03. Bertemu calon mertua.

Siang itu di kantin sekolah, Dira terlihat murung dan tak bersemangat.

"Dira, Lo sebenarnya kenapa, sih? Gue perhatiin dari tadi, Lo udah kayak mayat idup tau nggak?" Tanya Melody yang sedari tadi memperhatikan Dira yang hanya diam melamun.

"...Iya, gue tau Lo emang pendiem. Tapi nggak gini-gini amat deh perasaan." Sambung Melody lagi.

"Kalo Lo lagi ada masalah, Lo bisa kok cerita ke gue. Gue ini juga temen lo, Dir!" Ucap Melody menambahkan.

Kini Melody memeluk Dira dengan hangat. Sampai Melody merasakan ada telapak tangan yang mengusap punggungnya.

"Gue beneran nggak pa-pa kok, Mel..." Ucap Dira pelan. "Dan thanks, Lo udah mau jadi temen gue dan peduli sama gue." Lanjut Dira sambil tersenyum ke arah Melody.

"Beneran, nih, nggak pa-pa?" Tanya Melody tak yakin.

"Iya, Mel." Jawab Dira pelan.

Sampai datanglah tiga serangkai di kantin dan mengundang kebisingan dari para gadis yang mengidolakan mereka. Siapa lagi kalo bukan Axell dan kawan-kawan.

"Boleh, dong, ikutan?" Celetuk Bastian yang berjalan mendekat ke arah Dira dan Melody yang kini sedang berpelukan. Sampai tangan kekar Verrel menarik kerah baju Bastian dari belakang.

"Woy... Anj*Ng... Sialan Lo narik-narik baju gue!" Teriak Bastian ngegas sampai membuat Dira dan Melody menoleh dan melepaskan pelukannya.

"Yah... Kan... Kok di lepas, sih? Gue kan juga mau ikut pelukan Lo pada." Ucap Bastian kecewa. Karena gagal berpelukan dengan kedua gadis itu.

"Jangan mau Lo berdua di peluk sama nih cucu Fir'aun!" Sahut Verrel dengan tanpa rasa bersalahnya.

"Kak Bastian, ya... Dasar modus! Nggak tau apa, ini si Dira lagi nggak bisa di ganggu?" Ucap Melody yang seperti tak bersahabat dengan datangnya Bastian.

Sampai pada akhirnya pandangan mata ketiganya jatuh pada wajah Dira yang terlihat tidak baik-baik saja.

"Lo kenapa, Dir?" Tanya Bastian ingin tahu dengan gadis itu.

"Lo lagi ada masalah? Atau ada yang Bully Lo disini?" Sahut Verrel ikut bertanya.

Tak ada jawaban, Dira hanya menggelengkan kepalanya dan tersenyum hambar.

Drrtt... Drrtt...

Sampai pada akhirnya ponsel Dira yang terletak di meja kantin berdering

📲 Papa Is Calling...

"Bokap Lo, Dir." Ucap Melody.

"Papa mertua, Man." Pekik Bastian dengan rasa begitu percaya dirinya.

"PD, Lo." Cibir Verrel pada sahabatnya itu.

"Berisik!" Hardik Axell yang merasa terganggu dengan kedua sahabatnya itu.

Dira memejamkan matanya sejenak sambil menghembuskan nafasnya pelan seakan tengah bersiap menerima kabar buruk yang akan di dengarnya. Dan hak itu tak luput dari pandangan Axell.

'Seberat itukah masalah yang Lo hadapi?' Batin Axell menduga jika Dira memang sedang dalam masalah.

"Hallo, pa."

"(....)."

"Harus hari ini ya, pa?"

"(....)."

"OK, Nanti Dira ke kantor papa."

"(....)."

Tuutt... tuutt...

Sampai berakhirnya sambungan telepon antara Dira dan sang papa.

"Bokap Lo ngomong apaan, Dir?" Tanya Melody ingin tahu. Karena bukan semakin membaik, ekpresi wajah Dira malah semakin murung setelah menerima telepon dari papanya.

"Bukan sesuatu yang penting kok, Mel." Jawab Dira berbohong.

"Tapi kenapa muka Lo malah jadi pucat, Dir?" Tanya Verrel yang kini juga ikut memperhatikan Dira.

"Kalo sakit, ke UKS!" Ucap Axell menyela.

