Jaya.............. Apakah kau akan terus menerus seperti ini hah........ Tiap hari hanya mabuk mabukan. Meresahkan masyarakat dengan kelakuan mu." Bentak seorang wanita setengah tua geram melihat kelakuan anak nya.
"Bu........ Tak usah menceramahi ku. Dengan ocehan ocehan tak jelas." Timpal Jaya yang sedang duduk di kursi bersama kedua orang tua nya.
"Dasar anak durhaka anak tak tau di untung. Sudah payah kita berdua membesarkan mu, sampai sebesar ini. Ini kah balasan mu hah." Geram Jalaludin ketika ucapan Istri nya di timpal oleh anak pertamanya.
"Jaya hanya berdecih....... Tanpa membalas lagi perkataan dari Ayah nya. Percuma berdebat dengan kedua Orang Tua nya itu. Jaya beranjak pergi meninggalkan mereka berdua yang sedang emosi tingkat tinggi.
"Jayaaaaaaa. Kau mau kemana. Hah. Orang tua mu belum selesai berbicara dengan mu." Teriak Jalaludin murka dengan sipat anaknya.
"Urus saja kehidupan kalian berdua. Tak usah ikut campur urusan Jaya." Kata Jaya lalu dia pergi meninggalkan rumah Orang Tua nya berjalan cepat menuju Mbah Tarmizi yang cukup jauh kalau berjalan kurang lebih sekitar satu jam.
"Sialan dasar anak durhaka. Anak tak tau di untung mau jadi apa besar nya nanti." Ucap Jaeludin dengan Amarah nya.
"Sudah...... Pak....... Sudah........ Biarkan saja. Nanti juga akan sadar dengan sendirinya." Ucap Kulsum menenangkan suaminya.
"Anak itu terlalu banyak mengkonsumsi minuman minuman keras dan obat obat terlarang." Kata Jaeludin lalu duduk di kursi.
"Betul Pak......... Apa yang di Katakan Oleh Bapak. Tapi yang heran oleh Ibu. Dia punya duit dari mana ya Pak.?" Tanya Kulsum.
"Ibu tidak tahu........ Dia kerjaan main togel dan judi." Timpal Jaeludin.
"Ibu tahu Pak....... Kalau masalah itu mah. Cuma yang ibu heran. Katanya Setiap masang togel dia selalu beruntung tak pernah kalah walau pun sekali juga." Kata kulsum penasaran dengan anaknya.
"Benar juga ya Buk........ Padahal lihat tetangga kita si Kasim yang hampir sama kebiasaan sama anak Jaya. Kerjaan main togel sampai jidat nya deklok akibat tiap nomor nya tak pernah tembus sehingga dia terus menerus memukul kening jidat nya. Tapi Jaya tak pernah kalah kalau masang togel. Atau jangan jangan.........
"Jangan jangan apa Pak.?" Tanya Kulsum memotong ucapan suaminya.
"Seperti........... Ahk sudah Buk. Pusing Bapak." Jawab Jalaludin lalu beranjak ke dapur untuk mengambil air minum.
"Bapak...... Suka tak jelas kalau bicara suka sepotong potong." Sahut istri nya Siti Kulsum.
Setelah Jalaludin pergi ke dapur mengambil air minum lalu duduk kembali ke kursi yang istri nya masih duduk tak beranjak dari kursi itu.
"Anak itu persis seperti Bao buyut ku buk.!!
"Buyut Haruman. Maksud Bapak.!! Jalaludin mengangguk.
"Dari Menginjak dewasa sampai usia 40 tahun kerjaan. Berjudi dan mabuk mabukan. Tetapi setiap perkataan dan tindak tanduk perjalanan selalu tepat dan tak meleset. Serasa mempunyai mata batin yang sangat sakti mandraguna. Sehingga ulama ulama besar menaruh hormat kepada-nya." Ucap Jalaludin.
Setiap ucapan dan nasehat nasehat dari Orang Tua nya selalu Ia bantah. Tapi orang orang mencari nya. Bahkan orang orang penting yang mencari dirinya.
Kini sipat dan wataknya ada dalam diri Jaya. Ketika kita sebagai Orang Tua menyuruhnya dan menasehati nya untuk meninggalkan yang di larang oleh agama. Justru jawaban jawaban yang di berikan oleh Jaya mampu mematahkan argumen dari kita.
Obrolan mereka berdua hingga tak terasa jarum jam sudah menunjukkan pukul 23:00. Mereka pun menyudahi obrolan tentang anaknya Jaya yang sipat dan kelakuannya mengarah kepada Eyang nya yaitu Haruman.
