Sepulang dari mall, entah mengapa Dira memutuskan untuk pulangnya. Sampai di rumah di lihatnya papa Dira yang sedang bersantai dengan Mama Diva (mama tiri Dira) sembari menyaksikan berita di tv petang ini.
"Assalamualaikum ... Dira pulang..." Ucap Dira setengah berteriak.
"Wa'alaikumsalam ..." Jawab papa Pras dan Mama Diva bersamaan.
"Dira, kamu pulang sayang." Tanya mama Diva yang bangkit dari duduknya untuk menyambut kedatangan anak sambungnya itu.
Dira mengangguk dan berjalan menghampiri mama Diva. "Iya, ma. Dira kangen mama sama papa." Jawab Dira sambil memeluk mama Diva.
"Duduk sini, sayang!" Titah papa Pras sambil menepuk sofa di sampingnya.
Dira lalu melepas pelukannya dengan Mama Diva lalu mendekat ke arah papanya.
"Gimana dengan sekolahmu, sayang?" Tanya papa Pras sambil mengelus lembut puncak kepala Dira.
"Baik, pa." Jawab Dira. Gadis itu lalu memeluk pinggang papanya. "Papa gimana kabarnya, sehat?" Tanya Dira.
"Seperti yang kamu lihat, sayang." Jawab papa Pras.
"Dira, tadi habis maem kemana? Udah jam segini kok masih pakai seragam sekolah?" Tanya mama Diva ingin tahu, pasalnya ini hari sudah hampir menjelang malam, tapi Dira masih mengenakan seragam sekolah.
Dira menggaruk belakang telinganya mendengar pertanyaan dari mama Diva. Ia baru sadar kalo ternyata masih mengenakan seragam sekolah.
"Dira abis jalan, ma ... sama temen." Jawab Dira sambil tersenyum.
"Bener temen? Temen cewek apa cowok?" Tanya mama Diva lagi.
"Cewe kok, ma. Jadi tadi itu Dira di ajakin ke mall sama Nayla dan juga Melody." Jawab Dira jujur.
Mendengar jawaban dari Dira membuat mama Diva tenang. sungguh, bukan maksud mama Diva tidak ingin mempercayai apa yang anak sambungnya itu katakan. Hanya saja mama Diva kalau Dira sampai berbohong dengan siapa Dira pergi setelah pulang sekolah tadi.
Karena mengingat Dira yang telah dijodohkan dengan anak sahabat suaminya yang juga papa dari Dira sendiri. Sungguh, mama Diva sangat menyayangi Dira layaknya anak sendiri.
Mama Diva dan papa Pras tidak ingin Dira sampai salah memilih teman, apalagi teman lawan jenis. Maka dari itu mama Diva langsung menyetujui saat papa Pras memutuskan untuk menjodohkan Dira dengan anak dari sahabatnya. Agar Dira tidak salah memilih pasangan nantinya. Mengingat pergaulan anak jaman sekarang yang sering kebablasan. Dan juga yang terpenting adalah untuk menjaga Dira.
Memang terkesan kuno, tapi apa salahnya? Toh Dira juga menurut dan tidak menolak sama sekali dengan perjodohan yang telah mereka rencanakan.
Memang hal yang wajar kalau orang tua menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Tak terkecuali mama Diva dan juga papa Pras, yang menginginkan Dira bisa mendapat suami yang bisa menyayangi dan menjaga Dira nantinya. Mengingat mereka yang tidak bisa menjaga Dira selamanya.
"Ya sudah, gih. Sana kamu mandi dulu ..." Ucap mama Diva sambil menutup hidungnya. "... bau acem." Gurau mama Diva.
Dira spontan mengangkat lengannya dan mencium aroma tubuhnya. "Nggak kok, ma. Dira masih wangi kok!" Jawab Dira yang menyangkal ucapan mama Diva.
"Masih wangi bukan berarti Dira nggak mandi!" Ucap mama Diva sambil mencubit hidung Dira gemas, mama Diva berhasil menjahili anak sambungnya itu.
"Iya, ma. Ya udah, ma, pa, Dira ke kamar dulu, ya." Pamit Dira pada mama Diva dan papa Pras.
Dira lalu bergegas menuju kamarnya. Kamar mandi adalah tempat yang langsung Dira tuju saat memasuki kamar tersebut. Setelah selesai dengan urusan mandinya, Dira memutuskan untuk beristirahat.
...***...
Di sekolah Dira tengah menunggu Nayla dan juga Melody di taman pagi ini. Gadis itu terlihat sedang memainkan ponselnya sendirian. Memang Dira datang sedikit lebih pagi hari ini.
Sampai akhirnya datanglah Zaki, teman sekelas Dira dan Melody yang kebetulan lewat dan melihat Dira yang sedang duduk di bangku taman sendirian.
"Eh, Dira. Sendirian aja, Dir?" Sapa Zaki.
"Iya, Zak." Jawab Dira singkat.
