Siasat Jaya

"Ampun..... Beribu Ampun..... Tak berani. Tak berani. Mempermainkan anda. Semua yang aku katakan itu adalah perkataan yang jujur dalam hatiku." Ucap Jaya seraya memelas dengan wajah penuh kesedihan.

"Baiklah. Aku percaya dengan ucapan mu. Sekarang kau ikuti langkah ku." Ajak pria misterius itu.

Jaya mengikuti sosok pria tua itu memasuki gua raksasa dari balik salah satu rongga bebatuan yang berada di kaki bukit. Di dalam sana terdapat rawa akar akar hitam raksasa yang menggantung, berbagai hewan beracun dan terdapat sebuah mata air yang mengalir sangat jernih. Jaya di minta untuk duduk di atas bebatuan tinggi yang di kelilingi oleh ular berbisa dan lintah yang hampir merambat kearah dirinya.

"Wahai pemuda yang pemberani. Apakah kau siap untuk mendapatkan semua yang kau inginkan.?" Tanya sosok tersebut berubah menjadi wujud bertubuh panjang, mata memerah melotot, sekujur tubuh penuh dengan bulu dan lidah menjulur panjang dan gigi taring yang sangat tajam panjang pula.

"Hahahaha. Ya aku siap penuhi keinginan ku." Seru Jaya, sedikit pun tidak ada rasa takut.

Tekanan nada yang tidak goyah bersama pendirian dalam mengambil keputusan yang tidak dia pikirkan sebab dan akibatnya. Dia hanya ingin mengetahui bahwa pemujaan dan bersekutu dengan iblis itu ada tidak nya, sebelum orang lain melakukan nya, tidak sebaiknya Ia mencoba terlebih dahulu. Jaya memejamkan matanya dan memfokuskan pikiran nya untuk tetap tenang, Ia mulai membaca mantra mantra yang Ia hapal dan di berikan oleh orang orang sakti yang pernah Ia kunjungi.

"Buka lah telapak tangan kiri mu! Perintah sosok ghaib menggelegar seisi ruangan gua tersebut.

Ketika ia membuka telapak tangan kiri. Dia merasakan rasa yang hangat, hingga sosok pria ghaib itu merasa keheranan, biasa nya seorang yang ingin memuja dirinya akan merasakan rasa panas seolah olah akan melepuh telapak tangan nya, semakin rasa panas itu tak terkendali, maka pemuja itu akan berteriak kesakitan dan wajahnya penuh dengan air keringat. Tapi pemuda ini tidak merasakan apa apa.!!

"Hahahaha. Kau.... Mempunyai kelebihan dan kesaktian." Tawa sang sosok ghaib.

"Apa yang harus kini aku lakukan sekarang, ketakutan ku saat ini adalah kepada hewan yang kini merayap di sekujur tubuhnya. Bukan takut akan gigitan dari ular berbisa itu, tapi geli seperti memegang mayat yang baru mati satu hari, Jaya bergidik ngeri merasakan dalam tubuh nya beberapa ular dan lintah mulai menggigit dan menghisap darahnya.

Jaya masih terpejam dengan matanya, salah satu ular berbisa menggigit nya. Bisa mulai menyebar di pembuluh nadi, Jaya mulai merasakan sakit yang mulai mendalam hingga tubuhnya tidak bisa di gerakan.

"Kau harus melewati semua hewan itu jika ingin mencapai rintangan awal itu, jika kau tidak bisa menahannya, maka kau akan mati dan arwah mu bergentayangan di gua ini." Ucap sosok tersebut.

Mata Jaya terbuka, Ia tersenyum kecut kepada sosok yang penuh dengan bulu di seluruh tubuhnya, sosok raja siluman yang kata nya menguasai tanah ini.

"Hahahahaha. Apakah kau bisa bertahan dengan gigitan dan hisapan hewan hewan yang berbisa.?" Tanya sosok Pria yang sudah berubah menjadi raja siluman itu, hingga memekakkan daun telinga Jaya.

Dia sekarat merasakan sakit sampai lidah mulai kelu dan tidak bisa merasakan apapun lagi. Pandangan nya, kini kunang kunang dan kakinya sudah tidak kuat berdiri menginjak Bumi lagi. Akan tetapi ada keanehan dalam diri Jaya sekalipun telah terkena puluhan ular berbisa dan lintah yang menghisap tubuh nya. Sinar putih dari seluruh tubuhnya menyala, kekuatan ilmu putih hasil kajian dari Abah Tarmizi dan puasa mutih telah di persiapkan dengan matang, bila bertemu pertama kali dengan sosok ghaib itu. Rencana pemuda yang bernama Jaya yang sangat cerdas dan pintar untuk melakukan percobaan atas semua ilmu putih.

