Jam istirahat sedang berlangsung, dan kini Dira dan Melody tengah menikmati makan siangnya di kantin sekolah.
"Kak Nayla kok lama banget ya, Dir? apa dia emang nggak ke kantin?" Tanya Melody.
"Nggak tau. Kantin sebelah mungkin sama cowoknya." Jawab Dira sambil mengutak-atik ponselnya.
^^^📤 DiraGra.^^^
^^^Ga ke kantin, Nay?^^^
📥 Nayla.
Gue masih di ruang OSIS, Dir.😁
Tunggu bentar, ya!
^^^📤 DiraGra.^^^
^^^Oughey 👍🏻.^^^
"Nayla masih di ruang OSIS katanya. Bentar lagi juga pasti kesini kok." Celetuk Dira sambil kembali meletakkan ponselnya. Gadis itu melanjutkan aktivitas makannya.
"Pantesan, kak Axell dkk juga nggak kelihatan." Jawab Melody sambil menganggukkan kepalanya mengerti.
"Kenapa nyariin Axell?" Tanya Zaki yang tiba-tiba muncul dan langsung bergabung dengan Dira dan juga Melody. Laki-laki itu lalu memilih duduk di samping Dira.
"Nggak kenapa-kenapa, kepo Lo!" Jawab Melody ketus.
"Ck. Biasa aja dong, ngomongnya!" Protes Zaki.
"Gue biasa tuh, Lo nya aja yang nggak biasa." Jawab Melody santai.
"Gue biasa kali, Lo yang nggak biasa." Jawab Zaki agak ngegas.
"Lo yang nggak biasa."
"Lo yang nggak biasa."
"Lo."
"Lo."
"Lo."
"Elo."
"Pokoknya Lo."
"Lo yang -
"STOP!" Tegur Dira yang sudah mulai jengah dengan pertengkaran keduanya.
Tidak di kelas, tidak di kantin dimana ada Melody dan Zaki pasti akan ada pertengkaran yang selalu buat Dira pusing sendiri.
Bukan apa-apa, saat Dira dan Melody duduk bersama, pasti Zaki akan datang dan duduk di samping Dira. Dan akhirnya pasti Akan ada pertengkaran yang entah dari mana asal pemicunya. Dan posisi Dira pasti ditengah-tengah mereka. Dira jadi pusing dibuatnya.
Seketika Dira bernapas lega setelah melihat keduanya diam. "Jangan bertengkar, bisa? Gue pusing liat Lo berdua cek-cok Mulu depan gue! Gue kesini itu mau makan, bukan jadi wasit Lo berdua. Kalo masih pada mau debat, sana ke lapangan sekalian, jangan disini!" Ucap Dira kesal.
"Sorry, Dir." Ucap Melody dan Zaki secara bersamaan. Menyadari kekompakan yang spontan itu seketika membuat keduanya saling pandang. Dan hal itu pun tak luput dari pandangan Dira.
"Kalo dari yang aku lihat, sebenarnya kalian itu saling suka. Tapi sayang... gengsian." Ucap Dira yang menyampaikan pendapatnya.
"Siapa yang gengsian, Dir?" Tanya seorang cowo yang baru saja muncul dan langsung duduk di depan Dira.
"Arfen." Ucap Dira tak percaya dengan kedatangan tiba-tiba dari sahabatnya itu. Tapi tunggu, Arfen? Dia ada disini? Tapi, bagaimana bisa?
Dira masih ingat betul. Bukannya beberapa hari yang lalu, disaat Arfen datang ke sekolahnya di saat Dira meminta kepada satpam penjaga gerbang untuk membukakan pintu untuk Arfen, satpam tersebut bilang tidak bisa. Karena perihal menyalahi aturan sekolah. Bahwasanya murid lain dilarang masuk jika tidak memiliki kepentingan. Lalu sekarang, kenapa Arfen bisa masuk ke kantin? Bahkan berada di depannya.
"Lo belum jawab pertanyaan dari gue, Dira." Ucap Arfen.
"Kok Lo bisa masuk kesini sih, Ar? Lo lewat mana tadi?" Bukannya menjawab pertanyaan dari Arfen. Dira malah melontarkan pertanyaan pada laki-laki di depannya itu.
Melihat raut wajah Dira yang penasaran langsung membuat kedua sudut bibir Arfen tertarik ke atas membentuk sebuah senyuman. Sungguh menuruti Arfen, Dira terlihat begitu menggemaskan jika sedang 0enaaaran seperti saat ini.
Tak jauh berbeda dengan Dira, Melody dan juga Zaki sama penasarannya. Kenapa Arfen yang notabene murid dari sekolah lain bisa datang dengan santainya bahkan menemui Dira di kantin seperti saat ini.
"Itu bukan hal yang penting ..." Jawab Arfen sambil menampilkan senyum tampannya. "... Nih, buat Lo." Arfen kembali memberikan beberapa batang coklat pada Dira.
