Seminggu sudah Gavin di rawat di rumah sakit dan hanya Bagas yang senanatiasa setia berada di sampingnya, bahkan Bagas rela menginap makan dan mandi di ruangan itu. Untungnya kamar inap Gavin cukup luas dan lengkap, sehingga Bagas cukup betah lama-lama di sana. Bagas juga terpaksa bekerja dari sana, mengikuti rapat online dan yang lainnya. Karena Gavin sebagai bos hanya memilih untuk bermain sosial media chatan dengan Veronica yang kini berada di luar kota karena sibuk syuting. Andai Gavin gak sakit, mungkin ia akan memilih untuk menyusul Veronica dan melepas kerinduannya dengan wanita itu. Wanita yang ia cintai sama seperti ia mencinai Anabelle.
Bagas hanya menatap Gavin kesal, bagaimana tidak kesal, ia bekerja siang malam, masih harus merawat bosnya itu. Sedangkan Bosnya malah sibuk chatan dengan selingkuhannya. "Aku doakan, semoga kamu merasakan rasa sakit hati yang teramat dalam, Bos. Biar kamu bisa belajar cara menghargai wanita. Cara menghargai ketulusan dan kesetiaan orang lain. Serta tak menyia-nyiakan orang yang selama ini ada di samping kamu," gumam Bagas dalam hati.
"Kenapa lihat aku kayak gitu?" tanya Gavin kesal, walaupun matanya menatap ke arah layar hp, tapi ia bisa merasakan jika sedari tadi, Bagas menatapnya.
"Gak papa, Tuan," jawab Bagas, karena tak mungkin ia jujur tentang perasaaannya kan. Tak mungkin, ia jujur jika ia sudah mengumpat dan mendoakan Gavin agar Gavin merasakan patah hati yang teramat sangat. Bisa-bisa Bagas akan di pecat detik ini juga.
"Ck ... aku tau, kamu pasti mengumpat aku diam-diam kan?" tanya Gavin membuat Bagas sok. "Dari mana Tuan tau, kalau aku mengumpatnya barusan. Apakah Tuan bisa baca fikiranku?" tanyanya dalam hati.
"Aku gak bisa baca fikiranmu. Tapi aku bisa tau hanya dari gerak gerikmu itu," ucap Gavin sinis, ia melihat wajah Bagas yang tegang, seakan sudah ketahuan melakukan kesalahan yang sangat fatal.
"Maaf, Tuan," tutur Bagas, dengan rasa bersalahnya.
"Sudahlah. Jangan dibahas lagi. Aku ingin pulang sore ini, jadi tolong urus administrasinya."
"Tapi Tuan .... "
"Kamu itu kenapa sih? Bantah terus, kerjakan aja apa yang aku suruh!" bentak Gavin kesal, karena Bagas tak mau langsung melakukan apapun yang ia suruh.
"I ... iya, Tuan." Dan setelah itu, Bagas pun segera pergi dari sana untuk bertemu dokter yang selama ini merawat Gavin sekalian mengurus administrasinya agar Gavin bisa pulang sore ini.
"Aish, kenapa sih aku punya tangan kanan kek gitu. Untung aku sudah terlanjur nyaman sama dia, kalau enggak, pasti sudah aku pecat dari dulu," gumam Gavin yang merasa kesal. Bagas kadang emang suka bikin dirinya darah tinggi, karena Bagas selalu aja membantahnya dan selalu mengumpat dirinya diam-diam. Tapi Gavin juga gak bisa memecatnya gitu aja, karena selain nyaman, Bagas itu kerjanya bagus, cerdas juga, dan semua pekerjaan selalu mendapatkan hasil yang memuaskan jika dia yang menangani. Bagas juga setia dan pekerja keras. Walaupun suka mengumpat dalam hati, tapi ia yakin seratus persen, jika Bagas adalah orang yang setia, bukan seperti orang-orang di luar sana yang suka berkhianat terhadap Tuannya sendiri.
Saat Gavin tengah kesal atas sikap Bagas, tiba-tiba Hpnya berbunyi. Veronica tengah melakuakkn vidio call. Gavin pun langsung menerimanya.
"Halo, Sayang," sapa Gavin dengan senyum cerianya.
"Kamu ada dimana Sayang, kok seperti di rumah sakit?" tanya Veronica. Memang Gavin gak bilang kalau dirinya tengah sakit, selama ini mereka hanya chatan baisa aja, atau nelfon biasa. Tapi entah kenapa tiba-tiba hari ini Veronica melakukan vidio call padanya.
"Aku sakit, Sayang," ucapnya sendu. Gavin mencoba memerankan pemuda yang terlihat lemah di mata Veronica.
"Kenapa kamu gak bilang sama aku? Kalau aku tau, kamu sakit. Aku pasti akan datang untuk menemani kamu."
"Aku cuma gak ingin mengganggu pekerjaan kamu di sana. Aku gak ingin menghambat karir kamu, Sayang. Lagian di sini ada Bagas yang menemani aku."
"Ya Tuhan, kasihan sayangku. Sudah berapa lama sakitnya, Sayang?" tanyanya sedih, siapa yang gak sedih melihat pacarnya terbaring di rumah sakit seperti ini.
"Seminggu, Sayang."
"Hemm, cepat sembuh ya sayang."
"Iya sayang."
"Kapan-kapan kalau aku sudah pulang, aku akan jenguk kamu ya sayang."
"Iya, Sayang. Tapi kabar-kabari dulu ya kalau mau ke tempat aku."
"Iya, Sayang. Iya sudah, aku tutup dulu ya Sayang. Soalnya aku harus kerja lagi."
"Ya sayang, hati-hati ya. Jangan terlalu capek, nanti sakit loh."
"Iya, Sayang. I Love you."
"I Love You too, Sayang."
Dan setelah itu, panggilan vidio pun terputus. Memang Veronica belum tau jika Gavin itu sudah menikah. Karena memang saat Gavin menikah dengan Anabelle, hanya orang-orang terdesat saja yang tau. Anabelle gak suka jadi pusat perhatian, karena dya cukup introvert orangnya dan kurang suka keramaian.
Jadi untuk saat ini, Veronica belum tau jika dirinya merupakan seorang selingkuhan dan jika tau, Veronica pasti tak akan menerima dirinya yang merupakan suami dari wanita lain. Karena sebagai publik figur, jika sampai ketahuan oleh publik, Veronica pacaran sama suami orang atau kata orang di sebut pelakor. Tentu itu akan membahayakan karir Veronica.
Sedangkan untuk bisa ada di posisi ini, tidak mudah buat Veronica, ada banyak perjuangan, pengorbanan, air mata, kerja keras dan lainnya. Dan dia tak mungkin menghancurkannya karena laki-laki yang baru singgah di hatinya itu.
Dan Gavin pun juga belum siap memberitahu Veronica tentang statusnya saat ini, karena ia tak ingin Veronica memutuskannya. Untuk itu, Gavin ingin mengabil hati Veronica seutuhnya, memantapkan hati Veronica dan membuat Veronica cinta mati padanya. Hingga saat Veronica tau statusnya, ia gak punya pilihan lain selain tetap bertahan karena rasa cintannya yang sudah terlanjur dalam.
Dan ia juga akan bekerja keras untuk membuat Anabelle memaafkannya, dan merayu Anabelle bahwa dirinya bisa bersikap adil nantinya jika ia sudah memutuskan untuk menikahi Veronica. Dan setelah itu, mereka akan hidup bahagia dalam satu atap sebagai keluarga sempurna.
Ketika khayalan itu terbersit di fikiran Gavin, membuat Gavin semangat untuk hidup, ia ingin meraih keduanya, meraih cinta mereka. Agar dua-duanya tak meninggalkannya. Karena Gavin benar-benar mencintai mereka berdua dan ia akan melakukan apapun agar bisa mendapatkan keduanya.
"Ngapain Tuan senyam-senyum sendiri?" tanya Bagas mengagetkan Gavin.
Melihat kedatangan Bagas, membuat Gavin kesal karena Bagas membuyarkan khayalan dia. Dan lagi, ia tak suka Bagas masuk gitu aja, tanpa mengetuk pintu dulu.
"Apa urusanmu," jawab Gavin ketus. Bagas hanya bisa menghela nafas.
Sesaat kemudian ada dokter datang, ia menyapa Gavin dengan ramah. Namun Gavin hanya menjawab sekedarnya aja. Dan dokter itupun juga mencopot infus yang ada di tangan kiri Gavin.
Setelah itu, Dokter pun memberikan selamat karena Gavin sudah bisa pulang hari ini. Gavin hanya menganggukkan kepala tanpa minat. Melihat itu, lagi-lagi membuat Bagas kesal. Akhirnya Bagaslah yang mengambil alih, berbicara sama dokter itu dan meminta maaf atas sikap cuek bosnya itu. Dokter itu pun hanya tersenyum ramah pada Bagas.
Dan setelahnya, Bagas dan Gavin pun pulang karena adiministrasi juga sudah dilakukan oleh Bagas tadi. Tak lupa sebelum pulang, Gavin mengganti celana dan bajunya lebih dulu, serta mencuci muka agar waajahnya terlihat segar dan tak lagi pucat. Gavin juga menyemprot parfum di bajunya sehingga membuat siapa saja yang melewatinya bisa mengendus parfum mahalnya.
Melihat hal itu, Bagas hanya bisa geleng-geleng kepala. Ia berjalan di belakang Gavin sambil membawa dua tas besar yang berisi bajunya dan perlengkapannya. Sedangkan tas satunya berisi baju dan perlengkapan Gavin selama tinggal di rumah sakit.
Gavin berjalan seolah-olah dia gak pernah sakit. Ia berjalan tegak dan melewati siapa saja yang menatap ke arahnya. Gavin seakan lupa, jika dirinya hampir mati andai saja Bagas telat membawanya ke rumah sakit.
Sesampai di parkiran, Gavin langsung masuk mobil gitu aja dan duduk di kursi belakang. Sedangkan Bagas duduk di belakang kemudi sedangkan kedua tasnya di taruh di bagasi mobil agar tak merusak pemandangan karena Gavin gak suka yang kotor-kotor yang menganggu atau merusak pemandangannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments