Ketika Hampa melanda

*POV Krisna

Malam ini aku bahagia sekali karena bisa leluasa bercengkrama dengan Hera melalui Video call. Aku harap setiap hari bisa seperti ini, tapi sayangnya L datang mengganggu saat aku sedang menikmati keindahan tubuh Hera.

Buru-buru ku matikan ponselku, saat ia mulai mendekat.

"Kamu masih marah??" tanyanya padaku dengan tatapan wajah gusar

"Tidak,"

"Kalau begitu jangan tidur di mobil lagi, jangan sampai ayah mengira kita sedang ada masalah karena kau terus tidur di mobil, Kau boleh marah padaku, tapi kau juga harus profesional, jangan perlihatkan kemarahan mu pada orang lain," ucap L kemudian meninggalkanku

Entah kenapa aku merasa bersalah saat melihatnya berlalu pergi, tanpa merengek meminta maaf seperti biasanya.

Aku segera mengikutinya masuk ke dalam kamar. Ku lihat ia langsung tidur dan menutupi badannya dengan selimut.

Apa dia marah padaku??, ah persetan dengan semua itu lagipula aku bisa melampiaskan hasrat ku bersama dengan Hera, nanti.

Saat aku mencoba memejamkan mataku, entah kenapa bayangan Hera memakai terus mengganggu ku. Bukan saja pikiran ku yang terganggu tapi juga adikku yang terbangun karenanya.

Karena tak tahan menahan sakit aku terpaksa melampiaskannya pada istriku L.

Rasa lelah membuatku langsung terlelap di sampingnya.

*Pov Author

Suara dering ponsel Krisna terus terdengar namun lelaki itu tak mendengarnya karena sudah terlelap. Laila yang baru saja terlelap mendadak terbangun saat mendengar suara dering ponsel suainya.

"Ayank, apa kamu sudah tidur?"

Wanita itu terhenyak melihat notifikasi pesan itu, buru-buru ia membuka kunci ponselnya untuk melihat siapa yang mengirimkannya.

Wajahnya seketika pucat pasi saat melihat pesan itu. Jantungnya seakan berhenti berdetak saat membaca semua pesan dari seseorang yang diberi nama kawan lama.

"Siap dia??"

Buru-buru Laila menyalin nomor ponsel itu ke ponsel miliknya.

"Evi Herawati??" seketika ingatannya kembali kepada sosok Hera

Ia membuka semua media yang dikirim oleh nomor itu, seketika wanita itu langsung merasa sesak dan buru-buru berlari ke kamar mandi.

Ia menangis sejadi-jadinya setelah mengetahui perselingkuhan suaminya malam itu.

Merasa begitu sedih membuatnya tak bisa memejamkan matanya.

Ia kemudian memilih untuk menenangkan hatinya dengan sholat malam.

Pagi harinya seperti biasa Laila mempersiapkan sarapan sebelum berangkat kerja, ia juga mempersiapkan semua keperluan suaminya meskipun ia begitu membenci lelaki itu.

Kemarahannya yang sudah di ubun-ubun sengaja ia tahan karena tak ingin merusak suasana pagi.

Laila sengaja memilih tetap mengajar untuk menjernihkan pikirannya, meskipun raganya begitu terluka dan sudah tak ada hasrat untuk melakukan apapun ia mencoba menata hati dan menguatkan diri untuk beraktivitas seperti biasa.

Tak seorangpun curiga padanya karena ia begitu pandai menyembunyikan kesedihannya.

Ia bahkan berhasil membuat semua anak didiknya tertawa terbahak-bahak mendengar materi pembelajaran darinya.

Mendengar tawa murid-muridnya sedikit mengurangi luka dalam hatinya.

Karena hari itu jadwal mengajarnya tak begitu padat ia memilih untuk beristirahat di perpustakaan.

Hari itu ia malas mendengar keluh kesah sahabatnya karena hatinya sedang terluka, dan memilih merebahkan tubuhnya di perpustakaan.

Ponselnya terus berdering tapi ia enggan untuk mengangkatnya.

"Miss aku mau pulang nanti kalau udah selesai istirahatnya kunci aja ya, jangan lupa kunci titipin ke mang Aip," ucap Bu Rita penjaga perpustakaan

"Iya Bu, terimakasih ya udah di izinin untuk istirahat di sini,"

"Iya Miss santai aja," jawab Rita kemudian pergi meninggalkan perpustakaan

Jam dinding menunjukkan pukul tiga sore, Laila segera beranjak meninggalkan perpustakaan. Ia berencana pulang, namun saat turun ke lantai satu Yuli langsung menariknya.

Wanita itu kemudian memeluknya erat sambil terisak.

"Suamiku, Miss, suamiku....," ucapnya tersedu-sedu

"Kenapa suaminya??" tanyaku mencoba tegar

"Suamiku memilih bercerai, dia lebih memilih selingkuhannya daripada aku," ucapnya sedih

"Syukurlah kalau begitu, bukankah lebih baik berpisah daripada kamu terus-menerus tersiksa karena ia tidak bisa meninggalkan mantan pacarnya itu,"

"Tapi Miss...."

"Yakinlah apapun yang akan terjadi itu pasti yang terbaik buat kamu, karena Allah lebih tahu mana yang terbaik untuk umatnya, jadi jangan patah semangat, kamu harus kuat. Tunjukkan sama suami kamu kalau kamu bisa hidup lebih baik tanpa dia," ucap Laila menyemangatinya

"Miss hari ini kamu pucat sekali kenapa?" tanya Via

"Gak papa, mungkin efek begadang kali," jawab Laila tersenyum kecut

"Kamu tuh sekali-kali dandan apa miss biar gak terlihat pucat,"

Via segera mengambil lipstik dan memolesnya ke bibir tipis sahabatnya.

"Tuh, kami tuh sebenarnya cantik kalau dandan," ucap Via memberikan kaca kecil kepada Laila

"Aku mana sempat Vi, pagi-pagi aku harus masak, abis itu buru-buru jalan agar suamiku gak telat sampai kantor, sampai sekolah ngajar jam pertama, jadi mana sempat dandan,"

"Masa pakai lipstik doang gak sempat,"

"Iya nanti aku pakai," jawab Laila singkat

"Tumben kamu udah pulang Sis, biasanya nunggu jemputan?" tanya Nana

"Lagi pengin pulang cepat,"

"Oh gitu, yaudah titi DJ ya Miss,"

"Iya," Laila kemudian pergi meninggalkan sahabatnya dengan langkah gontai.

Ia tidak langsung pulang ke rumah, wanita itu sengaja berjalan menuju taman kota yang tak jauh dari tempatnya mengajar.

Saat menyebrang jembatan penyeberangan orang ia berpikir untuk mengakhiri hidupnya dengan melompat dari atas JPO.

Ia merasa hidupnya sudah hancur, apalagi saat mengetahui suaminya berselingkuh.

Suasana sepi di JPO membuat wanita itu langsung naik keatas teralis.

Namun seseorang langsung menariknya saat ia memejamkan matanya.

"Kalau bunuh diri jangan di sini, ini daerah kekuasaan gue, bisa kena ciduk gue kalau ada yang mati dimari," celoteh seorang pemuda dengan dandanan seperti seorang preman memakinya

"Kalau Lo mau bunuh diri, cari cara yang elegan dong beli racun sianida kan bisa jadi gak usah repot-repot menyakiti dirimu sendiri," imbuhnya kemudian melepaskan Laila

Laila segera pergi tanpa menjawab ucapan pemuda itu.

"Oi Bu Guru!" seru pemuda itu membuat Laila menghentikan langkahnya

"Wah ternyata kau memang benar seorang guru, aku kira kau anak SMA," ucapnya terkekeh

Laila tak menghiraukan ucapan pemuda itu dan terus berjalan meninggalkannya.

Tubuhnya yang begitu lemas membuatnya hampir terjatuh saat menuruni tangga.

Melihat Laila yang menangis tersedu-sedu membuat pemuda itu mendekatinya.

"Sepertinya kau butuh tumpangan agar pulang dengan aman," ucap pemuda itu keuangan menarik tangannya

Ia kemudian memakaikan helm padanya dan menyuruhnya naik keatas motornya.

