Malam harinya, sekitar jam setengah delapan sehabis makan malam. Kini Tasya dan Anabelle duduk di kasur sambil nonton tivi. Tak lupa ada camilan di pangkuan mereka. Emang paling enak tuh kalau nonton sambil makan kue kering.
"Oh ya, Sya. Katanya mau nelfon Mas Bagas," ucap Anabell mengingatkan.
"Oh ya, aku lupa. Bentar, aku ambil hpku dulu." Tasya mengambil Hpnya yang ada di atas meja dan memberikannya ke Anabelle. Anabelle yang emang sudah tau paswordnya pun langsung membukanya begitu saja dan langsung menuju aplikasi Wa.
Ia VC Bagas, hanya saja, panggilan pertama tak dijawab. Dan panggilan kedua, barulah di jawab oleh Bagas.
"Assalamualaikum, Mas," sapa Anabelle membuat Bagas yang mengangkat dengan mata tertutup langsung terbuka seketika. Ia melihat ke layar hpnya dan benar saja itu Anabelel majikannya.
"Non Anabelle, ini beneran Non Anabelle kan? Saya gak mimpi, kan?" tanyanya. Ia menghidupkan lampu kamarnya dan langsung duduk di pinggir kasung.
"Mas Bagas gak mimpi kok, ini beneran aku. Maaf ya, ganggu Mas Bagas malam-malam, aku fikir Mas Bagas belum tidur, soalnya aku lihat masih online," ujar Anabelle merasa bersalah.
"Ah ya, tadi saya memang lagi online, cuman ketiduran," jawabnya.
"Oh, Non ada di mana, saya sampai kebingungan cari keberadaan Non Anabelle."
"Saya ada di tempat yang jauh, Mas."
"Non ada di luar negeri?"
"Iya hehe. Tapi jangan kasih tau Gavin ya," pinta Anabelle.
"Iya, Non. Lagian saya juga sudah berhenti kerja dengan Tuan Gavin."
"Kenapa?"
"Karena saya gak mau punya majikan tukang selingkuh. Saya gak bisa untuk tetap diam, melihat Tuan bermesraan dengan wanita lain di hadapan saya. Sedangkan saya sibuk mencari keberadaan Non Anabelle. Saya merasa Tuan Gavin sudah keterlalun dan saya gak bisa bekerja dengan orang yang seperti itu."
"Terus Mas Gavin kerja di mana sekarang?'
"Saya belum kerja, Non. Saya sekarang lagi menikmati liburan di kampung orang tua. Mungkin jika saya sudah bosan jadi pengangguran, baru saya akan mencoba untuk berbisnis, buka usaha sendiri," ujarnya.
"Oh, gitu. Kalau Mas Bagas gak kerja, aku ingin ngajak Mas Bagas kerja sama saya."
"Kerja apa, Non."
"Rencananya saya ingin buat perusahaan aplikasi, Mas."
"Wah, kalau Non ada rencana seperti itu, saya mau Non."
"Saya butuh Tim, Mas. Agar Aplikasi yang saya buat nanti bisa berhasil dan disukai masyarakat. Untuk keuntungannya, nanti bisa di bagi rata."
"Aku ikutan dong, An. Kalau kamu mau buat perusahaan sendiri," ujar Taysa ikut nimbrung.
"Loh Ibu Tasya, bukannya Ibu Tasya sama Non Anabelle musuhan ya. Kenapa bisa bareng gitu?" tanya Bagas penasaran.
"Hehe maaf, Pak. Waktu itu saya berbohong. Soalnya saya gak mau kalau Bapak memaksa saya untuk memberitahu keberadan Anabelle."
"Oh gitu, maaf juga Bu Tasya, atas sikap saya bulan lalu. Maaf sudah bertindak tidak sopan," ucap Bagas tulus.
"Saya juga minta maaf, Pak. Karena saya sudah menghajar Bapak sampai babak belur gitu."
"Enggak papa, kok. Saya pantas mendapatkannya."
"Eh, jangan panggil Bapak Ibu dong, kek formal banget," ujar Anabelle yang ikut nimbrung juga.
"Hehe ya juga ya, Kalau gitu saya panggil Mas Bagas aja boleh?" tanya Tasya sopan.
"Boleh saya juga akan manggil Tasya ya,"
"Iya, Mas."
"Tapi gimana kalau kita panggil aku kamu aja, gak usah pakai saya. Lagian Mas Bagas gak kerja ke Gavin lagi kan?"
"Boleh, kita bisa jadi teman mulai sekarang dan jati satu tim," balas Bagas yang merasa senang karena bisa akrab dengan mereka.
"Okay, nanti kita bisa meeting bertiga sambil membicarakan masalah projek ke depannya bagaimana. Sya, kamu gak mau resign gitu, biar bisa fokus sama aplikasi nantinya," ujar Annabel bertanya.
"Sebenarnya aku sudah nyaman dengan pekerjaanku yang sekarang, tapi karena kamu ingin membuka perusahaan sendiri, tentu aku sebahagai sahabat kamu akan mendukung. Aku akan berhenti dan fokus sama projek kita," jawab Tasya santai, ia bahkan rela berhenti demi menyenangkan hati sahabatnya itu.
"Syukurlah. Nanti kita bisa bertemu dan membahas ini secara langsung."
"Kapan? besok aku harus balik ke Indonesia, untuk megajukan resign dadakan hehe. Kamu kapan sih pulang ke Indonesia, jangan lama-lama lah di sini. Kasihan orang tua kamu juga, An," ujar Tasya.
"'Aku akan pulang, kalau aplikasinya sudah siap di luncurkan."
"Okay, janji ya. Terus ke depannya gimana?" tanya Tasya.
"Kita bisa bikin aplikasinya di sini, kita tinggal di Paris sekalian liburan. Gimana?" tanya Anabelle. Tasya dan Bagas pun setuju. Mereka akan menyelesaikan aplikasinya di sana sekalian liburan. Lagian jarang-jarang mereka menikmati hidup di negeri orang.
"Oke aku setuju," ujar Tasya.
"Aku juga."
"Sip, nanti Tasya bisa tinggal bareng aku sedangkan Mas Bagas bisa tingal di apartemen sebelah, kosong Kok. Kebetulan aku menyewa dua apartemen di sini."
"Kenapa sampai menyewa dua apartemen, An?" tanya Tasya heran.
"Ya, biar gak bosen aja. Misal di sini aku bosan, aku pindah ke apartemen sebelah," jawab Anabelle membuat Tasya dan Bagas hanya geleng-geleng kepala. Tak menyangka jika Anabelle menghambur-hamburkan uang hanya untuk mencari kesenangan semata, agar tak bosan.
Mereka pun mengobrol bersama hingga dua jam lamanya, setelah itu Annabel pun menutup telfoonnya karena ia melihat Bagas yang sepertinya mengantuk berat. Maklum Jakarta Paris selisih lima jam lamanya, jadi kalau di Paris masih jam setengah sepuluh di Jakarta sudah jam setengah tiga pagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Sri Wahyuni
kpan s anabel gugat cerai s gavin
2023-01-17
0