Bel pulang sekolah telah berbunyi, kini Dira tengah bersiap untuk kerumah papa Pras. Memang dari kemarin Dira tidak pulang ke apartemen. Dan di saat Dira baru saja akan memasuki mobil, tiba-tiba terdengar suara orang yang memanggilnya.
"Dira, tunggu!" Panggil seseorang yang tak lain adalah Verrel yang datang menghampiri Dira bersama dengan seorang ... Axello di sampingnya.
Dira kembali menutup pintu mobilnya dan berbalik menghadap ke arah Verrel dan Axell. Satu alis gadis itu terangkat seakan bertanya ada apa Verrel memanggilnya.
"Bisa ngomong sebentar?" Tanya Verrel sedikit basa-basi.
"Sorry. Tapi tentang apa ya, kak?" Tanya Dira penasaran.
"Tentang temen Lo." Jawab Verrel singkat.
"Siapa? Nayla? Nayla udah pulang, kak. Baru aja. Katanya buru-buru." Jawab Dira yang mengira kalau Verrel akan membahas tentang Nayla yang tak lain adalah kekasih dari Verrel sendiri.
Verrel menggelengkan kepalanya mendengar jawaban dari Dira karena bukan Nayla yang ia maksud di sini."No. It's not about Nayla." Jawab Verrel.
"So, who is meant here?" Tanya Dira.
"Temen Lo satunya." Kini Axell yang buka suara.
"Siapa? Melody?" Tanya Dira memastikan.
"Maksud Axell, temen Lo yang satunya lagi... Yang cowo." Ucap Verrel menjelaskan.
"Arfen maksudnya? Ada apa, kak?" Tanya Dira.
"Tadi kita liat, tuh cowo datengin Lo pas di kantin." Ucap Verrel menjelaskan. Gadis itu tak menjawab, ia hanya menarik satu alisnya.
"Lo tau peraturan di sekolah ini -"
Pertanyaan Verrel diputus begitu saja oleh Axell. "Dimana siswa dari sekolah lain DILARANG KELUAR MASUK AREA BHAKTI BANGSA TANPA ADANYA KEPENTINGAN." Ucap Axell dengan nada dingin sembari menekankan kalimat dilarang bebas keluar masuk.
"Iya, kak." Jawab Dira dengan satu tangan meremat ujung rok sekolahnya.
"Terus kenapa Lo biarin temen Lo yang jelas beda sekolah itu Dateng ke sini?" Tanya Verrel.
"Sengaja nyuruh dia Dateng?" Tebak Axell.
"Tunggu dulu, kak. Nggak gitu ceritanya. Gue bisa jelas -
"Jelasin!" Potong Axell tegas. Mendengar jawaban yang tak bersahabat dari Axell, membuat Dira menghela nafasnya pelan.
Dira menghela nafas kasar, "Gue nggak tau kenapa Arfen bisa masuk kesini tadi. Gue sendiri juga kaget, tiba-tiba aja dia Dateng nemuin gue di kantin pas jam istirahat tadi. Tapi beneran, dia di sana nggak lama." Jelas Dira sambil mengacungkan dua jarinya membentuk peace.
"Yakin? Lo nggak bohong kan, Dir." Tanya Verrel.
"Beneran, kak. Gue nggak bohong. Tadi it -..." Lagi, Belum sempat Dira menyelesaikan kalimatnya, lagi-lagi Axell memotongnya begitu saja.
"Cukup! Lama atau tidak, kenyataanya dia sudah menyalahi aturan di sekolah ini. Dan Gue liat sudah dua kali tuh cowo dateng ke sini. So, Lo mesti denger ini baik-baik, ini terakhir kali gue liat temen Lo itu Dateng ke sekolah ini. Besok-besok kalo gue masih liat dia bisa dengan begitu mudahnya masuk lagi ke sekolah ini, gue nggak segan-segan kasih peringatan langsung ke sekolahnya." Ucap Axell tegas dan langsung pergi menuju mobilnya meninggalkan Dira dan Verrel.
"OK, Dir. Lo udah liat gimana tuh ketua OSIS kalo lagi marah? Ya... Bukan apa-apa, sih sebenarnya. Satu hal yang harus Lo tau, Kita sama temen Lo itu lagi mode nggak baik-baik aja. Jadi, bilangin sama temen Lo itu buat nggak dateng-dateng lagi kesini. OK, Dir. Dan sebaiknya Lo cepetan pulang!" Ucap Verrel.
"Gadis itu kembali menghembuska nafasnya pelan, "OK, kak. Kalo udah nggak ada hal yang perlu di omongin lagu gue duluan." Pamit Dira dan langsung masuk ke dalam mobilnya. Dan pergi meninggalkan area parkir sekolah.
Tapi, baru saja Dira melewati pintu gerbang sekolah, ternyata seseorang telah menunggu kedatangan dari gadis itu. Seorang cowo yang tadi sempat menjadi perbincangan di area parkir sekolah antara Dira, Axell dan juga Verrel tadi
Melihat Arfen yang sedang berdiri dengan bersandar di motor sport-nyamembiat Dira menepikan mobilnya dan langsung keluar dari dalam mobil.
"Ar, Lo ngapain disini?" Tanya Dira sbil berjalan mendekat ke arah Arfen yang tengah fokus pada ponselnya.
Tiba-tiba senyum Arfen mengembang setelah mendengar suara gadis yang sedari tadi ia tunggu-tunggu.
"Akhirnya Lo keluar juga ..." Ucap Arfen tanpa menjawab pertanyaan dari Dira tadi. "... Gue dari tadi telponin Lo tapi nggak bisa."
"Ada apa? Ponsel gue low bat, Ar." Jawab Dira apa adanya.
"Nggak ada apa-apa, sih. Gue cuma mau ajak tuan putri jalan-jalan. Boleh?" Tanya Arfen pada Dira.
"Boleh. Kebetulan ada hal yang mau gue omongin ke -..." Belum sempat Dira melanjutkan kalimatnya, tiba-tiba suara sebuah klakson mobil terdengar di pendengaran mereka.
Tiinn... Tiiinn...
Mendengar suara klakson mobil yang begitu keras dan tiba-tiba membuat Dira dan Arfen refleks menoleh ke arah mobil tersebut. Seakan Arfen melayangkan tatapan tak suka ke arah mobil tersebut.
"Kak Axell ... Ketua OSIS di sekolah ini. Ayo, Ar. Kita cepetan pergi dari sini!" Ajak Dira pada Arfen untuk segera meninggalkan area sekolah. Gadis itu pun kembali masuk ke dalam mobil dan melaju meninggalkan area sekolah.
Tak berbeda halnya dengan Dira, Arfen langsung bergegas mengikuti mobil Dira dari belakang menggunakan motor sport miliknya.
Tapi sebelum melajukan motornya, Arfen kembali melayangkan tatapan tak suka ke arah pengemudi mobil yang membunyikan klaksonnya tadi. Tak terkecuali dengan seseorang yang duduk di samping kemudi. Siapa lagi kalo bukan Axell dan Verrel.
...***...
Dira berhenti di sebuah kafe yang hanya berjarak sepuluh menit dari sekolah. Dengan seorang Arfen di belakangnya. Keduanya pun masuk bersamaan ke dalam kafe.
"Permisi ... Mau pesen apa, kak?" Tanya pelayan kafe yang datang menghampiri Dira dan juga Arfen.
"Lo mau pesen apa, Dir?" Tanya arfen.
"Milkshake vanilla, aja deh, Ar." Jawab Dira santai.
"Yakin Milkshake vanilla, nggak mau Lemon tea anget aja?" Tanya Arfen yang hanya mendapat anggukan kepala dari Dira.
"OK. Makanannya?" Tanya Arfen lagi dan langsung mendapat gelengan kepala dari Dira. Arfen mengangguk.
"OK, mbak. Tolong ini dua, ya. Yang ukuran besar." Ucap Arfen sambil menunjuk pesanannya. Melihat menu pilihan Arfen membuat pelayan tersebut bingung. Pasalnya menu yang di tunjuk Arfen berbeda dengan menu yang Dira pesan tadi.
Melihat wajah pelayan yang terlihat bingung membuat Arfen menganggukkan kepalanya, agar pelayan itu mengerti apa yang Arfen pesan sebenarnya.
"Makanannya, kak?" Tanya pelayan itu lagi.
Arfen menggelengkan kepalanya, "Itu aja, mbak. Cewe saya nggak mau makan. Takut gendut katanya." Jawab Arfen sambil menatap wajah Dira yang terlihat seperti ingin protes padanya.
Dira yang sedari tadi fokus dengan ponsel milik Arfen itu pun langsung beralih menatap si pemilik ponsel tersebut setelah mendengar apa yang dikatakannya pada pelayan kafe tadi.
"Kapan gue pacaran sama Lo?" Tanya Dira sambil kembali memainkan ponsel Arfen setelah pelayan itu pergi meninggalkan keduanya.
Arfen tersenyum mendengar pertanyaan dari Dira. "Bercanda, Dir. Mbak nya tadi liatin gue mulu." Jawab Arfen asal. Pasalnya pelayan tadi memang sempat curi-curi pandang pada Arfen. Lagi pula Arfen sangat menginginkan Dira bisa menjadi kekasihnya. Tapi karena dua alasan yang pasti membuat Dira tidak bisa menerima Arfen menjadi kekasihnya. Entah itu apa, yang satu Arfen belum tau alasan kenapa Dira tidak bisa menerima cintanya.
"Oh ... iya, Dir. Tadi Lo mau ngomong apa?" Tanya Arfen saat teringat kalau Dira tadi mau mengatakan sesuatu saat masih di area sekolah tadi. Gadis itu lalu meletakkan ponsel Arfen yang sedari tadi ia mainkan ke atas meja dan beralih menatap Arfen serius.
"Ar, gue boleh minta sesuatu nggak, sama Lo?" Tanya Dira ragu.
"An**ything for you my princess." jawab Arfen cepat.
"Tolong jangan datang ke sekolah gue lagi!" Pinta Dira pada laki-laki yang duduk di depannya itu.
"Memangnya kenapa, Dir? Gue kan nemuin sahabat gue di sana?" Tanya Arfen yang menuntut alasan pada Dira.
"Lo bisa dapat masalah nanti." Jawab Dira.
"siapa yang bilang? Axello?" Tanya Arfen yang berpikir kalau ini semua pasti ada hubungannya dengan Axello.
"Pokoknya Lo jangan datang ke sekolah gue lagi. Kalau mau ketemu kan Kita bisa jalan kayak gini." Jawab Dira.
Arfan menghembuskan nafasnya. Laki-laki itu tahu pasti ada sesuatu dibalik semua ini. "OK, Lo tenang, Dir. Apapun kemauan Lo, apapun itu akan gue penuhin ..." Jawab Arfen pasti. "... Tapi senyum dulu, dong!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 221 Episodes
Comments
Anissa Cikal Robbani
arfennya nyebelin ya 😂
2023-11-07
1
I'm20___
kan... bener ku bilang...
2023-09-02
1
Edah J
Klik klik jempol biar berwarna biru 👍
2023-03-13
3