Kenyataan memilukan

Keesokan harinya, kami memutuskan kembali ke Jakarta.

Setelah ibu mertuaku meninggal ayah mertuaku memutuskan untuk tinggal bersama kami dan menjual rumahnya untuk membayar separuh hutang-hutangnya.

Karena ayah mertuaku dan adik iparku kini tinggal bersama kami, beban hidup pun mulai bertambah.

Gaji suamiku yang hanya pas-pasan kini hanya cukup untuk biaya hidup kami, sedangkan berbagai cicilan susah untuk kami bayar.

Itulah sebabnya aku kembali membuka usaha catering makanan lagi. Dimulai dengan membuka kantin di sekolah tempat ku mengajar.

Beruntungnya ayah mertuaku mau menjaga Bagas saat aku mengajar, jadi aku tak perlu lagi mengajaknya ke sekolah.

Setelah aku menjalankan bisnis ku kembali Alhamdulillah semua cicilan bisa terbayarkan termasuk membayar hutang-hutang ayah mertuaku.

Menjalani banyak usaha membuat hari-hari ku begitu sibuk, hampir tak ada waktu untukku bermain dengan anak-anakku.

Aku berangkat kerja saat mereka masih terlelap, dan pulang mereka juga sudah terlelap.

Saat weekend pun kadang aku masih harus bekerja jika ada pesanan katering.

Tapi sebisa mungkin aku meluangkan waktu liburan ku untuk mengajak mereka bermain.

Malam ini aku benar-benar kelelahan hingga langsung tidur setelah menidurkan putra bungsuku.

Seperti biasa Mas Krisna pasti marah-marah jika aku tidur lebih dahulu dan langsung mendiamkan diriku.

Pukul satu dini hari aku terbangun dan langsung kembali ke kamarku.

Ku dengar suara ponsel suamiku masih menyala. Saat masuk kamar ku lihat ia masih tertawa menonton sesuatu di ponselnya, tapi saat aku berbaring di sampingnya ia langsung mematikan ponselnya dan memejamkan matanya.

"Maafin aku ya," ucapku merasa bersalah

Seperti biasa ia hanya diam tak menjawab, bahkan saat aku memeluknya ia langsung menyingkirkan tangan ku dari tubuhnya.

"Maaf ay, hari ini aku benar-benar kelelahan karena banyak persenan, aku janji besok gak akan tidur duluan lagi,"

Mendengar kalimat itu Krisna langsung bangun dan pergi meninggalkan aku.

Ia lebih memilih tidur di mobil daripada bersamaku. Bagiku ini hal ini bukan hal baru, sehingga aku tidak kaget lagi.

Memang dia selalu marah saat aku tidur duluan, alasannya karena kami tidak melakukan hubungan intim seperti biasa.

Memang suamiku adalah tipe orang yang selalu melakukan hubungan intim sebelum tidur. Kami selalu melakukannya setiap hari. Jika sehari saja kami tak melakukan hubungan intim, sudah dapat di tebak pasti suamiku akan marah-marah dan mendiamkan diriku.

Itulah sebabnya aku selalu berusaha memenuhi hasratnya setiap malam, meskipun kadang aku tak menginginkannya karena terlalu lelah. Namun karena kewajiban, aku tak bisa menolaknya karena aku takut dosa.

Meskipun aku tidak pernah menikmati tapi tetap saja aku harus terlihat menikmati permainan kami, agar suamiku tidak kehilangan gairahnya.

Entah kenapa kadang aku juga bingung pada diriku sendiri, kenapa tidak bisa menikmati setiap bercinta dengan suamiku. Tidak ada rasa nikmat seperti yang selalu ku dengar dari teman-teman ku saat bercerita tentang hubungan intim mereka.

Mungkin karena bosan, atau aku melakukannya hanya karena sebatas kewajiban, entahlah akupun tak mengerti.

