Agus Menemui Istri dan anaknya

Di desa sebelah dengan desa Abah Atang tinggal berjarak lima kiloan menuju rumah nya Kakak Istri nya Agus. Di rumah kakaknya Fani sudah berkumpul ada beberapa orang yang sengaja di undang untuk menjaga Fani dan Ruslan. Ada Muhtar suaminya Fina dan beberapa teman temanya, Abah Dewa pun ada di sana.

Ada sekitar lima orang yang duduk di atas tikar yang di amparkan di dalam teras rumah saling menimpali obrolan satu sama lain. Selain Muhtar dan Abah Dewa, ada juga Ustad Kosim, Ustad Abas dan Mang Jaka. Kadang mereka terlihat serius mengobrol kadang pula bila Abah Dewa bercerita nyeleneh mereka tertawa terbahak bahak.

Di tengah nya beraneka ragam kueh kueh bolu dan sebagainya tak lupa obat rasa kantuk pun ada kopi hitam kapal api mix, mocacino dan luwak white kopi, serta rokok dan termos air panas.

Malam itu tepat pukul sembilan malam lebih tiga puluh menit obrolan mereka mendadak berhenti di kejauhan melihat seseorang datang menghampiri mereka.

".......... Itu Agus." Kata Ustad Abas seraya jari telunjuk menunjuk kearah lelaki yang sedang berjalan.

"Yaa...... Itu memang Agus." Timpal Ustadz Kosim.

Langkah kaki Agus gontai dengan wajah lusuh dan pandangan mata nampak kosong tapi terlihat memerah oleh bias cahaya lampu jalan. Agus terus berjalan semakin mendekat.

"Assalamualaikum.! Ucap Agus datar.

"WaallAikum Salam." Jawab mereka bersamaan.

"Kang saya di suruh oleh Abah Atang untuk menemui istri dan anak saya, apakah Fani nya ada.?" Tanya Agus pada Abah Dewa, seraya menyalami satu persatu.

Ketika sampai titik menyalami Muhtar. Agus terlihat ragu seperti tak mau menyalami nya. Muhtar mengerti dan acuh dengan sikap Agus yang nampak aneh dan tidak biasa nya.

"Ada di kamar. Udah pada tidur kayanya." Jawab Abah Dewa santai.

"Kamu dari mana Gus. Sebelum tinggal di rumah Eyang Guru Abah Atang.?" Tanya Muhtar. Hal itu Agus tersentak kaget dengan pertanyaan dari Kakak Ipar nya.

Agus sesaat menatap kearah. Abah Dewa. Sebelum menjawab pertanyaan dari Muhtar. Raut muka nya penuh dengan kebingungan untuk menjawab nya.

"Dari Sukabumi kang..." Jawab Agus seadanya penuh ketekanan.

Rupanya Muhtar dan yang lainnya sudah tahu jawaban dari Agus penuh dengan kebohongan. Padahal mah apa susah nya tinggal bilang dari Gunung Kong dan sekarang untuk sementara tinggal di rumah guru Abah Dewa.

"Yaa...... Sudah sana temui istri dan anak mu." Titah Muhtar.

Agus pun melangkah masuk menemui Fani dan Ruslan yang ada di kamar tengah. Abah Dewa memberikan isyarat kepada Muhtar. Dengan mengangguk kan kepala nya. Muhtar mengerti maksud Abah Dewa agar mengawasi terus.

Abah Dewa memang masih ada ikatan saudara dengan Fina istrinya dari Muhtar sekaligus adik iparnya Muhtar. Seringkali keluarga Muhtar meminta pertolongan kepada Abah Dewa dari hal hal yang berbau mistis atau pun meminta doa dan saran agar usahanya lancar dan terhindar dari gangguan yang tak di inginkan.

**

Di dalam kamar Fani terbangun ketika suara pintu kamar terbuka. Fani langsung duduk mata nya tajam menatap Agus. Dia nampak marah melihat kehadiran suaminya.

"Kamu dari mana saja hah. Ruslan sekarat kamu nggak ada.! Anakku mau mati kamu tau nggak hah.! Damprat Fani dengan emosi tertahan.

Agus hanya diam terpaku. Matanya menatap nanar anaknya yang terbaring di atas ranjang berusia 2 tahun setengah. Jauh dari dalam hatinya ada rasa penyesalan teramat dalam perbuatan yang sangat keji. Tapi rasa itu hanya sekejap hinggap di hatinya. Agus kembali kepada tingkah laku aneh nya. Dia terus menatap Ruslan dengan tatapan liar.

Istrinya tidak mengetahui bahkan tak menyadari bahwa suaminya itu bukan lah yang biasa Ia lihat sehari harinya. Agus sedang berada dalam pengaruh bangsa makhluk ghaib. Sikap nya bukan lah Agus yang seutuhnya.

"Bapak macam apa aku ini. Sampa tega mengorbankan darah daging ku sendiri dan tidak tahu apa apa." Kata Agus membatin.

Kesadaran suami dari Fani Nur February kadang kadang timbul, tetapi sesaat kemudian kembali datang ke sikap yang aneh.

"Kamu kemana tidak pulang pulang hah. Jawab, jangan diam saja.! Suara Fani semakin meninggi sampai terdengar keluar.

"Hiks....Hiks.... Ibu....... Ibu...... " Suara tangis Ruslan terbangun karena kaget mendengar suara keras Fani Ibu nya.

Agus terkesiap seperti sadar ketika mendengar tangisan dari anaknya. Agus melangkah menghampiri Ruslan tapi di cegah oleh Fani.

Mereka yang ada di luar di antara nya Abah Dewa dan Muhtar serta yang lainnya sesaat saling bertatap dan tanda tanya. Bergegas Muhtar bergegas dari duduknya berjalan menuju kamar yang di tempati oleh Adik Ipar dan keponakan nya.

"Agus... Fani..... Sudah sudah jangan ribut dan bertengkar malu di dengar orang lain. Sebaiknya kamu Agus keluar dulu." Kata Muhtar menenangkan mereka berdua.

"Agus segera keluar dari kamar Istri nya, tak lama Muhtar pun menyusul dari belakang lalu bergabung dengan Abah Dewa dan yang lainnya.

"Kang ada pisang nggak.?" Tanya Agus datar sambil duduk di sebelah Muhtar.

"Pisang.! Buat apa, bukan kah kamu gak suka sama pisang." Timpal Muhtar.

"Nyiit.... nyiiit.... Lagi pengen aja." Suara Agus seperti monyet dengan tangan garuk garuk. Hal itu membuat Jaka dan dua ustadz keheranan.

"Nggak ada Gus....... Beli aja di warung Mak Ijah biasa nya ada.! Titah Muhtar.

Agus. Langsung bangkit dari duduknya. "Kamu mau kemana Agus.?" Tanya Ustadz Kosim.

"Ke warung Tadz nyari pisang.! Timpal Agus.!!

Baru saja hendak melangkah. Ustadz Kosim lalu mencegah nya. Nanti dulu, duduk dulu Gus, kamu baru datang, istrahat lah sambil ngopi." Kata Ustadz Kosim sedikit memaksa.

Mendapatkan cegahan itu, sorot mata Agus tajam menatap ustadz Kosim. Agus nampak sekali menahan amarahnya sepertinya tak terima keinginan nya di cegah. Lagi, lagi....... Agus menunjukkan sikap anehnya jelas bukan Agus sipat nya.

Ustadz Kosim dan Abah Dewa serta Muhtar tahu persis yang dilakukan Agus bukan lah sipat nya yang sebenarnya. Tingkah polah nya tidak wajar. Agus bertingkah aneh.

Muhtar dengan cepat memegangi tangan kanan Agus yang hendak memukul ustadz Kosim, sedangkan Ustadz Abas bereaksi menahan baginya punggung, begitu pun Mang Jaka langsung memegangi tangan kiri Agus. Tubuh Agus meronta ronta mencoba berontak.

"Lepaskan........... Lepaskan.........." Teriak Agus terus meronta ronta.

"Huh...... Setan Alas...... Lagi...... Lagi....... Kamu!!! Abah Dewa melihat di dalam tubuh Agus bersemayam seekor monyet besar berwarna hitam pekat dengan sorot mata yang tajam.

Lalu Abah Dewa menghentakkan telapak tangan ke dada Agus.!!! "Nyiiit..... Nyiiit...... Suara keluar dari mulut Agus menyerupai suara monyet kesakitan.!!

"Pergi kamu siluman...!! Allah hu Akbar." Teriak Abah Dewa.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Bag

Bag

mirip cerita novel yg judulnya "perjanjian gaib"

2023-05-03

0

Rafi Saputra

Rafi Saputra

menyesal kan agus

2022-11-05

8

anugrah

anugrah

lanjut lagi

2022-10-29

10

lihat semua
Episodes
1 Lagi dan Lagi Gara Gara Jaya
2 Aktivitas Jaya Di malam itu
3 Nomor Pasangan Tembus
4 Susuk Ilmu Hitam
5 Perdebatan Jaya
6 Perjalanan Jaya mencari jati diri
7 Bertemu dengan sosok raja Jin
8 Siasat Jaya
9 Menemui Lelaki Berjanggut Putih
10 Jaya Tiba Di rumah Abah Atang
11 Tekad Bulat Agus
12 Siluman Monyet Menjemput Anak Agus
13 Pertarungan dengan Bangsa siluman monyet
14 Amarah Jaya Tingkat Dewa
15 Kepulangan Agus
16 Jaya Akan Membantu Agus
17 Agus Menemui Istri dan anaknya
18 Serangan Tiba Tiba
19 Obrolan Di malam hari
20 Keanehan Di Pagi Hari
21 Obrolan Abah Dewa dan Jaya
22 Pengakuan Agus Kepada Muhtar
23 Fani Terkesima dan terhipnotis
24 Fani Hilang. Ucapan Jaya Benar
25 Fani Di bawa ke alam ghaib.
26 Pertarungan di alam ghaib.
27 Fani Kembali ke alam manusia
28 Indra Purnama Menghadap Sang Raja
29 Penyelamat itu Wa Kulik
30 Indra Purnama Terpenjara Dalam botol
31 Kejiwaan Agus Belum pulih
32 Nasib Agus
33 Mengobati Agus
34 Agus Sudah terlepas dari pengaruh ghaib.
35 Rencana Raja Waladra dan Raja Arga di ketahui Jaya
36 Ngimpo Nomor
37 Pengalaman pertama Ubey dan Wa Kulik
38 Kesurupan
39 Jaya datang tepat waktu
40 Penyesalan Seorang Agus
41 Pertarungan Sengit Di alam Ghaib
42 Gagal Atuh Wa
43 Malam Yang melelahkan
44 Meminta Bantuan
45 Kedatangan Sahabat Abah Dewa
46 Ucapan Selamat Datang Kepada Abah Dewa dari sosok mahluk hitam
47 Jaya Dan Abah Atang Bergerak
48 Jaya Dan Abah Atang tiba di Gunung Raja
49 Pertemuan Jaya Dan Kuncen Gunung Raja
50 Pertarungan segera di mulai
51 Perkelahian Antar Dua alam pecah
52 Kedua sahabat Abah Dewa pamitan
53 Murka Nya Sang Raja Siluman Monyet
54 Laporan Dari Patih Wisanggeni
55 Bu Nuri
56 Bahaya yang tanpa di sadari
57 Petunjuk Jaya Untuk Ubey
58 Irama Muntahan
59 Ide yang membagongkan
60 Siapa Yang menunggu ku.
61 Pemuda Itu Bernama Riyan
62 Tiga Jin bersarang di Tubuh Riyan
63 Membagi Tugas
64 Jurus Kaki seribu.
65 Mereka Berempat Tiba Di Istana siluman monyet
66 Keyakinan Diri Abah Dewa
67 Jaya dan Abah Atang serta Nyai Bundo datang
68 Ki Ageng dan Abah Dewa kembali ke raga nya
69 Kedatangan Eyang Anta Kusumah
70 Ustadz Ilyas Karim Selamat
71 Datang nya Kiayi Sapu Jagad
72 Mereka Berempat Selamat
73 Jaya dan Abah Atang berkunjung ke rumah Muhtar
74 Obrolan Di Pagi Hari
75 Jaya Terpental Ke Gunung Indung
76 Sang Pembawa Harapan
77 Muhtar membantu Jaya
78 Agus dalam intaian siluman monyet
79 Aku bukan bintang Tapi Jaya nama ku
80 Sarpa Tujuh dari Petaka pembawa kematian
81 Cerita Nyi Kunti
82 Jaya dan Nyi Kunti tiba di hutan Lali Jiwo
83 Jaya Bertemu dengan Guru Asta
84 Telaga Naga
85 Latihan Pertama Jaya
86 Aura Alva milik Jaya
87 Teman Latihan Jaya
88 Tibo Dan Kibo Di kalahkan Jaya
89 Tuan Besar
90 Ayam Cemani
91 Awal mula Kunti dan Asta Bertemu
92 Bunga Kehidupan
93 Harimau Itu Ki Darma
94 Pertemuan Antara Kakek Bumi Dan Ki Darma
95 Mata Kebenaran
96 Ritual Pemindahan Pusaka Raga
97 Perpisahan yang menyakitkan
98 Ajian Perubah Bentuk
99 Kota Fana Mereka telah tiba
100 Pesan Dari Sang Waktu
101 Panggilan Alam
102 Babak Penyisihan
103 Rapat Iblis Baghala
104 Siasat Licik Anak buah iblis Baghala
