Pertarungan dengan Bangsa siluman monyet

Sesaat kemudian Abah Dewa berteriak seperti menghardik dan mengibaskan tasbihnya dengan sangat keras.

"Allah hu Akbar..............!!

Beberapa kali tasbih nya di kibas kibaskan ke segala arah kamar berukuran kecil itu berusaha mengusir mahluk tak kasat mata itu.

"Pergi kalian........... Hah...... Jangan ganggu anak ini." Hardik Abah Dewa kepada monyet monyet siluman.

"Ohk. Tidak bisa..!! Anak ini sudah menjadi milik Raja kami." Kata salah satu monyet yang paling besar yang menjadi pimpinan puluhan monyet bangsa siluman.

Percakapan tersebut tentu saja hanya bisa terdengar oleh Abah Dewa.

"Hahahahah. Apa maksud kalian milik Raja." Kata Abah Dewa tawa lepas.

"Anaknya ini sudah di serahkan oleh bapaknya sebagai tumbal pesugihan." Sergah pimpinan monyet siluman itu.

"Apapun itu..... Kalian tidak bisa membawanya... Pergi kalian.!! Atau aku musnahkan kalian." Kata Abah Dewa mengancam.

Di alam yang kasat mata, pertarungan sengit pun terjadi. Abah Dewa di serang dan di keroyok oleh monyet monyet itu. Dengan gesit Abah Dewa menangkis dan berkelit dari tendangan tendangan dan cakaran monyet monyet siluman.

Abah Dewa mampu menghadapi serangan serangan yang di lancarkan oleh monyet monyet siluman itu, akan tetapi dia semakin kebingungan ketika rombongan para monyet datang dari arah kiri kanan depan dan belakang datang dengan jumlah yang begitu banyak langsung mengeroyok Abah Dewa dengan cakaran dan cabikan para monyet yang datang secara tiba tiba.

Sementara Fani dan kakaknya hanya terfana tak mengerti melihat tubuh Abah Dewa berguncang guncang dan mulai bercucur keringat di dahinya. Hanya teriakan teriakan Abah Dewa yang terdengar oleh Fani dan kakak nya serta para tetangga yang berkumpul di ruang tamu. Mereka saling bertatapan satu sama lain, tatapan saling bertanya.

Tiba tiba Abah Dewa yang tadinya bersila kini ambruk dengan darah segar keluar dari mulutnya, dan tampak terlihat bekas cakaran cakaran kuku tajam terlihat oleh Fani dan kakaknya serta para tetangga, membuat mereka keheranan.

Di alam tak kasat mata Abah Dewa sedang berjuang dari keroyokan monyet siluman, Ia merasakan sakit yang teramat dahsyat ketika salah satu monyet paling besar mengangkat nya dan membanting kan tubuh Abah Dewa hingga Ia terpental jauh.

"Hahahaha. Dasar manusia lemah bergaya bagaikan super Hero ingin melawan bangsa kami." Tawa monyet paling besar itu.

"Wuzzzzzzzzzzzzz............!!

"Bughk..................!!

"Ahk.....................!!

Monyet besar itu tiba tiba terpental jauh, sesaat satu kilatan cahaya menyerang kearahnya, tak lama muncullah sosok lelaki paruh baya berjubah putih dengan jenggot putih yang panjang sampai dada dan ikat kepala berwarna putih mirip seorang ulama besar.

Lelaki paruh baya itu pun langsung menghampiri Abah Dewa dan memberikan aura nya untuk mengobati luka luka yang di alami nya akibat cakaran dan cabikan dari monyet siluman itu.

"Terima Kasih Eyang Guru." Lirih Abah Dewa sesaat semua luka yang ada di tubuhnya sudah hilang.

"Ayo bangun dan segera musnahkan bangsa siluman monyet itu." Titah lelaki paruh baya itu yang di panggil Eyang Guru.

"Baik.! Eyang. Abah Dewa melepaskan Sorban yang melilit di leher nya. Sorban warna hijau bergaris putih itu di hentakan tarik ulur menghantam monyet monyet siluman ke berbagai arah. Ada yang terpental ada yang menghantam sehingga kepala nya menyentuh tembok, Ada pula yang ambruk terhantam kibasan sorban di perutnya.

"Kabur............. Ayo kabur.........!! Teriak pimpinan monyet ghaib itu.

Monyet paling besar itu lebih dulu kabur menghilang dari pandangan mata batin Abah Dewa dan Eyang Guru. Kemudian di susul secara bersamaan puluhan monyet lainnya pun berhamburan dan menghilang.

"Eyang guru, sekarang kita harus bagaimana.?" Tanya Abah Dewa kepada gurunya ketika siluman monyet itu sudah menghilang dari hadapannya.

"Ayo kita ikuti.!! Ajak lelaki paruh baya itu.!

"Siap.!! Eyang Guru.!!

Eyang Guru berjanggut putih memiliki ilmu tingkat tinggi. Akan tetapi kesaktian ilmu nya hanya di turunkan kepada Abah Dewa yang mempunyai sipat bijaksana dan suka menolong sesama.

Banyak orang orang yang di minta tolong kepada Abah Dewa tetapi Ia selalu menolak pemberian amplop yang berisi uang dari seorang yang meminta tolong nya.

Ketika Abah Dewa sedang merasa kesusahan akibat perlawanan dari bangsa siluman yang akan menolong seorang anak yang akan di bawa oleh perbuatan bapaknya yang sudah mengikat perjanjian ghaib dengan bangsa siluman.

Eyang guru yang sedang bersemedi di puncak Gunung Mananggel langsung melepas Sukma dari raga nya membantu melawan siluman monyet yang telah mengeroyok murid nya.

Sebetulnya ketika di alam pertempuran kasat mata dan saat monyet monyet ghaib itu melarikan diri, dengan kemampuan kebatinan gurunya, mereka berdua mengikuti kemana larinya mahluk mahluk tersebut.

Sampai pada satu tempat guru dan murid itu melihat sebuah sahung yang terbuat dari kayu di tengah hutan di daerah pegunungan. Kemudian mereka berdua memasukinya terlihat Agus sedang terduduk menggelosoh di sudut ruangan sambil memegang dadanya. Abah dewa melihat ada darah yang masih segar meleleh di sudut bibir Agus.

Di tengah ruangan nampak berserakan macam macam kembang dan cempor. Di sudut sebrang di hadapan Agus nampak lelaki berusia 75 tahun dengan ikat kepala batik berambut putih bertolak pinggang raut muka terlihat kemarahan yang luar biasa.

"Murid ku. Lihatlah ulah dari bapaknya yang menjalani ritual, kini anak dan istrinya akan menjadi buruan dari bangsa siluman." Kata Eyang guru.

"Abah Dewa hanya mengangguk bener bener tak menyangka suami dari Fani yang masih ada hubungan kekerabatan dengan dirinya, sudah melakukan hal yang di luar nalar dengan bersekutu dengan bangsa siluman untuk memperoleh kekayaan secara instan.

Lelaki paruh baya itu terkesiap rupanya Ia melihat sosok Abah Dewa dan guru nya di ruangan itu. Belum sempat Kuncen Gunung Kong itu berkata kata, Eyang guru lalu menarik Abah Dewa segera menghilang dari tempat itu.

*********

"Bunda........ Bunda........ Bundaaaaa......!! Terdengar tangisan histeris Ruslan kecil yang sedari tadi terbaring kaku sambil memanggil manggil Fani penuh ketakutan.

"Alhamdulillah. Rus...... Ruslan kenapa Rus.! Tangis Fani membuncah melihat anaknya sudah kembali sadar.

Matanya tak lagi melotot, kedua tangannya tak mengepal kuat, Fani langsung menggendong nya penuh dengan kasih sayang bercampur kecemasan.

Abah Dewa kini sudah membuka matanya kembali, sambil meletakkan telapak tangan ke muka nya dia berucap.

"Alhamdulillah.!!

"Suami mu kemana Fani.?" Tanya Abah Dewa dengan suara berat.!

"Nggak tau Abah, subuh kemarin dia pergi katanya mau pergi ke Subang mengunjungi Orang Tua nya." Jawab Fani.

Abah Dewa hanya menggeleng kan kepalanya, Ia tidak bertanya lagi, seolah ia tahu kalau Agus sedang berada dimana dan melakukan apa. Namun Abah Dewa tidak mau menceritakan nya biar di pendam dalam hatinya. Bila di ceritakan membuat geger orang sekampung.!!