Seketika Verrel dan Bastian menoleh. Tak seperti biasanya, Axell yang begitu dingin seperti es balok berjalan terkesan perhatian bahkan dengan Dira yang notabene siswi baru.

"Lo sehat, Man?" Tanya Verrel. "...Keknya bukan cuma Dira di sini yang kurang sehat. Tapi Lo juga." Verrel merasakan keanehan pada Axell. Tanpa menjawab, Axell hanya berdiri dan menarik tangan Dira untuk menuju ke UKS.

Bastian yang melihat itu pun langsung heboh sendiri. "WOY... CALBO GUE TUH, KIRA-KIRA DONG, XELL!!" Teriak Bastian tak terima dengan sikap Axell yang malah membawa Dira pergi.

Sementara Verrel malah geleng-geleng kepala sendiri melihat apa yang baru saja Axell dan Bastian lakukan.

"Keknya Lo berdua bakal saingan, deh, Bro!" Ucap Verrel yang berdiri sambil menepuk pundak Bastian.

Belum sempat Bastian menjawab, Melody sudah lebih dulu menimpali apa yang Verrel ucapkan.

"Keknya kak Axell suka deh sama Dira." Celetuk Melody.

"Eh... Nggak bisa, Dira itu bidadari gue, ya!" Protes Bastian tak terima.

"Jodoh siapa yang tau, kak?" Jawab Melody.

...***...

Bel pulang sekolah telah berbunyi. Kini Dira tengah mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang menuju ke kantor papanya.

Tadi papanya menelpon dan memintanya untuk datang ke kantor karena ingin mempertemukan Dira dengan seseorang.

Dira sempat mengira kalo ia akan di pertemuan dengan orang yang akan menikah dengannya.

Sampai pada akhirnya Dira sampai di depan pintu ruang kerja papanya. Tampak Dira menghembuskan nafasnya kasar sebelum mengetuk pintu ruangan papanya itu.

Tok...

Tok...

Tok...

"Masuk!" Suara perintah yang terdengar dari dalam. Dengan pelan, Dira membuka pintu ruang kerja papa Pras dan berjalan masuk ke dalamnya. Dan ketika memasuki ruangan, seketika pandangan mata Dira jatuh pada pria paruh baya yang duduk di sofa tepat di depan papanya.

Deg...

Jantung Dira seakan berhenti berdetak saat itu juga.

'Jangan-jangan...'

Dira tidak berani melanjutkan kata-katanya. Ia berpikir jika pria paruh baya di depannya ini adalah orang yang akan menikah dengannya. Seketika Dira terdiam dengan pikirannya. Sampai suara papa Pras menyadarkannya.

"Kok bengong sayang? Sini, duduk di samping papa!" Ucap papa Pras.

Dira yang tersadar dari lamunannya itu pun mengangguk dan segera mendekat ke arah papa Pras.

"Cantik sekali kamu, nak." Ucap pria paruh baya itu yang memuji paras cantik Dira.

"Jelas Vell, siapa dulu papanya?" Jawab papa Pras.

Tidak mau terlalu lama terjebak dengan rasa penasaran, akhirnya Dira memberanikan diri untuk bertanya pada papa Pras tentang siapa pria paruh baya yang tengah duduk di depannya ini.

"Siapa, pa?" Tanya Dira pelan.

"Kenalin sayang! Beliau ini adalah teman sekaligus rekan bisnis papa. Namanya Om Mar -

Belum sempat papa Dira menyelesaikan kalimatnya. Pria paruh baya itu lebih dulu memotong apa yang akan papa Pras katakan.

"Panggil ayah saja, nak Dira! Jangan panggil Om. Kelak Dira juga akan jadi anak ayah juga, kan?" Sahut pria paruh baya itu ramah.

Dira tidak menjawab. Ia masih sibuk dengan pikirannya sendiri. Mencerna apa yang baru saja ia dengar.

'Ayah? Berarti bukan...

Entah mengapa ada sedikit rasa lega yang Dira rasakan karena bukan orang yang duduk di depannya inilah yang akan menikah dengannya.

"Sayang... Kamu mengapa? Dari tadi kok bengong terus? Kamu sakit?" Serentetan pertanyaan yang muncul dari papa Pras.

Seketika Dira tersadar dengan kamu lamunannya dan bertanya pada papa Pras, "Kenapa, pa?"

"Kamu sakit, nak?" Tanya papa Pras pada putri semata wayangnya itu. Terdengar ada nada khawatir di sana.

"Nggak kok, pa... Dira sehat kok." Jawab Dira dengan senyum manisnya.

Dira lalu mengulurkan tangannya untuk mencium punggung tangan pria paruh baya tadi.

...***...

Tiba di apartemen, Dira langsung bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Selesai dengan urusan mandinya, Dira kini merebahkan tubuhnya di atas ranjang dan memutuskan untuk beristirahat.

Sebelum tidur, Dira sempat tertawa sendiri. Lebih tepatnya menertawai dirinya sendiri. Mengingat betapa bodohnya dia yang sempat mengira jika pria paruh baya yang berada di kantor papanya tadi adalah calon suaminya. Dan ternyata Dira salah, bukan calon suami melainkan calon mertua.

"Dasar bege!" Ucap Dira pada dirinya sendiri sambil tersenyum. Dan tak lama gadis itu pun terlelap dalam tidurnya.

...***...

Jika tadi Dira yang bertemu dengan calon mertuanya, maka sekarang giliran Axell yang akan di pertemukan dengan calon mertuanya.

Kini Axell sedang berjalan menghampiri salah satu meja dimana ada dua pria paruh baya yang sedang menunggu kedatangannya di sebuah restoran dimana mereka berada sekarang.

Tadi Axell mendapat telepon dari sang ayah dan memintanya untuk datang menemuinya di sebuah restoran yang tak jauh dari apartemen Axell.

"Sore, yah dan om...?" Sapa Axell sopan sambil mencium punggung tangan keduanya. "Udah lama ya nunggu Axell?" Tanya Axell setelah menyalami keduanya.

"Tidak, nak. Kami juga baru saja sampai." Jawab pria paruh baya yang bukan ayah dari Axell.

"Gimana, Pras, Menurutmu? Cocokkan anakku kalo di pasangkan dengan anak gadismu tadi?" Tanya ayah Axell. Mendengar apa yang baru saja ayahnya katakan membuat Axell mengangkat satu alisnya. Seketika Axell teringat dengan perkataan ayahnya beberapa hari yang lalu, bahwa ayahnya itu telah menjodohkannya dengan putri rekan bisnis sekaligus sahabat dari ayahnya itu.

Axell memejamkan matanya sejenak sambil menghembuskan nafasnya pelan. Axell hampir lupa tentang bagaimana sifat ayahnya. Bahwa apa yang ayahnya katakan maka itu yang harus Axell lakukan. Ayah Marvellyo adalah orang yang mempunyai pendirian yang tetap dan jarang bahkan hampir tidak pernah mengubah keputusannya.

"Bagaimana nak Axell, apakah orang tuamu sudah memberi tahu kalo kamu telah di jodohkan dengan anak om?" Tanya Papa Pras yang tak lain adalah papa Dira.

Belum sempat Axell menjawab, Papa Pras kembali berkata, "Kalau nak Axell keberatan, maka om tidak memaksa Karena bagaimana pun juga, kalian nantinya yang akan menjalani. Bukan kah begitu Marvell?" Tanya papa Pras pada sahabatnya itu.

"Tentu saja Axell tidak akan menolak..." Jawab ayah Marvellyo yakin. "... Axell pasti akan setuju, iya kan, Boy?" Tanya ayah Marvellyo pada putranya itu.

Untuk kesekian kalinya, Axell kembali menghela nafas panjang. Sampai pada akhirnya menjawab, "Iya, ayah... Axell setuju."

Pada akhirnya, mau tak mau Axell hanya bisa menyetujuinya. Karena sekeras apapun Axell menolak, jawabannya pasti akan sia-sia saja. Axell paham betul siapa ayahnya.

Kalau biasanya yang namanya perjodohan pasti mempertemukan dua insan yang akan di jodohkan. Tapi lain cerita dengan Dira dan juga Axell.

Mereka berdua tahu kalau mereka Dijodohkan dengan orang tua masing-masing. Hanya saja dengan siapa mereka Dijodohkan itulah yang sedang mereka pertanyakan.

...***...

Disekolah, Dira yang sedang mengikuti pelajaran pun sedang tidak fokus. Dira sedang tidak bersemangat mengikuti pelajaran dan hal itupun tak luput dari perhatian guru yang mengajar di kelas hari ini.

"Dira." Panggil Bu Retno. Tidak ada jawaban dari Dira membuat Bu Retno mengulangi panggilannya.

"Andira." Ulang Bu Retno dan masih tidak ada jawaban. Akhirnya Bu Retno kembali memanggil dengan nada yang sedikit tinggi.

"Andira Gracelia!" Seketika Dira menoleh dan menjawab.

"Iya, Bu. Ibu panggil saya?" Jawab Dira.

"Ibu coba perhatikan dari tadi kamu seperti tidak bersemangat..." Icao Bu Retno menggantung. "...Apa ada yang sedang kamu pikirkan Dira?" Tanya Bu Retno.

"Nggak, Bu. Saya hanya sedikit pusing." Jawab Dira yang memang merasakan sedikit pusing pagi ini.

Bu Retno pun mendekat ke arah Dira dan menempelkan punggung tangannya pada dahi Dira. Dan benar saja, Bu Retno merasakan ada sensasi hangat pada dahi gadis itu.

"Kamu sakit? Kamu agak demam!" Tanya Bu Retno.

"Saya nggak pa-pa, Bu." Jawab Dira pelan. Karena hanya merasa pusing dan hal itu bukanlah hal yang perlu di cemaskan.

"Sebaiknya kamu ke UKS Dira! Kamu istirahat dulu! Nanti kalau kamu sudah merasa lebih baik, kamu bisa mengikuti pelajaran berikutnya." Titah Bu Retno.

"Iya, Dir. Lo agak pucet, Lo sakit ya? Atau mau gue temenin ke UKS? Ucap Melody menimpali apa yang di ucapkan Bu Retno.

Melihat kekhawatiran dari Melody. Membuat Dira tersenyum. "Gue nggak pa-pa, Mel." Jawab Dira lirih.

Tidak menerima bantahan, Bu Retno lalu minta Melody untuk mengantarkan Dira ke UKS.

"Melody, tolong kamu antarkan Dira ke UKS, dan pastikan Dira beristirahat di sana!" Perintah Bu Retno pada Melody yang sekarang duduk sebangku dengan Dira.

"Baik, Bu." Jawab Melody yang kini bersiap mengantarkan Dira menuju ke UKS.

"Ayo, Dir. Lo perlu istirahat." Ucap Melody yang menarik pelan tangan Dira. Dira yang pasrah ditarik oleh Melody itupun bangkit meninggalkan kelasnya menuju ke UKS.

Di koridor sekolah langkah kaki Dira kian pelan karena merasakan kepalanya yang semakin berat.

"Kalo sakit kok Lo maksain masuk sekolah, sih, Dir? Dari kemarin gue perhatiin wajah Lo emang sedikit pucat..." Ucap Melody khawatir. "...Emangnya bonyok Lo nggak ngelarang Lo masuk sekolah gitu, Ngeliat keadaan Lo aja kek gini." Sambung Melody.

Hening, tak ada jawaban dari Dira. Pandangan gadis itu pun perlahan memburan dan kabur. Tiba-tiba...

Brukk...

Tubuh Dira hampir saja ambruk ke lantai kalau saja Axell yang kebetulan berjalan di depan Dira tidak sigap menangkap tubuh lemah Dira.

"Dira!" Pekik Melody akan keadaan Dira yang tiba-tiba pingsan itu.

Axell yang berhasil menangkap tubuh Dira itu pun langsung membawa Dira menuju ke UKS.

Dengan cekatan, Axell langsung mencari kotak P3K dan mencari minyak kayu putih untuk di oleskan nya pada hidung Dira.

Axell juga mengoleskan minyak kayu putih tersebut pada kedua telapak tangan dan kaki Dira. Di gosok-gosokannya telapak tangan Dira berharap Dira segera sadar dari pingsannya.

Melody yang juga berada di UKS itu pun memperhatikan apa yang ketua OSISnya itu lakukan.

'Fix, Bener nih dugaan gue.' Batin melodi yang berpikir apa yang ia duga belakangan ini benar. Melody memang akhir-akhir ini diam-diam sering memperhatikan Axell yang ternyata diam-diam suka memperhatikan temannya itu.

Merasa di perhatikan Axell menoleh dan mendapati Melody yang tengah memperhatikannya.

"Lo bisa bantu gue?" Tanya Axell pada Melody.

"Bantu apa ya, kak?" Tanya Melody balik.

"Lo tekan-tekan telapak kaki Dira kayak gini."

Terpopuler

Comments

I'm20___

I'm20___

langsung protes ga trima ya, bas........

2023-08-06

1

I'm20___

I'm20___

ada apakah gerangan?????????

2023-08-06

1

I'm20___

I'm20___

iya...... tau deh, Xell 🤭

2023-08-06

1

lihat semua
Episodes
1 01. Awal pindah sekolah.
2 02. Dia tinggal disini? (Axello)
3 03. Bertemu calon mertua.
4 04. Diantar pulang.
5 05. Tangis Dira.
6 06. Jangan diangkat.
7 07. Sahabat atau cinta?
8 08. Bertemu calon mertua 2.
9 09. Kejutan Arfen.
10 10. Pertemuan tak disengaja.
11 11. Pulang ke rumah.
12 12. Kejutan Arfen 2.
13 13. Arfen lagi.
14 14. Arfen dan Andira.
15 15. Axell cuek.
16 16. Fitting baju.
17 17. Siapa dia? (Axello)
18 18. Inisial huruf A.
19 19. Siaran Live Nayla
20 20. Telepon dari papa Dira.
21 21. Kabar yang mengejutkan.
22 22. Pasrahnya Axello.
23 23. Alibi Axello.
24 24. Hari H.
25 25. Seranjang.
26 26. Tidak bisa tidur.
27 27. Lo mau ikut? (Axello)
28 28. Dira tanggung jawabmu.
29 29. Tanggung jawab gue. (Axello)
30 30. Kepergok.
31 31. Tidur atau ....?
32 32. Visual cast
33 33. Ganggu banget.
34 34. Lo punya perasaan sama dia? (Axello)
35 35. Ajakan atau perintah?
36 36. Sorry, udah ngurung Lo disini. (Axello)
37 37. Jahil.
38 38. Dosa, nolak nafkah dari suami! (Axello)
39 39. Kepergok 2.
40 40. Kambuh.
41 41. Sorry.
42 42. Makan atau .....
43 43. Sebuah peringatan.
44 44. Tebakan Verrel.
45 45. Ketiduran dimobil.
46 46. Menimang cucu.
47 47. Nggak usah Lo pikirin! (Axello)
48 48. Jangan-jangan ..... (Dira)
49 49. Gara-gara Zaki.
50 50. Gara-gara Zaki 2
51 51. Lagi-lagi Zaki.
52 52. Sebuah pertanyaan.
53 53. Pelukan hangat.
54 54. Cara Verrel.
55 55. Nongki bareng.
56 56. Gara-gara bubur.
57 57. Hak sebagai suami.
58 58. Dia?
59 59. Kebetulan.
60 60. Move on.
61 61. Karena gue berhak atas Dira. (Axello)
62 62. Bocor.
63 63. Perhatian Axello.
64 64. Semakin terang.
65 65. Kecurigaan Bastian.
66 66. Marahnya Axello.
67 67. Pengganggu.
68 68. Nakal.
69 69. Dira aman sama gue. (Axello)
70 70. Gara-gara buah.
71 71. Mereka udah jadian? (Arfen)
72 72. Jangan nakal disekolah! (Axello)
73 73. Axello Vs Nayla.
74 74. Perlakuan Axello.
75 75. Masa lalu.
76 76. Permintaan Axello.
77 77. Tamu tak diundang.
78 78. Bikin gue... (Axello)
79 79. Kebohongan Renata.
80 80. Kebenaran untuk Bastian.
81 81. Dimana Dira? (Axello)
82 82. Marahnya Axello 2.
83 83. Kenapa harus dia? (Arfen)
84 84. Jangan buat gue khawatir! (Axello)
85 85. Belum siap.
86 86. Tersedak.
87 87. Tamu tak diundang 2.
88 88. Pulang ke rumah.
89 89. Demam.
90 90. Gue nggak butuh obat. (Axello)
91 91. 'I want you.' (Axello)
92 92. Bikin Lo yakin. (Axello)
93 93. Gangguan.
94 94. Permintaan Bunda.
95 95. Tidak tinggal diam.
96 96. Kencan.
97 97. Perasaan Dira.
98 98. Urusan suami istri.
99 99. Sedikit pelajaran.
100 100. On proses.
101 101. When Jason meet Jessie.
102 102. Drama pagi hari.
103 103. Axello Vs Renata.
104 104. Ancaman Renata.
105 105. Gara-gara Drakor.
106 106. Mau lagi.
107 107. Malam panjang.
108 108. Gara-gara vitamin.
109 109. Cerita Bunda Resty.
110 110. Sikap Axello.
111 111. Dira Vs Linda.
112 112. Dipecatnya Linda.
113 113. Pulang ke rumah.
114 114. Serangan di pagi hari.
115 115. Apa yang terjadi? (Andira)
116 116. Dirumah sakit.
117 117. Cara berterima kasih.
118 118. Mendadak perhitungan.
119 119. Gara-gara rambut basah.
120 120. Kiss me, please!
121 121. Teman main belakang.
122 122. Sebuah foto.
123 123. Hak paten.
124 124. Tatapan aneh.
125 125. Cara Axell.
126 126. Pembicaraan serius.
127 127. Tamu tak diundang 3.
128 128. Aneh.
129 129. Aneh 2.
130 130. Khawatirnya Axell.
131 131. Praktek biologi.
132 132. Cantik-cantik, Batu.
133 133. Verrel mulai jahil.
134 134. Axell aneh.
135 135. Axell aneh 2.
136 136. Ajakan selingkuh Bastian.
137 137. Mimpi aneh Axello.
138 138. Pertengkaran dua saudara.
139 139. MG. (emji)
140 140. Axello Vs Nicholas.
141 141. Balas dendam Renata.
142 142. Axello vs Nicholas 2.
143 143. Istri? (Renata)
144 144. Lemot berjamaah.
145 145. Kabar Dira hamil.
146 146. Seperti dihantam ombak.
147 147. Datangnya badai.
148 148. Dosa apa?
149 149. Kedatangan Axell.
150 150. Marahnya Axell 3.
151 151. Arti mimpi Axell.
152 152. A little story about Axello.
153 153. Kekhawatiran Axello.
154 154. Minta di peluk.
155 155. I love you more. (Axello)
156 156. Masih di rumah sakit.
157 157. Masih di rumah sakit 2.
158 158. Tidak sebanding.
159 159. Bukan lawan yang sebanding.
160 160. I love you too, Xello.
161 161. Kena hukuman.
162 162. Dira pulang, Axell senang.
163 163. Manisnya.
164 164. Penolakan Axell.
165 165. Back to school.
166 166. Hot news.
167 167. Karena dia udah nyakitin kamu. (Axello)
168 168. Kerja kelompok.
169 169. Kerja kelompok 2.
170 170. Arfen is back.
171 171. Temui gue! (Axello)
172 172. Axell Vs Arfen.
173 173. I'm Yours.
174 174. More than miss you.
175 175. Kenapa baru sekarang?
176 176. Trouble or heartbreak?"
177 177. Tamu tak diundang 4.
178 178. Sebuah foto 2.
179 179. Kamu cemburu? (Axello)
180 180. Lambang Aditya Pratama.
181 181. UKS.
182 182. Axello dan Aditya.
183 183. Sebuah foto 3.
184 184. Axell menyerah.
185 185. I'll stay.
186 186. Stalker.
187 186. Balas dendam Bastian.
188 188. Axell vs Arfen.
189 189. Play secret.
190 190. Sengaja.
191 191. Truth for Arfen.
192 192. Arfen kalah.
193 193. Arfen dan Andira 2.
194 194. Arfen dan Andira 3.
195 195. Tetangga.
196 196. Baku hantam.
197 197. Masih di apartemen Axell.
198 198. Pikiran Melody.
199 199. Getting jealous
200 200. Tamu tak diundang 5.
201 201. Dua saudara.
202 202. Masih di rumah Axell.
203 203. Nongki bareng 2.
204 204. Mimpi dan balas dendam Axello.
205 205. Rasa penasaran Dira.
206 206. d'Ra Group.
207 207. d'Ra Group 2.
208 208. Laporan Nicholas.
209 209. Melody Vs Zaki.
210 210. Pengakuan Renata.
211 211. Kegelisahan Dira.
212 212. Axell Vs Nicholas 3.
213 213. Rasa penasaran Dira 2.
214 214. Where is Nicholas?
215 215. ??
216 216. Garasi Vs Ruang kerja.
217 217. Diruang kerja Axell.
218 218. Kantor polisi.
219 219. Menghindar.
220 220. What's wrong?
221 221. What's wrong? 2
Episodes

Updated 221 Episodes

1
01. Awal pindah sekolah.
2
02. Dia tinggal disini? (Axello)
3
03. Bertemu calon mertua.
4
04. Diantar pulang.
5
05. Tangis Dira.
6
06. Jangan diangkat.
7
07. Sahabat atau cinta?
8
08. Bertemu calon mertua 2.
9
09. Kejutan Arfen.
10
10. Pertemuan tak disengaja.
11
11. Pulang ke rumah.
12
12. Kejutan Arfen 2.
13
13. Arfen lagi.
14
14. Arfen dan Andira.
15
15. Axell cuek.
16
16. Fitting baju.
17
17. Siapa dia? (Axello)
18
18. Inisial huruf A.
19
19. Siaran Live Nayla
20
20. Telepon dari papa Dira.
21
21. Kabar yang mengejutkan.
22
22. Pasrahnya Axello.
23
23. Alibi Axello.
24
24. Hari H.
25
25. Seranjang.
26
26. Tidak bisa tidur.
27
27. Lo mau ikut? (Axello)
28
28. Dira tanggung jawabmu.
29
29. Tanggung jawab gue. (Axello)
30
30. Kepergok.
31
31. Tidur atau ....?
32
32. Visual cast
33
33. Ganggu banget.
34
34. Lo punya perasaan sama dia? (Axello)
35
35. Ajakan atau perintah?
36
36. Sorry, udah ngurung Lo disini. (Axello)
37
37. Jahil.
38
38. Dosa, nolak nafkah dari suami! (Axello)
39
39. Kepergok 2.
40
40. Kambuh.
41
41. Sorry.
42
42. Makan atau .....
43
43. Sebuah peringatan.
44
44. Tebakan Verrel.
45
45. Ketiduran dimobil.
46
46. Menimang cucu.
47
47. Nggak usah Lo pikirin! (Axello)
48
48. Jangan-jangan ..... (Dira)
49
49. Gara-gara Zaki.
50
50. Gara-gara Zaki 2
51
51. Lagi-lagi Zaki.
52
52. Sebuah pertanyaan.
53
53. Pelukan hangat.
54
54. Cara Verrel.
55
55. Nongki bareng.
56
56. Gara-gara bubur.
57
57. Hak sebagai suami.
58
58. Dia?
59
59. Kebetulan.
60
60. Move on.
61
61. Karena gue berhak atas Dira. (Axello)
62
62. Bocor.
63
63. Perhatian Axello.
64
64. Semakin terang.
65
65. Kecurigaan Bastian.
66
66. Marahnya Axello.
67
67. Pengganggu.
68
68. Nakal.
69
69. Dira aman sama gue. (Axello)
70
70. Gara-gara buah.
71
71. Mereka udah jadian? (Arfen)
72
72. Jangan nakal disekolah! (Axello)
73
73. Axello Vs Nayla.
74
74. Perlakuan Axello.
75
75. Masa lalu.
76
76. Permintaan Axello.
77
77. Tamu tak diundang.
78
78. Bikin gue... (Axello)
79
79. Kebohongan Renata.
80
80. Kebenaran untuk Bastian.
81
81. Dimana Dira? (Axello)
82
82. Marahnya Axello 2.
83
83. Kenapa harus dia? (Arfen)
84
84. Jangan buat gue khawatir! (Axello)
85
85. Belum siap.
86
86. Tersedak.
87
87. Tamu tak diundang 2.
88
88. Pulang ke rumah.
89
89. Demam.
90
90. Gue nggak butuh obat. (Axello)
91
91. 'I want you.' (Axello)
92
92. Bikin Lo yakin. (Axello)
93
93. Gangguan.
94
94. Permintaan Bunda.
95
95. Tidak tinggal diam.
96
96. Kencan.
97
97. Perasaan Dira.
98
98. Urusan suami istri.
99
99. Sedikit pelajaran.
100
100. On proses.
101
101. When Jason meet Jessie.
102
102. Drama pagi hari.
103
103. Axello Vs Renata.
104
104. Ancaman Renata.
105
105. Gara-gara Drakor.
106
106. Mau lagi.
107
107. Malam panjang.
108
108. Gara-gara vitamin.
109
109. Cerita Bunda Resty.
110
110. Sikap Axello.
111
111. Dira Vs Linda.
112
112. Dipecatnya Linda.
113
113. Pulang ke rumah.
114
114. Serangan di pagi hari.
115
115. Apa yang terjadi? (Andira)
116
116. Dirumah sakit.
117
117. Cara berterima kasih.
118
118. Mendadak perhitungan.
119
119. Gara-gara rambut basah.
120
120. Kiss me, please!
121
121. Teman main belakang.
122
122. Sebuah foto.
123
123. Hak paten.
124
124. Tatapan aneh.
125
125. Cara Axell.
126
126. Pembicaraan serius.
127
127. Tamu tak diundang 3.
128
128. Aneh.
129
129. Aneh 2.
130
130. Khawatirnya Axell.
131
131. Praktek biologi.
132
132. Cantik-cantik, Batu.
133
133. Verrel mulai jahil.
134
134. Axell aneh.
135
135. Axell aneh 2.
136
136. Ajakan selingkuh Bastian.
137
137. Mimpi aneh Axello.
138
138. Pertengkaran dua saudara.
139
139. MG. (emji)
140
140. Axello Vs Nicholas.
141
141. Balas dendam Renata.
142
142. Axello vs Nicholas 2.
143
143. Istri? (Renata)
144
144. Lemot berjamaah.
145
145. Kabar Dira hamil.
146
146. Seperti dihantam ombak.
147
147. Datangnya badai.
148
148. Dosa apa?
149
149. Kedatangan Axell.
150
150. Marahnya Axell 3.
151
151. Arti mimpi Axell.
152
152. A little story about Axello.
153
153. Kekhawatiran Axello.
154
154. Minta di peluk.
155
155. I love you more. (Axello)
156
156. Masih di rumah sakit.
157
157. Masih di rumah sakit 2.
158
158. Tidak sebanding.
159
159. Bukan lawan yang sebanding.
160
160. I love you too, Xello.
161
161. Kena hukuman.
162
162. Dira pulang, Axell senang.
163
163. Manisnya.
164
164. Penolakan Axell.
165
165. Back to school.
166
166. Hot news.
167
167. Karena dia udah nyakitin kamu. (Axello)
168
168. Kerja kelompok.
169
169. Kerja kelompok 2.
170
170. Arfen is back.
171
171. Temui gue! (Axello)
172
172. Axell Vs Arfen.
173
173. I'm Yours.
174
174. More than miss you.
175
175. Kenapa baru sekarang?
176
176. Trouble or heartbreak?"
177
177. Tamu tak diundang 4.
178
178. Sebuah foto 2.
179
179. Kamu cemburu? (Axello)
180
180. Lambang Aditya Pratama.
181
181. UKS.
182
182. Axello dan Aditya.
183
183. Sebuah foto 3.
184
184. Axell menyerah.
185
185. I'll stay.
186
186. Stalker.
187
186. Balas dendam Bastian.
188
188. Axell vs Arfen.
189
189. Play secret.
190
190. Sengaja.
191
191. Truth for Arfen.
192
192. Arfen kalah.
193
193. Arfen dan Andira 2.
194
194. Arfen dan Andira 3.
195
195. Tetangga.
196
196. Baku hantam.
197
197. Masih di apartemen Axell.
198
198. Pikiran Melody.
199
199. Getting jealous
200
200. Tamu tak diundang 5.
201
201. Dua saudara.
202
202. Masih di rumah Axell.
203
203. Nongki bareng 2.
204
204. Mimpi dan balas dendam Axello.
205
205. Rasa penasaran Dira.
206
206. d'Ra Group.
207
207. d'Ra Group 2.
208
208. Laporan Nicholas.
209
209. Melody Vs Zaki.
210
210. Pengakuan Renata.
211
211. Kegelisahan Dira.
212
212. Axell Vs Nicholas 3.
213
213. Rasa penasaran Dira 2.
214
214. Where is Nicholas?
215
215. ??
216
216. Garasi Vs Ruang kerja.
217
217. Diruang kerja Axell.
218
218. Kantor polisi.
219
219. Menghindar.
220
220. What's wrong?
221
221. What's wrong? 2

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!