#####
Di sepanjang jalan menuju rumah Mbah Tarmizi. Jaya sesekali meneguk minuman arak putih bermerek topi miring dengan berjalan sempoyongan.
Tidak terlihat ada beban hidup di pikiran Jaya untuk saat ini. Yang ada dalam benaknya hanya menghabiskan masa remajanya dengan kebebasan dirinya.
Satu jam lama nya kini Jaya sudah berada di kampung Mbah Tarmizi dan langsung bergegas melangkah menuju rumah yang lumayan jauh dari pemukiman warga tepatnya di kaki bukit gunung Rahong, yang sudah di tunggu oleh pemilik rumah dan janda anak satu yaitu tetangga nya pemuda yang sedang berjalan sempoyongan akibat minuman keras.
"Tok......... Mbah......... Tok........ Mbah......... Jaya datang." Ucap Pemuda dari luar rumah memanggil nya.
"Kreak.......... Pintu terbuka muncul satu sosok wanita yang begitu anggun dengan pakaian daster terusan di malam itu.
"Jaya......... Masuk........ Teteh sudah menunggu mu hampir empat jam.!!
"Aing... Abok...... Teh......!! Ucap Jaya.!!
"Mbah...... Apakah yakin. Aku di pasangkan susuk oleh lelaki yang sedang mabuk berat ini.?" Tanya Elis berkerut keningnya melihat pemuda itu yang sedang ngoceh dengan ucapan yang tak jelas.
Lelaki paruh baya itu hanya tersenyum. Lalu mulai berkata. Ayo bawa dia naik dan masuk kedalam." Titah Mbah Tarmizi.
Elis dengan terpaksa lalu menuntun pemuda itu yang sedang mengoceh tak jelas untuk naik kerumah panggung milik kuncen Gunung Rahong dengan paksa.
"Aduh bisa bisa kalau di pasang susuk oleh pemuda ini. Aku di cabuli oleh nya." Ucap Elis dalam hati memapah pemuda yang sedang mabuk berat.
"Mbah....... Aing..... Abok........ Hahahaha. Jaya nyerocos setelah duduk di hadapan lelaki berjanggut putih.
"Hehehehe........... Mantap Jay........ Gasss terus....... Minumnya." Dukung Lelaki Paruh Baya. Hingga Elis geleng geleng kepala dan tersenyum kecut.
"Mbah............!
"Iya....... Nak Elis.........!
"Yakin.......... Sama Jaya. Pemasangan susuk nya.!
Anggukan senyuman yang di berikan lelaki paruh baya itu. Mbah Tarmizi pun langsung berdiri dan masuk kedalam kamar khususnya.!!
Tak lama kemudian Mbah Tarmizi pun sudah keluar dengan membawa air gelas dan di minum kan kepada pemuda yang sedang duduk di samping janda anak satu itu, dengan keaadaan mabuk.
"Jay. Ayo minum. sebentar lagi kita berangkat ke Curug yang ada di bukit gunung Rahong." Kata Mbah Tarmizi.
Pemuda itu langsung meminum air yang di berikan oleh Mbah Tarmizi dengan habis. Tak lama setelah meminumnya. Rasa pusing di pikiran nya hilang seketika, dan terukir senyuman kearah Mbah Tarmizi dan wanita beranak satu.
"Jaya........ Kau sudah tidak mabuk lagi.?" Tanya Elis setelah mendapat senyuman dari pemuda itu yang tadi hanya geleng geleng kepala dan mengoceh tak jelas.
"Siapa yang mabuk Teh. Tadi hanya pusing saja." Kelah Jaya.
"Jelas jelas kau mabuk dan risi serta ngoceh tak jelas." Kesal Elis.
"Hahahaha.............. Ayo kita berangkat ke Curug. Bukan kah teteh mau di pasangkan susuk oleh ku. Tapi harus bertelanjang bulat ya." Kekeh Pemuda itu.
"Huh...... Dasar Dukun Cabul." Kata Elis dengan muka memerah.
"Hahahaha. Aku Bukan Dukun Cabul." Protes Jaya.
"Kalau Bukan Dukun Cabul. Kau tidak harus menyuruhku telanjang bulat." Kesal Elis yang berdebat dengan Jaya.
"Kan Teh Elis di pasangkan susuk nya di bagian Goa milik warisan punya teh Elis." Bela Jaya.
"Sudah......... Sudah........ Sudah.......! Ucap Mbah Tarmizi melerai perdebatan mereka berdua.!!
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 105 Episodes
Comments
Endro Budi Raharjo
di goa.....????
2024-11-26
0
By
agak laen
2023-02-25
1
Deni Permadi
hahahahaahahaha aing abok
2023-02-07
2