"Naiklah," ucapnya lirih

"Tidak usah, aku bisa pulang sendiri," jawab Laila kemudian membuka helmnya

"Tenang saja gue orang baik-baik, jadi sans aja aku jamin kamu pulang selamat sampai tujuan," jawab pemuda itu langsung turun dan menyuruh Laila duduk di motornya

Ia segera melesatkan motornya, dengan kecepatan tinggi membuat Laila langsung menarik jaket Pemuda itu.

"Kenapa kita kearah sini, rumah ku kearah sebaliknya," ucap Laila mencoba memberitahukan pemuda itu

"Aku tahu, kamu pasti ingin mencari udara segar makanya aku akan mengajakmu berkeliling sebentar," ucap lelaki itu kemudian mengajaknya berkeliling taman Menteng

Setelah puas berkeliling, pemuda itu kembali melesatkan motornya menuju rute kediaman Laila tentu saja sesuai petunjuk dari wanita itu.

Karena laju kendaraan yang begitu kencang membuat Laila tak mendengar bunyi ponsel saat Krisna menghubunginya.

"Berhenti di depan gang saja!" seru Laila

Akan tetapi pemuda itu tak menuruti keinginan wanita itu.

"Tidak mau, aku takut kamu mencoba bunuh diri lagi, jadi aku harus mengantar mu sampai ke rumah," jawab lelaki itu terus melajukan motornya memasuki sebuah komplek perumahan

"Tolong jangan lakukan itu, aku tidak mau suamiku marah karena melihat ku pulang dengan lelaki lain," ucap Laila gusar

"Wah, kau benar-benar istri yang baik hati, bahkan di saat hatimu terluka kau masih memikirkan suamimu, beruntung sekali suamimu," ucap pemuda itu menghentikan motornya tepat di depan rumah Laila

Mendengar suara motor membuat Krisna segera keluar dan melihat siapa yang datang.

Wajahnya seketika memerah saat melihat Laila diantar oleh seorang pemuda.

Laila pun tak kalah terkejutnya saat melihat suaminya, melihatnya pulang dengan pria lain.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

LO MARAH LIAT LAILA DIANTAR LKI2 LAIN, TPI LO BOLEH SLINGKUH DGN ISTRI ORG

2024-02-24

1

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

BRONDONG CALON NEXT HUSBAND MISS LAILA NI SI BRONDONG

2024-02-24

1

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

11-12 NASIB LO DGN LAILA SKRG..