"Kenapa sih kamu tidak seperti wanita lain yang selalu membuat suaminya bergairah, coba sekali-kali kamu berfantasi saat kita sedang berhubungan jangan hanya diam seperti patung!" maki suamiku suatu ketika

Aku sudah berusaha melakukan yang suamiku inginkan, memaki pakaian seksi saat hendak tidur, berdandan bahkan aku selalu memulai lebih dulu, karena aku tak mau suamiku marah-marah padaku.

Aku juga sering mengikuti kemauannya yang selalu menonton blue film sebelum kami bercinta. Meskipun aku tidak suka menonton film seperti itu semuanya aku lakukan demi dia.

Tapi tetap saja aku belum bisa menikmati setiap permainan kami, hanya rasa hambar dan terkadang sakit. Pernah terbersit dalam benakku untuk berkonsultasi ke dokter karena suamiku pernah bilang jika aku ini tidak normal.

Tapi aku selalu terkendala dengan waktu hingga ku tepiskan semuanya karena aku masih bisa mengatasinya. Asal aku tidak memberitahu suamiku dan tetap berakting menikmati percintaan kami semuanya gak masalah.

Aku tidak peduli dengan diriku, selama suamiku senang aku juga ikut senang.

Karena sudah hafal dengan karakternya, aku pun tidak tinggal diam aku segera menyusulnya ke garasi.

Ku lihat ia sedang melakukan onan* sambil menonton film. Aku sedikit lega karena dengan begitu ia pasti tidak akan marah lagi karena sudah melakukan pelepasan.

Aku segera kembali ke kamar dan tidur. Ketika pagi menjelang aku tak melihat suamiku, ku putuskan untuk mengeceknya di garasi.

Ternyata benar, dia tidur di mobil semalaman.

"Sayang bangun, sudah pagi!" ucapku sambil mengecup pipinya

Ia segera mengerjapkan matanya dan bergegas keluar dari mobil.

Aku segera memasak dan menyiapkan sarapan sebelum berangkat kerja.

"Ini bekalnya Ay," ucapku memberikan kotak makanan kepada suamiku

Ia langsung meraihnya dan memasukkannya kedalam tas.

"Masih marah?" tanyaku saat melihatnya masih mendiamkan diriku

Lagi-lagi dia hanya diam tak menjawab, membuatku merasa semakin bersalah.

Seperti biasa ia mengantar ku ke tempat kerja sebelum berangkat kerja meskipun sedang marah.

"Maafkan aku ya," ucapku saat berpamitan dengannya

"Hmmm," jawabnya tanpa mengeluarkan kata-kata

Ia segera pergi dan akupun bergegas masuk.

Notif ponselku langsung menyala setelah bel pulang sekolah.

"Jangan pulang dulu, kamu harus dengerin curhat ku sis,"

"Iyups," jawabku singkat

Aku segera turun ke lantai satu untuk menemuinya sahabatku.

Di ruang bimbingan dan konseling, ketiga sahabatku sudah menunggu.

Yuli langsung memelukku saat melihatku masuk ke ruangan itu.

Ia langsung menceritakan masalahnya sambil terisak.

"Jadi gimana sis, apa yang harus aku lakukan?" tanyanya dengan wajah gusar

"Udah cerai saja kalau suami sudah selingkuh yul, karena percuma saja kita memakannya atau memberinya kesempatan tetap saja ia akan melakukan hal yang sama alias mengulanginya lagi," jawab Via

"Iya bener tuh," tambah Nana

"Kalau menurut kamu gimana L?" tanya Yuli

"Kalau menurutku sih jangan buru-buru mengambil kesimpulan, kita kan tidak tahu apa beneran cewek itu selingkuhan suami mu atau bukan, coba perbaiki dulu hubungan kalian kemudian ajak ngobrol dengan kepala dingin," jawabku berusaha bijak

"Sudah Miss, dia itu beneran selingkuhannya. Aku udah baca semua chat mereka, tidak mungkin mereka tidak memiliki hubungan jika sering bertukar foto apalagi memanggilnya dengan panggilan sayang," jawab Yuli kemudian menunjukkan bukti-bukti perselingkuhan suaminya

"Jadi gimana Miss??" tanyanya lagi

"Tapi kalian masih tinggal serumah kan?"

Yuli mengangguk, "Masih Miss, kami juga masih melakukan hubungan suami istri seperti biasa,"

"Kalau sudah seperti ini kamu harus menegaskan pada suamimu untuk memilih selingkuhannya atau dirimu, dan kau juga harus mempersiapkan diri jika sesuatu yang buruk benar-benar terjadi pada hubungan kalian, perbanyak berdoa dan membaca Alqur'an agar kau bisa melalui semua ini," ucapku menasihatinya

"Maaf bestie aku harus pulang dulu," ucapku saat melihat notifikasi pesan singkat dari ponselku

"Emang ay udah jemput??". tanya Yuli

"Udah,"

"Enaknya jadi Miss L punya suami yang bisa antar jemput, pengertian dan sangat menyayanginya, aku jadi iri," sahut Via

"Jangan Iri kalian juga punya suami terbaik, ok aku pulang dulu papay,"

Aku segera berlari meninggalkan ketiga sahabatku. Ku lihat Mas Krisna sudah menungguku di depan gerbang sekolah.

Aku langsung mencium tangannya dan juga pipinya.

"Terimakasih sudah jemput aku," ucapku sumringah

"Hmmm,"

Ku kira dia sudah tidak marah lagi, ternyata masih berlanjut.

Meskipun kami sedang marahan tetap saja kami harus bersikap seolah tak terjadi apa-apa di depan ayah mertuaku dan anak-anak.

Malam itu aku segera memakai lingerie kesukaan suamiku dan berdandan agar terlihat cantik do depannya.

Ku langkahkan kakiku perlahan mendekati Mas Krisna yang masih asyik melihat ponselnya.

"Sayang," ucapku kemudian berbaring di sampingnya sambil memeluknya

"Hmm," jawabnya dengan mata masih menatap layar ponselnya

Aku tak memperdulikannya ia masih marah atau tidak, yang jelas tugasku malam ini adalah mengakhiri perang dingin antara kami dengan memberikan pelayanan yang memuaskan untuknya.

Aku terus mencumbunya mencoba membuatnya terangsang, namun ia tetap saja menatap ponselnya.

Aku kemudian melakukan hal yang ia sukai, yaitu dengan oral ****,

"Sakit!" ucapnya membuat ku langsung menghentikan aktivitas ku

"Maaf,"

Ia segera bangun dari ranjangnya dan bergegas pergi meninggalkan ku.

Betapa sakitnya hatiku saat suamiku mengacuhkan ku malam itu.

Aku segera pergi ke kamar mandi agar bisa meluapkan emosiku, karena hanya di sana aku bisa menangis sepuasnya tanpa didengar oleh mertuaku.

Setelah selesai menangis aku langsung mengambil air wudhu.

Ku ambil Al Qur'an dan membacanya. Aku memang selalu membaca Alquran saat hatiku sedang kalut atau mendapatkan masalah.

Akupun terlelap setelah selesai tadarus. Pukul setengah dua aku terbangun dan ku lihat suamiku tak ada di kamar. Aku memutuskan untuk menghampirinya.

Ku lihat ia tertawa-tawa di dalam mobil. Karena penasaran akupun mendekatinya. Ia langsung mematikan ponselnya saat melihatku membuka pintu mobil.

"Kamu masih marah??" tanyaku menatapnya sendu

"Tidak,"

"Kalau begitu jangan tidur di mobil lagi, jangan sampai ayah mengira kita sedang ada masalah karena kau terus tidur di mobil, Kau boleh marah padaku, tapi kau juga harus profesional," ucapku kemudian meninggalkannya

Aku segera merebahkan tubuhku ke atas ranjang dan menutupinya dengan selimut. Tiba-tiba kudengar suamiku memasuki kamar dan langsung menyingkap selimutku,

Ia kemudian menarik ku dan mencumbu ku.

Ku lihat ia begitu terangsang dan menikmati permainan kami hingga membuatnya kelelahan dan terlelap.

Saat ia tengah terlelap ponselnya terus berdering membuat ku terbangun dan melihat siapa yang menghubunginya.

"Ayank, apa kamu sudah tidur?"

Aku terhenyak melihat notifikasi pesan itu, buru-buru ku buka ponselnya untuk melihat siapa yang mengirimkannya.

Jantungku hampir seakan berhenti berdetak saat membaca semua pesan dari seseorang yang diberi nama kawan lama.

Terpopuler

Comments

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

SUAMI KYK GITU MSH LO LAYANI DGN BAIK.. SUAMI TK TAU DIRI..

2024-02-24

0

Sulaiman Efendy

Sulaiman Efendy

SUAMI TK TAU DIRI, SDH DIBANTU ISTRI BKNNYA BRSYUKUR & BTRIMA KASIH, UTANG2 BAPSK LO, ISTRI LO YG BAYAR

2024-02-24

1

istrinya_kimseokjin

istrinya_kimseokjin

hahahha ceritanya hampir sama dg kisahku, tpisuamiku selingkuh dg tantenya sendiri🤦‍♀️🤦‍♀️

2023-02-09

0

lihat semua
Episodes
1 Hidup itu sawang sinawang
2 Awal Pertemuan
3 Tidak ada pertemanan antara pria dan wanita dewasa
4 Kenyataan memilukan
5 Ketika Hampa melanda
6 Cinta yang mulai memudar
7 Melepas Belenggu
8 Mencoba Tegar
9 Perdamaian terpaksa
10 Masih Berlanjut
11 Mencoba Bertahan, meski menyakitkan
12 Pembalasan
13 Pembalasan 2
14 Jejak
15 Akhir dari semuanya
16 Uluran tangan hangat mu
17 Luka tak berdarah
18 Ketulusan Seorang Sahabat
19 Tempat tinggal baru
20 Ketika Tekad sudah bulat
21 Perjuangan berujung manis
22 Terimakasih sudah menjaga Bagas
23 Kenapa aku tidak bisa seperti mu
24 Go Public
25 Pembawa Sial
26 Ketulusan hatimu
27 Keputusan besar setelah tujuh Purnama
28 Bagaimana rasanya kehilangan??
29 Undangan pernikahan
30 Datanglah bersamaku
31 Tolong Aku
32 Aku suka dirimu yang konyol
33 Pesta berunjung sumpah serapah
34 Maafkan aku Romo
35 Aku harap kau bahagia dengannya
36 Penolakan Yang sudah Kuduga
37 Perasaan Andru
38 Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
39 Kembali
40 Akhir Sebuah Kasus
41 Harga diri
42 Aku Rindu
43 Permintaan maaf
44 Penyesalan
45 Nobar
46 Perpisahan yang memilukan
47 Pembuktian
48 Restu
49 Everything Gona be Ok
50 Ketika aku kecewa untuk kedua kalinya
51 Aku lebih suka mamah dengan Papah Andru
52 Semoga dugaanku salah
53 Memastikan Kebenaran
54 Memulai dari awal
55 Pernyataan Cinta
56 Papah untuk Sifa
57 Jangan cintai aku apa adanya
58 Hadiah
59 Bagaimana kalau hubungan kita tidak Direstui
60 Meminta Restu
61 Percayalah hatiku hanya untukmu
62 Lamaran
63 Undangan Makan siang
64 Sebuah pengakuan
65 Kejutan
66 Gagal lagi
67 Kita lanjut nanti
68 Tetangga Baru
69 Selamat jalan Dev
70 Kecelakaan Beruntun
71 Mencari pengganti
72 Akhirnya kamu siuman
73 Petunjuk dari Lexi
74 Maafkan aku L
75 Aku percaya kamu anak normal seperti yang lainnya
76 Gambar Game
77 Hasil Karyaku
78 Harapan hampa
79 Pembuktian
80 Penyelamatan Yang sia-sia
81 Syukurlah kamu baik-baik saja
82 Hari Yang Bahagia
83 Hari Yang Bahagia 2
84 Kemenangan pertamaku
85 Buku Les
86 Tantangan
87 Usaha (Revisi)
88 Kemenangan ku
89 Pembalasan
90 Permintaan Maaf
91 Bonus Chapter
92 PROMO NOVEL
Episodes

