Hari ini setelah pulang kerja, Gavin pergi ke apartemen milik Veronica. Sebenarnya rasa lelah begitu mendera tubuhnya, tapi karena Veronica memaksa dirinya untuk datang ke apartemennya, akhirnya Gavin pun hanya menurutinya saja karena ia terlalu malas untuk berdebat. Ia terlalu capek untuk bertengkar masalah sepele. Terlebih memang ada rasa rindu yang ada dalam dirinya setelah cukup lama tak bertemu dengan Veronica.
Sesampai di apartemen, Veronica dengan semangat empat lima, langsung membuka pintu dan memeluk Gavin dengan erat. Gavin pun membalas pelukan itu tak kalah eratnya.
"Masuk yuk, nanti ada yang ngintip," ucap Gavin. Ia emang tak mau hubungan dirinya dan Veronica terekspos. Karena dirinya yang masih berstatus suami orang dan akan bahaya jika ada yang mengetahuinya karena akan jadi berita paling viral. Terlebih Veronica adalah model dan artis yang kini tengab naik daun, tentu akan jadi santapan yang empuk bagi para pencari berita.
Jika hubungan dirinya dan Veronica tersebar, maka tak menutup kemungkinan akan berdampak pada perusahaannnya, belum lagi karir Veronica yang akan meredup. Belum lagi hujatan para netizen, rrasa malu di depan keluarga besar, teman, rekan kerja dan lainnya. Lalu hubungan dirinya dan Anabelle tentu akan semakin memburuk. Untuk itu, Gavin gak mau itu semua terjadi. Jadi dia harus bermain aman, agar semua lancar dan terkendali.
Veronica sendiri pun juga belum mau hubungannya terekspos, ia lebih suka menjalani hubungan seperti ini, diam-diam. Bukan takut ketahuan publik, hanya saja ia merasa nyaman seperti ini agar karirnya tidak terganggu. Veronica yang belum tau jika Gavin suami orang, tidak akan berfikir akan dampak dari menjadi seorang pelakor, karena Veronica memang tidak tau apa-apa perihal itu.
Gavin dan Veronica pun masuk ke dalam, gak lupa mereka mengunci pintunya biar lebih aman.
"Farhan sama Verly, mana sayang?" tanya Gavin sambil duduk di kursi sofa. Ini ketiga kalinya Gavin pergi ke apartemen Veronica.
"Pulang ke rumah masing-masing yank, kangen keluarga katanya," jawab Veronica sambil mengambil minuman dingin dari kulkas. Tak lupa ia juga membawakan camilan buat Gavin.
Verly itu asisten pribadi Veronica sedangkan Farhan, manajer Veronica.
"Kamu gak pulang?" tanya Gavin sambil meminum air kemasan yang diberikan Veronica.
"Enggak, nanti ajalah. Lagian aku kangen kamu. Sudah lama gak ketemu. Kalau aku pulang, kamu gak mungkin ke rumah aku, kan?"
"Iya, Yank. Mana berani aku," jawab Gavin terkekeh.
Veronica merebahkan tubuhnya di samping Gavin, menaruh kepalanya di paha Gavin. Gavin pun mengelus rambut Veronica dengan lembut. Rambutnya hitam panjang dan juga lebat, makhlum perawatan mahal, tentu hasilnya pub sangat memuaskan. Bahkan Veronica sangat cantik dengan rambutnya.
"Mas kok terlihat kurus gini?" tanya Vero sambil menatap wajah sang kekasih.
"Banyak kerjaan yank, aku bahkan sampai tidur di kantor. Dulu ada Bagas, enak. Kerjaannya bisa dibagi. Sekarang aku harus menyelesaikan sendiri. Kalau sudah sibuk kerja, kadang lupa makan sama istirahat. Aku jelek ya?" tanya Gavin sambil menatap Vero.
"Enggak kok, tapi emang lebih bagus berisi sih. Kamu juga terlihat kusit banget, nanti rambutnya potong ya Mas kalau pulang dari sini. Biar kelihatan seger gitu," tutur Vero lembut.
"Iya nanti aku potong," balas Gavin. Gangannya sudah mulai nakal. Ia mulai memasukkan tangannya ke dalam baju Vero dan mengelus perut Vero yang rata itu.
Vero pun sesekali mende sah karena merasa geli. Mendengar suara Vero, msmbuat Gavin terkekeh. Ia semakin mengelus perut itu dengan lembut dan pelan.
Gavin mengecup kening Vero dengen lembut sedangkan tangan kanannya masih mengusap usap perut Vero.
"Aku sayang kamu yank," ucap Vero.
"I know," jawabnya.
"Aku gak tahan," ujar Vero karena tubuhnya merasa seperti panas dingin, meremang.
"Lalu?" goda Gavin.
"Ke kamar yuk," ajak Vero dan Gavin pun menganggukkan kepalanya.
Gavin menggendong Vero menuju kamar Vero. Disana Gavin meletakkan Vero di atas kasur dengan pelan.
Lalu Gavin merebahkan tubuhnya di samping Vero, dan Vero pun melakukan hal yang sama seperti yang Gavin lakukan barusan. Dia menyingkap baju Gavin, dan mulai meraba perut Gavin yang sixpack itu dan sesekali mengecup dan menggigit kecil. Memang daerah perut selalu bikin orang meremang dan terang sang.
Gavin pun mulai men de sah, namun ia suka saat-saat seperti ini.
"Sudah cukup." Gavin menahan tangan Vero lalu menariknya hingga membuat Vero jatuh ke dalam pelukannya. Gavin memeluk erat Vero, seakan berusaha menekan gelorannya yang kini mulai membara.
Vero pun hanya diam membiarkan Gavin meredakan gai-rahnya akibat rang-sangan yang ia berikan.
Vero tau, walaupun kini Gavin mulai tersiksa, namub Gavin memilih untuk meredamnya dengan memeluk Vero hingga ia bisa kembali normal. Inilah yang Vero sukai, Gavin tidak seperti laki-laki bejat.
Gavin hanya menci-um pipi, kening dan bibir tapi tidak sampai melu-matnya. Cukup cium aja, seperti cium pipi.
Paling mentok saat Vero memainkan perut dan dadanya karena itu bikin Gavin mudah terang-sang sama seperti dirinya. Setelah mereka tak tahan, mereka akan meredamnya dengan cara berpelukan sampai semuany kembali normal. Tak mudah memang, bahkan membutuhkan waktu lama. Dan jika gak kuat, mereka akan memilin mandi keramas secara bergantian. Dengan begitu, semua rasa gai-rahnya seakan hilang seketika.
Setelah Gavin merasa baikan, ia merasa lelah karena menahan has-rat yang tak tersalurkan. Gavin dan Vero pun memilih tidur karrna hari pun juga sudah malam.
Keesokan harinya, Vero bangun duluan. Lalu ia segera mandi dan memasak untuk Gavin. Gavin bangun jam tujuh pagi, ia pun segera mandi dan memakai baju yang di siapkan oleh Vero. Lalu Gavin pergi mencari Vero yang ternyata ada di dapur.
"Masak apa, Sayang?" tanya Gavin sambil memeluk Vero dari belakang.
"Ini lagi masak Sop Ayam, Capcay, Sambal, Ikan Goreng, Telur mata sapi, sama Ayam Kentucky. Ada oseng-oseng kangkung juga," jawabnya. Memang Veronica memasak cukup banyak, karena ini menyenangkan hati Gavin. Apalagi ia tidak bisa setiap hari memasak untuk kekasihnya itu. Jadi misal ada waktu kayak gini, Vero ingin memasak banyak, menyenangkan hati sang kekasih.
"Kok banyak masaknya?"
"Buat bekal kamu, Sayang. Nanti juga ada Verly sama Farhan. Kalau gak habis, sisanya buat mereka. Kamu tunggu di meja makan ya, ntar lagi selesai kok," tutur Vero lembut sambil mencium pipi Gavin. Gavin pun membalasnya dengan mencium pipi Vero. Lalu Gavin duduk di kursi makan sambil main Hp.
Vero sendiri, ia membuatkan teh hangat sambil nunggu makanan selesai semua dan di sajikan. Walaupun Vero artis, namun dulu sebelum jadi artis, dia hanyalah orang biasa. Mungkin karena keteguhannya menggapai cita-cinta, perjuangan dan pengorbanannya hingga bisa berada di puncak karir seperti ini. Ada doa seorang Ibu juga yang mengiringi langkahnya, ada Ayah yang selalu ada di belakangnya, mendukungnya hingga bisa seperti sekarang. Jadi, Vero gak akan lupa bagaimana ia dulu merintih sedikit semi sedikit hingga menggapai puncaknya. Ada banyak rasa sakit dan tangisan air mata, karena kadang ada banyak saingan yang harus ia lawan, belum lagi jika mereka menggunakan cara curang, entah itu menyuap, pakai orang dalam, menjual tubuhnya ke atasan, dan banyak hal lainnya.
Sedangkan Vero, dia murni. Murni menggapai cita-citanya dengan jerih payahnya sendiri. Ia menjual bakatnya dalam berakting, menjadi model sampo, parfum, skincare dan lainnya. Tentunya dengan baju yang tidak terbuka. Karena Ayah dan Ibunya melarang keras untuk memakai baju ala kebarat-baratan.
Menjadi terkenal tidak harus memakai baju kurang bahan, tidak harus mencari masalah agar viral dan namanya naik hingga followers bertambah. Ada banyak cara yang bisa di tempuh selain itu, yaitu dengan mengasah kemampuannya hingga bisa menggaet bangak produser untuk memperkerjakan dirinya.
"Minum dulu Mas, tehnya," tutur Vero sambil menaruh teh di depan meja Gavin.
"Terima kasih, Sayang."
"Iya." Vero kembali ke dapur. Kini semua masakan sudah selesak, nasi juga sudah masak sedari tadi. Ia pun mulai menata semua makanan itu di meja makan, lalu ia mengambil piring dan mengisinya dengan nasi agar nanti saat di makan, gak terlalu panas. Ia juga menyiapkan dua gelas air putih.
Setelah selesai, ia mencuci dulu peralatan yang di pakai tadi agar dapurnya kembali bersih, mengelap sisa minyak agar tak membuat karatan. Setelah selesai semua, ia pun duduk di kursi makan samping Gavin.
"Ayo sayang makan. Ntar lagi kamu harus berangkat kerja, kan," ujar Vero dan Gavin pun mengangguk. Memang benar jam 10 dia ada rapat dan gak bisa di tinggalkan. Jadi ia harus berangkat walaupun masih ingin berduaan dengan Vero.
Selesai makan, Vero mencuci gelas dan piring yang tadi buat makan, lalu ia mengambil kotak bekal dan mengisinya dengan nasi dan lauk pauk.
"Ini bekalnya nanti di bawa ya, Yank," ucap Vero mengingatkan.
"Iya, makasih ya."
"Ya, mas."
Lauk pauk yang masih ada, di taruh di tempatnya lalu di tutup. Ada tempat tersendiri sehingga makanannya gak cepat basi dan gak di hinggapi hewan. Walaupun apartemen ini bersih, tetap saja harus berjaga-jaga.
Setelah Gavin selesai bersiap, ia pun berangkat sambil bawa bekal buatan Vero.
"Aku pergi dulu ya, nanti aku pulang ke sini."
"Okey, aku juga bentar lagi mau pulang. Tapi aku pastikan malam harinya sudah ada di sini juga."
"Hati-Hati."
"Mas juga. Jangan lupa hubungi aku kalau sudah sampai."
"Iya."
Lalu Gavin pun segera pergi setelah memberikan kecupan hangat. Vero gak bisa mengantarkan sampai bawah karena takut ketahuab orang, jadi ia cuma bisa mengantarkan sampai depan pintu apartemen miliknya.
Setengah jam setelah Gavin pergi, Verly dan Farhan datang. Vero pun meminta mereka untuk makan dan menghabiskannya setelag itu meminta mereka untuk mencuci piring kotor milik mereka karena Vero sudah lelah beraktivitas sedari pagi.
Vero membiarkan asisten dan managernya itu melakulan apa saja, sedangkan dirinya swgera mandi lagi dan bersiap-siap untuk pulang karena Vero sudah sangat merindukan orang tuanya.
Dan tentu mereka berdua harus ikut, sebenarnya cukup Verly saja, namun entah kenapa Farhan selalu ikut kemanapun Vero pergi. Kecuali saat Vero bareng Gavin. Karena saat itu, Vero gak mau mereka ada dan menganggu kemesraan dirinya dengan Gavin.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments