Susuk Ilmu Hitam

Setelah kepergian teh Elis janda beranak satu dari rumah Mbah Tarmizi. Jaya pun langsung bertanya kepada lelaki berjanggut putih dan memakai kopiah haji.

"Mbah yang tadi tetangga Jaya. Emang ada permintaan apa datang kesini.?" Tanya pemuda itu.

"Biasa Jay. Mau pasang susuk untuk memikat para lelaki. Karna wanita itu mau pergi ke kota besar dan bekerja di salah satu kantor." Jawab Mbah Tarmizi.

"Kenapa gak di pasang aja Mbah. Emang kasihan hidupnya. Di tinggal suaminya kawin lagi. Dan dia juga harus menghidupi anak dan ibunya yang sering sakit sakitan.Tetapi di pasang nya memakai jalur putih." Kata Jaya menjelaskan tentang prihatin wanita tetangga Kampung nya itu.

Mbah Tarmizi terdiam.!! Mencerna ucapan pemuda itu. Sesekali manggut manggut saat Jaya menjelaskan kesulitan tentang wanita beranak satu tersebut.

"Jaya. Kau sendiri yang bisa memasang susuk di tubuh wanita itu tepat pada tengah malam. Apakah kau sanggup melakukan nya.?" Tanya Mbah Tarmizi.

"Ampun........ Bah...... Beribu ribu ampun...... Jaya tak berani........ Apalagi tengah malam....... Memasang nanti di kira Jaya sedang macarin janda anak satu itu." Kekeh Jaya.

"Huh....... Dasar somplak......... Nie anak." Keluh Tarmizi.

"Suer, Mbah aku tak berani.!

"Jaya........ Bantu atuh Jay. Teteh....... Kata satu suara wanita dari bilik pintu. Wanita itu teh Elis dia belum pulang dari tadi hanya menguping dari luar pintu nya.

"Hah......... Teh Elis belum pulang.! Dari tadi menguping pembicaraan kita berdua." Kaget Jaya. Sementara Mbah Tarmizi hanya menggeleng kan kepalanya.

"Nak Elis....... Masuk........... Tak baik menguping pembicaraan orang lain." Pinta Mbah Tarmizi. Elis pun naik lagi ke rumah panggung dan duduk berhadapan dengan dua pria yang berbeda usia.

"Maap Mbah. Maap Jay....... "Lirih tertunduk karena ketahuan menguping.

"Tidak apa apa. Sudah lupakan kata maap mu. Sekarang Mbah mau bertanya langsung kepada Nak Elis. Apakah kau ingin memasang susuk dengan cara hitam atau secara putih.?" Tanya Lelaki paruh baya berjenggot putih itu.

Elis terdiam mana yang harus Ia pilih. Tetapi hari harinya semakin sulit. Ia harus menghidupi anak dan ibunya bahkan adik adiknya yang masih belum mempunyai pekerjaan. Hanya dengan bekerja di kota besar walaupun jadi cleaning servis, tetapi bila Ia memakai pemikat pada wajahnya. Akan sangat sangat mudah menggaet lelaki berduit." Batin Elis bergejolak saat ini.

"Bagaimana Nak Elis.?" Tanya Mbah Tarmizi bertanya lagi. Karna tak kunjung menerima jawaban dari wanita beranak satu itu.

"Mbah bisa kah di jelaskan perbedaan dua susuk yang tadi Mbah katakan. Hitam maupun putih.

Lelaki Paruh Baya itu menghela napas nya dalam dalam dan langsung menghentak kan dengan sangat kasar sebelum Ia menjelaskan nya.

"Begini Nak Elis. Bila mau memakai susuk hitam. Sedangkan susuk ilmu hitam adalah susuk dengan bantuan kekuatan makhluk ghoib atau jin fasik, biasanya menggunakan kuntilanak. Kuntilanak dipercaya sebagai makhluk ghoib yang mempunyai daya pikat luar biasa. Berbeda dengan susuk putih. Elis harus rutin sembahyang dan membaca surat Yusuf ayat 31 sampai ayat 35 selama 40 hari tanpa putus, dengan sebelumnya puasa terlebih dahulu dari hari dimana Nak Elis di lahirkan selama tujuh hari tidak putus." Kata lelaki paruh baya itu menjelaskan panjang lebar.

Setelah mendengar kan penjelasan dan pertimbangan nya. Elis pun sudah mantap dalam hatinya, lalu ia mulai menjawab.

"Aku ingin cara Hitam Mbah." Jawab Elis. Mbah Tarmizi tersenyum, berbeda dengan Jaya Ia berkerut keningnya. Tanda tidak setuju dengan permintaan dari wanita yang duduk di hadapannya.

"Baiklah............ Apakah kau sanggup dengan persyaratan nya.?'' Serta larangan larangan nya.?" Tanya Mbah Tarmizi.

"Bisa di jelaskan pantangan dan persyaratan nya, bila memasang susuk Hitam.?" Tanya Elis.

"Jangan mengkonsumsi daun kelor. Makan sate dengan cara tusuk nya dan pisang mas atau pisang tanduk. Yang lebih penting Elis harus menyiapkan setiap malam Jumat Kliwon darah perawan sebanyak tiga tetes dan di usapkan kepada barang warisan leluhur milik mu. Dengan tanda kutip adalah ****** milikmu sendiri." Kata Tarmizi.

"Jika Nak Elis melanggar nya. Akan merasakan akibatnya sendiri." Kata Mbah Tarmizi lagi.

"Elis bersedia...... yakin dengan pilihan Elis ingin memakai susuk hitam." Jawab wanita itu dengan keyakinan dalam dirinya.

"Baiklah kalau kamu sudah yakin dan bulat dengan hatimu. Malam Jumat sekarang kebetulan malam Kliwon kau datang kesini. Bawa darah perawan tiga tetes dan nanti Nak Jaya akan memasang kan mu dengan benda yang sudah Mbah siapkan." Titah Mbah Tarmizi.

"Mbah........ Kok jadi Jaya yang memasang susuk nya kedalam tubuh Teh Elis." Protes Jaya.

"Hehehehe....... Kan mata Mbah sudah rabun. Lagian kamu sendiri sudah di ajarkan oleh Mbah tentang cara pemakaian susuk." Jawab Lelaki paruh baya itu terkekeh.

"Jay......... Teteh mohon bantu ya....... Timpal Wanita itu karna mendengar nada protes yang di titah kan oleh Mbah Tarmizi.

"Tapi............. Teh............!!

"Jaya......... Teteh mohon........... Memotong ucapan pemuda itu seraya berkedip mata sebelah kirinya.

"Baiklah.!! Pasrah Jaya. Karna melihat wanita itu memohon.

"Terima Kasih Jaya. Seraya berkedip mata nya dengan kedipan menggoda. Mbah Tarmizi sendiri hanya tersenyum.

Setelah perdebatan selesai antara Jaya menolak untuk memasang aura susuk hitam di tubuh wanita beranak satu atas perintah Mbah Tarmizi selesai. Elis pun pamit dan akan kembali lagi tepat malam Jumat yang sudah di titah kan oleh lelaki penunggu Gunung Rahong tersebut.

**

Malam Jumat Kliwon pun tiba. Elis sudah berada di rumah Mbah Tarmizi dari pukul tujuh malam. Sementara Jaya belum datang juga. Elis cemas dan khawatir bahwa Jaya tidak akan datang dan menolak untuk memasang aura susuk hitam itu.

Tiga jam lama nya di saat hati Elis gundah gulana karna menunggu pemuda itu tak kunjung tiba. Ia memutuskan untuk mencarinya di pos ronda yang berada tak jauh dari gudang tempat penyimpanan pucuk Teh yang sudah di petik oleh wanita pekerja paruh waktu.

"Mbah Elis mau nyusul Jaya. Ke rumahnya. Takutnya Ia tidak datang dan lupa bahwa malam ini malam Jumat Kliwon." Wanita itu berdiri dan melangkah menuju kamar keluar.

"Tak usah Nak Elis sebentar lagi Ia datang. Mungkin lagi di jalan dan pemasangan nya tengah malam masih ada waktu satu jam lagi." Cegah Lelaki paruh baya itu.

"Tapi Mbah. Bagaimana bila ia lupa dan tak kunjung datang. Elis harus menunggu malam Jumat Kliwon lagi." Protes janda anak satu itu. Mbah Tarmizi hanya tersenyum melihat raut wajah wanita itu penuh dengan rasa cemas dan khawatir.

"Tunggu setengah jam lagi...........!! Dia akan datang dengan jalan sempoyongan akibat terlalu banyak minum. Kamu sendiri tahu bagaimana kelakuan anak itu." Kata Mbah Tarmizi untuk bersabar.

"Iya Mbah........ Tapi. Apakah tidak akan manjur bila di pasangkan susuk oleh pemuda yang sedang mabuk.?" Tanya Nya penasaran dan takut akan sia sia pemasangan susuk tersebut.

Bersambung.

Terpopuler

Comments

Rusliadi Rusli

Rusliadi Rusli

ada"ajs

2022-11-12

8

Rafi Saputra

Rafi Saputra

wow

2022-09-26

11

Muhammad aka

Muhammad aka

wahhh bahaya tuh pake susuk sagala

2022-09-19

11

lihat semua
Episodes
1 Lagi dan Lagi Gara Gara Jaya
2 Aktivitas Jaya Di malam itu
3 Nomor Pasangan Tembus
4 Susuk Ilmu Hitam
5 Perdebatan Jaya
6 Perjalanan Jaya mencari jati diri
7 Bertemu dengan sosok raja Jin
8 Siasat Jaya
9 Menemui Lelaki Berjanggut Putih
10 Jaya Tiba Di rumah Abah Atang
11 Tekad Bulat Agus
12 Siluman Monyet Menjemput Anak Agus
13 Pertarungan dengan Bangsa siluman monyet
14 Amarah Jaya Tingkat Dewa
15 Kepulangan Agus
16 Jaya Akan Membantu Agus
17 Agus Menemui Istri dan anaknya
18 Serangan Tiba Tiba
19 Obrolan Di malam hari
20 Keanehan Di Pagi Hari
21 Obrolan Abah Dewa dan Jaya
22 Pengakuan Agus Kepada Muhtar
23 Fani Terkesima dan terhipnotis
24 Fani Hilang. Ucapan Jaya Benar
25 Fani Di bawa ke alam ghaib.
26 Pertarungan di alam ghaib.
27 Fani Kembali ke alam manusia
28 Indra Purnama Menghadap Sang Raja
29 Penyelamat itu Wa Kulik
30 Indra Purnama Terpenjara Dalam botol
31 Kejiwaan Agus Belum pulih
32 Nasib Agus
33 Mengobati Agus
34 Agus Sudah terlepas dari pengaruh ghaib.
35 Rencana Raja Waladra dan Raja Arga di ketahui Jaya
36 Ngimpo Nomor
37 Pengalaman pertama Ubey dan Wa Kulik
38 Kesurupan
39 Jaya datang tepat waktu
40 Penyesalan Seorang Agus
41 Pertarungan Sengit Di alam Ghaib
42 Gagal Atuh Wa
43 Malam Yang melelahkan
44 Meminta Bantuan
45 Kedatangan Sahabat Abah Dewa
46 Ucapan Selamat Datang Kepada Abah Dewa dari sosok mahluk hitam
47 Jaya Dan Abah Atang Bergerak
48 Jaya Dan Abah Atang tiba di Gunung Raja
49 Pertemuan Jaya Dan Kuncen Gunung Raja
50 Pertarungan segera di mulai
51 Perkelahian Antar Dua alam pecah
52 Kedua sahabat Abah Dewa pamitan
53 Murka Nya Sang Raja Siluman Monyet
54 Laporan Dari Patih Wisanggeni
55 Bu Nuri
56 Bahaya yang tanpa di sadari
57 Petunjuk Jaya Untuk Ubey
58 Irama Muntahan
59 Ide yang membagongkan
60 Siapa Yang menunggu ku.
61 Pemuda Itu Bernama Riyan
62 Tiga Jin bersarang di Tubuh Riyan
63 Membagi Tugas
64 Jurus Kaki seribu.
65 Mereka Berempat Tiba Di Istana siluman monyet
66 Keyakinan Diri Abah Dewa
67 Jaya dan Abah Atang serta Nyai Bundo datang
68 Ki Ageng dan Abah Dewa kembali ke raga nya
69 Kedatangan Eyang Anta Kusumah
70 Ustadz Ilyas Karim Selamat
71 Datang nya Kiayi Sapu Jagad
72 Mereka Berempat Selamat
73 Jaya dan Abah Atang berkunjung ke rumah Muhtar
74 Obrolan Di Pagi Hari
75 Jaya Terpental Ke Gunung Indung
76 Sang Pembawa Harapan
77 Muhtar membantu Jaya
78 Agus dalam intaian siluman monyet
79 Aku bukan bintang Tapi Jaya nama ku
80 Sarpa Tujuh dari Petaka pembawa kematian
81 Cerita Nyi Kunti
82 Jaya dan Nyi Kunti tiba di hutan Lali Jiwo
83 Jaya Bertemu dengan Guru Asta
84 Telaga Naga
85 Latihan Pertama Jaya
86 Aura Alva milik Jaya
87 Teman Latihan Jaya
88 Tibo Dan Kibo Di kalahkan Jaya
89 Tuan Besar
90 Ayam Cemani
91 Awal mula Kunti dan Asta Bertemu
92 Bunga Kehidupan
93 Harimau Itu Ki Darma
94 Pertemuan Antara Kakek Bumi Dan Ki Darma
95 Mata Kebenaran
96 Ritual Pemindahan Pusaka Raga
97 Perpisahan yang menyakitkan
98 Ajian Perubah Bentuk
99 Kota Fana Mereka telah tiba
100 Pesan Dari Sang Waktu
101 Panggilan Alam
102 Babak Penyisihan
103 Rapat Iblis Baghala
