Jaya Akan Membantu Agus

Selang beberapa lama kemudian, bus mulai bergerak dan keluar meninggalkan terminal. Agus memposisikan duduknya agar terasa nyaman. Sungguh keberuntungan bagi dirinya karna bangku sebelahnya kosong tak ada penumpang hingga Ia bisa leluasa menselonjorkan kaki nya.

Ketika Agus melihat atraksi dari Doger monyet. Ada perasaan aneh menjalar dalam tubuhnya setiap kali melihat monyet seperti ada perasaan benci dan takut, akan sebuah penglihatan bahwa monyet itu adalah anak nya.

Karena rasa capek dan kelelahan yang amat sangat, tidak butuh waktu lama Agus pun terlelap tidur.

"Ruslan..... Kenapa sekarang di seluruh tubuh mu penuh dengan bulu dan mirip seperti monyet.?" Tanya Agus penasaran.

Ruslan tidak menjawab, ia hanya melompat lompat kesana kesini, Agus mengejarnya dan terus menerus berteriak memanggil Ruslan.

Tepat di salah satu rumah berkayu, Anak kecil itu tidak melompat lompat lagi, Ia kini dalam dekapan monyet besar berwarna abu abu, Agus berdiri menatap dan di kelilingi oleh banyak monyet seperti menari nari dan melompat lompat kesana kesini seolah sedang bersorak-sorai menjemput temannya.

"Jangan ambil anakku.....!! Jangan... Jangan.... Monyet sialan." Teriak Agus.

Agus melanggar dan memegang tangan kiri putra nya, sementara tangan kanan Ruslan di tarik oleh sekor monyet besar berwarna abu abu.

"Pergi........... Lepaskan anakku.! Jangan ganggu anakku." Teriak Agus.

Bersamaan dengan teriakkan Agus, bus yang di tumpangi nya pun mendadak ngerem sekuat tenaga sehingga semua penumpang bus tersentak kaget dan menjerit.

"Astaghfirullah..........!!

"Astaga...........!!

"Yaa Allah.........!!

Nyaris seluruh penumpang tubuh nya terdorong ke depan hingga beberapa kepalanya terjedot kursi di depan nya akibat di rem mendadak.

Agus pun langsung tersadar dari mimpinya, sambil mengusap ngusap keningnya terbentur kursi, Ia melihat menyeluruh situasi di dalam bus para penumpang tak henti henti berucap istighfar dan kata kata lainnya.

Samar samar terdengar oleh para penumpang, sopir bus itu mengumpat pelan suara nya, setelah pedal rem dia injak dengan paksa.

"Sialan monyet monyet tak punya otak." Umpat sang sopir bus itu.

"Monyet dari mana bos.?" Tanya kondektur karna tidak melihat ada nya monyet monyet yang di katakan oleh sopir tersebut.

"Tadi banyak banget di depan menyebrangi jalan." Kata Sang supir meyakinkan.

Perdebatan antara sang supir dan kondektur tidak berujung selesai, keduanya sama sama yakin dengan penglihatan nya. Si sopir tetap kukuh pada keyakinan melihat beberapa monyet menyebrang hingga Ia mengerem secara mendadak, sedangkan kondektur tetap tidak melihat ada nya monyet monyet menyebrang jalan.

"Monyet.!! Gumam Agus.!!

"Monyet lagi monyet lagi..... Agus menepuk kening nya, seperti orang yang memasang togel meleset dalam ekor kepalanya masuk.!!

Bus pun melanjutkan lagi perjalanan nya menuju kota Sukabumi. Beberapa saat lamanya bus terlihat memasuki pintu tol Purbaleunyi, setelah menempel kan E tol dan palang pintu tol pun terbuka bus pun meneruskan laju nya.

Satu jam lamanya bus pun telah keluar dari tol Padalarang, kini bus pun berada di jalan Padalarang menuju Cianjur. Agus pun tertidur kembali sambil menyandarkan kepalanya di kursi sewaktu bus itu melaju di jalan mulus tol Purbaleunyi.

Tiba Tiba suara ban yang di paksa rem bus mengagetkan seisi bus di susul hentakan badan bus terdorong liar ke depan.

"Braakkk.....!!

Agus dan seisi penumpang terguncang akibat bus di tabrak dari belakang oleh mobil kontainer.

Mobil bus yang di tumpangi oleh Agus melaju tak terkendali hingga sang sopir membanting kan kemudi nya ke kanan. Bila tak jeli sopir tersebut membanting kan nya ke kanan otomatis bus pun akan terjun bebas ke dalam jurang yang ada di jalanan tersebut.

"Ahhhhkkkkk...... Tolong........ Lontong........ Tolong..... Lontong........." Teriakan jeritan para penumpang panik saling bersahutan sebelum bus terhenti.

