DINIKAHI BRONDONG

DINIKAHI BRONDONG

Hidup itu sawang sinawang

Hidup itu sawang sinawang, kadang kita melihat rumput tetangga lebih hijau dan indah daripada di depan rumah kita padahal kalau kita lihat lebih dekat mungkin kita akan melihat ada banyak belalang di sana yang memakan rumput itu hingga daunnya banyak yang rusak dan terlihat jelek. Bahkan rumput itu terlihat kering dan layu karena jarang disiram. Semuanya hanya fatamorgana, tidak semua yang kita lihat indah itu benar-benar indah. Tidak semua yang kita kira bahagia itu bahagia atau sebaliknya.

Kita tidak bisa menilai kehidupan orang lain bahagia hanya karena kita melihatnya selalu tertawa, atau sebaliknya. Karena kita tidak tahu apa ia benar-benar bahagia dalam kehidupannya atau tidak, jawabannya hanya orang tersebut yang tahu.

Ada yang bilang jika hidup adalah sandiwara, kalau ini aku setuju. Karena dalam kehidupanku aku selalu berakting layaknya seorang aktris profesional.

Mungkin dimata teman-teman dekatku aku adalah sosok yang sangat beruntung. Memiliki karier yang cemerlang, mempunyai suami tampan dan mapan, mertua yang baik hati dan anak-anak yang menggemaskan.

Mereka bahkan selalu iri karena setiap akhir pekan aku dan keluargaku selalu liburan ke luar kota, bahkan kami terlihat begitu harmonis.

Tentu saja bukan hanya temanku yang menganggap demikian, bahkan keluarga ku juga selalu menyanjungku karena hanya aku dan suamiku yang selalu royal kepada mereka dan jarang mengeluh masalah keuangan kepada orang tuaku.

Meraka tidak tahu saja jika semuanya hanyalah semu. Mungkin hanya aku dan suamiku yang tahu bagaimana keluarga kami yang sebenarnya.

Mungkin jika aku menjadi seorang selebriti, pasti aku sudah memenangkan piala citra sebagai artis terbaik karena selalu sukses memerankan setiap peran dalam setiap film yang aku bintangi.

Entah kenapa aku jadi sering berakting akhir-akhir ini. Mungkin semuanya berawal dari hari itu.

Menikah dengan orang yang kita cintai tidak bisa menjamin kita akan hidup bahagia bersamanya.

Karena setelah menikah cinta saja tidak cukup untuk membuat kita bahagia.

Uang memang bukan segalanya, tapi untuk mendapatkan segalanya kita memerlukan uang.

Itulah kenapa orang tau kita kadang menyuruh kita menikah dengan orang yang sudah memiliki pekerjaan tetap atau mapan. Alasannya karena kita tidak bisa hidup hanya mengandalkan cinta, kita butuh uang untuk makan dan bertahan hidup.

Setidaknya hal itulah yang aku alami.

Karena suamiku hanya seorang Pegawai Tidak Tetap di Instansi pemerintah, maka aku pun memutuskan untuk bekerja setelah menikah.

Hidup di kota metropolitan membuat kami yang memulai semuanya dari nol harus bekerja keras untuk mendapatkan semuanya.

Selain mengajar, aku juga memiliki sebuah bisnis katering.

Bisnis katering aku jalani karena hobby. Tak disangka bisnis katering ku berkembang pesat hingga aku bisa membeli mobil dan rumah setelah menjalankan bisnis itu.

Aku mulai mengembangkan bisnis katering ku dengan bisnis kuliner di aplikasi online dan alhamdulilah semuanya berjalan dengan lancar.

Mengurus usaha katering sendirian menghabiskan banyak waktuku.

Aku lebih banyak membuang waktu ku untuk bekerja daripada harus mengurusi kedua anakku.

Jika dulu suamiku membantuku mengurus anakku yang pertama, kini karena kesibukannya ia tidak bisa membantuku merawat anak-anak lagi.

Aku terpaksa mengajak putra bungsuku saat bekerja karena kami tidak memiliki pengasuh.

Memang dari awal aku bertekad untuk merawat anakku sendiri tanpa bantuan baby sitter.

Kadang aku suka iri dengan teman-teman ku karena memiliki orang tua yang membantu mereka merawat putra-putrinya.

Mungkin kalian bertanya kemana orang tuaku atau mertuaku??.

Ibuku sakit-sakitan jadi aku tidak mau merepotkan mereka. Sedangkan Ibu mertuaku juga sama, dia menderita stroke saat aku mengandung putraku yang kedua.

Aku tidak keberatan membawa anak-anak ku ke tempat kerja, lagipula pekerjaan mengajak tidak menyita waktu banyak jadi aku masih bisa merawat mereka.

Hanya saja jika bisnis katering ku sedang ramai aku pasti kewalahan dan cenderung mengabaikan mereka.

Aku hanya memberikan mereka mainan dan membiarkan keduanya asyik bermain tanpa mendampinginya.

Saat putra keduaku berusia dua tahun, ibu mertuaku jatuh dan tidak bisa berjalan.

Karena suamiku adalah anak pertama maka ia memutuskan untuk merawat ibuku di rumah kami.

Sejak ibu aku merawat ibuku, aku memutuskan untuk menutup usaha katering ku agar bisa merawat ibu mertuaku.

Mungkin bagi orang lain ibu mertua adalah sosok yang menakutkan, tapi tidak bagiku.

Ibu mertuaku begitu baik padaku, bahkan aku bisa mendapatkan hal-hal yang tidak aku dapatkan dari ibu kandung ku darinya.

Begitu sayangnya dia padaku hingga membuat aku dengan ikhlas merawatnya selama ia sakit.

Namun hidup memang penuh ujian, tidak semua yang kita rencanakan akan berjalan sesuai keinginan kita.

Merawat orang sakit itu memerlukan kesabaran tingkat tinggi, apalagi saat ia sudah mendekati ajalnya. Pasti ada saja tingkahnya yang membuat kita kesal.

Entah kenapa Ibuku tiba-tiba nafsu makannya bertambah dua kali lipat saat ia stroke.

Kadang aku merasa kesal bila aku pulang kerja, ibuku sudah menghabiskan semua makanan di dapur. Aku yang ingin beristirahat setelah pulang kerja jadi harus masak, padahal aku begitu kelaparan.

Satu dua hari aku masih bisa sabar dan menjalaninya dengan ikhlas, tapi namanya manusia sabar itu ada batasnya.

Hari itu aku berselisih paham dengan sesama guru, anakku yang bungsu berulah di sekolah.

Dia mencorat-coret tembok kelas hingga membuat salah seorang guru melaporkan kepada kepala sekolah. Namun bukannya menegur ku kepala sekolah justru membicarakan ku di belakang dan selalu menyindirku.

Karena aku tidak tahan dengan semua itu aku pun menemuinya.

"Saya minta maaf, atas kesalahan putraku dan aku pasti akan bertanggung jawab. Aku pastikan tembok itu akan kembali seperti semula besok pagi. Tapi aku juga sangat berharap bapak lebih baik menegur saya secara langsung jika ada masalah seperti ini, bukan membicarakannya di belakang,"

"Tidak usah bu, nanti biar mang Parjo saja yang akan mengecatnya," jawab Kepala sekolah

"Gak papa, karena anakku yang sudah mencorat-coretnya maka aku yang akan bertanggung jawab,"

Aku segera keluar dari ruangan kepala sekolah setelah mengeluarkan semua unek-unek ku.

Aku menatap tajam guru yang melaporkan masalah itu kepada kepala sekolah.

Aku masih ingat kata-katanya saat aku menemuinya, ketika mendapati Bagas mencorat-coret tembok kelasnya.

"Maaf Pak Yani, nanti saya pasti akan bersihkan bekas corat-coret Bagas, tapi tidak hari ini ya, mungkin besok,"

"Tidak papa bu namanya juga anak-anak, nanti biar saya suruh anak murid saja untuk mengecatnya kebetulan aku masih punya cat sisa lomba menghias kelas," jawabnya dengan wajah ramah

"Alhamdulillah kalau gitu, terimakasih banyak atas pengertiannya dan sekali lagi maaf ya,"

Dasar culas, entah kenapa ia begitu baik didepan ku dan seolah-olah melupakan semuanya, tapi ia malah melaporkan aku kepada kepala sekolah.

Hari itu juga sepulang sekolah aku langsung membeli cat di toko bangunan samping sekolah.

Aku langsung mengecat tembok kelas yang di corat-coret putraku sendirian hingga sore.

Setibanya di rumah aku merasakan begitu lapar, karena tidak sempat makan siang.

Saat membuka lemari, tidak ada yang tersisa, padahal tadi pagi aku sudah masak banyak dan aku yakin cukup sampai sore.

Pasti Ibu yang menghabiskannya?

"Kenapa baru pulang?" tanya suamiku

"Ada masalah di sekolah," jawabku singkat

"Kalau begitu cepat masak, kasian Ibu sudah kelaparan, katanya dia belum makan dari siang," ucap suamiku membuat ku semakin kesal

Bagaimana tidak, bukannya bertanya ada masalah apa, dia malah seenak-enaknya nyuruh masak, dikira aku pembantunya apa?.

Aku sudah terlalu lelah hari ini hingga memilih diam memendam semua marahku.

Aku segera memasak telor dadar, nugget ayam untuk anak-anak serta sambal untuk menu makan malam kami.

Seperti biasa suamiku pasti langsung berkicau saat melihat menu makanan kami tidak ada sayurnya.

