Jejak

*Tap, tap, tap!!

Hera segera berjalan keluar kamarnya saat mendengar suara derap langkah suaminya pulang.

Dengan senyuman mengembang ia langsung menghampiri lelaki itu dan menyambutnya dengan hangat.

"Apa kau baru pulang sayang, kau pasti capek ya, tunggu sebentar aku ambilkan teh hangat untukmu," ucap Hera

Haryo langsung menepis lengan wanita itu saat hendak mengambil tas kerjanya.

"Bukankah sudah ku bilang jangan pernah menginjakkan kakimu lagi di rumah ini sebelum aku menyuruh mu pulang!" hardik lelaki itu

"Tapi Pah...." ucap Hera mencoba meraih lengan lelaki itu, akan tetapi Haryo langsung menepisnya

"Pergi atau aku akan mengusir mu selamanya,"

"Tadi Ibu dan Romo ku berkunjung ke sini, aku tidak mau mereka sampai tahu jika kita sedang ada masalah, itulah alasannya kenapa aku kembali hari ini, aku mohon kamu mengerti,"

Hera mencoba menjelaskan kepada suaminya, ia berharap lelaki itu tidak akan murka jika ia tahu alasannya.

"Cih, kamu selalu berusaha menjaga nama baikmu di depan keluarga mu, tapi kau tidak pernah mau menjaga nama baik suamimu sendiri!" bentak Haryo

"Kali ini aku benar-benar minta maaf padamu, aku janji tidak akan mengulanginya lagi, tapi tolong ijinkan aku tinggal di sini sampai besok pagi, aku takut Romo dan ibuku akan mampir lagi setelah berwisata,"

"Aku tidak peduli, cepat angkat kaki dari sini!" hardik Haryo kemudian mendorong tubuh wanita itu hingga tersungkur ke lantai

"Awww!" Hera memekik keras saat terjatuh ke lantai

"Kenapa kau sekarang begitu kasar padaku, apa jangan-jangan kau memiliki wanita idaman lain hingga begitu ingin berpisah denganku,"

"Kau ... dasar jal*ng sialan beraninya kau memfitnah ku, tunggu saja sebentar lagi aku akan mendapatkan semua bukti-bukti perselingkuhan mu dengan lelaki itu, jadi bersiaplah untuk menjadi janda!" sahut Haryo

Haryo kemudian mengambil ponselnya dan segera menghubungi Laila.

"Halo," ucap L dengan nafas memburu

"Bisa kan kau kirimkan bukti-bukti itu sekarang?" jawab Haryo

"Oh pak Haryo, Ok pak, saya kirim sekarang ya," jawab L kemudian mengakhiri obrolannya

"Apa kau menghubungi L?" tanya Hera menyipitkan matanya

"Siapapun yang aku hubungi kap tidak perlu tahu, yang jelas sekarang aku sudah memiliki bukti-bukti yang akan memberatkan mu di pengadilan nanti, kau tidak bisa mengelak ataupun membela diri." jawab Haryo

"Terserah apa yang akan kau lakukan aku tidak peduli, lagipula aku juga sudah muak menjadi istri seorang aki-aki yang tidak bisa memberikan nafkah batin untuk istrinya," ucap Hera

Wanita itu kemudian masuk kedalam kamarnya dan keluar dengan membawa beberapa map.

Melihat Hera keluar membawa sesuatu Haryo segera menghampiri wanita itu. Ia segera merebut map itu dari tangan istrinya.

Hera kembali merebut map-nya saat Haryo berhasil mendapatkannya.

"Jadi kau ingin mengambil semua kos-kosan milikku, jangan harap!. Aku akan pastikan kau tidak akan mendapatkan apapun setelah bercerai dengan ku dengan bukti-bukti perselingkuhan mu itu!" hardik Haryo

"Kau tidak bisa melakukan semua itu, ingat kos-kosan itu atas namaku dan sedari awal kau sudah memberikannya untukku, kau boleh menceraikan aku tapi jangan pernah bermimpi mengambil kos-kosan itu dariku," Hera kembali merebut map di tangan Haryo

Karena keduanya terus saling berebut, akhirnya Haryo sengaja melemparkan Map itu hingga isinya berceceran di lantai.

Lelaki itu begitu terkejut saat melihat semua sertifikat bangunan dan tanah miliknya sudah berganti nama kepemilikan.

"Kau!" seru lelaki itu sembari memegangi dadanya yang terasa nyeri

Melihat suaminya terkena serangan jantung membuat Hera buru-buru membereskan semua dokumen yang berserakan ke lantai dan memasukkannya kedalam map dan mendekapnya erat.

"Kau benar-benar iblis!, aku tidak akan membiarkan kau mengambil semua harta milikku,"

Saat terdengar notifikasi pesan masuk dalam ponselnya Haryo buru-buru membukanya.

"Sekarang semuanya sudah jelas, aku akan mengirimkan bukti-bukti ini kepada pengacara ku," ancam Haryo

Hera kemudian bergegas mendekati Haryo dan mencoba merebut ponsel lelaki itu .

Haryo mendorong tubuh Hera hingga wanita itu kembali tersungkur ke lantai.

Lelaki itu berjalan sempoyongan menuju tangga. Namun tiba-tiba kehilangan kesadarannya dan terjatuh dari lantai dua rumahnya.

**********

Tidak lama polisi datang ke TKP dan memasang police line untuk mengamankan bukti-bukti.

Laila yang baru saja tiba di depan rumahnya begitu terkejut saat melihat banyak polisi di dekat rumahnya.

Ia kemudian bertanya kepada tetangga apa yang terjadi.

"Ada apa kok banyak polisi?" bisik L kepada salah seorang tetangga

"Ada yang bunuh diri?" bisik seorang tetangga menunjuk ke sosok mayat yang tergeletak dan di beri garis polisi.

L menyipitkan matanya saat tetangganya menunjuk kediaman Hera.

Karena penasaran Laila mendekati police line untuk melihat dari dekat siapa yang bunuh diri

Matanya seketika membulat saat melihat sosok Haryo yang tergeletak di depannya dengan kepala pecah.

"Innalilahi wa Inna ilaihi Rojiun,"

Wanita itu benar-benar tak menyangka saat melihat sosok Haryo yang tewas di depannya.

Tidak mungkin, jangan bilang dia mati karena terkejut saat melihat foto perselingkuhan istrinya.

Wanita itu sejenak terpaku melihat sosok mayat di depannya. Tubuhnya gemetaran dan ia begitu ketakutan saat polisi menghampirinya.

"Maaf, apa hubungan anda dengan korban??" tanya seorang polisi membuat L langsung terbelalak

"Saya tetangganya," jawab L gugup

"Kalau begitu jangan terlalu dekat dengan police korban, karena hanya Keluarga dekat yang boleh melihat korban dari dekat," jawab Polisi

"Baik," jawab L kemudian segera pergi meninggalkan rumah itu

Setibanya di rumah L langsung meneguk sebotol air dingin untuk memenangkan pikirannya.

Aku yakin dia memang meninggal karena bunuh diri, bukan karena shock saat melihat gambar-gambar yang aku kirim.

Meskipun ia sudah mencoba menepis semuanya dan menenangkan dirinya, tetap saja ia tak bisa menyembunyikan kegelisahannya.

"Mamah aku lapar," ucap Bagas merengek

L segera mengajak putra bungsunya ke dapur untuk mengambil makanan untuknya.

*Ting nong!!

L buru-buru keluar untuk membukakan pintu saat mendengar bel rumahnya berbunyi.

Wajahnya seketika pucat pasi saat dua orang polisi berdiri di depan rumahnya.

"Maaf mengganggu, boleh minta waktunya sebentar?" tanya salah seorang dari mereka

"Tentu saja, silakan duduk," jawab L

"Mamah!" Bagas berlari mendekatinya

"Sebentar ya pak," ucap L kemudian mendekati puteranya

"Sayang makan di dalam saja ya," ucap L memberikan pengertian

"Mau makan sama mamah!" rengek Bagas meraih lengan Ibunya

"Iya tapi mamah ada tamu, jadi Baby sama kakek aja dulu ya," L kemudian mengantar Bagas kepada kakeknya

Laila kemudian kembali duduk di ruang tamu. Wanita itu terus *******-***** jemarinya untuk menghilangkan rasa paniknya.