Jaya berhasil keluar dari gua dan melewati tantangan dengan selamat. Tiba tiba di telapak tangannya telah terdapat satu buah benda pusaka keris yang di bungkus oleh kain warna putih dan sebuah batu mustika yang bersinar berwarna merah. Dia menyimpan semuanya di balik selipan baju. Langkah cepat Ia turun dari kaki bukit Gunung Kencana, meninggalkan tempat pemujaan tersebut.

Sementara sosok sang penunggu Ghaib yang ada di dalam gua tak menyadari bahwa seorang raja siluman telah di tipu mentah mentah oleh pemuda yang berniat memuja dirinya.

"Hahahaha. Dasar manusia bodoh, kau telah berani bermain bermain denganku. Akan ku balas dan ku bunuh seluruh keluarga dan garis keturunan mu." Ucap sosok Ghaib itu menggelegar bagaikan petir di siang bolong.

Jaya yang sudah di keluar merasakan hawa yang membahayakan buat dirinya dan keluarganya.

"Aku harus segera menuju Leweng Sancang.!! Menemui Eyang Prabu dan Ibu ratu.!!

***************

Sementara di salah satu kota kecil dengan ciri khas makanan nya dodol Garut, tepatnya di Leweng Sancang. Seorang lelaki paruh baya terukir senyuman mengembang di mulutnya pada malam itu setelah Ia beres melaksanakan ritual nya. Tatapan dan penglihatan mata batinnya, meneropong jauh ke seorang pemuda yang menjadi garis turunan para raja yang sedang berkelana mencari jati dirinya.

"Hahahahaha. Dasar sebleng dan gelo sia, raja siluman kau kerjai." Gumam lelaki paruh baya itu. Lalu keluar dari kamar ritualnya.

"Sulaeman. Kamu belum tidur. Sudah larut begini.?" Tanya lelaki paruh baya setelah keluar dari kamar ritualnya.

"Entahlah Abah. Aku tak tahu malam ini sulit sekali untuk tidur, bayangan bayangan ku, tampak terlihat seorang pemuda berusia di bawahku, akan datang kesini dengan jalan sempoyongan." Jawab Sulaeman risau dan gelisah.

"Hmmmmmm. Sebelumnya apa yang kamu lakukan, bisa gelisah dan risau begitu.?" Tanya lelaki yang di panggil Abah itu.

"Mohon maap Abah.. Kemarin malam Sulaeman, sedang bersemedi di Sancang tujuh, tepatnya di tempat Eyang Pandita. Saya mendapatkan wangsit bahwa ada seorang pemuda yang akan datang pada bulan ini dan di suruh untuk mengikuti perjalanan." Jawab Sulaeman memberitahukan kepada Abah nya.

"Hahahaha. Kamu." Tawa lelaki paruh baya itu. Sulaeman pun tak mengerti dengan tawa nya Abah Saleh.

"Abah. Aku tak paham. Bisa kah jelaskan.!!

"Tunggulah. Bayangan bayangan yang tampak terlihat oleh mu. Akan datang ke tempat ini. Dia adalah garis keturunan para raja, penghuni Karuhun yang ada di Leweng Sancang ini. Kamu harus mengikutinya. Itu sudah menjadi jodohmu." Kata lelaki paruh baya.

Pemuda berusia 25 tahun dengan status masih lajang itu semakin tak mengerti ucapan lelaki paruh baya itu, tapi Ia enggan bertanya lagi. Ia melangkah pergi menuju kamar mandi untuk berwudhu dan menunaikan shalat malam. Abah Saleh sendiri melangkah keluar berjalan di keheningan malam, menuju tempat yang sangat rimbun pepohonan yang sangat besar dan menjulang tinggi.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Rafi Saputra

Rafi Saputra

👍👍👍👍👍😆😆😆😆😆

2022-10-28

11

Muhammad aka

Muhammad aka

belum updated lagi thor

2022-10-11

9

Kar

Kar

belum updated terbaru lagi thor

2022-10-10

10

lihat semua
Episodes
1 Lagi dan Lagi Gara Gara Jaya
2 Aktivitas Jaya Di malam itu
3 Nomor Pasangan Tembus
4 Susuk Ilmu Hitam
5 Perdebatan Jaya
6 Perjalanan Jaya mencari jati diri
7 Bertemu dengan sosok raja Jin
8 Siasat Jaya
9 Menemui Lelaki Berjanggut Putih
10 Jaya Tiba Di rumah Abah Atang
11 Tekad Bulat Agus
12 Siluman Monyet Menjemput Anak Agus
13 Pertarungan dengan Bangsa siluman monyet
14 Amarah Jaya Tingkat Dewa
15 Kepulangan Agus
16 Jaya Akan Membantu Agus
17 Agus Menemui Istri dan anaknya
18 Serangan Tiba Tiba
19 Obrolan Di malam hari
20 Keanehan Di Pagi Hari
21 Obrolan Abah Dewa dan Jaya
22 Pengakuan Agus Kepada Muhtar
23 Fani Terkesima dan terhipnotis
24 Fani Hilang. Ucapan Jaya Benar
25 Fani Di bawa ke alam ghaib.
26 Pertarungan di alam ghaib.
27 Fani Kembali ke alam manusia
28 Indra Purnama Menghadap Sang Raja
29 Penyelamat itu Wa Kulik
30 Indra Purnama Terpenjara Dalam botol
31 Kejiwaan Agus Belum pulih
32 Nasib Agus
33 Mengobati Agus
34 Agus Sudah terlepas dari pengaruh ghaib.
35 Rencana Raja Waladra dan Raja Arga di ketahui Jaya
36 Ngimpo Nomor
37 Pengalaman pertama Ubey dan Wa Kulik
38 Kesurupan
39 Jaya datang tepat waktu
40 Penyesalan Seorang Agus
41 Pertarungan Sengit Di alam Ghaib
42 Gagal Atuh Wa
43 Malam Yang melelahkan
44 Meminta Bantuan
45 Kedatangan Sahabat Abah Dewa
46 Ucapan Selamat Datang Kepada Abah Dewa dari sosok mahluk hitam
47 Jaya Dan Abah Atang Bergerak
48 Jaya Dan Abah Atang tiba di Gunung Raja
49 Pertemuan Jaya Dan Kuncen Gunung Raja
50 Pertarungan segera di mulai
51 Perkelahian Antar Dua alam pecah
52 Kedua sahabat Abah Dewa pamitan
53 Murka Nya Sang Raja Siluman Monyet
54 Laporan Dari Patih Wisanggeni
55 Bu Nuri
56 Bahaya yang tanpa di sadari
57 Petunjuk Jaya Untuk Ubey
58 Irama Muntahan
59 Ide yang membagongkan
60 Siapa Yang menunggu ku.
61 Pemuda Itu Bernama Riyan
62 Tiga Jin bersarang di Tubuh Riyan
63 Membagi Tugas
64 Jurus Kaki seribu.
65 Mereka Berempat Tiba Di Istana siluman monyet
66 Keyakinan Diri Abah Dewa
67 Jaya dan Abah Atang serta Nyai Bundo datang
68 Ki Ageng dan Abah Dewa kembali ke raga nya
69 Kedatangan Eyang Anta Kusumah
70 Ustadz Ilyas Karim Selamat
71 Datang nya Kiayi Sapu Jagad
72 Mereka Berempat Selamat
73 Jaya dan Abah Atang berkunjung ke rumah Muhtar
74 Obrolan Di Pagi Hari
75 Jaya Terpental Ke Gunung Indung
76 Sang Pembawa Harapan
77 Muhtar membantu Jaya
78 Agus dalam intaian siluman monyet
79 Aku bukan bintang Tapi Jaya nama ku
80 Sarpa Tujuh dari Petaka pembawa kematian
81 Cerita Nyi Kunti
82 Jaya dan Nyi Kunti tiba di hutan Lali Jiwo
83 Jaya Bertemu dengan Guru Asta
84 Telaga Naga
85 Latihan Pertama Jaya
86 Aura Alva milik Jaya
87 Teman Latihan Jaya
88 Tibo Dan Kibo Di kalahkan Jaya
89 Tuan Besar
90 Ayam Cemani
91 Awal mula Kunti dan Asta Bertemu
92 Bunga Kehidupan
93 Harimau Itu Ki Darma
94 Pertemuan Antara Kakek Bumi Dan Ki Darma
95 Mata Kebenaran
96 Ritual Pemindahan Pusaka Raga
97 Perpisahan yang menyakitkan
98 Ajian Perubah Bentuk
99 Kota Fana Mereka telah tiba
100 Pesan Dari Sang Waktu
101 Panggilan Alam
102 Babak Penyisihan
103 Rapat Iblis Baghala
104 Siasat Licik Anak buah iblis Baghala
