Jam pulang sekolah telah berbunyi beberapa menit yang lalu. Dan kini Dira tengah berada di parkiran sekolah bersama dengan Melody dan juga Nayla. Seperti yang mereka sepakati tadi saat di kantin sekolah tadi. Jika sepulang sekolah mereka mutuskan akan ke pergi ke salah satu pusat perbelanjaan.
"Jadi kan?" Tanya Nayla sambil merangkul pundak Dira. Tapi belum sempat Dira menjawab, Melody sudah lebih dulu menyahut. Takut-takut kalau nanti Dira akan berubah pikiran.
"Jadilah. OK, kita let's go." Jawab Melody semangat 45 menjawab pertanyaan dari Nayla tadi.
Dira yang melihat tingkah keduanya pun hanya bisa tersenyum sambil menggelengkan kepalanya pelan.
Akhirnya ketiganya pun mulai memasuki mobil masing-masing dan meninggalkan area parkir sekolah.
"Guys, kita makan dulu atau shopping dulu?" Tanya Melody pada keduanya.
"Makan dulu, deh. Gue laper." Jawab Nayla.
"Lo gimana, Dir?" Tanya Melody lagi.
"Ngikut aja gue." Jawab Dira singkat.
"Makan apa dong kita?" Tanya Melody bingung.
"Makan apa aja, asal jangan makan orang sama makan ati!" Jawab Dira dan Nayla kompak lalu diakhiri tawa keduanya.
Melody yang mendengar jawaban dari Dira dan Nayla pun hanya memutar bola matanya malas.
"Udah ah, yuk!" Ajak Dira yang kini merangkul pundak Melody.
Mereka pun akhirnya berhenti di salah satu food court yang menjual salah satu makanan siap saji.
Setelah menghabiskan makannya, mereka pun bergegas ke store yang menyediakan berbagai macam keperluan ciwi-ciwi seusianya, mulai dari Outfit, aksesoris dan juga skincare.
Tanpa pikir panjang, ketiganya pun langsung memasuki store dan mulai memilih apa yang akan mereka beli.
"Girls, ini lucu deh!" Celetuk Dira sambil melihat-lihat anting di depannya.
"Apaan?" Tanya Nayla tanpa menoleh, ia sedang sibuk melihat-lihat gelang dengan couple didepannya.
"Lihat deh Nay, Mel!" Ucap Dira sambil menunjukan anting lucu menurutnya.
"Eh iya... bagus loh, antingnya." Sahut Melody yang sependapat dengan apa yang Dira ucapkan.
"Skuy, kita beli. Bisa kembaran kita." Ucap Nayla semangat.
"Okay!" Jawab Dira dan Melody kompak.
Selesai dengan urusan memilih dan memilah aksesoris, ketiganya lalu memutuskan untuk sekedar berkeliling di mall tersebut. Sampai akhirnya,
"Eh guys, bentar deh!" Ucap Melody tiba-tiba menghentikan jalannya.
"Kenapa, Mel?" Tanya Nayla yang juga ikut menghentikan jalannya.
"Gue mau ke toilet bentar." Jawab Melody sambil berjalan meninggalkan keduanya.
"Tungguin, Mel! Gue juga mau ke toilet." Ucap Dira yang kini berjalan mengikuti Melody.
"Yah... kok gue di tinggal, sih!" Ucap Nayla pada Dira yang pergi meninggalkannya begitu saja.
"Ayo kalo mau ikut!" Ajak Dira pada Nayla yang kini sudah berjarak beberapa meter dengannya. Dan...
Brukk...
Tiba-tiba Dira yang tidak terlalu memperhatikan jalan itu pun tidak sengaja menabrak seorang wanita paruh baya yang berjalan di depannya. Memang tadi posisi Dira sedang berjalan mundur saat berbicara dengan Nayla tadi.
"Maaf, Tante. Dira nggak sengaja! Tadi Dira nggak liat jalan." Ucap Dira meminta maaf sambil membantu wanita itu mengumpulkan beberapa paper bag yang tercecer di lantai.
"Tidak apa-apa, nak. Tante tadi juga kurang hati-hati, kok." Jawab wanita itu ramah karena sebelum Dira menabraknya tadi, wanita itu sedang berbicara dengan seseorang lewat sambungan telepon.
"Ini Tante, belanjaannya." Ucap Dira sopan sambil mengulurkan paper bag tadi pada wanita itu.
"Iya, nak. Makasih, ya!" Jawab wanita itu sembari merima paper bag yang Dira berikan.
"Kalo begitu, Dira permisi Tante." Pamit Dira lalu berbalik meninggalkan wanita paruh baya yang sedang menatapnya itu.
"Tunggu!" Cegah wanita tadi.
"Iya, Tante. Ada apa, ya?" Jawab Dira sambil kembali berbalik menghadap ke arah wanita tadi.
"Boleh Tante tahu nama kamu, nak?" Tanyanya.
Dira mengernyit heran, untuk apa wanita di depannya ini ingin tahu namanya. "Nama saya Dira, Tante!" Jawab Dira sopan.
"Dira? Andira betul? Anaknya Pras, kan?" Tanya wanita itu memastikan.