"Ck. Niat banget sih, Ar ..." Bukannya senang, Dira malah berdecak kesal melihat Arfen yang kembali memberinya banyak coklat. "... Lo benar-benar niat mau bikin gue gendut, ya?" Tambahnya.
Arfen menggeleng pelan. "Biar mood Lo bagus. OK, gue balik dulu, ya." Ucap Arfen lalu bangkit dari duduknya. Dira tak menjawab. Gadis itu hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum ke arah Arfen.
Melihat senyum manis Dira membuat tangan laki-laki itu terukur untuk mengacak pelan rambut Dira. Setelahnya Arfen kembali mengenakan tudung Hoodie nya sama seperti saat laki-laki itu datang tadi. Lalu berjalan terburu-buru lewat samping kantin mengarah ke taman belakang sekolah.
Tanpa Dira dan yang lain ketahui, Ternyata Axell dan Verrel yang berjalan menuju kantin melihat apa yang terjadi tadi. Tapi mereka bertindak. Hanya mengamati apa yang akan di lakukan Arfen setelah ini.
"Kenapa Lo nggak biarin gue nyamperin tuh anak sih, Xell?" Tanya Verrel kesal.
Axell melirik ke arah sahabatnya itu sekilas, "Buat apa? Kita cukup liat. Apa tuh anak bakal datang kesini lagi nanti?" Jawab Axell.
...***...
"Bisa Lo jelasin nggak, Dir?" Tanya Melody setengah menuntut. Melihat interaksi antara Dira dan Arfen tadi membuat Melody menduga hubungan Dira dan Arfen yang lebih dari seorang sahabat pada umumnya.
"Jangan menduga-duga, Mel. Gue sama Arfen cuma sahabatan. Nggak lebih." Jawab Dira yang tahu isi dari kepala Melody.
"Tapi sahabat kok gitu, Lo berdua ... Backstreet, ya?" Tanya Melody penuh selidik.
"Enggak, Mel. Si Arfen emang gitu orangnya kalo sama gue. Tapi kalo sama Nayla nggak. Kan Lo tau sendiri kalo Nayla ..." Dira menggantungkan ucapannya sambil melirik ke arah Zaki yang masih setia mendengarkan sesi QnA antara Dira dan Melody.
"Gue kenapa?" Tanya Nayla yang tiba-tiba saja muncul.
"Nggak pa-pa, Nay. Kok Lo lama banget, sih? Tadi katanya bentar?" Tanya Dira yang berusaha mengalihkan pembicaraannya dengan Melody tadi.
"Sorry, Dir, gue tadi masih bahas masalah baksos yang mau diadain beberapa Minggu lagi." Jelas Nayla. Mendengar jawaban dari Nayla membuat Dira dan Melody ber-O ria saja.
"Ini coklat siapa lagi, Dir? Banyak banget?" Tanya Nayla penasaran.
"Biasa, Nay." Jawab Dira santai.
"Si Arfen? Dia kesini lagi?" Tanya Nayla penasaran.
"Iya, Nay. Baru aja orangnya balik." Bukan Dira atau pun Melody yang menjawab, melainkan si Zaki.
"Lo nemuin dia di gerbang lagi, dong?" Tebak Nayla dan langsung mendapat gelengan kepala dari Dira.
"Nggak, kak. Arfennya yang nyamperin Dira ke sini - " Jawab Melody yang terputus oleh Zaki.
"Lebih tepatnya, KE KAN TIN SI NI." Jelas Zaki sambil menekan akhir kalimatnya.
"What? Serius Lo." Tanya Nayla lagi.
"Apa faedahnya kita bohong!" Jawab Zaki dan Melody kompak.
Mendengar jawaban dari Melody dan Zaki membuat Nayla mau tak mau akhirnya percaya dengan apa yang terjadi saat dirinya belum datang ke kantin tadi.
Beda halnya dengan Melody. Dira semakin yakin dengan apa yang di katakannya tadi, tentang Melody dan Zaki yang saling suka.
"Bener kan apa kata gue ..." Ucap Dira yang menggantungkan kalimatnya. "... kalian itu sebenarnya saling suka. Tapi nggak mau saling ngaku. Munafik Lo berdua." Ucap Dira sambil menatap keduanya.
"Siapa, Dir? Gue? Suka sama dia?" Tanya Melody sambil menunjuk dirinya dan Zaki bergantian. "... idih, amit-amit deh gue!" Sambung Melody sambil bergidik ngeri.
"Idih ... siapa juga yang mau sama Lo!" Balas Zaki dengan santainya.
"Jangan gitu. Entar kalo beneran jodoh gimana?" Sahut Nayla sambil menarik turunkan alisnya.
"Tadi tuh kapten basket sebelah ngapain ke sini?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 221 Episodes
Comments
Anissa Cikal Robbani
krna si arfen dlunya di kira ngrebut si renata mantan si axel..
2023-11-07
1
I'm20___
kek ada something gasih??? kenapa axel kek punya ga suka gitu sama sama arfen?
2023-09-02
0
Edah J
Mungkin tim basket nya Axell sama tim nya Arfen saingan🤔
2023-03-13
1