105 Pertarungan Tanpa Hukum.
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Lagi dan Lagi Gara Gara Jaya
2
Aktivitas Jaya Di malam itu
3
Nomor Pasangan Tembus
4
Susuk Ilmu Hitam
5
Perdebatan Jaya
6
Perjalanan Jaya mencari jati diri
7
Bertemu dengan sosok raja Jin
8
Siasat Jaya
9
Menemui Lelaki Berjanggut Putih
10
Jaya Tiba Di rumah Abah Atang
11
Tekad Bulat Agus
12
Siluman Monyet Menjemput Anak Agus
13
Pertarungan dengan Bangsa siluman monyet
14
Amarah Jaya Tingkat Dewa
15
Kepulangan Agus
16
Jaya Akan Membantu Agus
17
Agus Menemui Istri dan anaknya
18
Serangan Tiba Tiba
19
Obrolan Di malam hari
20
Keanehan Di Pagi Hari
21
Obrolan Abah Dewa dan Jaya
22
Pengakuan Agus Kepada Muhtar
23
Fani Terkesima dan terhipnotis
24
Fani Hilang. Ucapan Jaya Benar
25
Fani Di bawa ke alam ghaib.
26
Pertarungan di alam ghaib.
27
Fani Kembali ke alam manusia
28
Indra Purnama Menghadap Sang Raja
29
Penyelamat itu Wa Kulik
30
Indra Purnama Terpenjara Dalam botol
31
Kejiwaan Agus Belum pulih
32
Nasib Agus
33
Mengobati Agus
34
Agus Sudah terlepas dari pengaruh ghaib.
35
Rencana Raja Waladra dan Raja Arga di ketahui Jaya
36
Ngimpo Nomor
37
Pengalaman pertama Ubey dan Wa Kulik
38
Kesurupan
39
Jaya datang tepat waktu
40
Penyesalan Seorang Agus
41
Pertarungan Sengit Di alam Ghaib
42
Gagal Atuh Wa
43
Malam Yang melelahkan
44
Meminta Bantuan
45
Kedatangan Sahabat Abah Dewa
46
Ucapan Selamat Datang Kepada Abah Dewa dari sosok mahluk hitam
47
Jaya Dan Abah Atang Bergerak
48
Jaya Dan Abah Atang tiba di Gunung Raja
49
Pertemuan Jaya Dan Kuncen Gunung Raja
50
Pertarungan segera di mulai
51
Perkelahian Antar Dua alam pecah
52
Kedua sahabat Abah Dewa pamitan
53
Murka Nya Sang Raja Siluman Monyet
54
Laporan Dari Patih Wisanggeni
55
Bu Nuri
56
Bahaya yang tanpa di sadari
57
Petunjuk Jaya Untuk Ubey
58
Irama Muntahan
59
Ide yang membagongkan
60
Siapa Yang menunggu ku.
61
Pemuda Itu Bernama Riyan
62
Tiga Jin bersarang di Tubuh Riyan
63
Membagi Tugas
64
Jurus Kaki seribu.
65
Mereka Berempat Tiba Di Istana siluman monyet
66
Keyakinan Diri Abah Dewa
67
Jaya dan Abah Atang serta Nyai Bundo datang
68
Ki Ageng dan Abah Dewa kembali ke raga nya
69
Kedatangan Eyang Anta Kusumah
70
Ustadz Ilyas Karim Selamat
71
Datang nya Kiayi Sapu Jagad
72
Mereka Berempat Selamat
73
Jaya dan Abah Atang berkunjung ke rumah Muhtar
74
Obrolan Di Pagi Hari
75
Jaya Terpental Ke Gunung Indung
76
Sang Pembawa Harapan
77
Muhtar membantu Jaya
78
Agus dalam intaian siluman monyet
79
Aku bukan bintang Tapi Jaya nama ku
80
Sarpa Tujuh dari Petaka pembawa kematian
81
Cerita Nyi Kunti
82
Jaya dan Nyi Kunti tiba di hutan Lali Jiwo
83
Jaya Bertemu dengan Guru Asta
84
Telaga Naga
85
Latihan Pertama Jaya
86
Aura Alva milik Jaya
87
Teman Latihan Jaya
88
Tibo Dan Kibo Di kalahkan Jaya
89
Tuan Besar
90
Ayam Cemani
91
Awal mula Kunti dan Asta Bertemu
92
Bunga Kehidupan
93
Harimau Itu Ki Darma
94
Pertemuan Antara Kakek Bumi Dan Ki Darma
95
Mata Kebenaran
96
Ritual Pemindahan Pusaka Raga
97
Perpisahan yang menyakitkan
98
Ajian Perubah Bentuk
99
Kota Fana Mereka telah tiba
100
Pesan Dari Sang Waktu
101
Panggilan Alam
102
Babak Penyisihan
103
Rapat Iblis Baghala
104
Siasat Licik Anak buah iblis Baghala
105
Pertarungan Tanpa Hukum.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!