Tekad Bulat Agus

Siang itu tampak terlihat seorang pria sedang mengobrol dengan pria yang sedang menaiki sepeda motor di area terminal bus di ujung timur pulau Jawa.

Tanpa tawar menawar dan pikir panjang lagi, Agus pun langsung naik ke boncengan motor ojeg yang membawa nya ke tujuan utamanya yaitu tempat yang akan membawa kepada kekayaan secara instan.

Tempat yang di tuju Agus tak lain adalah pesugihan Gunung Kong. Gunung Kong merupakan merupakan nama daerah dimana pada satu lokasi terdapat tempat ritual untuk memperoleh kekayaan dari jenis golongan bangsa siluman.

Proses menjadi kaya nya konon ada tiga tempat yang melibatkan monyet, Ular atau babi yang akan membantu memperoleh uang dengan cara cepat dan banyak. Syarat nya tentu saja dengan menyanggupi syarat dan kontrak perjanjian Ghaib sang mahluk penunggu Gunung Kong.

Diantara syarat itu adalah menyediakan nyawa darah dagingnya sebagai tumbal dan penghuni Gunung Kong bersama para siluman yang ada di sana hingga akhir jaman.

Warga sekitar meyakini banyak nya monyet dan babi serta ular ular yang selalu datang dan hilang secara tiba tiba merupakan jelmaan para pelaku pesugihan yang bersedia melakukan perjanjian ghaib dengan penunggu Gunung Kong sebelum belumnya.

Sementara jauh di relung hati Agus yang sudah tertutup rapat akal sehatnya. Apapun resikonya dia bersedia menanggung akibatnya. Ia tekad melanjutkan tekadnya sebab di dalam pikirannya hanya satu menjadi orang kaya raya.

Satu jam lebih lamanya setelah melewati perkampungan penduduk waktu menunjukkan pukul 17:00 wib namun suasana jalan menuju rumah kuncen terlihat petang karna sinar senja terhalangi bebukitan di sekelilingnya.

Pengemudi sepeda motor yang membawa Agus kini melintas di hutan kecil dengan jalanan yang tak begitu lebar dan berkelok menanjak. Di kanan kirinya hanya melihat lebatnya perpohonan liar dan lebat.

Suara suara binatang malam sudah mulai terdengar bersahutan riang seakan siap menyambut kedatangan tamu yang akan menjadi penghuni baru. Sepanjang perjalanan menuju rumah kuncen tak ada satu pun lalu lalang kendaraan baik itu berupa manusia pun tak terlihat ada nya beraktivitas di sekitaran jalan.

Tak berapa lama kemudian dari kejauhan tampak terlihat cahaya berasal dari api obor... Nyala api terlihat berkedip kedip tertiup angin di waktu senja yang sudah datang itu.

Agus merapat kan jaket nya menahan hawa dingin yang mulai meresapi kedalam tubuhnya dan kedua tangannya ia dekapkan ke dadanya.

Hampir sembilan puluh menit lama nya sepeda motor yang membawa Agus pun berhenti di depan sebuah rumah yang terbuat dari kayu. Bergegas Tukang Ojeg itu turun melangkah kearah pintu rumah tersebut dan mengetuk tanpa sungkan.

"Tok.....!! Tok......!! Tok.......!!

"Punten Mbah. Sampurasun.! Tukang Ojeg itu mengetuk pintu rumah.

"Mangga.!! Rampes. Terdengar suara dari dalam rumah.

Suara nya sedikit berat dan serak berasa menggetarkan jantung Agus saat itu.

"Punten Ngawagel Mbah, abdi nyandak tamu..." ( Maap Mengganggu Mbah Saya Bawa Tamu ) Kata tukang Ojeg saat pintu terbuka.

"Mangga..... Mangga kalebet." Pinta Orang yang di panggil Mbah itu mempersilahkan masuk.

Muncul dari pintu lelaki itu agak bungkuk postur tubuhnya, usia nya sekitaran 75 tahunan dengan rambut memutih panjang sebahu di ikat dengan kain batik khas jawa, kumisnya pun memutih sedikit panjang di kedua ujungnya menjuntai sampai ke dagu, jenggotnya juga pun terlihat panjang dan berwarna putih terlihat sangat berwibawa sekali.

Beberapa saat orang yang di panggil Mbah itu sedang mengobrol dengan pengemudi ojeg yang membawa Agus ke rumahnya, di tengah tengah pintu lalu di akhiri uluran kepalan tangan si Mbah seperti ada sesuatu yang di berikan kepada tukang ojeg, ya mungkin memberikan semacam tips.