Agus terpental hingga ke kursi tengah kepalanya membentur keras besi kursi hingga berdarah darah. Penumpang saling tindih satu penumpang dengan penumpang lainnya.

Suasana semakin panik ketika dari bahu bus belakang muncul asap dan bau bensin menyengat, para penumpang pun bergegas keluar saling berebutan.

Agus sendiri ikut panik dan keluar melalui jendela kaca yang terbuka mengikuti para penumpang lain yang sudah terlebih dahulu keluar.

Sopir bus dan kondektur di ketahui selamat dengan luka ringan, hanya terdapat luka goresan dan sedikit benjol di kening nya.

"Gelo. Monyet lagi.! Monyet lagi. Kali ini monyet monyet itu semakin banyak sekali seperti menghadang di tengah tengah jalan. Anehnya mereka muncul secara tiba tiba! Malah ada monyet yang sangat besar berwarna Abu dan terlihat tampak menyeramkan." Seru Sang sopir kepada kondektur sambil menahan sakit pada kening nya.

Agus yang duduk tak jauh dari sang sopir mendengarkan pembicaraan sopir dengan kondektur.!

"Monyet Besar.!! Gumam nya Kosim.!

"Apa mungkin monyet yang ada di rumah Kuncen Gunung Kong. Dia teringat dengan ucapan dari Mbah Otong bahwa perjanjian itu sudah terikat dan monyet monyet akan mengikutinya kemana pun Agus melangkah.!!

"Apa mungkin kejadian ini ada kaitannya dengan ku.?" Tanya Agus dalam hati.

Tak berapa lama terdengar suara sirine mobil kepolisian dan ambulance datang bersamaan. Beruntung lah seluruh penumpang bus selamat, hanya mengalami luka ringan tak sampai menimbulkan korban jiwa.

Agus dan para penumpang lain pun di alihkan kepada bus lain. Tak lama terdengar teriakan kondektur tanda memberitahukan kepada penumpang yang tujuannya di kota ini akan habis.

"Cianjur habis........... Habis........ Cianjur habis.!! Agus pun langsung beranjak dari tempat duduknya dan berjalan kearah kondektur untuk turun di parapatan yang sebelum menuju terminal Rawa Bango.

Karna tujuan Agus saat ini, mau kerumah saudaranya istrinya yang tak lain adalah Abah Dewa. Ia percaya ucapan dari sang Sopir truk yang sebelumnya ikut menumpang dari jalanan Gunung Kong menuju terminal.

#############

Agus menceritakan semuanya sampai kejadian yang di luar nalar ketika menaiki bus kepada Jaya dan di dengarkan oleh Abah Atang yang sebelumnya tidak pernah menanyakan tentang perjalanan Agus mencari kekayaan dengan cara persugihan.

Pemuda bernama Jaya hanya manggut manggut saja, Ia mendengarkan semua penuturan dan penjelasan dari lelaki tersebut....... "Hmmmmmm.!! Baiklah aku akan menolong mu dengan satu syarat. Bila kau mau melaksanakan syarat nya. Aku bersedia membantu dan melepaskan perjanjian ghaib dengan bangsa siluman." Kata Jaya.

"Terima Kasih. Aku bersedia walaupun syarat yang akan di berikan oleh anda berat sekalipun." Jawab Agus.

"Pak Agus cukup berpuasa mutih selama tujuh hari berturut turut di mulai dari malam kamu lahir." Kata Jaya memberi tahukan syarat nya.

"Agus bersedia.!! Ucap nya.!!

"Bagus.........!! "Abah antar aku kerumah Istri Agus malam ini. Kemungkinan akan terjadi sesuatu malam ini." Titah Jaya.!!

"Ok.!! Lest' Go'." Jawab Abah Atang gaul.!!

"Pak Agus sendiri pulang terlebih dahulu dan temui Abah Dewa untuk menemui istri dan anaknya." Titah dewa

"Baik Kang.!

Bersambung.