105 Pertarungan Tanpa Hukum.
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Lagi dan Lagi Gara Gara Jaya
2
Aktivitas Jaya Di malam itu
3
Nomor Pasangan Tembus
4
Susuk Ilmu Hitam
5
Perdebatan Jaya
6
Perjalanan Jaya mencari jati diri
7
Bertemu dengan sosok raja Jin
8
Siasat Jaya
9
Menemui Lelaki Berjanggut Putih
10
Jaya Tiba Di rumah Abah Atang
11
Tekad Bulat Agus
12
Siluman Monyet Menjemput Anak Agus
13
Pertarungan dengan Bangsa siluman monyet
14
Amarah Jaya Tingkat Dewa
15
Kepulangan Agus
16
Jaya Akan Membantu Agus
17
Agus Menemui Istri dan anaknya
18
Serangan Tiba Tiba
19
Obrolan Di malam hari
20
Keanehan Di Pagi Hari
21
Obrolan Abah Dewa dan Jaya
22
Pengakuan Agus Kepada Muhtar
23
Fani Terkesima dan terhipnotis
24
Fani Hilang. Ucapan Jaya Benar
25
Fani Di bawa ke alam ghaib.
26
Pertarungan di alam ghaib.
27
Fani Kembali ke alam manusia
28
Indra Purnama Menghadap Sang Raja
29
Penyelamat itu Wa Kulik
30
Indra Purnama Terpenjara Dalam botol
31
Kejiwaan Agus Belum pulih
32
Nasib Agus
33
Mengobati Agus
34
Agus Sudah terlepas dari pengaruh ghaib.
35
Rencana Raja Waladra dan Raja Arga di ketahui Jaya
36
Ngimpo Nomor
37
Pengalaman pertama Ubey dan Wa Kulik
38
Kesurupan
39
Jaya datang tepat waktu
40
Penyesalan Seorang Agus
41
Pertarungan Sengit Di alam Ghaib
42
Gagal Atuh Wa
43
Malam Yang melelahkan
44
Meminta Bantuan
45
Kedatangan Sahabat Abah Dewa
46
Ucapan Selamat Datang Kepada Abah Dewa dari sosok mahluk hitam
47
Jaya Dan Abah Atang Bergerak
48
Jaya Dan Abah Atang tiba di Gunung Raja
49
Pertemuan Jaya Dan Kuncen Gunung Raja
50
Pertarungan segera di mulai
51
Perkelahian Antar Dua alam pecah
52
Kedua sahabat Abah Dewa pamitan
53
Murka Nya Sang Raja Siluman Monyet
54
Laporan Dari Patih Wisanggeni
55
Bu Nuri
56
Bahaya yang tanpa di sadari
57
Petunjuk Jaya Untuk Ubey
58
Irama Muntahan
59
Ide yang membagongkan
60
Siapa Yang menunggu ku.
61
Pemuda Itu Bernama Riyan
62
Tiga Jin bersarang di Tubuh Riyan
63
Membagi Tugas
64
Jurus Kaki seribu.
65
Mereka Berempat Tiba Di Istana siluman monyet
66
Keyakinan Diri Abah Dewa
67
Jaya dan Abah Atang serta Nyai Bundo datang
68
Ki Ageng dan Abah Dewa kembali ke raga nya
69
Kedatangan Eyang Anta Kusumah
70
Ustadz Ilyas Karim Selamat
71
Datang nya Kiayi Sapu Jagad
72
Mereka Berempat Selamat
73
Jaya dan Abah Atang berkunjung ke rumah Muhtar
74
Obrolan Di Pagi Hari
75
Jaya Terpental Ke Gunung Indung
76
Sang Pembawa Harapan
77
Muhtar membantu Jaya
78
Agus dalam intaian siluman monyet
79
Aku bukan bintang Tapi Jaya nama ku
80
Sarpa Tujuh dari Petaka pembawa kematian
81
Cerita Nyi Kunti
82
Jaya dan Nyi Kunti tiba di hutan Lali Jiwo
83
Jaya Bertemu dengan Guru Asta
84
Telaga Naga
85
Latihan Pertama Jaya
86
Aura Alva milik Jaya
87
Teman Latihan Jaya
88
Tibo Dan Kibo Di kalahkan Jaya
89
Tuan Besar
90
Ayam Cemani
91
Awal mula Kunti dan Asta Bertemu
92
Bunga Kehidupan
93
Harimau Itu Ki Darma
94
Pertemuan Antara Kakek Bumi Dan Ki Darma
95
Mata Kebenaran
96
Ritual Pemindahan Pusaka Raga
97
Perpisahan yang menyakitkan
98
Ajian Perubah Bentuk
99
Kota Fana Mereka telah tiba
100
Pesan Dari Sang Waktu
101
Panggilan Alam
102
Babak Penyisihan
103
Rapat Iblis Baghala
104
Siasat Licik Anak buah iblis Baghala
105
Pertarungan Tanpa Hukum.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!