Menemui Lelaki Berjanggut Putih

"Hahahahaha. Korban pertama anak itu raja siluman penghuni Gunung Kencana." Tawa lepas pria paruh baya.

"Ada apakah gerangan Ki Romo bisa tertawa terbahak bahak dan terlihat dari roman wajah begitu bahagia.? Tanya Eyang Aprak di waktu dini hari itu.

"Eyang Aprak. Kau tidak mengetahui pemuda yang mempunyai ilmu tingkat dewa sudah berhasil mengerjai Raja Siluman. Kini Ia akan di buru oleh bangsa siluman bersama dengan keluarganya, karna telah mengambil pusaka keris Cakra Buana. Pusaka itu bisa menggetarkan dunia dan seisinya.!

"Waduh Cari masalah bocah tengik. Kalau begitu. Kita harus segera turun untuk membantu membereskan bangsa siluman itu." Eyang Aprak penuh semangat, karna itu menjadi tugas dirinya selaku anggota paranormal tingkat tinggi.

"Aku ikut. Suara dari arah yang sedikit jauh sambil mengangkat tangannya ke atas.

"Kau duduk saja. Sebaiknya urus saja Jenggot mu biar tidak memutih." Ledek Ki Pamungkas.!!

"Sialan loe. Aki aki Peot." Timpal Mbah Jenggot.

"Emang. Loe nggak Peot hah." Sergah Ki pamungkas.

"Hah....... Kalian Sudah sudah. Kaya bocah aja kerjaan Berantem." Lerai Ki Romo.

"Sudah saat nya kalian juga berkelana. Mengikuti Jejak Jaya Jaeludin. Menjadi pengemis di belahan Bumi Pertiwi ini. Untuk kamu Eyang Aprak. Keselamatan Keluarga Jaya dari Raja Siluman menjadi tanggung jawab mu." Ki Romo memberi perintah.

"Siap Ketua.! Hamba mohon pamit untuk segera pergi dan berbaur dengan masyarakat di kampung Orang Tua nya pemuda itu." Ucap nya. Ki Romo pun mengangguk.

"Wuzzzzzzzzz!! Lelaki paruh baya itu melesat meninggalkan Bangunan mewah secepat kilat, hingga tampak tak terlihat oleh para paranormal yang ada di ruangan tersebut.!!

Sementara Ki Pamungkas dan Mbah Jenggot pun langsung bangkit dan membungkuk hormat kepada Ki Romo untuk memulai perjalanan ke daerah Jawa Timur.

#######.

Pagi pun telah tiba matahari sudah terlihat oleh pemuda yang menggendong tas di punggungnya, pakaian yang kucel dan wajah yang pias tapi terlihat bersih berjalan menyusuri jalan setapak, sesekali ia menyapa beberapa orang yang sedang sibuk dengan aktivitas di pagi hari nya itu.

Layaknya seorang gembel. Layak nya seorang gelandangan. Dan sebutan pengemis terlontar dari para warga ketika melihat seorang pemuda yang sedang berjalan memasuki perkotaan di daerah Jawa Barat tepatnya nya daerah kota yang ciri khas makanan nya Tauco.

Tepat pukul sebelas siang lebih, pemuda itu berjalan menyusuri jalanan di kota itu menuju salah satu kampung yang tak jauh dari Gunung Mananggel yang di bawah bukit nya ada perkampungan dengan seorang lelaki paruh baya yang banyak di cari oleh para pejabat dan orang orang berduit untuk meminta sarea't dan pertolongan yang menimpa permasalahan di setiap insan yang bernyawa..

Jaya kini telah berada di hamparan sawah yang begitu luas, Ia berjalan kearah sahung menghampiri seorang lelaki dengan pakaian yang penuh dengan lumpur sawah.

"Assalamualaikum. Pak. Bolehkan saya berteduh untuk sekedar beristirahat dan menunggu waktu adzan dhuhur berkumandang." Tegur seorang pemuda.!!

"WaallAikum Salam. Silahkan anak muda." Jawab Lelaki paruh baya itu tersenyum mempersilahkan.

"Terima Kasih banyak Pak. Jaya pun langsung duduk dan mata nya menatap kearah hamparan sawah yang baru saja di di Tanur.

"Ngomong Ngomong anak muda mau kemana.?" Tanya lelaki paruh baya itu.

"Anu Pak saya mau pergi ke kampung bawah gunung mananggel." Jawab Pemuda itu.

"Ohk. Mau ke siapa.?" Kebetulan Bapak juga tinggal di sana." Kata Lelaki paruh baya penasaran.

"Tujuan saya tidak tahu Pak namanya. Tapi ciri ciri nya yang di cari oleh saya. Ia mempunyai janggut putih panjang dan seumuran dengan Bapak." Jaya menjelaskan nya.

"Hmmmmmm. Abah Atang mungkin yang di cari oleh kamu." Tebak lelaki paruh baya itu.

"Mungkin Itu kali Pak. Tapi saya belum pernah ketemu.!

"Aneh kamu mah.! Di suruh sama siapa kamu mencari lelaki berjenggot putih di bawah gunung mananggel.?" Tanya lelaki itu semakin penasaran dan berniat menyelidiki nya.

"Selintas Aja. Pak ada dalam pikiranku." Jawab nya. Hingga pria paruh baya itu semakin pusing dengan semua jawaban dari pemuda yang ikut berteduh.!!

Obrolan mereka berdua pun terhenti ketika suara adzan dhuhur berkumandang. Jaya pun meminta ijin untuk meminta Air sawah yang keluar dari kucuran sawah yang lebih tinggi.!!

"Pak. Tua ijin meminta air yang ada di kucuran untuk berbuka puasa." Ucap Jaya. Lelaki paruh baya itu kaget dan terkejut puasa apa yang di jalani oleh pemuda berpakaian kumuh mirip gembel tersebut.

"Silah.. Silahkan... Anak muda.! Jawab nya.

Jaya pun lalu memetik daun talas dan ia lipatkan untuk mengambil air dari sawah untuk di minum dan membatalkan puasa mutih nya itu.

"Alhamdulillah. Ucap Jaya Lirih. Setelah tiga tegukan Air yang Ia dapat dalam daun yang telah di lipat. Lalu menghampiri lelaki paruh baya itu untuk melanjutkan perjalanan menuju kampung di bawah gunung mananggel.

"Pak. Terima Kasih banyak atas tempat istrahat dan air sawahnya. Saya akan melanjutkan lagi perjalanan menuju kampung yang tadi saya sebutkan.!!

"Iya. Silahkan Anak Muda." Kata pria Tua itu dengan tatapan penuh dengan keheranan.

Jaya tersenyum Ia membalikkan badan nya lalu melangkahkan kaki nya menyusuri jalanan setapak di tengah tengah sawah yang begitu luas itu.

Satu jam lamanya Jaya berjalan kaki hingga ia tiba di salah satu kampung yang terlihat padat penduduk. Tampak terlihat beberapa warga yang baru kembali dari aktivitas sebagai seorang petani dengan membawa cangkul dan ibu ibu nya menengteng bakul dan beberapa sayuran terlihat dalam bakul tersebut.

"Permisi Pak Tani dan Bu Tani. Bolehkah saya bertanya?" Sapa pemuda itu ramah.

"Anak muda mau bertanya apa." Jawab wanita tua yang sedang membawa wadah bakul.

"Apakah ibu tahu dimana rumah nya lelaki paruh baya yang bernama Abah Atang dengan ciri ciri jenggot berwarna putih panjang sampai ke dada.?" Tanya Pemuda itu sopan.

"Ohk Dukun Abah Atang. Anak muda tinggal lurus aja dari sini. Setelah jalan ini mentok belok kiri di situ ada kandang sapi belakang nya kandang sapi paling seratus meter ada rumah panggung. Itu rumah yang di cari oleh anak muda." Jawab Bu Tani memberi petunjuk jalan.

Jaya manggut manggut mendengar penjelasan dan arah jalan yang di berikan oleh wanita paruh baya itu.

"Terima Kasih Bu Tani. Kalau begitu saya mohon ijin untuk menemui nya." Pinta Jaya.

Bu Tani dan Pak Tani serta beberapa warga lainnya mengangguk.!! Silahkan anak muda. Hati hati di jalan nya.

Tak lama kemudian jaya pun sampai dengan petunjuk yang di berikan oleh beberapa warga tersebut. Persis seperti wanita tadi yang aku tanyakan.!!

Bersambung

Terpopuler

Comments

By

By

berapa hari lagi puasa mutih nya

2023-02-25

1

Panta Jhoni Panta Wsl

Panta Jhoni Panta Wsl

lanjut

2022-11-08

8

Rafi Saputra

Rafi Saputra

lanjoetkan

2022-10-28

9

lihat semua
Episodes
1 Lagi dan Lagi Gara Gara Jaya
2 Aktivitas Jaya Di malam itu
3 Nomor Pasangan Tembus
4 Susuk Ilmu Hitam
5 Perdebatan Jaya
6 Perjalanan Jaya mencari jati diri
7 Bertemu dengan sosok raja Jin
8 Siasat Jaya
9 Menemui Lelaki Berjanggut Putih
10 Jaya Tiba Di rumah Abah Atang
11 Tekad Bulat Agus
12 Siluman Monyet Menjemput Anak Agus
13 Pertarungan dengan Bangsa siluman monyet
14 Amarah Jaya Tingkat Dewa
15 Kepulangan Agus
16 Jaya Akan Membantu Agus
17 Agus Menemui Istri dan anaknya
18 Serangan Tiba Tiba
19 Obrolan Di malam hari
20 Keanehan Di Pagi Hari
21 Obrolan Abah Dewa dan Jaya
22 Pengakuan Agus Kepada Muhtar
23 Fani Terkesima dan terhipnotis
24 Fani Hilang. Ucapan Jaya Benar
25 Fani Di bawa ke alam ghaib.
26 Pertarungan di alam ghaib.
27 Fani Kembali ke alam manusia
28 Indra Purnama Menghadap Sang Raja
29 Penyelamat itu Wa Kulik
30 Indra Purnama Terpenjara Dalam botol
31 Kejiwaan Agus Belum pulih
32 Nasib Agus
33 Mengobati Agus
34 Agus Sudah terlepas dari pengaruh ghaib.
35 Rencana Raja Waladra dan Raja Arga di ketahui Jaya
36 Ngimpo Nomor
37 Pengalaman pertama Ubey dan Wa Kulik
38 Kesurupan
39 Jaya datang tepat waktu
40 Penyesalan Seorang Agus
41 Pertarungan Sengit Di alam Ghaib
42 Gagal Atuh Wa
43 Malam Yang melelahkan
44 Meminta Bantuan
45 Kedatangan Sahabat Abah Dewa
46 Ucapan Selamat Datang Kepada Abah Dewa dari sosok mahluk hitam
47 Jaya Dan Abah Atang Bergerak
48 Jaya Dan Abah Atang tiba di Gunung Raja
49 Pertemuan Jaya Dan Kuncen Gunung Raja
50 Pertarungan segera di mulai
51 Perkelahian Antar Dua alam pecah
52 Kedua sahabat Abah Dewa pamitan
53 Murka Nya Sang Raja Siluman Monyet
54 Laporan Dari Patih Wisanggeni
55 Bu Nuri
56 Bahaya yang tanpa di sadari
57 Petunjuk Jaya Untuk Ubey
58 Irama Muntahan
59 Ide yang membagongkan
60 Siapa Yang menunggu ku.
61 Pemuda Itu Bernama Riyan
62 Tiga Jin bersarang di Tubuh Riyan
63 Membagi Tugas
64 Jurus Kaki seribu.
65 Mereka Berempat Tiba Di Istana siluman monyet
66 Keyakinan Diri Abah Dewa
67 Jaya dan Abah Atang serta Nyai Bundo datang
68 Ki Ageng dan Abah Dewa kembali ke raga nya
69 Kedatangan Eyang Anta Kusumah
70 Ustadz Ilyas Karim Selamat
71 Datang nya Kiayi Sapu Jagad
72 Mereka Berempat Selamat
73 Jaya dan Abah Atang berkunjung ke rumah Muhtar
74 Obrolan Di Pagi Hari
75 Jaya Terpental Ke Gunung Indung
76 Sang Pembawa Harapan
77 Muhtar membantu Jaya
78 Agus dalam intaian siluman monyet
79 Aku bukan bintang Tapi Jaya nama ku
80 Sarpa Tujuh dari Petaka pembawa kematian
81 Cerita Nyi Kunti
82 Jaya dan Nyi Kunti tiba di hutan Lali Jiwo
83 Jaya Bertemu dengan Guru Asta
84 Telaga Naga
85 Latihan Pertama Jaya
86 Aura Alva milik Jaya
87 Teman Latihan Jaya
88 Tibo Dan Kibo Di kalahkan Jaya
89 Tuan Besar
90 Ayam Cemani
91 Awal mula Kunti dan Asta Bertemu
92 Bunga Kehidupan
93 Harimau Itu Ki Darma
94 Pertemuan Antara Kakek Bumi Dan Ki Darma
95 Mata Kebenaran
96 Ritual Pemindahan Pusaka Raga
97 Perpisahan yang menyakitkan
98 Ajian Perubah Bentuk
99 Kota Fana Mereka telah tiba
100 Pesan Dari Sang Waktu
101 Panggilan Alam
102 Babak Penyisihan
103 Rapat Iblis Baghala
104 Siasat Licik Anak buah iblis Baghala
105 Pertarungan Tanpa Hukum.
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Lagi dan Lagi Gara Gara Jaya
2
Aktivitas Jaya Di malam itu
3
Nomor Pasangan Tembus
4
Susuk Ilmu Hitam
5
Perdebatan Jaya
6
Perjalanan Jaya mencari jati diri
7
Bertemu dengan sosok raja Jin
8
Siasat Jaya
9
Menemui Lelaki Berjanggut Putih
10
Jaya Tiba Di rumah Abah Atang
11
Tekad Bulat Agus
12
Siluman Monyet Menjemput Anak Agus
13
Pertarungan dengan Bangsa siluman monyet
14
Amarah Jaya Tingkat Dewa
15
Kepulangan Agus
16
Jaya Akan Membantu Agus
17
Agus Menemui Istri dan anaknya
18
Serangan Tiba Tiba
19
Obrolan Di malam hari
20
Keanehan Di Pagi Hari
21
Obrolan Abah Dewa dan Jaya
22
Pengakuan Agus Kepada Muhtar
23
Fani Terkesima dan terhipnotis
24
Fani Hilang. Ucapan Jaya Benar
25
Fani Di bawa ke alam ghaib.
26
Pertarungan di alam ghaib.
27
Fani Kembali ke alam manusia
28
Indra Purnama Menghadap Sang Raja
29
Penyelamat itu Wa Kulik
30
Indra Purnama Terpenjara Dalam botol
31
Kejiwaan Agus Belum pulih
32
Nasib Agus
33
Mengobati Agus
34
Agus Sudah terlepas dari pengaruh ghaib.
35
Rencana Raja Waladra dan Raja Arga di ketahui Jaya
36
Ngimpo Nomor
37
Pengalaman pertama Ubey dan Wa Kulik
38
Kesurupan
39
Jaya datang tepat waktu
40
Penyesalan Seorang Agus
41
Pertarungan Sengit Di alam Ghaib
42
Gagal Atuh Wa
43
Malam Yang melelahkan
44
Meminta Bantuan
45
Kedatangan Sahabat Abah Dewa
46
Ucapan Selamat Datang Kepada Abah Dewa dari sosok mahluk hitam
47
Jaya Dan Abah Atang Bergerak
48
Jaya Dan Abah Atang tiba di Gunung Raja
49
Pertemuan Jaya Dan Kuncen Gunung Raja
50
Pertarungan segera di mulai
51
Perkelahian Antar Dua alam pecah
52
Kedua sahabat Abah Dewa pamitan
53
Murka Nya Sang Raja Siluman Monyet
54
Laporan Dari Patih Wisanggeni
55
Bu Nuri
56
Bahaya yang tanpa di sadari
57
Petunjuk Jaya Untuk Ubey
58
Irama Muntahan
59
Ide yang membagongkan
60
Siapa Yang menunggu ku.
61
Pemuda Itu Bernama Riyan
62
Tiga Jin bersarang di Tubuh Riyan
63
Membagi Tugas
64
Jurus Kaki seribu.
65
Mereka Berempat Tiba Di Istana siluman monyet
66
Keyakinan Diri Abah Dewa
67
Jaya dan Abah Atang serta Nyai Bundo datang
68
Ki Ageng dan Abah Dewa kembali ke raga nya
69
Kedatangan Eyang Anta Kusumah
70
Ustadz Ilyas Karim Selamat
71
Datang nya Kiayi Sapu Jagad
72
Mereka Berempat Selamat
73
Jaya dan Abah Atang berkunjung ke rumah Muhtar
74
Obrolan Di Pagi Hari
75
Jaya Terpental Ke Gunung Indung
76
Sang Pembawa Harapan
77
Muhtar membantu Jaya
78
Agus dalam intaian siluman monyet
79
Aku bukan bintang Tapi Jaya nama ku
80
Sarpa Tujuh dari Petaka pembawa kematian
81
Cerita Nyi Kunti
82
Jaya dan Nyi Kunti tiba di hutan Lali Jiwo
83
Jaya Bertemu dengan Guru Asta
84
Telaga Naga
85
Latihan Pertama Jaya
86
Aura Alva milik Jaya
87
Teman Latihan Jaya
88
Tibo Dan Kibo Di kalahkan Jaya
89
Tuan Besar
90
Ayam Cemani
91
Awal mula Kunti dan Asta Bertemu
92
Bunga Kehidupan
93
Harimau Itu Ki Darma
94
Pertemuan Antara Kakek Bumi Dan Ki Darma
95
Mata Kebenaran
96
Ritual Pemindahan Pusaka Raga
97
Perpisahan yang menyakitkan
98
Ajian Perubah Bentuk
99
Kota Fana Mereka telah tiba
100
Pesan Dari Sang Waktu
101
Panggilan Alam
102
Babak Penyisihan
103
Rapat Iblis Baghala
104
Siasat Licik Anak buah iblis Baghala
105
Pertarungan Tanpa Hukum.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!