"I-iya, Tante. Kok Tante bisa tau nama papa Dira?" Tanya balik Dira bingung. Wanita itu lalu mendekat ke arah Dira lalu memeluknya.
"Jangan panggil Tante, panggil bunda aja, ya, sayang!" Ucap wanita tadi sambil melepaskan pelukannya.
"Bunda?" Ucap Dira memastikan.
Bingung? Tentu saja. Seumur hidup baru kali ini Dira bertemu dengan wanita paruh baya di depannya ini. Tapi tiba-tiba wanita itu minta Dira memanggilnya bunda.
Nampak sekali wajah Dira menggambarkan kebingungan. Itu yang tertangkap di penglihatan wanita itu. Wanita tersebut lalu mengusap kepala Dira dengan sayang.
"Kamu pasti bingung kan, nak..." Tanya wanita itu sambil tersenyum melihat wajah Dira yang kebingungan, terlihat lucu dan menggemaskan.
"...Jangan bingung begitu dong, sayang! Tapi bunda mengerti, kenapa kamu bingung..." Ucap wanita itu yang kini kembali mendekat ke arah Dira dan membisikkan sesuatu.
"...Bunda ini calon mertua kamu, nak. Kamu nanti akan menikah dengan anak bunda." Bisik wanita itu yang tak lain adalah bunda Resty.
Sengaja bunda Resty memelankan suaranya karena sadar Dira tak sendiri, dan berharap teman Dira tidak ikut mendengarkan apa yang mereka bicarakan tadi.
Deg...
Mendengar apa yang terlontar dari wanita di depannya ini seketika membuat jantung Dira berhenti berdetak.
'Apa tadi? Calon mertua? Menikah?' Batin Dira bertanya.
Oh ayolah. Sungguh Dira benar-benar belum siap untuk itu semua. Tapi mau bagaimana lagi. Ini sudah menjadi keputusan kedua belah pihak. Tanpa terkecuali Dira yang juga ikut menyetujui perjodohan tersebut.
"Sayang..." Panggil bunda Resty. Dira diam tak menjawab. Gadis itu masih setia bergelut dengan pikirannya sendiri tentang perjodohannya.
"Dira..." Panggil bunda Resty lagi. Dan masih belum ada jawaban dari Dira membuat bunda Resty mengulurkan punggung tangannya pada dahi Dira. Takut kalau Dira sedang dalam keadaan tidak sehat saat ini.
"...Kamu kenapa, sayang? Kamu sakit?" Tanya bunda Resty khawatir.
Merasakan tangan lembut yang menyentuh dahinya seketika membuat Dira tersadar dari lamunannya. Dira menatap wajah wanita paruh baya didepannya itu dan tersenyum canggung.
"Dira baik-baik aja kok, Tante." Jawab Dira pelan.
"Kok Tante sih, sayang?" Tanya bunda Resty sambil tersenyum. "...Panggil bunda, dong!" Pinta Bunda Resty.
"Iya, bunda." Jawab Dira sambil tersenyum kaku.
Mendengar jawaban Dira membuat senyum dari bunda Resty mengembang. Ia tahu betul Dira pasti belum siap untuk menikah. Apalagi di usianya yang masih sangat belia, dimana gadis seusianya masih ingin bebas bermain dengan teman sebayanya. Tapi mau bagaimana lagi, Ia sangat menginginkan Dira menjadi menantunya. Kelak, suatu hari nanti Dira akan mengerti, alasan orang tuanya menjodohkannya.
"Ya sudah, bunda pulang dulu ya, sayang. Bunda buru-buru..." Ucap bunda Resty sambil mencium kening Dira. "...Nanti pulangnya hati-hati, ya!" Sambung bunda Resty berpesan.
Lagi-lagi Dira di buat terdiam oleh perlakuan calon mertuanya itu. Bunda Resty akhirnya meninggalkan Dira yang masih terdiam kaku atas tindakannya. Sampai pada akhirnya sebuah pertanyaan menyadarkan gadis itu dari lamunannya.
"Dir, Lo kenapa?" Tanya Nayla yang kini sudah berada tepat disampingnya. Tadi saat Dira berinteraksi dengan bunda Resty, Nayla tidak melihat karena sedang melakukan panggilan video Dengan Verrel.
"Gue nggak pa-pa, kok. Gue ke toilet bentar ya, Nay!" Jawab Dira.
"Lah... Dari tadi belum ke toilet, Dir?" Tanya Nayla.
"Belum, Nay." Jawab Dira.
"Ya udah, gue tunggu sini. Cepetan ya, Dir! Jangan lupa, ajak tuh Melody. Dari tadi juga belum keluar." Ucap Nayla.
Dira tak menjawab, gadis itu hanya mengacungkan jempolnya dang langsung pergi ke kamar mandi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 221 Episodes
Comments
Anissa Cikal Robbani
dan di baca lg dong...😁😁
2024-03-19
0
Anissa Cikal Robbani
ini novel pertama yg aq baca berulang2 thor..tp gk bosen2 bacanya..😄😘
2023-11-07
1
I'm20___
langsung shock brutak, dong
2023-08-29
1