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Sri Fani

Sri Fani

lanjut

2022-11-06

8

Rafi Saputra

Rafi Saputra

☕☕☕☕☕

2022-10-28

8

Muhammad aka

Muhammad aka

mantul bos lanjutkoan

2022-10-28

8

lihat semua
Episodes
1 Lagi dan Lagi Gara Gara Jaya
2 Aktivitas Jaya Di malam itu
3 Nomor Pasangan Tembus
4 Susuk Ilmu Hitam
5 Perdebatan Jaya
6 Perjalanan Jaya mencari jati diri
7 Bertemu dengan sosok raja Jin
8 Siasat Jaya
9 Menemui Lelaki Berjanggut Putih
10 Jaya Tiba Di rumah Abah Atang
11 Tekad Bulat Agus
12 Siluman Monyet Menjemput Anak Agus
13 Pertarungan dengan Bangsa siluman monyet
14 Amarah Jaya Tingkat Dewa
15 Kepulangan Agus
16 Jaya Akan Membantu Agus
17 Agus Menemui Istri dan anaknya
18 Serangan Tiba Tiba
19 Obrolan Di malam hari
20 Keanehan Di Pagi Hari
21 Obrolan Abah Dewa dan Jaya
22 Pengakuan Agus Kepada Muhtar
23 Fani Terkesima dan terhipnotis
24 Fani Hilang. Ucapan Jaya Benar
25 Fani Di bawa ke alam ghaib.
26 Pertarungan di alam ghaib.
27 Fani Kembali ke alam manusia
28 Indra Purnama Menghadap Sang Raja
29 Penyelamat itu Wa Kulik
30 Indra Purnama Terpenjara Dalam botol
31 Kejiwaan Agus Belum pulih
32 Nasib Agus
33 Mengobati Agus
34 Agus Sudah terlepas dari pengaruh ghaib.
35 Rencana Raja Waladra dan Raja Arga di ketahui Jaya
36 Ngimpo Nomor
37 Pengalaman pertama Ubey dan Wa Kulik
38 Kesurupan
39 Jaya datang tepat waktu
40 Penyesalan Seorang Agus
41 Pertarungan Sengit Di alam Ghaib
42 Gagal Atuh Wa
43 Malam Yang melelahkan
44 Meminta Bantuan
45 Kedatangan Sahabat Abah Dewa
46 Ucapan Selamat Datang Kepada Abah Dewa dari sosok mahluk hitam
47 Jaya Dan Abah Atang Bergerak
48 Jaya Dan Abah Atang tiba di Gunung Raja
49 Pertemuan Jaya Dan Kuncen Gunung Raja
50 Pertarungan segera di mulai
51 Perkelahian Antar Dua alam pecah
52 Kedua sahabat Abah Dewa pamitan
53 Murka Nya Sang Raja Siluman Monyet
54 Laporan Dari Patih Wisanggeni
55 Bu Nuri
56 Bahaya yang tanpa di sadari
57 Petunjuk Jaya Untuk Ubey
58 Irama Muntahan
59 Ide yang membagongkan
60 Siapa Yang menunggu ku.
61 Pemuda Itu Bernama Riyan
62 Tiga Jin bersarang di Tubuh Riyan
63 Membagi Tugas
64 Jurus Kaki seribu.
65 Mereka Berempat Tiba Di Istana siluman monyet
66 Keyakinan Diri Abah Dewa
67 Jaya dan Abah Atang serta Nyai Bundo datang
68 Ki Ageng dan Abah Dewa kembali ke raga nya
69 Kedatangan Eyang Anta Kusumah
70 Ustadz Ilyas Karim Selamat
71 Datang nya Kiayi Sapu Jagad
72 Mereka Berempat Selamat
73 Jaya dan Abah Atang berkunjung ke rumah Muhtar
74 Obrolan Di Pagi Hari
75 Jaya Terpental Ke Gunung Indung
76 Sang Pembawa Harapan
77 Muhtar membantu Jaya
78 Agus dalam intaian siluman monyet
79 Aku bukan bintang Tapi Jaya nama ku
80 Sarpa Tujuh dari Petaka pembawa kematian
81 Cerita Nyi Kunti
82 Jaya dan Nyi Kunti tiba di hutan Lali Jiwo
83 Jaya Bertemu dengan Guru Asta
84 Telaga Naga
85 Latihan Pertama Jaya
86 Aura Alva milik Jaya
87 Teman Latihan Jaya
88 Tibo Dan Kibo Di kalahkan Jaya
89 Tuan Besar
90 Ayam Cemani
91 Awal mula Kunti dan Asta Bertemu
92 Bunga Kehidupan
93 Harimau Itu Ki Darma
94 Pertemuan Antara Kakek Bumi Dan Ki Darma
95 Mata Kebenaran
96 Ritual Pemindahan Pusaka Raga
97 Perpisahan yang menyakitkan
98 Ajian Perubah Bentuk
99 Kota Fana Mereka telah tiba
100 Pesan Dari Sang Waktu
101 Panggilan Alam
102 Babak Penyisihan
103 Rapat Iblis Baghala
