"Boleh saya bertanya sesuatu?" tanya Hera sebelum meninggalkan ruang interogasi
"Silakan,"
"Saat ini suami saya di duga bunuh diri bukan?, tapi apa kasus ini berubah jadi kasus pembunuhan saat ditemukan bukti-bukti yang mendukungnya?"
"Tentu saja, semua bisa saja terjadi seiring berkembangnya kasus ini dan ditemukan bukti-bukti baru," jawab sang polisi
"Jika ada seseorang yang berusaha mengirimkan sesuatu kepada suami saya dan membuatnya shock apa itu bisa merubah status kasus ini?" tanya Hera
"Bisa saja," jawab lelaki itu membuat Hera tersenyum puas
"Kebetulan saat saya mengambil sesuatu di rumah saya menemukan ponsel Mas Haryo, mungkin ponsel ini akan membantu polisi memecahkan kasus ini," ucap Hera memberikan ponsel Haryo kepada polisi
"Baik, kami akan menyelidiki barang bukti ini, Terimakasih karena sudah memberikan barang bukti kepada kami,"
"Sekarang kita lihat L, siapa yang akan hancur setelah ini, kau atau aku. Aku tidak sabar melihat mu mendekam dalam penjara, saat aku memberikan ponsel ini kepada polisi, " ucap Hera menyeringai
Tiba-tiba seseorang langsung menarik bahunya saat wanita itu hendak memasuki kantor polisi.
"Kita perlu bicara," ucap Krisna menarik lengan Hera
Lelaki itu kemudian mengajak Hera ke tempat yang sepi.
"Kalau dilihat dari gelagat mu, aku bisa menyimpulkan kalau kau adalah orang yang memesan ambulance itu," tebak Hera
"Benar, akulah yang menelpon ambulance untuk menyelamatkan suamimu," sahut Krisna
"Kenapa kau melakukan semua itu, apa kau merasa bersalah padanya hingga berusaha berbuat baik di detik-detik terakhir usianya?" tanya Hera lagi
"Benar, semua yang kau katakan memang tidak salah. Aku melakukan semua itu karena aku merasa bersalah kepada almarhum suamimu. Aku harap dengan melakukan hal baik padanya bisa sedikit mengurangi rasa bersalah ku padanya." jawab Krisna
"Lalu apa maksudmu menahan ku disini?"
"Sebaiknya kau urungkan saja niatmu untuk memberikan ponsel itu kepada polisi. Apa kau tidak memikirkan akibatnya bagi dirimu?. Apa kau ingin semua orang mengetahui perselingkuhan kita, apa kau tidak khawatir jika orang tuamu tahu mengetahui putri semata wayangnya yang begitu dibanggakan ternyata seorang pengganggu rumah tangga orang??" tanya Krisna
"Pikirkan lagi akibatnya, kau tidak bisa membalas Laila dengan cara seperti ini, lagipula bukan dia yang membunuh suami mu, tapi kau yang sudah membunuhnya. Ketamakan mu sudah membuatnya terkejut dan terkena serangan jantung hingga akhirnya meninggal, lebih baik kau diam dan tutup mulut saja. Jangan sampai polisi menyelidiki lebih dalam kasus ini hingga menyeret mu ke penjara," terang Krisna
"Tapi sepandai-pandainya menutupi bangkai lama-lama akan tercium juga," sahut Hera
"Tetap saja semua akan aman jika kau tetap tutup mulut, begitupun diriku, aki tidak akan pernah membuka mulutku kepada para polisi, walaupun aku sudah melihat semua yang kau lakukan kepada suamimu hingga berujung pada kematiannya," ucap Krisna
"Baiklah, aku bersedia untuk tutup mulut dengan satu syarat,"
"Katakanlah, apa syaratnya?"
"tinggalkan Laila udah nikahi aku secepatnya,"
"Tapi aku tidak bisa secepat itu menceraikan Laila. Selain anak kami masih kecil, orang tua Laila juga mengidap penyakit jantung kronis, Jadi kami tak bisa memutuskan sesuatu secara tiba-tiba karena itu bisa membahayakan jiwanya," jawab Krisna
"Aku tidak mau tahu, pokoknya aku mau kamu segera menikahi ku begitu masa idah ku selesai atau aku akan memberikan ponsel ini kepada polisi, agar L dijebloskan ke penjara," ancam Hera
"Baiklah aku setuju, sekarang berikan ponsel itu padaku," ucap Krisna
Hera menggelengkan kepalanya, "Tentu saja tidak boleh, aku takut kau akan menghapus gambar-gambar yang di kirim oleh Laila. Aku tak tahu apa yang menarik dari L hingga kau mati-matian membelanya,"
"Bagaimanapun juga L adalah ibu dari anak-anakku, meskipun aku sudah tidak menyukainya lagi kau tidak mau hati anak-anak ku terluka saat ibunya dipenjara atas kejahatan yang tidak pernah dilakukannya," jawab Krisna
"Terserah kau sajalah, yang penting kau harus menepati janjimu," ucap Hera kemudian masuk ke kantor polisi
Krisna menatap kepergian Hera dengan penuh was-was. bagaimanapun juga ia masih meragukan ucapan wanita itu.
"Semoga kau menepati semua ucapanmu Hera,"
**************
Sementara itu sang penyidik segera mempersilakan Hera masuk dan duduk di kursinya.
Seperti yang sudah ditebak oleh Hera, polisi menanyakan beberapa pertanyaan perihal penyebab kematian Haryo suaminya.
"Kami sudah menerima hasil autopsi dari rumah sakit. Suami anda ternyata bukan meninggal karena bunuh diri tapi ia terkena serangan jantung," terang Sang polisi
"Baiklah kalau begitu, aku senang mendengarnya. Ngomong-ngomong apa setelah ini kasus ini akan dihentikan?. Tentu saja aku berharap bisa memakamkan jenazah suamiku secepatnya, agar ia bisa beristirahat dengan tenang," Jawab Hera
"Tentu saja penyidikan kasus ini bisa dihentikan atas permintaan keluarga korban atau dengan alasan tertentu,"
"Kalau begitu saya harap penyidikan kasus kematian suamiku ini sebaiknya dihentikan saja. Aku ingin mengubur jenazah suamiku secepatnya jadi aku mohon hentikan saja kasus ini," ucap Hera
"Baiklah kalau begitu kami akan menutup kasus ini sesuai keinginan anda, tapi tolong bantu kami mengisi berkas-berkas berikut," jawab sang polisi kemudian memberikan beberapa lembar dokumen yang harus diisi oleh Hera.
*******
Malam harinya, Hera memperlihatkan video, ia melemparkan ponsel Haryo kedalam Bak air kepada Krisna.
"Aku sudah melakukan semua yang kau perintahkan, sekarang kau mau kan datang ke rumah ku malam ini. Aku ingin kau menghibur ku," ucap Hera dalam sebuah pesan singkat kepada Krisna
Malam itu juga, Krisna segera bergegas ke rumah Hera.
Hari berganti hari, kedekatan Krisna dan Hera semakin tak bisa dipisahkan lagi, bahkan wanita itu terang-terangan memamerkan kemesraan mereka kepada L.
"Kau sudah lihat semuanya kan, tapi kenapa kau masih saja tak mau meninggalkan dia. Kau tahu suamimu tidak mencintai mu lagi, jadi untuk apa mempertahankannya. Gelas yang sudah retak tidak akan pernah kembali utuh meskipun kau sudah menambalnya berkali-kali, jadi jangan merasa terdzolimi saat melihat aku bersama suamimu, karena kau sendiri yang memilih menyakiti dirimu daripada melepas duri yang menancap di tubuhmu," ucap Hera suatu ketika saat ia bertemu dengan Hera di sebuah acara.
"Ada alasan kuat kenapa aku masih mempertahankan pernikahan kami meskipun aku harus merelakan diriku terus menerus menanggung nestapa atas keputusan ku ini. Mungkin bagi wanita seperti dirimu aku terlihat bodoh dan konyol. Terserah apapun penilaian darimu aku terima, nikmati saja hubungan kalian lagipula aku sudah tidak berhasrat lagi dengan suamiku," jawab L kemudian meninggalkannya
L berusaha menahan setiap sakit yang ia terima.
Andai saja, aku punya keberanian untuk berbicara dengan ibuku, aku sangat ingin sekali bercerai dari Krisna.
Wanita itu terlihat gusar dan memilih duduk menyendiri di sebuah taman kota. Ia kemudian menangis tersedu-sedu sambil menutupi wajahnya.
Seorang pemuda terus memperhatikannya. Ia kemudian memetik sekuntum mawar merah dan menghampiri seorang gadis kecil yang sedang asyik bermain ayunan.
"Tolong berikan bunga ini kepada tante yang sedang duduk di bawah pohon itu," ucap pemuda itu
Ia tak lupa memberikan sebungkus coklat kepada gadis kecil itu sebagai imbalannya.
Gadis kecil itu mengangguk dan segera bergegas mengantar mawar merah itu kepada L.
Laila begitu terkejut saat seorang gadis kecil memberinya setangkai mawar merah.
Laila terpaku menatap mawar merah di tangannya.
"Allah tidak akan memberikan cobaan di luar kemampuan hambanya, tetaplah menjadi wanita kuat dan yakinlah badai pasti berlalu,"
Wanita itu berusaha mencari siapa yang mengirim mawar merah itu namun ia tak menemukannya.
"Siapapun dirimu, terimaksih karena sudah memberikan semangat untuk ku," ucap L
*********
Hari itu adalah hari terberat dalam kehidupan Laila. Bagaimana tidak?, Krisna resmi menjatuhkan talak padanya tepat empat bulan setelah kematian Haryo.
"Apa kau tidak bisa mempertimbangkan lagi keputusan mu, kau tahu kan ibuku bisa shock jika mendengar semua ini. Setidaknya berikan aku waktu untuk memberitahu ibuku lebih dulu agar beliau tidak terkejut dengan keputusan ini," ucap Laila
"Harusnya kau sudah sadar saat tahu aku dan Hera berhubungan dan memberitahu Ibumu. Tapi sepertinya kamu memang tidak ada niat untuk berpisah denganku. Ah aku tahu...kau pasti sangat takut jika aku menceraikan dirimu karena tidak akan ada lelaki lain yang mau menikahi wanita jelek seperti dirimu," jawab Krisna membuat L menjadi berang
"Kau tahu kan selama ini aku begitu ingin berpisah denganmu, tapi semuanya aku urungkan demi Ibu dan putra-putri kita. Aku tidak peduli aku akan menyendiri seumur hidup ku setelah bercerai denganmu. Yang aku pedulikan saat ini adalah mereka, jadi bisakah kau tidak pergi dari rumah ini sampai aku memberitahukan ibuku secara baik-baik?"
"Ah ... kenapa ribet sekali sih, kau tahu bukan hidup mati seseorang sudah di takdirkan Tuhan, jadi apapun alibi mu tidak akan merubah takdir kematian ibumu. Bukankah kau seorang yang religius tapi kenapa kau seakan tidak mempercayai takdir?"
"Bukan aku tak percaya takdir, tapi sebagai manusia aku hanya berusaha. Aku hanya berusaha agar bisa lebih lama melihat ibuku hidup, agar aku bisa berbakti padanya lebih lama," jawab L terisak
Krisna tak menghiraukan isak tangis istrinya, ia tetap bergegas pergi meninggalkan rumah itu meskipun L berusaha mencegahnya.
"Apa kalian sedang ada masalah?" tanya ayah mertua L
"Seperti yang ayah dengar, Mas Krisna ingin berpisah denganku, maafkan aku karena tak bisa menjadi istri yang baik dan mempertahankan pernikahan kami," ucap L lirih
"Apapun yang terjadi kamu adalah istri terbaik dimata ayah, kay juga adalah ibu yang baik dan menantu terbaik untukku, jadi jangan bersedih. Jika memang kalian masih berjodoh maka Gusti Allah pasti akan mempersatukan kalian kembali tapi sebaliknya jika memang jodoh kalian sampai di sini seberapa besar usahamu mempertahankan pernikahan kalian tetap saja kalian akan berpisah apapun caranya, jadi yang sabar ya nduk. Maafkan Krisna jika ia sudah menyakiti hatimu," ucap ayah mertua L mengusap lembut rambutnya
"Iya ayah,"
Malam itu L tidak bisa tidur ia terus menatap layar ponselnya. Ia begitu takut jika tiba-tiba keluarganya menghubunginya.
Keesokkan harinya di tempat kerja.
*Dreet, dreet, dreet!!
Seketika Laila segera menyambar gawai pipih di sampingnya.
"Assalamualaikum," terdengar suara lirih seorang wanita menjawab salam darinya
"Waalaikum salam, bagaimana kabarmu nduk?"
"Alhamdulillah aku baik Ibu??"
"Hari ini Ibu Krisna mampir ke rumah, katanya ia sedang mengurus perceraian kalian berdua, apa itu benar?" ucap Ibu L dengan suara parau
Entah kenapa L merasa begitu sakit saat pertanyaan itu keluar dari mulut ibunya. Ia bisa merasakan bagaimana rasa kecewa yang dirasakan oleh wanita yang sudah melahirkannya itu.
"Benar Ibu, maafkan L yang tak bisa mempertahankan pernikahan kami,_"
Belum selesai Laila mengucapkan kalimatnya tiba-tiba panggilannya terputus.
"Halo Ibu, halo...halo..halo!!" seru L dengan wajah cemas
Ia berusaha menghubungi Ibunya kembali, berharap ada seseorang yang mengangkat ponselnya, namun semuanya sia-sia. Berkali-kali ia menghubunginya namun tak ada jawaban. Tentu saja hal itu membuat wanita itu semakin cemas.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 92 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
LAILA YG INGIN MMBERITAU PELAN2 IBUNYA, MLH KRISNA DLUAN YG BICARA SAMA IBU LAILA
2024-02-24
0
Yuli Eka Puji R
semakin kau genggam semakin dia akan semena" L lebih baik lepaskan laki" ga tau diri ga ush km pertahankan klo memang ibumu paham sm keadaan putrinya dia akan baik" saja
2022-12-02
1
Ita Widya ᵇᵃˢᵉ
semoga mereka berdua dapat azab dari Allah.. aamiin 🤲
2022-11-20
0