Sesampai di rumah Gavin hanya tiduran dan main game. Bagas pun hanya bisa menghela nafas, dan karena Gavin sekarang sudah baik-baik aja, jadi Bagas memutuskan untuk pulang. Dan untungnya Gavin mengizinkan karena dia juga bosen melihah wajah sekertaris pribadi yang merangkap asistennya itu berada di dekatnya dua puluh empat jam. Bagas sendiri pun bosan karena yang ia lihat dari pagi sampai pagi lagi hanya wajah Gavin saja.
Kalau bukan karena menjadi orang kepercayaannya dan tangan kanannya, mungkin Bagas memilih untuk resign. Tapi ia gak bisa gegabah karena gaji yang diberikan Gavin itu cukup fantastis dan mungkin menggiurkan bagi orang di luar sana. Bahkan jika dirinya resign saat ini juga, pasti akan ada ratusan orang yang berlomba untuk berada di posisinya saat ini, jadi Bagas gak mau melepaskan karirnya gitu aja, hanya karena ia sudah bosan lihat wajah Gavin dan tak suka melihat sikap Gavin yang kurang menghargai wanita.
Memang pekerjaan Bagas itu merangkap banyak hal, sekertaris pribadi, asisten pribadsi, kepercayaannya, tangan kanannya, semuanya berada di pundak Bagas. Jadi wajar jika gajinya bahkan sepuluh kali lipat di banding karyawan biasa yang ada di kantornya itu. Bahkan rahasia Gavin pun, Bagas tau. Andai Bagas orang jahat, mungkin Bagas akan menjual rahasia itu kepada lawan atau musuh bisnis Gavin namun Bagas tak akan melakukannya karena ia bukanlah seorang pengkhianat.
Setelah kepergian Bagas, Gavin hanya sibuk dengan hpnya itu, seperti anak kecil, ia memainkan game yang kini tengah viral dan di mainkan oleh kaum muda sampai kaum tua, dari kaum hawa sampai kaum adam, bahkan anak kecil umur enam tahun pun juga banyak yang memainkan game ini terutama kalangan emak-emak bapak-bapak juga semuanya banyak yang main game ini. Karena memang game ini tengah viral dan dimainkan secara online. Bahkan dari game ini kita mempunyai banyak kenalan di dunia maya.
Dan saat Gavin tengah asyik main game, tiba-tiba Veronica mengirim pesan, namun Gavin tak memperdulikannya. Ia memilih menyelesaikan gamenya dulu, baru setelah itu ia membalas pesan Veronica.
Di rumah Gavin, selain ada Pak Arman, sang sopir yang tinggal di sana. Ada juga Ibu Ani, yang bagian masak dan bersih-bersih rumah. Hanya saja Ibu Ani kerja dari jam setengah enam pagi dan pulang ja delapan malam, setelah memasak makan malam dan membersihkan piring kotor.
Sebenarnya Gavin bisa aja menyuruhnya untuk tinggal, tapi Ibu Ani menolak dengan alasan, dya punya suami dan dua anak yang masih kecil, yang membutuhkan dirinya. Lagian rumahnya juga gak terlalu jauh, hanya lima belas menit naik sepeda motor dan suaminya pun selalu menjemput dirinya dan mengantarkannya di pagi hari.
Bagas sendiri, ia sudah sampai di apartemen tempat ia tinggal, ia emang memilih untuk tinggal di apartemen yang jaraknya dekat dengan rumah Gavin dan kantor, hingga jika dala keadaan darurat, ia bisa datang lebih cepat.
Setelah selesai mandi dan ganti baju, Bagas mengistirahatkan tubuhnya di atas kasur, rasanya ia sudah kangen banget dengan kasurnya ini.. Karena selama seminggu kemaren, dia hanya tidur di sofa panjang di rumah sakit.
"Ah ya, aku harus nelfon Anabelle ini, untuk memberitahu perkembangan Gavin, walaupun Anabelle tidak mau tau lagi, tapi kan dia masih istrinya," gumam Bagas. Dia pun meraih hpnya untuk menelfon Anabelle, tapi nomernya gak aktiv, dia coba menghubungi lewat sosial medianya, tapi semuanya seakan menghilang gitu aja. Akhirnya Gavin pun memutuskan mengirim pesan lewat email.
