Jaya Tiba Di rumah Abah Atang

Suasana siang itu tampak terlihat cerah dengan angin sepoi-sepoi. Beberapa tampak daun daun yang sedang menari di siang itu akibat terpaan angin yang sangat menusuk sejuk ke dalam tubuh pemuda itu.

Jaya berjalan kearah kandang sapi dan terus melangkah melewati nya dan sampai di sebuah rumah yang lumayan besar dengan dinding bilik.

Ia menatap seluruh rumah dan tatapan nya tidak beralih ketika melihat di samping rumah berjejer sahung sahung yang hanya bisa di tempati oleh dua atau tiga orang tidur di sahung itu.

Ketika pandangan menatap kearah sahung itu, terdengar jelas suara langkah kaki dari dalam rumah yang alas lantai nya terbuat dari papan sehingga langkah itu terdengar jelas.

"Kreat........... Pintu masuk rumah panggung itu terbuka dan muncul sosok wanita berusia 45 tahun dengan tangan bergelimang emas dan leher melingkar sebuah kalung serta telinga nya tampak anting yang begitu besar menempel di kedua telinga nya.

"Mau cari siapa Nak.?" Tanya wanita itu tersenyum renyah kepada pemuda yang berdiri di hadapan rumah nya.

"Abah. Atang nya Ada Bu." Jawab Pemuda itu.

"Ada. Anak muda.!! Ia sedang berada di kamar, tidak bisa menerima tamu. Bisa nya nanti malam." Kata Wanita dengan penampilan glamor itu.

"Hmmmmmm. Ilmu palak, yang Ia pakai." Gumam pemuda itu.

"Apa. Nak?" Tanya wanita itu, sekolah terdengar gumam nya pemuda yang berdiri di hadapan nya itu.

"Ehk. Anu. Nggak Bu. Aku akan menunggu nya saja sampai Abah Atang nya keluar." Kata Pemuda itu terbata bata.

"Ohk..... Silahkan Nak kalau mau menunggu nya. Di sahung sekalian beristirahat." Kata Wanita itu. Pemuda itu mengangguk.

"Kalau boleh tahu dengan siapa ibu bertanya. Nanti bila Abah Atang sudah keluar dari kamarnya. Ibu sampaikan.?" Tanya Lagi wanita bergaya glamor.

"Bilang saja Jaya. Dari Gunung Haruman dan sampaikan Salam Rindu Alam." Kata pemuda itu memperkenalkan dirinya.

"Baiklah. Nak Jaya. Akan ibu sampaikan." Ucap wanita itu.

"Terima Kasih Bu. Kalau begitu saya ijin pamit untuk beristirahat. Silahkan ibu sibuk dengan aktivitas. Mohon maap telah mengganggu waktu nya." Kata Pemuda bernama Jaya basa basi.

"Iyaa. Silahkan Nak. Jawab wanita itu tersenyum dan mengangguk. Jaya pun langsung berjalan melangkah menuju sahung sahung yang ada di samping rumah panggung itu.

Sesampainya di salah satu sahung yang ada di sekitaran rumah milik Abah Atang. Pemuda itu langsung menyapa beberapa orang yang sedang berada di sana dan langsung mengobrol nya menunggu waktu malam tiba !!

"Sudah lama Pak di sini.?" Tanya Jaya kepada salah satu dari mereka yang berkumpul.

"Hampir dua Minggu Bapak di sini, belum di bolehkan untuk pulang oleh Abah Atang." Jawab lelaki berusia 30 tahun itu.

"Hmmmmmmm. Kenapa bisa lama itu. Mungkin permasalahan yang sedang di hadapi oleh anda berat." Tebak Jaya. obrolan di siang itu di sebuah sahung.

"Iya. Pria itu mengangguk.!!

"Kenapa harus bisa bersekutu dengan bangsa siluman." Kata pemuda itu dengan sorot mata tajam.

Pria berusia 30 tahun tersentak kaget setelah tebakan anak muda yang baru tiba tepat pada perjalanan kehidupan nya.

"Faktor Ekonomi." Lirihnya.!!

"Tetap Aja jalan yang kau tempuh itu telah menyimpang dan menduakan tuhan mu." Kata Jaya penuh intimidasi.

"Aku. Tahu." Kata lelaki pelan mengangguk.!!

Lelaki yang sedang layak nya di interogasi oleh jaya tak berkata lagi diam dan membisu pikirannya mengingat kepada perjanjian dengan mahkluk yang menamakan raja siluman monyet.

"Ceritakan kepada saya. Aku akan membantumu dengan suka rela karna melihat istri dan anakmu yang masih kecil." Pinta Jaya.

Terkejut bukan main lelaki itu, setelah pemuda itu berkata dan meminta untuk menceritakan awal mula bisa terjadi perjanjian dengan bangsa siluman.

"Hmmmmmmm. Sakti." Ucap nya dalam hati.

#Back to the past#

"Malam itu sekitar pukul 21:00 Wib. Agus duduk termenung di pos ronda dekat rumah nya. Raut mukanya tampak kusut seperti sedang menanggung beban yang amat dalam kehidupan yang sedang di jalani nya.

Agus kepikiran terus perkataan kasar dan sindiran istrinya bernama Fani Nur February. Namun apabila teringat Rusli anaknya berusia dua tahunan seketika wajah Agus berubah sumringah. Anak di usia tersebut sedang lucu lucunya dan menggemaskan dengan segala tingkah nya.

Agus bukanlah suami pemalas meski pekerjaan nya serabutan dan hanya mengandalkan suruhan suruhan dari para tetangga serta apapun ia jalani. Terkadang Ia kuli jadi kuli bangunan dan menggebuk padi yang sudah siap di panen. Namun biasanya Agus berjualan telor gulung keliling jauh hingga ke desa desa dan kecamatan lain.

Berkali kali isi kepalanya selalu di penuhi dengan perkataan kasar, pedas, menusuk hati terus terngiang ngiang hingga mengendap dan membatu dalam hatinya.

"Sana cari uang yang banyak biar kaya orang orang pergi belanja, dandan ke salon pake baju bagus di tangan memakai gelang emas dan leher terikat kalung intan mutiara dan telinga menggantung emas murni biar para tetangga segan, biar.... biar..... biar....! Agus menutup mukanya mengingat perkataan yang di dengar hampir tiap hari.

Tuntutan istrinya soal kebutuhan ekonomi membuat Fani Nur February melenyapkan rasa syukur dan menutup akal sehatnya. Sehingga timbul di hati suaminya Agus untuk mewujudkan keinginan istrinya apa pun caranya.

****************************

Berbekal petunjuk yang di peroleh dari seorang teman yang pernah mencobanya dan terlihat berhasil. Agus bertekad pergi ke sebuah tempat dimana dirinya dapat memperoleh kekayaan dengan cara singkat dan instan tanpa harus bekerja.

Didalam bus Agus duduk dekat kaca jendela yang membawanya kearah selatan pesisir pantai. Pandangan nya nanar dan kosong menatap jauh dan menembus kaca jendela bus sepanjang jalan yang di lewati. Angan-angan nya melambung jauh tinggi ke langit ke tujuh membayangkan sepulangnya dari tempat yang menjanjikan kekayaan itu bakal merubah perekonomian nya.

"Terminal........ Terminal....... Terminal.... Habis......" Teriak kondektur membuyarkan lamunan Agus setelah kurang lebih delapan jam ke ujung timur pulau jawa tidak membuat nya merasa lelah.

Diantara lalu lalang orang orang di terminal itu. Agus celingukan nampak kebingungannya kemana ia harus berjalan, petunjuk satu satunya yang di peroleh adalah gunung Kong dan dari terminal harus menaiki tukang Ojeg.

Sampai akhirnya ada seseorang yang mendatangi nya dan menanyakan tujuan Agus sekaligus menawarkan tumpangan ojeg motor untuk mengantarkan nya.

"Mau ke Gunung Kong. Kang berapa.?" Tanya Agus.

"Ohk....... Akang mau ke Gunung itu?" Yakin.!!! Kata Tukang Ojeg seakan akan mengingatkan dan tahu betul kalau tempat tersebut merupakan tempat orang yang mencari persugihan.

"Iya kang. Jauh nggak dari sini tempatnya dan berapa ongkosnya.?" Tanya Agus malu malu.

"Lumayan jauh. Ayo Kang saya antar sampai kediaman kuncen..Saya sudah biasa nganterin penumpang ketempat itu dan tak mahal hanya lima puluh ribu saja." Kata tukang ojeg.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