104 Siasat Licik Anak buah iblis Baghala
105 Pertarungan Tanpa Hukum.
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Lagi dan Lagi Gara Gara Jaya
2
Aktivitas Jaya Di malam itu
3
Nomor Pasangan Tembus
4
Susuk Ilmu Hitam
5
Perdebatan Jaya
6
Perjalanan Jaya mencari jati diri
7
Bertemu dengan sosok raja Jin
8
Siasat Jaya
9
Menemui Lelaki Berjanggut Putih
10
Jaya Tiba Di rumah Abah Atang
11
Tekad Bulat Agus
12
Siluman Monyet Menjemput Anak Agus
13
Pertarungan dengan Bangsa siluman monyet
14
Amarah Jaya Tingkat Dewa
15
Kepulangan Agus
16
Jaya Akan Membantu Agus
17
Agus Menemui Istri dan anaknya
18
Serangan Tiba Tiba
19
Obrolan Di malam hari
20
Keanehan Di Pagi Hari
21
Obrolan Abah Dewa dan Jaya
22
Pengakuan Agus Kepada Muhtar
23
Fani Terkesima dan terhipnotis
24
Fani Hilang. Ucapan Jaya Benar
25
Fani Di bawa ke alam ghaib.
26
Pertarungan di alam ghaib.
27
Fani Kembali ke alam manusia
28
Indra Purnama Menghadap Sang Raja
29
Penyelamat itu Wa Kulik
30
Indra Purnama Terpenjara Dalam botol
31
Kejiwaan Agus Belum pulih
32
Nasib Agus
33
Mengobati Agus
34
Agus Sudah terlepas dari pengaruh ghaib.
35
Rencana Raja Waladra dan Raja Arga di ketahui Jaya
36
Ngimpo Nomor
37
Pengalaman pertama Ubey dan Wa Kulik
38
Kesurupan
39
Jaya datang tepat waktu
40
Penyesalan Seorang Agus
41
Pertarungan Sengit Di alam Ghaib
42
Gagal Atuh Wa
43
Malam Yang melelahkan
44
Meminta Bantuan
45
Kedatangan Sahabat Abah Dewa
46
Ucapan Selamat Datang Kepada Abah Dewa dari sosok mahluk hitam
47
Jaya Dan Abah Atang Bergerak
48
Jaya Dan Abah Atang tiba di Gunung Raja
49
Pertemuan Jaya Dan Kuncen Gunung Raja
50
Pertarungan segera di mulai
51
Perkelahian Antar Dua alam pecah
52
Kedua sahabat Abah Dewa pamitan
53
Murka Nya Sang Raja Siluman Monyet
54
Laporan Dari Patih Wisanggeni
55
Bu Nuri
56
Bahaya yang tanpa di sadari
57
Petunjuk Jaya Untuk Ubey
58
Irama Muntahan
59
Ide yang membagongkan
60
Siapa Yang menunggu ku.
61
Pemuda Itu Bernama Riyan
62
Tiga Jin bersarang di Tubuh Riyan
63
Membagi Tugas
64
Jurus Kaki seribu.
65
Mereka Berempat Tiba Di Istana siluman monyet
66
Keyakinan Diri Abah Dewa
67
Jaya dan Abah Atang serta Nyai Bundo datang
68
Ki Ageng dan Abah Dewa kembali ke raga nya
69
Kedatangan Eyang Anta Kusumah
70
Ustadz Ilyas Karim Selamat
71
Datang nya Kiayi Sapu Jagad
72
Mereka Berempat Selamat
73
Jaya dan Abah Atang berkunjung ke rumah Muhtar
74
Obrolan Di Pagi Hari
75
Jaya Terpental Ke Gunung Indung
76
Sang Pembawa Harapan
77
Muhtar membantu Jaya
78
Agus dalam intaian siluman monyet
79
Aku bukan bintang Tapi Jaya nama ku
80
Sarpa Tujuh dari Petaka pembawa kematian
81
Cerita Nyi Kunti
82
Jaya dan Nyi Kunti tiba di hutan Lali Jiwo
83
Jaya Bertemu dengan Guru Asta
84
Telaga Naga
85
Latihan Pertama Jaya
86
Aura Alva milik Jaya
87
Teman Latihan Jaya
88
Tibo Dan Kibo Di kalahkan Jaya
89
Tuan Besar
90
Ayam Cemani
91
Awal mula Kunti dan Asta Bertemu
92
Bunga Kehidupan
93
Harimau Itu Ki Darma
94
Pertemuan Antara Kakek Bumi Dan Ki Darma
95
Mata Kebenaran
96
Ritual Pemindahan Pusaka Raga
97
Perpisahan yang menyakitkan
98
Ajian Perubah Bentuk
99
Kota Fana Mereka telah tiba
100
Pesan Dari Sang Waktu
101
Panggilan Alam
102
Babak Penyisihan
103
Rapat Iblis Baghala
104
Siasat Licik Anak buah iblis Baghala
105
Pertarungan Tanpa Hukum.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!