104 Siasat Licik Anak buah iblis Baghala
105 Pertarungan Tanpa Hukum.
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Lagi dan Lagi Gara Gara Jaya
2
Aktivitas Jaya Di malam itu
3
Nomor Pasangan Tembus
4
Susuk Ilmu Hitam
5
Perdebatan Jaya
6
Perjalanan Jaya mencari jati diri
7
Bertemu dengan sosok raja Jin
8
Siasat Jaya
9
Menemui Lelaki Berjanggut Putih
10
Jaya Tiba Di rumah Abah Atang
11
Tekad Bulat Agus
12
Siluman Monyet Menjemput Anak Agus
13
Pertarungan dengan Bangsa siluman monyet
14
Amarah Jaya Tingkat Dewa
15
Kepulangan Agus
16
Jaya Akan Membantu Agus
17
Agus Menemui Istri dan anaknya
18
Serangan Tiba Tiba
19
Obrolan Di malam hari
20
Keanehan Di Pagi Hari
21
Obrolan Abah Dewa dan Jaya
22
Pengakuan Agus Kepada Muhtar
23
Fani Terkesima dan terhipnotis
24
Fani Hilang. Ucapan Jaya Benar
25
Fani Di bawa ke alam ghaib.
26
Pertarungan di alam ghaib.
27
Fani Kembali ke alam manusia
28
Indra Purnama Menghadap Sang Raja
29
Penyelamat itu Wa Kulik
30
Indra Purnama Terpenjara Dalam botol
31
Kejiwaan Agus Belum pulih
32
Nasib Agus
33
Mengobati Agus
34
Agus Sudah terlepas dari pengaruh ghaib.
35
Rencana Raja Waladra dan Raja Arga di ketahui Jaya
36
Ngimpo Nomor
37
Pengalaman pertama Ubey dan Wa Kulik
38
Kesurupan
39
Jaya datang tepat waktu
40
Penyesalan Seorang Agus
41
Pertarungan Sengit Di alam Ghaib
42
Gagal Atuh Wa
43
Malam Yang melelahkan
44
Meminta Bantuan
45
Kedatangan Sahabat Abah Dewa
46
Ucapan Selamat Datang Kepada Abah Dewa dari sosok mahluk hitam
47
Jaya Dan Abah Atang Bergerak
48
Jaya Dan Abah Atang tiba di Gunung Raja
49
Pertemuan Jaya Dan Kuncen Gunung Raja
50
Pertarungan segera di mulai
51
Perkelahian Antar Dua alam pecah
52
Kedua sahabat Abah Dewa pamitan
53
Murka Nya Sang Raja Siluman Monyet
54
Laporan Dari Patih Wisanggeni
55
Bu Nuri
56
Bahaya yang tanpa di sadari
57
Petunjuk Jaya Untuk Ubey
58
Irama Muntahan
59
Ide yang membagongkan
60
Siapa Yang menunggu ku.
61
Pemuda Itu Bernama Riyan
62
Tiga Jin bersarang di Tubuh Riyan
63
Membagi Tugas
64
Jurus Kaki seribu.
65
Mereka Berempat Tiba Di Istana siluman monyet
66
Keyakinan Diri Abah Dewa
67
Jaya dan Abah Atang serta Nyai Bundo datang
68
Ki Ageng dan Abah Dewa kembali ke raga nya
69
Kedatangan Eyang Anta Kusumah
70
Ustadz Ilyas Karim Selamat
71
Datang nya Kiayi Sapu Jagad
72
Mereka Berempat Selamat
73
Jaya dan Abah Atang berkunjung ke rumah Muhtar
74
Obrolan Di Pagi Hari
75
Jaya Terpental Ke Gunung Indung
76
Sang Pembawa Harapan
77
Muhtar membantu Jaya
78
Agus dalam intaian siluman monyet
79
Aku bukan bintang Tapi Jaya nama ku
80
Sarpa Tujuh dari Petaka pembawa kematian
81
Cerita Nyi Kunti
82
Jaya dan Nyi Kunti tiba di hutan Lali Jiwo
83
Jaya Bertemu dengan Guru Asta
84
Telaga Naga
85
Latihan Pertama Jaya
86
Aura Alva milik Jaya
87
Teman Latihan Jaya
88
Tibo Dan Kibo Di kalahkan Jaya
89
Tuan Besar
90
Ayam Cemani
91
Awal mula Kunti dan Asta Bertemu
92
Bunga Kehidupan
93
Harimau Itu Ki Darma
94
Pertemuan Antara Kakek Bumi Dan Ki Darma
95
Mata Kebenaran
96
Ritual Pemindahan Pusaka Raga
97
Perpisahan yang menyakitkan
98
Ajian Perubah Bentuk
99
Kota Fana Mereka telah tiba
100
Pesan Dari Sang Waktu
101
Panggilan Alam
102
Babak Penyisihan
103
Rapat Iblis Baghala
104
Siasat Licik Anak buah iblis Baghala
105
Pertarungan Tanpa Hukum.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!