Updated 92 Episodes

1
Hidup itu sawang sinawang
2
Awal Pertemuan
3
Tidak ada pertemanan antara pria dan wanita dewasa
4
Kenyataan memilukan
5
Ketika Hampa melanda
6
Cinta yang mulai memudar
7
Melepas Belenggu
8
Mencoba Tegar
9
Perdamaian terpaksa
10
Masih Berlanjut
11
Mencoba Bertahan, meski menyakitkan
12
Pembalasan
13
Pembalasan 2
14
Jejak
15
Akhir dari semuanya
16
Uluran tangan hangat mu
17
Luka tak berdarah
18
Ketulusan Seorang Sahabat
19
Tempat tinggal baru
20
Ketika Tekad sudah bulat
21
Perjuangan berujung manis
22
Terimakasih sudah menjaga Bagas
23
Kenapa aku tidak bisa seperti mu
24
Go Public
25
Pembawa Sial
26
Ketulusan hatimu
27
Keputusan besar setelah tujuh Purnama
28
Bagaimana rasanya kehilangan??
29
Undangan pernikahan
30
Datanglah bersamaku
31
Tolong Aku
32
Aku suka dirimu yang konyol
33
Pesta berunjung sumpah serapah
34
Maafkan aku Romo
35
Aku harap kau bahagia dengannya
36
Penolakan Yang sudah Kuduga
37
Perasaan Andru
38
Sudah Jatuh Tertimpa Tangga
39
Kembali
40
Akhir Sebuah Kasus
41
Harga diri
42
Aku Rindu
43
Permintaan maaf
44
Penyesalan
45
Nobar
46
Perpisahan yang memilukan
47
Pembuktian
48
Restu
49
Everything Gona be Ok
50
Ketika aku kecewa untuk kedua kalinya
51
Aku lebih suka mamah dengan Papah Andru
52
Semoga dugaanku salah
53
Memastikan Kebenaran
54
Memulai dari awal
55
Pernyataan Cinta
56
Papah untuk Sifa
57
Jangan cintai aku apa adanya
58
Hadiah
59
Bagaimana kalau hubungan kita tidak Direstui
60
Meminta Restu
61
Percayalah hatiku hanya untukmu
62
Lamaran
63
Undangan Makan siang
64
Sebuah pengakuan
65
Kejutan
66
Gagal lagi
67
Kita lanjut nanti
68
Tetangga Baru
69
Selamat jalan Dev
70
Kecelakaan Beruntun
71
Mencari pengganti
72
Akhirnya kamu siuman
73
Petunjuk dari Lexi
74
Maafkan aku L
75
Aku percaya kamu anak normal seperti yang lainnya
76
Gambar Game
77
Hasil Karyaku
78
Harapan hampa
79
Pembuktian
80
Penyelamatan Yang sia-sia
81
Syukurlah kamu baik-baik saja
82
Hari Yang Bahagia
83
Hari Yang Bahagia 2
84
Kemenangan pertamaku
85
Buku Les
86
Tantangan
87
Usaha (Revisi)
88
Kemenangan ku
89
Pembalasan
90
Permintaan Maaf
91
Bonus Chapter
92
PROMO NOVEL

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!