"Apa kau melihat hal-hal aneh sebelum korban meninggal?"

Laila langsung menggelengkan kepalanya.

"Apa kau kenal dekat dengan korban?" tanya polisi lagi

"Tidak, kebetulan pak Haryo juga orang baru pindah ke sini selama sebulan," jawab L

"Baiklah kalau begitu, jika ada sesuatu yang kau ketahui segera hubungi kami," ucap sang polisi kemudian meninggalkan kediaman Laila setelah memberikan kartu nama padanya

L langsung bernafas lega saat melihat kepergian mereka dari rumahnya.

Tiba-tiba terdengar suara tangisan seorang wanita saat tim medis memindahkan jenazah Haryo kedalam mobil ambulance.

"Papah!" teriak Hera menangis tersedu-sedu

"Apa yang terjadi padanya pak, kenapa suamiku meninggal!" seru wanita itu mengguncang tubuh sang polisi.

"Sementara ini suami anda di duga bunuh diri, tapi kami masih melakukan penyelidikan terkait kasus ini, jadi kami akan melaporkan setiap perkembangan kasus kepada anda," jawab Polisi

Mereka kemudian segera pergi meninggalkan tempat kejadian sambil membawa barang-barang bukti yang di temukan di TKP.

Saat Hera masuk kedalam rumahnya, seorang wanita paruh baya mengikutinya masuk.

Hera membalikkan badannya dan menatap assisten rumah tangganya yang baru datang.

"Bi Inah darimana saja?" selidiknya dengan tatapan curiga

"Saya baru saja pulang untuk mengantarkan makanan," jawab wanita itu tak berani menatap majikannya

"Apa kau ada di rumah saat Bapak bunuh diri?" tanya Hera lagi

Wanita itu mengangguk pelan.

"Apa kau melihat bagaimana bapak meninggal?" telisik Hera

"Tidak, kebetulan saya sedang berada di dapur untuk memasak makan malam, saat aku mendengar suara orang jatuh aku berlari ke depan dan melihat Tuan sudah jatuh bersimbah darah," jawab wanita itu

"Apa kau melihat seseorang bersamanya?" tanya Hera lagi

Inah langsung menggelengkan kepalanya.

"Baiklah kalau begitu, terimakasih sudah menelpon ambulance untuk suamiku,"

"Bukan saya yang menelpon ambulance Bu," jawab wanita itu membuat Hera tercengang

"Kalau bukan kamu terus siapa?" tanya Hera terkejut

Inah hanya menggelengkan kepalanya.

Hera buru-buru keluar dari rumah itu begitupun dengan assisten rumah tangganya.

Siapa yang menelpon ambulance??, dan melaporkan kejadian ini ke Polisi??

Hera segera membuka ponsel milik Haryo dan memeriksa apa ada sesuatu yang di sembunyikannya.

"Bahkan bukan Mas Har yang menelpon ambulance itu,"

Hera kemudian mengecek galeri ponsel suaminya.

"L, ternyata diam-diam kau berusaha membalas dendam kepadaku hingga berusaha mengirimkan foto-foto ini kepada suamiku. Dasar munafik, kau pikir akan bisa menghancurkan ku setelah memberitahukan semuanya. Kau salah L, justru kau menggali kuburan mu sendiri dengan kejadian ini," ucap Hera menyeringai

Pagi itu polisi meminta Hera untuk datang ke kantor polisi untuk dimintai keterangan terkait kematian suaminya.

"Saat kejadian anda berada diman?" tanya polisi

"Saya ada di vila keluarga di puncak Bogor," jawab Hera

"Kenapa anda ada di sana dan dalam rangka apa?"

"Oh itu, kebetulan aku dan suamiku sedang ada masalah dan dia menyuruhku untuk menginap di sana untuk sementara waktu," jawab Hera

"Apa kalian sedang bertengkar hebat?"

"Tidak juga, biasalah dalam urusan rumah tangga pasti ada kalanya kita berselisih paham, kami memang bersepakat untuk menjauh saat sedang ada masalah agar bisa introspeksi diri," terang Hera

"Apa ada gelagat yang mencurigakan sebelum kalian bertengkar?"

"Tidak ada,"

"Baiklah kalau begitu, untuk sementara cukup, tapi mungkin lain kali kami akan memintamu datang lagi jika diperlukan,"

"Baik pak, boleh saya bertanya sesuatu?" tanya Hera

"Silakan, saat ini suami saya di duga bunuh diri bukan?, tapi apa kasus ini berubah jadi kasus pembunuhan saat ditemukan bukti-bukti yang mendukungnya?"

"Tentu saja,"

"Jika ada seseorang yang berusaha mengirimkan sesuatu kepada suami saya dan membuatnya shock apa itu bisa merubah status kasus ini?" tanya Hera

"Bisa saja," jawab sang polisi

"Kebetulan saat saya mengambil sesuatu di rumah saya menemukan ponsel Mas Haryo, mungkin ponsel ini akan membantu polisi memecahkan kasus ini," ucap Hera memberikan ponsel Haryo kepada polisi

"Baik, kami akan menyelidiki barang bukti ini, Terimakasih karena sudah memberikan barang bukti kepada kami,"

"Sekarang kita lihat L, siapa yang akan hancur setelah ini, kau atau aku," ucap Hera menyeringai

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

JUSTRU ITU BUKTI YG AKN SERET LO KE PNJARA

2024-02-24

1

Ita Widya ᵇᵃˢᵉ

Ita Widya ᵇᵃˢᵉ

L punya tuhan yang membantu,,dan banyak jejak km Hera..

nanti juga km yang kena sendiri Hera..😡😡

2022-11-20

1

Ryn Silva💐🍀🌹

Ryn Silva💐🍀🌹

wah.. tabiat asli Hera mulai kelihatan

2022-10-22

0

lihat semua
Episodes
1 Hidup itu sawang sinawang
2 Awal Pertemuan
3 Tidak ada pertemanan antara pria dan wanita dewasa
4 Kenyataan memilukan
5 Ketika Hampa melanda
6 Cinta yang mulai memudar
7 Melepas Belenggu
8 Mencoba Tegar
9 Perdamaian terpaksa
10 Masih Berlanjut
11 Mencoba Bertahan, meski menyakitkan
12 Pembalasan
13 Pembalasan 2
14 Jejak
15 Akhir dari semuanya
16 Uluran tangan hangat mu
17 Luka tak berdarah
18 Ketulusan Seorang Sahabat
19 Tempat tinggal baru
20 Ketika Tekad sudah bulat
21 Perjuangan berujung manis
22 Terimakasih sudah menjaga Bagas
23 Kenapa aku tidak bisa seperti mu
24 Go Public
25 Pembawa Sial
26 Ketulusan hatimu
27 Keputusan besar setelah tujuh Purnama
28 Bagaimana rasanya kehilangan??
29 Undangan pernikahan
30 Datanglah bersamaku
31 Tolong Aku
32 Aku suka dirimu yang konyol
33 Pesta berunjung sumpah serapah
34 Maafkan aku Romo
35 Aku harap kau bahagia dengannya
36 Penolakan Yang sudah Kuduga
37 Perasaan Andru
38 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
39 Kembali
40 Akhir Sebuah Kasus
41 Harga diri
42 Aku Rindu
43 Permintaan maaf
44 Penyesalan
45 Nobar
46 Perpisahan yang memilukan
47 Pembuktian
48 Restu
49 Everything Gona be Ok
50 Ketika aku kecewa untuk kedua kalinya
51 Aku lebih suka mamah dengan Papah Andru
52 Semoga dugaanku salah
53 Memastikan Kebenaran
54 Memulai dari awal
55 Pernyataan Cinta
56 Papah untuk Sifa
57 Jangan cintai aku apa adanya
58 Hadiah
59 Bagaimana kalau hubungan kita tidak Direstui
60 Meminta Restu
61 Percayalah hatiku hanya untukmu
62 Lamaran
63 Undangan Makan siang
64 Sebuah pengakuan
65 Kejutan
66 Gagal lagi
67 Kita lanjut nanti
68 Tetangga Baru
69 Selamat jalan Dev
70 Kecelakaan Beruntun
71 Mencari pengganti
72 Akhirnya kamu siuman
73 Petunjuk dari Lexi
74 Maafkan aku L
75 Aku percaya kamu anak normal seperti yang lainnya
76 Gambar Game
77 Hasil Karyaku
78 Harapan hampa
79 Pembuktian
80 Penyelamatan Yang sia-sia
81 Syukurlah kamu baik-baik saja
82 Hari Yang Bahagia
83 Hari Yang Bahagia 2
84 Kemenangan pertamaku
85 Buku Les
86 Tantangan
87 Usaha (Revisi)
88 Kemenangan ku
89 Pembalasan
90 Permintaan Maaf
91 Bonus Chapter
92 PROMO NOVEL
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Hidup itu sawang sinawang
2
Awal Pertemuan
3
Tidak ada pertemanan antara pria dan wanita dewasa
4
Kenyataan memilukan
5
Ketika Hampa melanda
6
Cinta yang mulai memudar
7
Melepas Belenggu
8
Mencoba Tegar
9
Perdamaian terpaksa
10
Masih Berlanjut
11
Mencoba Bertahan, meski menyakitkan
12
Pembalasan
13
Pembalasan 2
14
Jejak
15
Akhir dari semuanya
16
Uluran tangan hangat mu
17
Luka tak berdarah
18
Ketulusan Seorang Sahabat
19
Tempat tinggal baru
20
Ketika Tekad sudah bulat
21
Perjuangan berujung manis
22
Terimakasih sudah menjaga Bagas
23
Kenapa aku tidak bisa seperti mu
24
Go Public
25
Pembawa Sial
26
Ketulusan hatimu
27
Keputusan besar setelah tujuh Purnama
28
Bagaimana rasanya kehilangan??
29
Undangan pernikahan
30
Datanglah bersamaku
31
Tolong Aku
32
Aku suka dirimu yang konyol
33
Pesta berunjung sumpah serapah
34
Maafkan aku Romo
35
Aku harap kau bahagia dengannya
36
Penolakan Yang sudah Kuduga
37
Perasaan Andru
38
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
39
Kembali
40
Akhir Sebuah Kasus
41
Harga diri
42
Aku Rindu
43
Permintaan maaf
44
Penyesalan
45
Nobar
46
Perpisahan yang memilukan
47
Pembuktian
48
Restu
49
Everything Gona be Ok
50
Ketika aku kecewa untuk kedua kalinya
51
Aku lebih suka mamah dengan Papah Andru
52
Semoga dugaanku salah
53
Memastikan Kebenaran
54
Memulai dari awal
55
Pernyataan Cinta
56
Papah untuk Sifa
57
Jangan cintai aku apa adanya
58
Hadiah
59
Bagaimana kalau hubungan kita tidak Direstui
60
Meminta Restu
61
Percayalah hatiku hanya untukmu
62
Lamaran
63
Undangan Makan siang
64
Sebuah pengakuan
65
Kejutan
66
Gagal lagi
67
Kita lanjut nanti
68
Tetangga Baru
69
Selamat jalan Dev
70
Kecelakaan Beruntun
71
Mencari pengganti
72
Akhirnya kamu siuman
73
Petunjuk dari Lexi
74
Maafkan aku L
75
Aku percaya kamu anak normal seperti yang lainnya
76
Gambar Game
77
Hasil Karyaku
78
Harapan hampa
79
Pembuktian
80
Penyelamatan Yang sia-sia
81
Syukurlah kamu baik-baik saja
82
Hari Yang Bahagia
83
Hari Yang Bahagia 2
84
Kemenangan pertamaku
85
Buku Les
86
Tantangan
87
Usaha (Revisi)
88
Kemenangan ku
89
Pembalasan
90
Permintaan Maaf
91
Bonus Chapter
92
PROMO NOVEL

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!