Sedangkan Anabelle, sudah beberapa hari yang lalu ia memilih untuk pergi ke Paris buat liburan. Yah, dia memutuskan untuk liburan dan tinggal di sana selama beberapa bulan ke depan. Ia juga menonaktivkan semua sosial medianya dan mengganti nomernya. Sedangkan nomer lama sudah ia potong hingga tak bisa dihubungi lagi. Dan hanya orang tuanya aja yang tau nomernya dan juga Tasya, sahabat Anabelle.
Anabelle juga tak memberitahu orang tuanya tentang masalahnya karena ia gak mau bikin orang tuanya kefikiran. Anabelle hanya cerita kepada Tasya, sahabatnya. Mendengar cerita Anabelle, pun membuat Tasya geram, ia bahkan juga mendukung kepergian Anabelle itu agar membuat Gavin jera. Bahkan jika perlu, Tasya menyarankan Anabelle untuk cerai, karena buat apa mempertahankan laki-laki yang seperti itu. Laki-laki yang tak bisa menjaga hatinya untuk sang istri.
Anabelle pun hanya bisa diam aja, dia sebenarnya ingin sekali menggugat cerai Gavin, tapi tidak sekarang. Karena ia ingin membalas semua rasa sakitnya atas sikap Gavin selama ini. Ia gak akan pergi, sebelum Gavin tau bagaimana rasanya sakit hati dan dikhianati.
Di Paris, Anabelle memilih untuk tinggal di perumahan dekat pantai. Di sana ia menghabiskan banyak dengan menulis, ia ingin menulis sebanyak mungkin untuk mengalihkan fikirannya dari rasa sakit yang ia rasakan. Ia ingin menerbitkan banyak buku yang berbentuk fisik dan juga ingin menulis banyak cerita di beberapa aplikasi yang ia kerjakan.
Sebenarnya Anabelle ingin membuat aplikasi sendiri karena menurutnya terjun ke dunia bisnis, akan membuat dirinya tertantang. Namun uangnya belum cukup, karena bagaimanapun membangun bisnis sendiri pasti butuh modal yang cukup besar. Untuk itu, Anabelle harus bisa mengatur uangnya, agar bisa di tabung dan menulis sebanyak mungkin agar bukunya laku keras dan di sukai oleh masyarakat. Dengan begitu, ia bisa mewujudkan impiannya itu untuk mempunyai aplikasi sendiri, mempunyak perusahaan sendiri.
Di saat Anabelle mulai menikmati hidupnya, Gavin mulai resah dan gelisah. Saat tau jika nomer Anabelle sudah tak bisa di hubungi lagi. Gavin pun akhirnya menelfon Bagas.
"Halo, Gas," sapanya tanpa basa basi.
"Iya, Tuan," jawab Bagas dengan suara serak, kayaknya baru bangun tidur.
"Nomer Anabelle kenapa gak bisa dihubungi?" tanya Gavin kesal.
"Saya kurang tau, Tuan. Tadi saya nyoba untuk nelfon, memang nomernya tak bisa dihubungi lagi. Dan semua sosial medianya seakan hilang dari dunia maya."
"Cepat kamu datangi apartemenya, kamu cari tau di mana dia berada," ujar Gavin ketus.
"Iya, Tuan."
"Jangan lupa kabari aku terus."
"Siap, Tuan."
"Iya, sudah." Dan setelah itu, Gavin pun memutuskn telfonnya secar sepihak
Bagas hanya bisa menghela nafas, baru juga tidur bentar, tapi sudah di kasih kerjaan lagi. Bagas pun segera bangun dan pergi ke kamar mandi. Ia ingin mendinginkan kepalanya itu dengan merendam dirinya di bathup.
Setelah tiga puluh menit, barulah ia segera menyelesaikan ritual mandinya dan segera memakai baju. Bagas melihat jam sudah menunjukkan pukul tujuh malam, lumayan tidurnya, walaupun bentar, tapi karena cukup nyenyak, jadi tubuhnya sudah segar kembali.
Setelah memakai baju, Bagas pun segera keluar dari apartemen untuk mengunjungi apartemen Anabelle yang cukkup jauh dari apartemen miliknya. Ia berharap Anabelle ada di sana, karena jika tidak, ia pasti harus mencari Anabelle ke tempat-tempat lainnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments