Hari ini Dira sudah merasa lebih baik dari hari sebelumnya. Gadis itu pun memutuskan untuk kembali bersekolah.
Kini di kantin, Dira di temani Melody dan juga Zaki. Mereka tengah menikmati makanan masing-masing di selingi dengan pertengkaran kecil antara Melody dan Zaki. Keduanya memang terkenal tidak pernah akur dari awal masuk SMA sampai sekarang ini.
"Mending Lo pergi sana, gangguin gue makan mulu dari tadi!" Usir Melody yang sudah merasa kesal dengan kejahilan Zaki.
"Kenapa gue harus pergi? Gue kan disini mau nemenin belahan jiwa gue." Jawab Zaki asal.
"Belahan jiwa konon. Emang Dira mau sama cowok modelan kek Lo? Amit-amit, Dir, Jan mau!" Jawab Melody dengan tampang yang di buat seolah-olah jijik dengan Zaki.
"Mau kan, Dir? Lo pasti mau kan... mau kan... mau kan... ya pasti maulah kan... kan... kan...?" Tanya Zaki pada Dira sambil menarik turunkan alisnya.
"Wait... Mau apaan, nih?" Tanya Bastian yang muncul secara tiba-tiba diantara mereka bertiga. Entah muncul dari mana yang pasti kedatangannya seketika membuat Dira, Melody dan juga Zaki terkejut.
"Woy... Jailangkung! Bisa nggak Lo Dateng nggak usah langsung kepo?" Protes Zaki pada Bastian. "...Gue lagi negoisasi nih sama belahan jiwa gue." Sambung Zaki sambil melirik am matanya pada Dira.
"Kalian berdua lagi negoisasi apaan, Mel.?" Tanya Bastian pada Melody. Karena Bastian mengira, gadis yang di maksud belahan jiwa oleh Zaki itu Melody.
"Bukan gue kok, kak." Elak Melody karena Melody memang merasa kalau bukan ia gadis yang di maksud disini.
"Terus siapa, dong? Gak mungkin Dira kan?" Tanya Bastian lagi.
"Ya pasti Dira lah belahan jiwa gue, Bas. Siapa lagi?" Jawab Zaki seenaknya.
"Jan mimpi, Lo! Dira itu bidadari gue." Jawab Bastian tak terima.
"Beneran, Dir?" Tanya Zaki tak percaya.
Bukannya menjawab, Dira malah memijat pelipisnya pelan. Seakan ia merasakan pusing dari pertengkaran un-faedah dari Zaki dan Bastian.
"Berisik Lo pada, udah kek cewe!" Hardik Verrel yang tiba-tiba datang bersama dengan Axell.
"Eh... kita disini nggak berisik ya, kak, enak aja! Yang berisik itu nih berdua."Jawab Melody sambil menunjuk Bastian dan juga Zaki.
"Lo berdua bisa nggak, kalo lagi ngumpul nggak bikin rusuh!" Ucap Verrel yang sudah bosan dengan Zaki dan juga Bastian yang kalau ketemu pasti tidak bisa akur. Ada saja pemicu diantara keduanya.
"Temen Lo nih, masa' gue bilang si Dira belahan jiwa gue dianya nggak terima." Jawab Zaki kesal.
"Lah... si Dira kan emang bidadari gue." Jawab Bastian tak terima. Sementara Dira yang sedang di perebutkan itu pun hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah keduanya.
"Stop!" Lerai Verrel. "...Biar lebih jelas, gimana kalo Dira sendiri yang milih salah satu diantara kalian berdua, bagaimana? Biar nanti siapa yang kepilih sama Dira bisa bebas deketin Dira. Itu sih... kalau Dira nya mau, gimana, Dir?" Ujar Verrel memberi saran.
'OK. Kita liat, siapa yang bakal Lo pilih.' Batin Axell yang sedari tadi diam memperhatikan keributan di depannya itu.
"Sorry... Tapi gue nggak milih siapa-siapa." Jawab Dira sambil tersenyum canggung.
Seketika tawa dari Verrel dan juga Melody pun pecah menertawakan keduanya yang begitu yakin kalau Dira akan memilih salah satu dari keduanya. Jangan lupakan Axell, laki-laki itu diam-diam tersenyum melihat ekspresi kecewa dari Zaki dan juga Bastian yang saling memperebutkan Dira tadi.
"Bwahahaha... Mampus Lo, Zak! Makanya kalo jadi cowo itu Jan kepedean!" Ucap Melody pada Zaki.
"Haha... Lo juga, Bas. Gue kan juga udah pernah bilang. Si Dira nggak mungkin mau sama Lo!" Ucap Verrel masih dengan tawanya.
"Yah... gue kalah sebelum berjuang, Man! Gue di tolak sebelum nembak." Ucap Bastian seakan-akan meratapi kekalahannya.
"Tenang, Man. Cewe bukan cuma Dira, ye kan?" Ucap Verrel yang tiba-tiba jadi sok bijak.
"Kalo gue, ya. Nggak dapet Dira, Melody pun jadi. Ye kan, Mel." Sahut Zaki.
"Idih... Ogah..." Jawab Melody. Spontan mereka tertawa bersama dan saling bercanda. Sampai pada akhirnya datanglah seorang siswi menghampiri Dira.
"Dira." Panggil siswi itu. Dira pun spontan menoleh mendengar suara yang tak asing menurutnya.
"Jadi ini beneran Lo, Dir?" Tanya gadis itu sekali lagi. Dan,
Grebb...
Tak menjawab, Dira malah langsung berdiri dan memeluk gadis itu. Gadis itu pun balas memeluk Dira.
"Dira, gue kangen banget sama Lo. Gimana kabar Lo sekarang, Dir? Lo baik-baik aja, kan?" Tanya gadis yang tak lain bernama Nayla itu.
Semua yang ada di situ pun seketika di buat bingung sekaligus penasaran. Ada hubungan apa antara Dira dan juga Nayla. Dira yang di kenal begitu pendiam tiba-tiba memeluk gadis yang datang menghampirinya.
Tak terkecuali Axell, Axell pun juga semakin di buat penasaran dengan kehidupan Dira.
'Mereka kenal.' Batin Axell bertanya.
Tak ada sepatah kata pun dari Dira sampai akhirnya mereka mendengar satu isakan tangis yang keluar dari mulut gadis itu.
Hikss...
"Hey... kok Lo nangis, sih?" Tanya Nayla khawatir. "Dira, Are you okay?" Tanya Nayla pelan sambil melepas perlahan pelukan Dira. Melody, Bastian, Verrel dan juga Zaki saling pandang dan bertanya satu sama lain dengan hanya menggerakkan mulut masing-masing seakan bertanya ada apa. Tapi mereka berempat sama-sama tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi.
Dira masih tetap diam dengan serentetan pertanyaan dari Nayla yang tak lain adalah sahabatnya sedari kecil.
"Dira, gue tau semua yang udah Lo alami beberapa tahun terakhir ini. Dan ini pasti berat banget buat Lo. Gue tau mungkin jika gue ada di posisi Lo, gue belum tentu setegar Lo. Tapi gue percaya, Dir. Lo pasti kuat. Lo pasti bisa lewati semua ini. Gue yakin..." Ucap Nayla yang berusaha menenangkan Dira.
"...Maaf, sebagai sahabat Lo, gue nggak ada di samping Lo di saat Lo lagi terpuruk." Sambung Nayla penuh penyesalan.
Dira masih tetap saja bungkam. Malah kini air matanya semakin mengalir deras.
"OK, gue tau, Pasti ada yang mau Lo omongin?" Tebak Nayla pada Dira. Dira pun mengangguk pelan.
"Guys, gue bawa Dira bentar, ya!" Pamit Nayla pada semuanya. Lalu Nayla segera pergi membawa Dira menuju ke taman belakang sekolah dan kini keduanya tengah duduk di bangku taman.
...***...
"Ikhlasin mereka yang udah pergi, Dir..." Ucap Nayla pelan sambil mengusap punggung Dira yang sedang menangis di sampingnya itu.
"...gue tau ini pasti berat buat Lo. Tapi percaya sama gue, Dir! Nyokap Lo sama Dara pasti bakalan sedih di sana kalo liat keadaan Lo yang kek gini. Ini semua udah takdir, Dira. Dan satu lagi, semua yang terjadi adalah kehendak sang pencipta. Bukan salah Lo. Lo juga harus bahagia, Dira. Pasti nyokap Lo dan Dara juga pengen liat Lo bahagia disini." Sambung Nayla.
Akhirnya Dira mengangguk pelan.
"Gue kangen mereka, Nay." Ucap Dira lirih.
"Iya, gue tau, Dir. Kalo Lo kangen, Lo kirim doa buat mereka. Atau mau gue temenin ke makam mereka?" Jawab Nayla.
"Nanti ya, anterin gue!" Pinta Dira.
"Iya, pasti nanti gue anterin Lo kok. Tapi ada syaratnya..." Jawab Nayla. Dira mengerutkan dahinya bingung dengan syarat yang akan di ajukan oleh Nayla.
"...Senyum dulu tapi." Jawab Nayla.
Seketika senyum manis muncul di wajah Dira.
"Ini nih, ini baru Dira yang gue kenal. Ucap Nayla.
"Gue kangen banget sama Lo, Dir..." Ulang Nayla sambil kembali memeluk Dira. "...Pokoknya Lo utang penjelasan sama gue. Setahu gue, bukannya Lo ikut Tante Lo ya ke Bandung dan ngelanjutin School di sana?" Ucap Nayla yang masih enggan melepaskan pelukannya itu.
"Iya, Nay... Kapan-kapan pasti gue cerita kok!" Jawab Dira.
Tanpa kedua gadis itu sadari, diam-diam ada yang mengamati keduanya dari kejauhan. Entah mengapa melihat senyum indah Dira, ia merasa ikut bahagia.
"Lo cantik kalo lagi senyum, Dira. Meskipun Lo abis nangis." Lirih laki-laki itu.
...***...
*For your information nih, Guys. Ceritanya itu waktu Dira masih SMP kelas VIII, kakak Dira yang bernama Sandara Angelina Prastika Putri meninggal karena sakit kanker. Terus selang satu tahun kepergian Dara, mama Dira juga meninggal karena kecelakaan. Itu yang membuat Dira selalu murung. Hingga suatu ketika Tante Dira mengajak Dira untuk tinggal di Bandung sementara waktu supaya Dira bisa sedikit melupakan rasa kehilangan kakak dan mamanya yang telah tiada. Nah, sebelum Dara meninggal, Nayla pindah ke Bali. Jadi mereka berpisah selama beberapa tahun. Satu lagi. Sebenarnya Dira dan Dara punya dua orang sahabat. Selain Nayla ada satu orang lagi, tapi cowo. Nanti aku munculin di part-part selanjutnya. OK, guys. Yang udah baca, jangan lupa tinggalin jejak, ya! Dengan cara Like, Coment and Vote. Gratis kok, biar aku makin semangat.😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 221 Episodes
Comments
Bundanya Aulia
ok br gabung...moga bagus ceritanya
2025-03-05
0
Dimas Djorgi
jd penasaran thor
2023-07-14
1
abdan syakura
hayuk lanjuuttttt Thor
2023-06-08
1