2024-02-24

1

lihat semua
Episodes
1 Hidup itu sawang sinawang
2 Awal Pertemuan
3 Tidak ada pertemanan antara pria dan wanita dewasa
4 Kenyataan memilukan
5 Ketika Hampa melanda
6 Cinta yang mulai memudar
7 Melepas Belenggu
8 Mencoba Tegar
9 Perdamaian terpaksa
10 Masih Berlanjut
11 Mencoba Bertahan, meski menyakitkan
12 Pembalasan
13 Pembalasan 2
14 Jejak
15 Akhir dari semuanya
16 Uluran tangan hangat mu
17 Luka tak berdarah
18 Ketulusan Seorang Sahabat
19 Tempat tinggal baru
20 Ketika Tekad sudah bulat
21 Perjuangan berujung manis
22 Terimakasih sudah menjaga Bagas
23 Kenapa aku tidak bisa seperti mu
24 Go Public
25 Pembawa Sial
26 Ketulusan hatimu
27 Keputusan besar setelah tujuh Purnama
28 Bagaimana rasanya kehilangan??
29 Undangan pernikahan
30 Datanglah bersamaku
31 Tolong Aku
32 Aku suka dirimu yang konyol
33 Pesta berunjung sumpah serapah
34 Maafkan aku Romo
35 Aku harap kau bahagia dengannya
36 Penolakan Yang sudah Kuduga
37 Perasaan Andru
38 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
39 Kembali
40 Akhir Sebuah Kasus
41 Harga diri
42 Aku Rindu
43 Permintaan maaf
44 Penyesalan
45 Nobar
46 Perpisahan yang memilukan
47 Pembuktian
48 Restu
49 Everything Gona be Ok
50 Ketika aku kecewa untuk kedua kalinya
51 Aku lebih suka mamah dengan Papah Andru
52 Semoga dugaanku salah
53 Memastikan Kebenaran
54 Memulai dari awal
55 Pernyataan Cinta
56 Papah untuk Sifa
57 Jangan cintai aku apa adanya
58 Hadiah
59 Bagaimana kalau hubungan kita tidak Direstui
60 Meminta Restu
61 Percayalah hatiku hanya untukmu
62 Lamaran
63 Undangan Makan siang
64 Sebuah pengakuan
65 Kejutan
66 Gagal lagi
67 Kita lanjut nanti
68 Tetangga Baru
69 Selamat jalan Dev
70 Kecelakaan Beruntun
71 Mencari pengganti
72 Akhirnya kamu siuman
73 Petunjuk dari Lexi
74 Maafkan aku L
75 Aku percaya kamu anak normal seperti yang lainnya
76 Gambar Game
77 Hasil Karyaku
78 Harapan hampa
79 Pembuktian
80 Penyelamatan Yang sia-sia
81 Syukurlah kamu baik-baik saja
82 Hari Yang Bahagia
83 Hari Yang Bahagia 2
84 Kemenangan pertamaku
85 Buku Les
86 Tantangan
87 Usaha (Revisi)
88 Kemenangan ku
89 Pembalasan
90 Permintaan Maaf
91 Bonus Chapter
92 PROMO NOVEL
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Hidup itu sawang sinawang
2
Awal Pertemuan
3
Tidak ada pertemanan antara pria dan wanita dewasa
4
Kenyataan memilukan
5
Ketika Hampa melanda
6
Cinta yang mulai memudar
7
Melepas Belenggu
8
Mencoba Tegar
9
Perdamaian terpaksa
10
Masih Berlanjut
11
Mencoba Bertahan, meski menyakitkan
12
Pembalasan
13
Pembalasan 2
14
Jejak
15
Akhir dari semuanya
16
Uluran tangan hangat mu
17
Luka tak berdarah
18
Ketulusan Seorang Sahabat
19
Tempat tinggal baru
20
Ketika Tekad sudah bulat
21
Perjuangan berujung manis
22
Terimakasih sudah menjaga Bagas
23
Kenapa aku tidak bisa seperti mu
24
Go Public
25
Pembawa Sial
26
Ketulusan hatimu
27
Keputusan besar setelah tujuh Purnama
28
Bagaimana rasanya kehilangan??
29
Undangan pernikahan
30
Datanglah bersamaku
31
Tolong Aku
32
Aku suka dirimu yang konyol
33
Pesta berunjung sumpah serapah
34
Maafkan aku Romo
35
Aku harap kau bahagia dengannya
36
Penolakan Yang sudah Kuduga
37
Perasaan Andru
38
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
39
Kembali
40
Akhir Sebuah Kasus
41
Harga diri
42
Aku Rindu
43
Permintaan maaf
44
Penyesalan
45
Nobar
46
Perpisahan yang memilukan
47
Pembuktian
48
Restu
49
Everything Gona be Ok
50
Ketika aku kecewa untuk kedua kalinya
51
Aku lebih suka mamah dengan Papah Andru
52
Semoga dugaanku salah
53
Memastikan Kebenaran
54
Memulai dari awal
55
Pernyataan Cinta
56
Papah untuk Sifa
57
Jangan cintai aku apa adanya
58
Hadiah
59
Bagaimana kalau hubungan kita tidak Direstui
60
Meminta Restu
61
Percayalah hatiku hanya untukmu
62
Lamaran
63
Undangan Makan siang
64
Sebuah pengakuan
65
Kejutan
66
Gagal lagi
67
Kita lanjut nanti
68
Tetangga Baru
69
Selamat jalan Dev
70
Kecelakaan Beruntun
71
Mencari pengganti
72
Akhirnya kamu siuman
73
Petunjuk dari Lexi
74
Maafkan aku L
75
Aku percaya kamu anak normal seperti yang lainnya
76
Gambar Game
77
Hasil Karyaku
78
Harapan hampa
79
Pembuktian
80
Penyelamatan Yang sia-sia
81
Syukurlah kamu baik-baik saja
82
Hari Yang Bahagia
83
Hari Yang Bahagia 2
84
Kemenangan pertamaku
85
Buku Les
86
Tantangan
87
Usaha (Revisi)
88
Kemenangan ku
89
Pembalasan
90
Permintaan Maaf
91
Bonus Chapter
92
PROMO NOVEL

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!