Terpopuler

Comments

nur kholifah

nur kholifah

waduh banyakan typo itu sedikit bingung

2023-01-03

3

Muhammad aka

Muhammad aka

Mantul

2022-10-30

11

Rafi Saputra

Rafi Saputra

Next

2022-10-28

10

lihat semua
Episodes
1 Lagi dan Lagi Gara Gara Jaya
2 Aktivitas Jaya Di malam itu
3 Nomor Pasangan Tembus
4 Susuk Ilmu Hitam
5 Perdebatan Jaya
6 Perjalanan Jaya mencari jati diri
7 Bertemu dengan sosok raja Jin
8 Siasat Jaya
9 Menemui Lelaki Berjanggut Putih
10 Jaya Tiba Di rumah Abah Atang
11 Tekad Bulat Agus
12 Siluman Monyet Menjemput Anak Agus
13 Pertarungan dengan Bangsa siluman monyet
14 Amarah Jaya Tingkat Dewa
15 Kepulangan Agus
16 Jaya Akan Membantu Agus
17 Agus Menemui Istri dan anaknya
18 Serangan Tiba Tiba
19 Obrolan Di malam hari
20 Keanehan Di Pagi Hari
21 Obrolan Abah Dewa dan Jaya
22 Pengakuan Agus Kepada Muhtar
23 Fani Terkesima dan terhipnotis
24 Fani Hilang. Ucapan Jaya Benar
25 Fani Di bawa ke alam ghaib.
26 Pertarungan di alam ghaib.
27 Fani Kembali ke alam manusia
28 Indra Purnama Menghadap Sang Raja
29 Penyelamat itu Wa Kulik
30 Indra Purnama Terpenjara Dalam botol
31 Kejiwaan Agus Belum pulih
32 Nasib Agus
33 Mengobati Agus
34 Agus Sudah terlepas dari pengaruh ghaib.
35 Rencana Raja Waladra dan Raja Arga di ketahui Jaya
36 Ngimpo Nomor
37 Pengalaman pertama Ubey dan Wa Kulik
38 Kesurupan
39 Jaya datang tepat waktu
40 Penyesalan Seorang Agus
41 Pertarungan Sengit Di alam Ghaib
42 Gagal Atuh Wa
43 Malam Yang melelahkan
44 Meminta Bantuan
45 Kedatangan Sahabat Abah Dewa
46 Ucapan Selamat Datang Kepada Abah Dewa dari sosok mahluk hitam
47 Jaya Dan Abah Atang Bergerak
48 Jaya Dan Abah Atang tiba di Gunung Raja
49 Pertemuan Jaya Dan Kuncen Gunung Raja
50 Pertarungan segera di mulai
51 Perkelahian Antar Dua alam pecah
52 Kedua sahabat Abah Dewa pamitan
53 Murka Nya Sang Raja Siluman Monyet
54 Laporan Dari Patih Wisanggeni
55 Bu Nuri
56 Bahaya yang tanpa di sadari
57 Petunjuk Jaya Untuk Ubey
58 Irama Muntahan
59 Ide yang membagongkan
60 Siapa Yang menunggu ku.
61 Pemuda Itu Bernama Riyan
62 Tiga Jin bersarang di Tubuh Riyan
63 Membagi Tugas
64 Jurus Kaki seribu.
65 Mereka Berempat Tiba Di Istana siluman monyet
66 Keyakinan Diri Abah Dewa
67 Jaya dan Abah Atang serta Nyai Bundo datang
68 Ki Ageng dan Abah Dewa kembali ke raga nya
69 Kedatangan Eyang Anta Kusumah
70 Ustadz Ilyas Karim Selamat
71 Datang nya Kiayi Sapu Jagad
72 Mereka Berempat Selamat
73 Jaya dan Abah Atang berkunjung ke rumah Muhtar
74 Obrolan Di Pagi Hari
75 Jaya Terpental Ke Gunung Indung
76 Sang Pembawa Harapan
77 Muhtar membantu Jaya
78 Agus dalam intaian siluman monyet
79 Aku bukan bintang Tapi Jaya nama ku
80 Sarpa Tujuh dari Petaka pembawa kematian
81 Cerita Nyi Kunti
82 Jaya dan Nyi Kunti tiba di hutan Lali Jiwo
83 Jaya Bertemu dengan Guru Asta
84 Telaga Naga
85 Latihan Pertama Jaya
86 Aura Alva milik Jaya
87 Teman Latihan Jaya
88 Tibo Dan Kibo Di kalahkan Jaya
89 Tuan Besar
90 Ayam Cemani
91 Awal mula Kunti dan Asta Bertemu
92 Bunga Kehidupan
93 Harimau Itu Ki Darma
94 Pertemuan Antara Kakek Bumi Dan Ki Darma
95 Mata Kebenaran
96 Ritual Pemindahan Pusaka Raga
97 Perpisahan yang menyakitkan
98 Ajian Perubah Bentuk
99 Kota Fana Mereka telah tiba
100 Pesan Dari Sang Waktu
101 Panggilan Alam
102 Babak Penyisihan
103 Rapat Iblis Baghala
104 Siasat Licik Anak buah iblis Baghala
105 Pertarungan Tanpa Hukum.
Episodes