Sementara Agus sudah duduk bersila sambil memperhatikan dinding sekeliling nya yang terbuat dari pagar kayu tak ada pajangan sama sekalipun.

Tiba tiba putaran kepalanya terhenti, mata nya menuju memandang ke sebuah pintu, ia merasakan ada aura yang sedang menarik narik dirinya untuk segera masuk kedalam rumah kayu tersebut.

Namun aura itu tak berlangsung lama setelah terdengar deheman si Mbah yang duduk di hadapan Agus, kedua nya duduk hanya beralaskan tikar Alang Alang yang sudah usang.

"Sampeyan, linggih ti palih mana....! ( Kamu dari mana ) Si Mbah membuka percakapan.

Agus menjelaskan asal usul nya hingga menceritakan tekad ingin mendapatkan kekayaan dengan mudah dan cepat tanpa harus bekerja susah payah.

Sesaat si Mbah terdiam dengan mengerutkan keningnya. Apa yang di ucapkan lelaki berusia 30 tahun itu tampak tak asing bagi dirinya, Ia sudah terbiasa mendengar kisah kesusahan seperti Agus. Si Mbah hanya manggut manggut mendengar penuturan dari tamu itu.

"Anak Muda. Jalan ini tidak baik dan dosa besar." Kata si Mbah mengingat kan nya.

Agus terdiam bisu dan bergeming.!!

"Apakah ada yang tau kamu ke tempat ini.? Kamu tau resiko nya akan seperti apa Nak.?" Tanya si Mbah.

"Tidak ada Mbah." Jawab Agus.!!

"Perlu kamu tahu Nak, ini resiko nya sangat besar dan menyakitkan. Kamu bakal sengsara seumur hidup mu dan anak serta istrimu akan menjadi tumbal untuk kesenangan mu yang hanya sesaat, setelah itu kamu akan menjadi budak mahluk ghaib yang memberikan kekayaan bersama anak dan istrimu." Kata si Mbah.

Kosim hanya tertunduk diam, pikirannya tidak bisa mencerna dengan akal sehat. Isi kepalanya hanya terpikir dan terpenuhi bayangan bayangan uang, uang untuk membahagiakan istrinya.

Usai si Mbah berkata. Tiba tiba terdengar suara dentuman keras dari atap rumah nya di susul suara riuh seperti ada suara binatang sedang lompat lompat di atas atap dengan suara saling bersahutan satu sama lain.

"Nyit........ Nyit........ Nyit........." Terdengar suara monyet dalam jumlah banyak riuh terdengar jelas dari atas atap rumahnya.

"Hmmmmmmmmm''. Siluman monyet yang akan memberi kekayaan dan menjemput lelaki ini." Gumam si Mbah pelan sangat pelan.

Agus tersurut mundur. Sedangkan si Mbah replek mendongkak keatas. Kemudian langsung menundukkan kepalanya seraya merangkapkan kedua tangannya di dada dan mulut membaca mantra mantra terlihat sedang berkomunikasi secara batin.

Sesat kemudian suasana kembali hening suara suara monyet yang tadi riuh saling bersahutan mendadak hilang begitu saja. Meski sudah di ingatkan oleh sang kuncen konsekuensi nya meminta kekayaan denga cara persugihan. Agus tetap pada pendiriannya sudah pasagi ingin melanjutkan niatnya.

"Yaa sudah sekarang istrahat saja dulu. Nanti mulai besok malam bertepatan dengan malam Jumat Kliwon Mbah akan menuntun ritual' nya." Kata Kuncen dengan tatapan dan senyuman sinis.

******************

Sesuai waktu yang di janjikan oleh si Mbah sebagai Kuncen persugihan Gunung Kong, dan yang menerimanya adalah siluman monyet. Malam Jumat Kliwon itu Agus pun bersiap-siap melakukan ritual.

Terpopuler

Comments

kiara_payung

kiara_payung

Jangan pak agus

2022-10-31

10

Rafi Saputra

Rafi Saputra

☕☕☕👍♥️♥️🤔🐒

2022-10-28

10

Rafi Saputra

Rafi Saputra

Kalau hati sudah tertutup nasehat dari siapa pun juga tak akan masuk

2022-10-28

11

lihat semua
Episodes
1 Lagi dan Lagi Gara Gara Jaya
2 Aktivitas Jaya Di malam itu
3 Nomor Pasangan Tembus
4 Susuk Ilmu Hitam
5 Perdebatan Jaya
6 Perjalanan Jaya mencari jati diri
7 Bertemu dengan sosok raja Jin
8 Siasat Jaya
9 Menemui Lelaki Berjanggut Putih
10 Jaya Tiba Di rumah Abah Atang
11 Tekad Bulat Agus
12 Siluman Monyet Menjemput Anak Agus
13 Pertarungan dengan Bangsa siluman monyet
14 Amarah Jaya Tingkat Dewa
15 Kepulangan Agus
16 Jaya Akan Membantu Agus
17 Agus Menemui Istri dan anaknya
18 Serangan Tiba Tiba
19 Obrolan Di malam hari
20 Keanehan Di Pagi Hari
21 Obrolan Abah Dewa dan Jaya
22 Pengakuan Agus Kepada Muhtar
23 Fani Terkesima dan terhipnotis
24 Fani Hilang. Ucapan Jaya Benar
25 Fani Di bawa ke alam ghaib.
26 Pertarungan di alam ghaib.
27 Fani Kembali ke alam manusia
28 Indra Purnama Menghadap Sang Raja
29 Penyelamat itu Wa Kulik
30 Indra Purnama Terpenjara Dalam botol
31 Kejiwaan Agus Belum pulih
32 Nasib Agus
33 Mengobati Agus
34 Agus Sudah terlepas dari pengaruh ghaib.
35 Rencana Raja Waladra dan Raja Arga di ketahui Jaya
36 Ngimpo Nomor
37 Pengalaman pertama Ubey dan Wa Kulik
38 Kesurupan
39 Jaya datang tepat waktu
40 Penyesalan Seorang Agus
41 Pertarungan Sengit Di alam Ghaib
42 Gagal Atuh Wa
43 Malam Yang melelahkan
44 Meminta Bantuan
45 Kedatangan Sahabat Abah Dewa
46 Ucapan Selamat Datang Kepada Abah Dewa dari sosok mahluk hitam
47 Jaya Dan Abah Atang Bergerak
48 Jaya Dan Abah Atang tiba di Gunung Raja
49 Pertemuan Jaya Dan Kuncen Gunung Raja
50 Pertarungan segera di mulai
51 Perkelahian Antar Dua alam pecah
52 Kedua sahabat Abah Dewa pamitan
53 Murka Nya Sang Raja Siluman Monyet
54 Laporan Dari Patih Wisanggeni
55 Bu Nuri
56 Bahaya yang tanpa di sadari
57 Petunjuk Jaya Untuk Ubey
58 Irama Muntahan
59 Ide yang membagongkan
60 Siapa Yang menunggu ku.
61 Pemuda Itu Bernama Riyan
62 Tiga Jin bersarang di Tubuh Riyan
63 Membagi Tugas
64 Jurus Kaki seribu.
65 Mereka Berempat Tiba Di Istana siluman monyet
66 Keyakinan Diri Abah Dewa
67 Jaya dan Abah Atang serta Nyai Bundo datang
68 Ki Ageng dan Abah Dewa kembali ke raga nya
69 Kedatangan Eyang Anta Kusumah
70 Ustadz Ilyas Karim Selamat
71 Datang nya Kiayi Sapu Jagad
72 Mereka Berempat Selamat
73 Jaya dan Abah Atang berkunjung ke rumah Muhtar
74 Obrolan Di Pagi Hari
75 Jaya Terpental Ke Gunung Indung
76 Sang Pembawa Harapan
77 Muhtar membantu Jaya
78 Agus dalam intaian siluman monyet
79 Aku bukan bintang Tapi Jaya nama ku
80 Sarpa Tujuh dari Petaka pembawa kematian
81 Cerita Nyi Kunti
82 Jaya dan Nyi Kunti tiba di hutan Lali Jiwo
83 Jaya Bertemu dengan Guru Asta
84 Telaga Naga
85 Latihan Pertama Jaya
86 Aura Alva milik Jaya
87 Teman Latihan Jaya
88 Tibo Dan Kibo Di kalahkan Jaya
89 Tuan Besar
90 Ayam Cemani
91 Awal mula Kunti dan Asta Bertemu
92 Bunga Kehidupan
93 Harimau Itu Ki Darma
94 Pertemuan Antara Kakek Bumi Dan Ki Darma
95 Mata Kebenaran
96 Ritual Pemindahan Pusaka Raga
97 Perpisahan yang menyakitkan
98 Ajian Perubah Bentuk
99 Kota Fana Mereka telah tiba
100 Pesan Dari Sang Waktu
101 Panggilan Alam
102 Babak Penyisihan
103 Rapat Iblis Baghala
104 Siasat Licik Anak buah iblis Baghala
105 Pertarungan Tanpa Hukum.
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Lagi dan Lagi Gara Gara Jaya
2
Aktivitas Jaya Di malam itu
3
Nomor Pasangan Tembus
4
Susuk Ilmu Hitam
5
Perdebatan Jaya
6
Perjalanan Jaya mencari jati diri
7
Bertemu dengan sosok raja Jin
8
Siasat Jaya
9
Menemui Lelaki Berjanggut Putih
10
Jaya Tiba Di rumah Abah Atang
11
Tekad Bulat Agus
12
Siluman Monyet Menjemput Anak Agus
13
Pertarungan dengan Bangsa siluman monyet
14
Amarah Jaya Tingkat Dewa
15
Kepulangan Agus
16
Jaya Akan Membantu Agus
17
Agus Menemui Istri dan anaknya
18
Serangan Tiba Tiba
19
Obrolan Di malam hari
20
Keanehan Di Pagi Hari
21
Obrolan Abah Dewa dan Jaya
22
Pengakuan Agus Kepada Muhtar
23
Fani Terkesima dan terhipnotis
24
Fani Hilang. Ucapan Jaya Benar
25
Fani Di bawa ke alam ghaib.
26
Pertarungan di alam ghaib.
27
Fani Kembali ke alam manusia
28
Indra Purnama Menghadap Sang Raja
29
Penyelamat itu Wa Kulik
30
Indra Purnama Terpenjara Dalam botol
31
Kejiwaan Agus Belum pulih
32
Nasib Agus
33
Mengobati Agus
34
Agus Sudah terlepas dari pengaruh ghaib.
35
Rencana Raja Waladra dan Raja Arga di ketahui Jaya
36
Ngimpo Nomor
37
Pengalaman pertama Ubey dan Wa Kulik
38
Kesurupan
39
Jaya datang tepat waktu
40
Penyesalan Seorang Agus
41
Pertarungan Sengit Di alam Ghaib
42
Gagal Atuh Wa
43
Malam Yang melelahkan
44
Meminta Bantuan
45
Kedatangan Sahabat Abah Dewa
46
Ucapan Selamat Datang Kepada Abah Dewa dari sosok mahluk hitam
47
Jaya Dan Abah Atang Bergerak
48
Jaya Dan Abah Atang tiba di Gunung Raja
49
Pertemuan Jaya Dan Kuncen Gunung Raja
50
Pertarungan segera di mulai
51
Perkelahian Antar Dua alam pecah
52
Kedua sahabat Abah Dewa pamitan
53
Murka Nya Sang Raja Siluman Monyet
54
Laporan Dari Patih Wisanggeni
55
Bu Nuri
56
Bahaya yang tanpa di sadari
57
Petunjuk Jaya Untuk Ubey
58
Irama Muntahan
59
Ide yang membagongkan
60
Siapa Yang menunggu ku.
61
Pemuda Itu Bernama Riyan
62
Tiga Jin bersarang di Tubuh Riyan
63
Membagi Tugas
64
Jurus Kaki seribu.
65
Mereka Berempat Tiba Di Istana siluman monyet
66
Keyakinan Diri Abah Dewa
67
Jaya dan Abah Atang serta Nyai Bundo datang
68
Ki Ageng dan Abah Dewa kembali ke raga nya
69
Kedatangan Eyang Anta Kusumah
70
Ustadz Ilyas Karim Selamat
71
Datang nya Kiayi Sapu Jagad
72
Mereka Berempat Selamat
73
Jaya dan Abah Atang berkunjung ke rumah Muhtar
74
Obrolan Di Pagi Hari
75
Jaya Terpental Ke Gunung Indung
76
Sang Pembawa Harapan
77
Muhtar membantu Jaya
78
Agus dalam intaian siluman monyet
79
Aku bukan bintang Tapi Jaya nama ku
80
Sarpa Tujuh dari Petaka pembawa kematian
81
Cerita Nyi Kunti
82
Jaya dan Nyi Kunti tiba di hutan Lali Jiwo
83
Jaya Bertemu dengan Guru Asta
84
Telaga Naga
85
Latihan Pertama Jaya
86
Aura Alva milik Jaya
87
Teman Latihan Jaya
88
Tibo Dan Kibo Di kalahkan Jaya
89
Tuan Besar
90
Ayam Cemani
91
Awal mula Kunti dan Asta Bertemu
92
Bunga Kehidupan
93
Harimau Itu Ki Darma
94
Pertemuan Antara Kakek Bumi Dan Ki Darma
95
Mata Kebenaran
96
Ritual Pemindahan Pusaka Raga
97
Perpisahan yang menyakitkan
98
Ajian Perubah Bentuk
99
Kota Fana Mereka telah tiba
100
Pesan Dari Sang Waktu
101
Panggilan Alam
102
Babak Penyisihan
103
Rapat Iblis Baghala
104
Siasat Licik Anak buah iblis Baghala
105
Pertarungan Tanpa Hukum.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!