"Gimana aku gak susah buang air besar jika selalu makan seperti ini!" keluhnya

"Syukuri aja apa yang ada," jawabku singkat

Pagi harinya, seperti biasa aku bangun pagi-pagi sekali untuk memasak. Hari ini aku sengaja masak menu makanan lebih banyak dari biasanya.

Setelah menyiapkan sarapan pagi, aku bergegas untuk menyimpan sebagian lauk pauk untuk sore hari, agar aku tidak perlu repot-repot masak sepulang kerja.

Bukanya aku pelit, atau perhitungan tapi aku hanya tidak mau jadi membenci ibuku karena masalah makanan. Lagipula aku juga sudah menyiapkan makanan untuk ibu sampai aku pulang, jadi aku pikir dia tidak akan kelaparan.

Sore itu saat aku pulang kerja aku melihat wajah ibu begitu pucat.

"Ibu kenapa, apa ibu sakit?" tanya ku begitu khawatir

"Ibu lapar," jawabnya dengan nada bicara yang sudah tidak jelas

Memang ia susah bicara setelah jatuh, namun ia masih bisa berjalan meskipun tertatih.

Entah kenapa aku merasa bersalah karena sudah menyembunyikan sebagian lauk pauk.

Aku segera mengambil lauk pauk yang aku sembunyikan dan memberikan sepiring nasi lengkap dengan lauk pauk untuknya.

"Maafin aku ya bu," ucapku merasa bersalah dan sangat menyesali perbuatanku

Wanita itu mengangguk pelan, kemudian menyantap makanannya dengan begitu lahap.

Setelah makan ia kemudian menggenggam tanganku dan memelukku erat. Saat itu aku tidak berpikir macam-macam, ibu memang selalu begitu padaku. Dia selalu baik padaku dan menyayangi ku seperti putrinya sendiri, itulah kenapa aku juga sangat sayang padanya.

Pagi harinya aku tidak menyembunyikan makanan lagi, aku tidak mau membuat ibuku kelaparan lagi.

Selesai sarapan aku berpamitan padanya untuk berangkat kerja, karena kebetulan hari ini adik ipar ku datang dan memutuskan tinggal bersamaku untuk mencari kerja.

Aku sengaja tidak mengajak Bagas ke sekolah hari itu dan menitipkan padanya.

Siang itu saat aku sedang mengajar pendalaman materi, suamiku menelpon ku. Ia memberitahukan jika Ibu jatuh dari kamar mandi dan sekarang di rawat di rumah sakit.

Seketika tubuhku terasa lemas.

Buru-buru ku akhiri aktivitas ku dan segera bergegas menuju rumah sakit untuk menjenguk ibuku.

"Bagaimana keadaan Ibu?" tanyaku dengan suara parau

"Dia masih koma," jawab suamiku membuat air mataku langsung berderai membasahi pipiku

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

LAKI2 KOQ MULUTNYA EMBER... GURU LAGI, ETHIKANYA DIMANA, SAMA JUGA TUH DGN KPALA SKOLAH, BRANINYA BICARA DIBELAKANG..

2024-02-24

1

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻👍🏻

2024-02-24

1

༄༅⃟𝐐 🌹💞Shila♥️Afsya💞🌹

༄༅⃟𝐐 🌹💞Shila♥️Afsya💞🌹

setuju uang bukan segala'a.
tp kali g ada uang bengek lah

2022-11-15

1

lihat semua
Episodes
1 Hidup itu sawang sinawang
2 Awal Pertemuan
3 Tidak ada pertemanan antara pria dan wanita dewasa
4 Kenyataan memilukan
5 Ketika Hampa melanda
6 Cinta yang mulai memudar
7 Melepas Belenggu
8 Mencoba Tegar
9 Perdamaian terpaksa
10 Masih Berlanjut
11 Mencoba Bertahan, meski menyakitkan
12 Pembalasan
13 Pembalasan 2
14 Jejak
15 Akhir dari semuanya
16 Uluran tangan hangat mu
17 Luka tak berdarah
18 Ketulusan Seorang Sahabat
19 Tempat tinggal baru
20 Ketika Tekad sudah bulat
21 Perjuangan berujung manis
22 Terimakasih sudah menjaga Bagas
23 Kenapa aku tidak bisa seperti mu
24 Go Public
25 Pembawa Sial
26 Ketulusan hatimu
27 Keputusan besar setelah tujuh Purnama
28 Bagaimana rasanya kehilangan??
29 Undangan pernikahan
30 Datanglah bersamaku
31 Tolong Aku
32 Aku suka dirimu yang konyol
33 Pesta berunjung sumpah serapah
34 Maafkan aku Romo
35 Aku harap kau bahagia dengannya
36 Penolakan Yang sudah Kuduga
37 Perasaan Andru
38 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
39 Kembali
40 Akhir Sebuah Kasus
41 Harga diri
42 Aku Rindu
43 Permintaan maaf
44 Penyesalan
45 Nobar
46 Perpisahan yang memilukan
47 Pembuktian
48 Restu
49 Everything Gona be Ok
50 Ketika aku kecewa untuk kedua kalinya
51 Aku lebih suka mamah dengan Papah Andru
52 Semoga dugaanku salah
53 Memastikan Kebenaran
54 Memulai dari awal
55 Pernyataan Cinta
56 Papah untuk Sifa
57 Jangan cintai aku apa adanya
58 Hadiah
59 Bagaimana kalau hubungan kita tidak Direstui
60 Meminta Restu
61 Percayalah hatiku hanya untukmu
62 Lamaran
63 Undangan Makan siang
64 Sebuah pengakuan
65 Kejutan
66 Gagal lagi
67 Kita lanjut nanti
68 Tetangga Baru
69 Selamat jalan Dev
70 Kecelakaan Beruntun
71 Mencari pengganti
72 Akhirnya kamu siuman
73 Petunjuk dari Lexi
74 Maafkan aku L
75 Aku percaya kamu anak normal seperti yang lainnya
76 Gambar Game
77 Hasil Karyaku
78 Harapan hampa
79 Pembuktian
80 Penyelamatan Yang sia-sia
81 Syukurlah kamu baik-baik saja
82 Hari Yang Bahagia
83 Hari Yang Bahagia 2
84 Kemenangan pertamaku
85 Buku Les
86 Tantangan
87 Usaha (Revisi)
88 Kemenangan ku
89 Pembalasan
90 Permintaan Maaf
91 Bonus Chapter
92 PROMO NOVEL
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Hidup itu sawang sinawang
2
Awal Pertemuan
3
Tidak ada pertemanan antara pria dan wanita dewasa
4
Kenyataan memilukan
5
Ketika Hampa melanda
6
Cinta yang mulai memudar
7
Melepas Belenggu
8
Mencoba Tegar
9
Perdamaian terpaksa
10
Masih Berlanjut
11
Mencoba Bertahan, meski menyakitkan
12
Pembalasan
13
Pembalasan 2
14
Jejak
15
Akhir dari semuanya
16
Uluran tangan hangat mu
17
Luka tak berdarah
18
Ketulusan Seorang Sahabat
19
Tempat tinggal baru
20
Ketika Tekad sudah bulat
21
Perjuangan berujung manis
22
Terimakasih sudah menjaga Bagas
23
Kenapa aku tidak bisa seperti mu
24
Go Public
25
Pembawa Sial
26
Ketulusan hatimu
27
Keputusan besar setelah tujuh Purnama
28
Bagaimana rasanya kehilangan??
29
Undangan pernikahan
30
Datanglah bersamaku
31
Tolong Aku
32
Aku suka dirimu yang konyol
33
Pesta berunjung sumpah serapah
34
Maafkan aku Romo
35
Aku harap kau bahagia dengannya
36
Penolakan Yang sudah Kuduga
37
Perasaan Andru
38
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
39
Kembali
40
Akhir Sebuah Kasus
41
Harga diri
42
Aku Rindu
43
Permintaan maaf
44
Penyesalan
45
Nobar
46
Perpisahan yang memilukan
47
Pembuktian
48
Restu
49
Everything Gona be Ok
50
Ketika aku kecewa untuk kedua kalinya
51
Aku lebih suka mamah dengan Papah Andru
52
Semoga dugaanku salah
53
Memastikan Kebenaran
54
Memulai dari awal
55
Pernyataan Cinta
56
Papah untuk Sifa
57
Jangan cintai aku apa adanya
58
Hadiah
59
Bagaimana kalau hubungan kita tidak Direstui
60
Meminta Restu
61
Percayalah hatiku hanya untukmu
62
Lamaran
63
Undangan Makan siang
64
Sebuah pengakuan
65
Kejutan
66
Gagal lagi
67
Kita lanjut nanti
68
Tetangga Baru
69
Selamat jalan Dev
70
Kecelakaan Beruntun
71
Mencari pengganti
72
Akhirnya kamu siuman
73
Petunjuk dari Lexi
74
Maafkan aku L
75
Aku percaya kamu anak normal seperti yang lainnya
76
Gambar Game
77
Hasil Karyaku
78
Harapan hampa
79
Pembuktian
80
Penyelamatan Yang sia-sia
81
Syukurlah kamu baik-baik saja
82
Hari Yang Bahagia
83
Hari Yang Bahagia 2
84
Kemenangan pertamaku
85
Buku Les
86
Tantangan
87
Usaha (Revisi)
88
Kemenangan ku
89
Pembalasan
90
Permintaan Maaf
91
Bonus Chapter
92
PROMO NOVEL

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!