"Si Melody mana?" Tanya Zaki.
"Belum Dateng, deh. Ini gue lagi nunggu dia." Jawab Dira.
"Eh ... Dir ... Gue mau nanya sesuatu, nih." Ucap Zaki sambil celingak-celinguk melihat sekitar.
Melihat gelagat aneh pada diri Zaki, membuat Dira mengangkat satu alisnya. "Mau nanya apaan, Zak?" Tanya Dira yang melihat keanehan pada Zaki.
"Melody ada cerita soal cowo nggak ke Lo?" Tanya Zaki penasaran.
Dira kembali mengangkat alisnya, seakan ingin tahu, apa maksud dari pertanyaan dari Zaki tadi.
Melihat reaksi Dira yang tak mengerti apa maksudnya dari pertanyaannya seketika membuat Zaki menepuk jidat, "Maksud gue, umm ... si Melody ada cerita nggak sama Lo, kalo dia lagi suka sama cowo, gitu? Barangkali." Tanya Zaki antusias.
"Cowok?" Ulang Dira seolah berpikir, "... Kayaknya enggak ada deh, Zak!" Jawab Dira apa adanya.
"Nggak ada, ya?" Tanya Zaki lagi.
"Nggak ada kok. Melody nggak pernah cerita tentang cowo manapun sama gue. Seingat gue sih, gitu. Kenapa emang?" Ucap Dira.
"Nggak ada apa-apa, sih. Nanya doang!" Jawab Zaki sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"DOORRR!!!" Teriak Nayla tiba-tiba sambil menepuk punggung Dira dan Zaki secara bersamaan. Dan hal itu sukses membuat keduanya terkejut.
"NAYLA!" Seru Dira dan Zaki secara bersamaan. Mendapat respon yang sesuai dengan dugaannya, membuat tawa Nayla pecah seketika.
"Hahaha ... Abisnya Lo berdua serius banget kek lagi nyusun rencana peperangan tau, nggak. Sampai-sampai gue datang Lo berdua nggak nyadar." Ucap Nayla tanpa rasa bersalahnya.
Bukannya menjawab, Dira dan Zaki kompak menatap Nayla dengan tatapan datar.
Sadar arti tatapan yang diarahkan keduanya, mau tak mau membuat Nayla meminta maaf pada Dira dan Zaki.
"Sorry, deh ... Sorry." Ucap Nayla sambil mengacungkan dua jarinya membentuk peace. "... lanjut, deh. Gue mau jadi penonton setia aja kalo gitu."
"Nggak jadi." Jawab Zaki ketus. Laki-laki itu lalu berdiri dan berjalan menuju ke kelasnya meninggalkan Dira dan Nayla di taman.
"Idiiih ... Ngambek. Cowok kok baperan!" Ejek Nayla pada Zaki yang sudah berjarak beberapa meter darinya.
"Udahlah, Nay. Entar beneran ngambek loh si Zaki." Ucap Dira mengingatkan.
"Iya ... iya. Emang tadi kalian lagi bahas apa -"
Belum sempat Nayla menyelesaikan kalimatnya, Dira sudah lebih dulu memotongnya.
"O iya, Nay, nih coklat buat Lo." Ucap Dira sambil menyerahkan dua batang coklat pemberian dari Arfen kemarin yang lupa Dira berikan pada Nayla.
"Ow ... maacih, Dira." Ucap Nayla senang.
"Ini bukan dari gue, Nay." Jawab Dira apa adanya.
"Kalo bukan dari Lo, terus dari siapa, dong? Dari Verrel?" Tanya Nayla penasaran.
"Dari Arfen. Gue lupa ngasih ke Lo nya waktu kita jalan ke mall kemarin.
"Masih ada nggak coklatnya? Gue juga mau, dong!" Ucap Melody yang baru saja bergabung dengan keduanya.
"Tenang, Mel. Gue juga masih ada nih buat Lo ..." Jawab Dira sambil menyerahkan dua coklat yang sama dengan yang ia berikan pada Nayla tadi. "... Dari Arfen."
"Makasih ya, Dir. Sampein juga makasih gue buat Arfen." Jawab Melody.
"Lo baru Dateng, Mel?" Tanya Nayla.
"Iya, nih. Hampir telat gue, gila." Jawab Melody sambil membuka satu coklat yang Dira berikan.
"Kelas, yuk!" Ajak Dira untuk masuk ke kelas karena mendengar bel masuk telah berbunyi.
"Okay. Nanti jam istirahat kita kumpul lagi." Jawab Nayla.
...***...
*OK... Disini Dira, Melody dan juga Zaki satu kelas ya, guys. Tapi beda dengan Nayla. Kalo Nayla itu satu kelas dengan Axell dkk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 221 Episodes
Comments
Anissa Cikal Robbani
/Rose//Rose//Heart//Heart//Kiss//Kiss/
2023-11-07
1
Edah J
like like like selalu 😘
2023-03-13
1