Bertemu dengan sosok raja Jin

Setiap darah yang tumpah dan menetes memiliki kehidupan dan napas yang tertinggal di dalamnya.

Para penganut ilmu mistik melancarkan aksi dengan melakukan persembahan dan ritual dengan cara apapun meski nyawa mereka yang menjadi taruhannya. Mantra, sesajian dan darah yang di korban kan untuk mendapatkan kedudukan ilmu tertinggi.

Jaya Jaeludin anak pertama dari pasangan suami istri yang sangat taat dalam beragama, Bahkan dalam keluarganya Ayah nya sendiri mengajarkan ilmu ilmu agama kepada para santri yang ada di desa yang jauh dari perkotaan.

Sipat dan perilaku Jaya jauh bertolak belakang dengan ayah dan ibunya serta Adik yang sudah menikah dengan putra dari seorang Kiayi Sepuh di kampung sebelah.

Kini Jaya Jaeludin sudah sampai di kaki bukit yang letaknya perbatasan antara pertengahan hutan dan perbukitan. Di salah satu batu besar Ia melihat bayangan lelaki berbaju hitam menatapnya dengan sorot mata merah.

"Hei. Apakah kau hantu.?" Apakah kau penunggu Gunung Kencana ini. Bisa kah kau membantuku." Ucap Jaya.

Tekanan nada suara yang tidak gentar atau pun ketakutan. Dia menegakan tubuhnya, lalu berjalan mendekati batu besar tersebut.

"Kau sedang mencari jati diri mu kan dan tekanan dari semua orang. Pelajari lah ilmu ku. Maka kau akan mendapatkan jawaban semua nya. Hahaha. Gema suara lelaki itu memekik daun telinga.

"Bagaimana caranya katakan kepadaku." Teriak Jaya.

Dia memutar pandangan, hanya dan sisa suara yang menghilang dengan daun yang menggulung berterbangan. Sudah berjam jam Jaya berharap suara misterius itu agar menampakkan wujudnya kembali. Namun dia tidak bertemu hingga pagi tiba. Perut Jaya yang keroncongan dan dahaga yang melanda, membuatnya memutuskan untuk turun mencari warung nasi.

Setelah mengisi perut yang keroncongan. Sore pun kini telah tiba, Jaya kembali naik ke bukit Gunung Kencana, berharap lelaki misterius itu datang dan menampakkan wujudnya untuk mempelajari ilmu yang dia katakan malam itu.

Malam pun tiba, pemuda itu mengumpulkan kayu bakar dan memaparkan sebuah alas untuk di jadikan tempat duduk untuk bersemedi di puncak bukit gunung tersebut.

Tepat tengah malam tiba, Ia memusatkan pikirannya bersila mata terpejam mulut komat Kamit membaca beberapa mantra yang ia peroleh dari Abah Tarmizi kuncen Gunung Rahong.

Hampir tiga jam Ia bertapa dengan pikiran nya ia pusatkan kepada penguasa alam, mata terpejam. Tiba tiba satu suara yang hampir sama malam itu terdengar oleh Jaya dalam pertapa nya.

"Hai. Anak Adam. Bila kau mau mempelajari Ilmu ku, dan bertemu dengan wujud asli ku. Kau harus berpuasa mutih selama tujuh hari tujuh malam. Di mulai dari pertengahan malam dan buka pertengahan hari, Lalu puasa lagi dan malam nya kau berbuka.

Suara menggema terdengar di telinga Jaya hingga memekakkan gendang telinga nya. Ia pun terbuka mata nya dan menengok ke seluruh area bukit itu, tapi tidak menemukan apa-apa.!!

**

Hari ini hari ke tujuh Ia berada di bukit puncak gunung kencana, setelah melakukan puasa mutih yang di ajarkan oleh lelaki tua yang sangat misterius dan belum nampak memperlihatkan wujudnya, Jaya pun turun ke perkampungan itu tampak sepi, hanya terdengar suara ayam jantan berkokok dan semilir angin yang sepoi sepoi. Bu Sari memperhatikan gelagat anak muda yang hampir tiap hari selalu turun membeli beberapa barang seperti Autan dan nasi putih serta minuman.

"Anak Muda. Apa yang sedang kau lakukan di atas bukit puncak gunung itu.?" Tanya Bu Sari berdiri mendekati nya.

"Ehk. Anu, Bu. Hanya berjiarah." Ucap Jaya melengos pergi.

Tingkah aneh pemuda itu yang semakin hari semakin mencurigakan. Tidak ada yang mengetahui bahwa dia diam diam pergi ke kaki gunung untuk mempelajari ilmu dari seorang pria yang memilik janggut putih sampai melewati lehernya sekilas terlihat pertama kalinya oleh Jaya.

Pernah beberapa warga dan tokoh kampung membuntuti pemuda itu sampai ke puncak gunung untuk melihat yang sebenarnya apa yang di lakukan nya. Ajaib sungguh aneh setelah sampai di kaki Puncak Gunung tersebut tidak menemukan keberadaan pemuda tersebut. Pandangan mata penduduk kampung tersebut bagaikan di tutup oleh makhluk yang tak kasat mata.

Tepat di malam yang terakhir sosok lelaki tua itu menampakkan dirinya, dia ingin mengetahui apakah sosok pria itu dari kalangan bangsa apa.

"Hahahaha. Kau mempunyai tekad yang sangat kuat." Gema suara mengerikan di sekitar wilayah kaki gunung.

Bebatuan besar itu terbelah menjadi dua, membentuk suatu gua raksasa yang sangat gelap. Dari dalam sana terdengar suara mengerikan lagi yang memandu dia agar masuk kedalam.

"Masuk aku akan mengabulkan apapun permintaan mu." Ucap suara misterius itu.

Jaya mengingat lagi tentang perjalanan yang ia tempuh, untuk mencari jati dirinya, bukan mencari harta duniawi, Hari ini dia ingin tahu siapakah sosok misterius itu, apakah dari bangsa yang menyesatkan atau pun bangsa yang akan membimbing dirinya kedalam kebenaran. Tanpa ragu, Jaya melangkah memasuki gua, dia mengabaikan rasa takut dan suara suara yang mengerikan lain. Ketika dia berada tepat di tengah tengah gua. Tiba tiba di bagian sudut gua terdapat nyala api yang membara. Dari api itu muncul asap putih yang menggumpal berubah menjadi sosok pria tua berjanggut putih dengan akar panjang yang menjuntai di bagian tangan kanannya.

"Aku adalah penghuni wilayah kaki gunung kencana, raja dan penguasa seluruh siluman dan jin tanah ini. Aku akan memberikan dua permintaan tapi dengan dua syarat pula yang harus kau patuhi seumur hidupmu." Ucap Pria ghaib itu.

"Ya. Aku akan mematuhi persyaratan nya itu." Jawab Jaya berbohong. Ia ingin mengetahui sosok penguasa gunung kencana yang sudah di pastikan sesat.

"Pertama kau harus siap kehilangan orang yang sangat kau sayangi dan kedua kau harus menerima kekekalan hidup sekalipun jasad mu telah tiada dan yang ketiga. Kau harus mengorbankan darah mu sendiri jika ingin mencapai ilmu kesempurnaan. Apakah kau siap? Jika tidak kembali lah." Ucap penghuni goa tersebut.

Jaya tersenyum kecut, setelah mendengar syarat yang di minta oleh penghuni tersebut. Jelas jelas jalan yang di tempuh oleh nya, adalah jalan Hitam.

Tapi bukan Jaya, namanya kalau tidak bisa mengulik tentang penghuni ghaib itu, dalam pikirannya ia mulai mencari cara untuk mengerjai penghuni itu.

"Abah syarat yang pertama, aku tidak mempunyai orang yang di sayang. Apakah bisa di ganti.?" Tanya Jaya dengan menatap penghuni itu dengan tatapan serius, tapi dalam perut nya Ia menahan sakit, karna ingin tertawa terbahak bahak.

"Haii........ Kamu jangan bercanda dengan ku. Bila kamu hanya ingin main main saja, sebaiknya kamu kembalilah sebelum kesabaran ku habis." Ancam Penghuni itu.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

kiara_payung

kiara_payung

next.......

2022-10-31

9

... Silent Readers

... Silent Readers

🐾🐾🐾🐾🐾

2022-10-09

11

Kar

Kar

lanjut thor

2022-10-08

10

lihat semua
Episodes
1 Lagi dan Lagi Gara Gara Jaya
2 Aktivitas Jaya Di malam itu
3 Nomor Pasangan Tembus
4 Susuk Ilmu Hitam
5 Perdebatan Jaya
6 Perjalanan Jaya mencari jati diri
7 Bertemu dengan sosok raja Jin
8 Siasat Jaya
9 Menemui Lelaki Berjanggut Putih
10 Jaya Tiba Di rumah Abah Atang
11 Tekad Bulat Agus
12 Siluman Monyet Menjemput Anak Agus
13 Pertarungan dengan Bangsa siluman monyet
14 Amarah Jaya Tingkat Dewa
15 Kepulangan Agus
16 Jaya Akan Membantu Agus
17 Agus Menemui Istri dan anaknya
18 Serangan Tiba Tiba
19 Obrolan Di malam hari
20 Keanehan Di Pagi Hari
21 Obrolan Abah Dewa dan Jaya
22 Pengakuan Agus Kepada Muhtar
23 Fani Terkesima dan terhipnotis
24 Fani Hilang. Ucapan Jaya Benar
25 Fani Di bawa ke alam ghaib.
26 Pertarungan di alam ghaib.
27 Fani Kembali ke alam manusia
28 Indra Purnama Menghadap Sang Raja
29 Penyelamat itu Wa Kulik
30 Indra Purnama Terpenjara Dalam botol
31 Kejiwaan Agus Belum pulih
32 Nasib Agus
33 Mengobati Agus
34 Agus Sudah terlepas dari pengaruh ghaib.
35 Rencana Raja Waladra dan Raja Arga di ketahui Jaya
36 Ngimpo Nomor
37 Pengalaman pertama Ubey dan Wa Kulik
38 Kesurupan
39 Jaya datang tepat waktu
40 Penyesalan Seorang Agus
41 Pertarungan Sengit Di alam Ghaib
42 Gagal Atuh Wa
43 Malam Yang melelahkan
44 Meminta Bantuan
45 Kedatangan Sahabat Abah Dewa
46 Ucapan Selamat Datang Kepada Abah Dewa dari sosok mahluk hitam
47 Jaya Dan Abah Atang Bergerak
48 Jaya Dan Abah Atang tiba di Gunung Raja
49 Pertemuan Jaya Dan Kuncen Gunung Raja
50 Pertarungan segera di mulai
51 Perkelahian Antar Dua alam pecah
52 Kedua sahabat Abah Dewa pamitan
53 Murka Nya Sang Raja Siluman Monyet
54 Laporan Dari Patih Wisanggeni
55 Bu Nuri
56 Bahaya yang tanpa di sadari
57 Petunjuk Jaya Untuk Ubey
58 Irama Muntahan
59 Ide yang membagongkan
60 Siapa Yang menunggu ku.
61 Pemuda Itu Bernama Riyan
62 Tiga Jin bersarang di Tubuh Riyan
63 Membagi Tugas
64 Jurus Kaki seribu.
65 Mereka Berempat Tiba Di Istana siluman monyet
66 Keyakinan Diri Abah Dewa
67 Jaya dan Abah Atang serta Nyai Bundo datang
68 Ki Ageng dan Abah Dewa kembali ke raga nya
69 Kedatangan Eyang Anta Kusumah
70 Ustadz Ilyas Karim Selamat
71 Datang nya Kiayi Sapu Jagad
72 Mereka Berempat Selamat
73 Jaya dan Abah Atang berkunjung ke rumah Muhtar
74 Obrolan Di Pagi Hari
75 Jaya Terpental Ke Gunung Indung
76 Sang Pembawa Harapan
77 Muhtar membantu Jaya
78 Agus dalam intaian siluman monyet
79 Aku bukan bintang Tapi Jaya nama ku
80 Sarpa Tujuh dari Petaka pembawa kematian
81 Cerita Nyi Kunti
82 Jaya dan Nyi Kunti tiba di hutan Lali Jiwo
83 Jaya Bertemu dengan Guru Asta
84 Telaga Naga
85 Latihan Pertama Jaya
86 Aura Alva milik Jaya
87 Teman Latihan Jaya
88 Tibo Dan Kibo Di kalahkan Jaya
89 Tuan Besar
90 Ayam Cemani
91 Awal mula Kunti dan Asta Bertemu
92 Bunga Kehidupan
93 Harimau Itu Ki Darma
94 Pertemuan Antara Kakek Bumi Dan Ki Darma
95 Mata Kebenaran
96 Ritual Pemindahan Pusaka Raga
97 Perpisahan yang menyakitkan
98 Ajian Perubah Bentuk
99 Kota Fana Mereka telah tiba
100 Pesan Dari Sang Waktu
101 Panggilan Alam
102 Babak Penyisihan
103 Rapat Iblis Baghala
104 Siasat Licik Anak buah iblis Baghala
105 Pertarungan Tanpa Hukum.
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Lagi dan Lagi Gara Gara Jaya
2
Aktivitas Jaya Di malam itu
3
Nomor Pasangan Tembus
4
Susuk Ilmu Hitam
5
Perdebatan Jaya
6
Perjalanan Jaya mencari jati diri
7
Bertemu dengan sosok raja Jin
8
Siasat Jaya
9
Menemui Lelaki Berjanggut Putih
10
Jaya Tiba Di rumah Abah Atang
11
Tekad Bulat Agus
12
Siluman Monyet Menjemput Anak Agus
13
Pertarungan dengan Bangsa siluman monyet
14
Amarah Jaya Tingkat Dewa
15
Kepulangan Agus
16
Jaya Akan Membantu Agus
17
Agus Menemui Istri dan anaknya
18
Serangan Tiba Tiba
19
Obrolan Di malam hari
20
Keanehan Di Pagi Hari
21
Obrolan Abah Dewa dan Jaya
22
Pengakuan Agus Kepada Muhtar
23
Fani Terkesima dan terhipnotis
24
Fani Hilang. Ucapan Jaya Benar
25
Fani Di bawa ke alam ghaib.
26
Pertarungan di alam ghaib.
27
Fani Kembali ke alam manusia
28
Indra Purnama Menghadap Sang Raja
29
Penyelamat itu Wa Kulik
30
Indra Purnama Terpenjara Dalam botol
31
Kejiwaan Agus Belum pulih
32
Nasib Agus
33
Mengobati Agus
34
Agus Sudah terlepas dari pengaruh ghaib.
35
Rencana Raja Waladra dan Raja Arga di ketahui Jaya
36
Ngimpo Nomor
37
Pengalaman pertama Ubey dan Wa Kulik
38
Kesurupan
39
Jaya datang tepat waktu
40
Penyesalan Seorang Agus
41
Pertarungan Sengit Di alam Ghaib
42
Gagal Atuh Wa
43
Malam Yang melelahkan
44
Meminta Bantuan
45
Kedatangan Sahabat Abah Dewa
46
Ucapan Selamat Datang Kepada Abah Dewa dari sosok mahluk hitam
47
Jaya Dan Abah Atang Bergerak
48
Jaya Dan Abah Atang tiba di Gunung Raja
49
Pertemuan Jaya Dan Kuncen Gunung Raja
50
Pertarungan segera di mulai
51
Perkelahian Antar Dua alam pecah
52
Kedua sahabat Abah Dewa pamitan
53
Murka Nya Sang Raja Siluman Monyet
54
Laporan Dari Patih Wisanggeni
55
Bu Nuri
56
Bahaya yang tanpa di sadari
57
Petunjuk Jaya Untuk Ubey
58
Irama Muntahan
59
Ide yang membagongkan
60
Siapa Yang menunggu ku.
61
Pemuda Itu Bernama Riyan
62
Tiga Jin bersarang di Tubuh Riyan
63
Membagi Tugas
64
Jurus Kaki seribu.
65
Mereka Berempat Tiba Di Istana siluman monyet
66
Keyakinan Diri Abah Dewa
67
Jaya dan Abah Atang serta Nyai Bundo datang
68
Ki Ageng dan Abah Dewa kembali ke raga nya
69
Kedatangan Eyang Anta Kusumah
70
Ustadz Ilyas Karim Selamat
71
Datang nya Kiayi Sapu Jagad
72
Mereka Berempat Selamat
73
Jaya dan Abah Atang berkunjung ke rumah Muhtar
74
Obrolan Di Pagi Hari
75
Jaya Terpental Ke Gunung Indung
76
Sang Pembawa Harapan
77
Muhtar membantu Jaya
78
Agus dalam intaian siluman monyet
79
Aku bukan bintang Tapi Jaya nama ku
80
Sarpa Tujuh dari Petaka pembawa kematian
81
Cerita Nyi Kunti
82
Jaya dan Nyi Kunti tiba di hutan Lali Jiwo
83
Jaya Bertemu dengan Guru Asta
84
Telaga Naga
85
Latihan Pertama Jaya
86
Aura Alva milik Jaya
87
Teman Latihan Jaya
88
Tibo Dan Kibo Di kalahkan Jaya
89
Tuan Besar
90
Ayam Cemani
91
Awal mula Kunti dan Asta Bertemu
92
Bunga Kehidupan
93
Harimau Itu Ki Darma
94
Pertemuan Antara Kakek Bumi Dan Ki Darma
95
Mata Kebenaran
96
Ritual Pemindahan Pusaka Raga
97
Perpisahan yang menyakitkan
98
Ajian Perubah Bentuk
99
Kota Fana Mereka telah tiba
100
Pesan Dari Sang Waktu
101
Panggilan Alam
102
Babak Penyisihan
103
Rapat Iblis Baghala
104
Siasat Licik Anak buah iblis Baghala
105
Pertarungan Tanpa Hukum.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!