kiara_payung

kiara_payung

Nekt..... kak

2022-10-31

9

Sri Fani

Sri Fani

lanjut kak

2022-10-29

8

Rafi Saputra

Rafi Saputra

Uhk Gus jalan yang tempuh salah besar

2022-10-28

10

lihat semua
Episodes
1 Lagi dan Lagi Gara Gara Jaya
2 Aktivitas Jaya Di malam itu
3 Nomor Pasangan Tembus
4 Susuk Ilmu Hitam
5 Perdebatan Jaya
6 Perjalanan Jaya mencari jati diri
7 Bertemu dengan sosok raja Jin
8 Siasat Jaya
9 Menemui Lelaki Berjanggut Putih
10 Jaya Tiba Di rumah Abah Atang
11 Tekad Bulat Agus
12 Siluman Monyet Menjemput Anak Agus
13 Pertarungan dengan Bangsa siluman monyet
14 Amarah Jaya Tingkat Dewa
15 Kepulangan Agus
16 Jaya Akan Membantu Agus
17 Agus Menemui Istri dan anaknya
18 Serangan Tiba Tiba
19 Obrolan Di malam hari
20 Keanehan Di Pagi Hari
21 Obrolan Abah Dewa dan Jaya
22 Pengakuan Agus Kepada Muhtar
23 Fani Terkesima dan terhipnotis
24 Fani Hilang. Ucapan Jaya Benar
25 Fani Di bawa ke alam ghaib.
26 Pertarungan di alam ghaib.
27 Fani Kembali ke alam manusia
28 Indra Purnama Menghadap Sang Raja
29 Penyelamat itu Wa Kulik
30 Indra Purnama Terpenjara Dalam botol
31 Kejiwaan Agus Belum pulih
32 Nasib Agus
33 Mengobati Agus
34 Agus Sudah terlepas dari pengaruh ghaib.
35 Rencana Raja Waladra dan Raja Arga di ketahui Jaya
36 Ngimpo Nomor
37 Pengalaman pertama Ubey dan Wa Kulik
38 Kesurupan
39 Jaya datang tepat waktu
40 Penyesalan Seorang Agus
41 Pertarungan Sengit Di alam Ghaib
42 Gagal Atuh Wa
43 Malam Yang melelahkan
44 Meminta Bantuan
45 Kedatangan Sahabat Abah Dewa
46 Ucapan Selamat Datang Kepada Abah Dewa dari sosok mahluk hitam
47 Jaya Dan Abah Atang Bergerak
48 Jaya Dan Abah Atang tiba di Gunung Raja
49 Pertemuan Jaya Dan Kuncen Gunung Raja
50 Pertarungan segera di mulai
51 Perkelahian Antar Dua alam pecah
52 Kedua sahabat Abah Dewa pamitan
53 Murka Nya Sang Raja Siluman Monyet
54 Laporan Dari Patih Wisanggeni
55 Bu Nuri
56 Bahaya yang tanpa di sadari
57 Petunjuk Jaya Untuk Ubey
58 Irama Muntahan
59 Ide yang membagongkan
60 Siapa Yang menunggu ku.
61 Pemuda Itu Bernama Riyan
62 Tiga Jin bersarang di Tubuh Riyan
63 Membagi Tugas
64 Jurus Kaki seribu.
65 Mereka Berempat Tiba Di Istana siluman monyet
66 Keyakinan Diri Abah Dewa
67 Jaya dan Abah Atang serta Nyai Bundo datang
68 Ki Ageng dan Abah Dewa kembali ke raga nya
69 Kedatangan Eyang Anta Kusumah
70 Ustadz Ilyas Karim Selamat
71 Datang nya Kiayi Sapu Jagad
72 Mereka Berempat Selamat
73 Jaya dan Abah Atang berkunjung ke rumah Muhtar
74 Obrolan Di Pagi Hari
75 Jaya Terpental Ke Gunung Indung
76 Sang Pembawa Harapan
77 Muhtar membantu Jaya
78 Agus dalam intaian siluman monyet
79 Aku bukan bintang Tapi Jaya nama ku
80 Sarpa Tujuh dari Petaka pembawa kematian
81 Cerita Nyi Kunti
82 Jaya dan Nyi Kunti tiba di hutan Lali Jiwo
83 Jaya Bertemu dengan Guru Asta
84 Telaga Naga
85 Latihan Pertama Jaya
86 Aura Alva milik Jaya
87 Teman Latihan Jaya
88 Tibo Dan Kibo Di kalahkan Jaya
89 Tuan Besar
90 Ayam Cemani
91 Awal mula Kunti dan Asta Bertemu
92 Bunga Kehidupan
93 Harimau Itu Ki Darma
94 Pertemuan Antara Kakek Bumi Dan Ki Darma
95 Mata Kebenaran
96 Ritual Pemindahan Pusaka Raga
97 Perpisahan yang menyakitkan
98 Ajian Perubah Bentuk
99 Kota Fana Mereka telah tiba
100 Pesan Dari Sang Waktu
101 Panggilan Alam
102 Babak Penyisihan
103 Rapat Iblis Baghala
104 Siasat Licik Anak buah iblis Baghala
105 Pertarungan Tanpa Hukum.
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Lagi dan Lagi Gara Gara Jaya
2
Aktivitas Jaya Di malam itu
3
Nomor Pasangan Tembus
4
Susuk Ilmu Hitam
5
Perdebatan Jaya
6
Perjalanan Jaya mencari jati diri
7
Bertemu dengan sosok raja Jin
8
Siasat Jaya
9
Menemui Lelaki Berjanggut Putih
10
Jaya Tiba Di rumah Abah Atang
11
Tekad Bulat Agus
12
Siluman Monyet Menjemput Anak Agus
13
Pertarungan dengan Bangsa siluman monyet
14
Amarah Jaya Tingkat Dewa
15
Kepulangan Agus
16
Jaya Akan Membantu Agus
17
Agus Menemui Istri dan anaknya
18
Serangan Tiba Tiba
19
Obrolan Di malam hari
20
Keanehan Di Pagi Hari
21
Obrolan Abah Dewa dan Jaya
22
Pengakuan Agus Kepada Muhtar
23
Fani Terkesima dan terhipnotis
24
Fani Hilang. Ucapan Jaya Benar
25
Fani Di bawa ke alam ghaib.
26
Pertarungan di alam ghaib.
27
Fani Kembali ke alam manusia
28
Indra Purnama Menghadap Sang Raja
29
Penyelamat itu Wa Kulik
30
Indra Purnama Terpenjara Dalam botol
31
Kejiwaan Agus Belum pulih
32
Nasib Agus
33
Mengobati Agus
34
Agus Sudah terlepas dari pengaruh ghaib.
35
Rencana Raja Waladra dan Raja Arga di ketahui Jaya
36
Ngimpo Nomor
37
Pengalaman pertama Ubey dan Wa Kulik
38
Kesurupan
39
Jaya datang tepat waktu
40
Penyesalan Seorang Agus
41
Pertarungan Sengit Di alam Ghaib
42
Gagal Atuh Wa
43
Malam Yang melelahkan
44
Meminta Bantuan
45
Kedatangan Sahabat Abah Dewa
46
Ucapan Selamat Datang Kepada Abah Dewa dari sosok mahluk hitam
47
Jaya Dan Abah Atang Bergerak
48
Jaya Dan Abah Atang tiba di Gunung Raja
49
Pertemuan Jaya Dan Kuncen Gunung Raja
50
Pertarungan segera di mulai
51
Perkelahian Antar Dua alam pecah
52
Kedua sahabat Abah Dewa pamitan
53
Murka Nya Sang Raja Siluman Monyet
54
Laporan Dari Patih Wisanggeni
55
Bu Nuri
56
Bahaya yang tanpa di sadari
57
Petunjuk Jaya Untuk Ubey
58
Irama Muntahan
59
Ide yang membagongkan
60
Siapa Yang menunggu ku.
61
Pemuda Itu Bernama Riyan
62
Tiga Jin bersarang di Tubuh Riyan
63
Membagi Tugas
64
Jurus Kaki seribu.
65
Mereka Berempat Tiba Di Istana siluman monyet
66
Keyakinan Diri Abah Dewa
67
Jaya dan Abah Atang serta Nyai Bundo datang
68
Ki Ageng dan Abah Dewa kembali ke raga nya
69
Kedatangan Eyang Anta Kusumah
70
Ustadz Ilyas Karim Selamat
71
Datang nya Kiayi Sapu Jagad
72
Mereka Berempat Selamat
73
Jaya dan Abah Atang berkunjung ke rumah Muhtar
74
Obrolan Di Pagi Hari
75
Jaya Terpental Ke Gunung Indung
76
Sang Pembawa Harapan
77
Muhtar membantu Jaya
78
Agus dalam intaian siluman monyet
79
Aku bukan bintang Tapi Jaya nama ku
80
Sarpa Tujuh dari Petaka pembawa kematian
81
Cerita Nyi Kunti
82
Jaya dan Nyi Kunti tiba di hutan Lali Jiwo
83
Jaya Bertemu dengan Guru Asta
84
Telaga Naga
85
Latihan Pertama Jaya
86
Aura Alva milik Jaya
87
Teman Latihan Jaya
88
Tibo Dan Kibo Di kalahkan Jaya
89
Tuan Besar
90
Ayam Cemani
91
Awal mula Kunti dan Asta Bertemu
92
Bunga Kehidupan
93
Harimau Itu Ki Darma
94
Pertemuan Antara Kakek Bumi Dan Ki Darma
95
Mata Kebenaran
96
Ritual Pemindahan Pusaka Raga
97
Perpisahan yang menyakitkan
98
Ajian Perubah Bentuk
99
Kota Fana Mereka telah tiba
100
Pesan Dari Sang Waktu
101
Panggilan Alam
102
Babak Penyisihan
103
Rapat Iblis Baghala
104
Siasat Licik Anak buah iblis Baghala
105
Pertarungan Tanpa Hukum.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!