Updated 105 Episodes

1
Lagi dan Lagi Gara Gara Jaya
2
Aktivitas Jaya Di malam itu
3
Nomor Pasangan Tembus
4
Susuk Ilmu Hitam
5
Perdebatan Jaya
6
Perjalanan Jaya mencari jati diri
7
Bertemu dengan sosok raja Jin
8
Siasat Jaya
9
Menemui Lelaki Berjanggut Putih
10
Jaya Tiba Di rumah Abah Atang
11
Tekad Bulat Agus
12
Siluman Monyet Menjemput Anak Agus
13
Pertarungan dengan Bangsa siluman monyet
14
Amarah Jaya Tingkat Dewa
15
Kepulangan Agus
16
Jaya Akan Membantu Agus
17
Agus Menemui Istri dan anaknya
18
Serangan Tiba Tiba
19
Obrolan Di malam hari
20
Keanehan Di Pagi Hari
21
Obrolan Abah Dewa dan Jaya
22
Pengakuan Agus Kepada Muhtar
23
Fani Terkesima dan terhipnotis
24
Fani Hilang. Ucapan Jaya Benar
25
Fani Di bawa ke alam ghaib.
26
Pertarungan di alam ghaib.
27
Fani Kembali ke alam manusia
28
Indra Purnama Menghadap Sang Raja
29
Penyelamat itu Wa Kulik
30
Indra Purnama Terpenjara Dalam botol
31
Kejiwaan Agus Belum pulih
32
Nasib Agus
33
Mengobati Agus
34
Agus Sudah terlepas dari pengaruh ghaib.
35
Rencana Raja Waladra dan Raja Arga di ketahui Jaya
36
Ngimpo Nomor
37
Pengalaman pertama Ubey dan Wa Kulik
38
Kesurupan
39
Jaya datang tepat waktu
40
Penyesalan Seorang Agus
41
Pertarungan Sengit Di alam Ghaib
42
Gagal Atuh Wa
43
Malam Yang melelahkan
44
Meminta Bantuan
45
Kedatangan Sahabat Abah Dewa
46
Ucapan Selamat Datang Kepada Abah Dewa dari sosok mahluk hitam
47
Jaya Dan Abah Atang Bergerak
48
Jaya Dan Abah Atang tiba di Gunung Raja
49
Pertemuan Jaya Dan Kuncen Gunung Raja
50
Pertarungan segera di mulai
51
Perkelahian Antar Dua alam pecah
52
Kedua sahabat Abah Dewa pamitan
53
Murka Nya Sang Raja Siluman Monyet
54
Laporan Dari Patih Wisanggeni
55
Bu Nuri
56
Bahaya yang tanpa di sadari
57
Petunjuk Jaya Untuk Ubey
58
Irama Muntahan
59
Ide yang membagongkan
60
Siapa Yang menunggu ku.
61
Pemuda Itu Bernama Riyan
62
Tiga Jin bersarang di Tubuh Riyan
63
Membagi Tugas
64
Jurus Kaki seribu.
65
Mereka Berempat Tiba Di Istana siluman monyet
66
Keyakinan Diri Abah Dewa
67
Jaya dan Abah Atang serta Nyai Bundo datang
68
Ki Ageng dan Abah Dewa kembali ke raga nya
69
Kedatangan Eyang Anta Kusumah
70
Ustadz Ilyas Karim Selamat
71
Datang nya Kiayi Sapu Jagad
72
Mereka Berempat Selamat
73
Jaya dan Abah Atang berkunjung ke rumah Muhtar
74
Obrolan Di Pagi Hari
75
Jaya Terpental Ke Gunung Indung
76
Sang Pembawa Harapan
77
Muhtar membantu Jaya
78
Agus dalam intaian siluman monyet
79
Aku bukan bintang Tapi Jaya nama ku
80
Sarpa Tujuh dari Petaka pembawa kematian
81
Cerita Nyi Kunti
82
Jaya dan Nyi Kunti tiba di hutan Lali Jiwo
83
Jaya Bertemu dengan Guru Asta
84
Telaga Naga
85
Latihan Pertama Jaya
86
Aura Alva milik Jaya
87
Teman Latihan Jaya
88
Tibo Dan Kibo Di kalahkan Jaya
89
Tuan Besar
90
Ayam Cemani
91
Awal mula Kunti dan Asta Bertemu
92
Bunga Kehidupan
93
Harimau Itu Ki Darma
94
Pertemuan Antara Kakek Bumi Dan Ki Darma
95
Mata Kebenaran
96
Ritual Pemindahan Pusaka Raga
97
Perpisahan yang menyakitkan
98
Ajian Perubah Bentuk
99
Kota Fana Mereka telah tiba
100
Pesan Dari Sang Waktu
101
Panggilan Alam
102
Babak Penyisihan
103
Rapat Iblis Baghala
104
Siasat Licik Anak buah iblis Baghala
105
Pertarungan Tanpa Hukum.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!