun?" Tanya Axell lagi. Sungguh Axell kini semakin di buat penasaran dengan gadis yang akan dia nikahi nanti.
"Dia sekolah di sekolah kita, boy. Lebih tepatnya dia adik kelas kamu di Bhakti Bangsa." Jelas bunda Resty.
Untuk sesaat Axell terkesiap mendengar jawaban dari bunda Resty, "Adik kelas, Bun." Ulang Axell yang berusaha meyakinkan apa yang baru saja ia dengar.
"Iya, boy." Jawab bunda Resty sembari tersenyum. Ia tahu, betapa anak laki-lakinya ini begitu ingin tahu seperti apa gadis yang dijodohkan dengannya. "Ayo, apa lagi yang ingin kamu tanyakan tentang gadis itu, boy?" Pancing bunda Resty.
"Kalo nama gadis itu... Siapa, Bun?" Tanya Axell tak sabaran.
"Untuk nama, nanti kamu juga akan tau sendiri saat prosesi ijab qobul nanti." Jawab bunda Resty lalu bangkit dari duduknya dan pergi meninggalkan putranya yang masih bergelut dengan rasa penasaran.
"Bunda, Axell belum selesai ngomongnya." Ucap Axell setengah berteriak, berharap bundanya itu mendengarnya. Karena bunda Resty yang sudah menaiki anak tangga.
"Jangan teriak-teriak, boy! Udah kayak Tarzan saja kamu. Ini rumah, bukan hutan." Ucap pria paruh baya Yang baru saja datang. Siapa lagi kalau bukan ayah Marvellyo.
"Ck. Ayah." Decak Axell.
"Apa ada masalah, boy?" Tanya ayah Marvellyo yang baru saja pulang dari kantor itu.
"Nggak, yah. Semua aman." Jawab Axell.
"OK. Kalau begitu, ayah mandi dulu. Setelah ini kita makan malam bersama." Ucap ayah Marvellyo sambil menepuk pundak putranya itu.
"Iya, yah." Jawab Axell sambil merebahkan tubuhnya pada sofa. Laki-laki itu lalu menatap pada lampu hias yang tergantung di tengah langit-langit ruang keluarga.
"Kenapa Bunda nggak mau kasih tau gue, sih. Gue kan jadi semakin penasaran sama tuh cewe. Adek kelas gue di Bhakti Bangsa..." Laki-laki yang sedang diliputi rasa penasaran yang membuncah itu akhirnya memejamkan matanya. Bahkan terdengar helaan nafas panjang yang keluar dari mulut laki-laki muda itu.
"...Sebenarnya siapa dia?" Desah Axell.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 221 Episodes
Comments
Anissa Cikal Robbani
dira xel dira cewenya 😁😁🤭
2023-11-08
1
Edah J
Tenang Axell calon istrimu baik ko orangnya 😊
2023-03-13
1
Siti Jubaedah
lanjut bestyyy...penasaran nih....
2023-01-02
1