Bagi Grrycia, ini sungguh menjengkelkan, bagaimana mungkin berita sampah ini menyebar luas begitu saja ke seluruh penjuru sekolah sampai menyeret nama Grrycia ke ruang Kepala Sekolah?
Ia memang sering dipanggil, tapi oleh guru BP dan kasusnya Grrycia selalu mengakui kesalahan yang diperbuatnya itu, sedangkan untuk kali ini?
Ini sungguh memalukan, meskipun Pak Andreas itu layak untuk diperebutkan, tapi tidak begini caranya.
Toh Grrycia tidak merasa bersaing dengan Nasya, kalau memang Nasya menyukai Pak Andreas, silakan! Grrycia tidak akan melarang, Grrycia merasa tidak perlu bersaing dengannya, hanya buang - buang waktu saja.
Grrycia juga yakin, Pak Andreas tidak akan menyukai wanita itu. Terlalu kaku!
"Jangan dekat - dekat dengan Pak Andreas!"
perintah Nasya sebelum keduanya berpisah setelah keluar dari ruang Kepala Sekolah.
"Kenapa?"
"Kamu nggak dengar kata Kepala Sekolah tadi?"
"Enggak."
"Kamu suka sama Pak Andreas?" desak Nasya dengan tampang kesal.
"Memangnya kenapa? Kamu juga menyukainya bukan?" Grrycia menyahut dengan kalem.
"Aku berbeda!" Nasya menyahut, agak kaku dan terdengar ragu.
"Bedanya?"
"Kamu nggak perlu tau!" sahut Nasya lalu melipat kedua tangan di dadanya.
Grrycia mengangguk, kemudian pergi begitu saja meninggalkan Nasya. Padahal mungkin ia masih ingin berdebat dengan Grrycia, tapi Grrycia tidak perduli, ia malas. Hanya buang buang waktu saja. Singkatnya, tidak penting
**
Grrycia duduk di tangga halaman depan sekolah. Lalu Arvand yang baru beres latihan basket menghampirinya, ia masih memakai kaos tim dengan keringat di dahinya.
"Hey," sapanya, lalu duduk di sebelah Grrycia.
"Hey." Grrycia balas menyapa, setengah terkejut.
"Gimana?" tanya Arvand, lalu melegut minumannya. Membuat Grrycia mengernyit, heran. Apa maksudnya?
"Apasih Vand?"
"katanya kamu dipanggil Kepala Sekolah, masalah sama Nasya itu." sahut Arvand akhirnya menjelaskan.
"Ohh. Iya." Grrycia menyahut seperlunya
"Emang kalian ngeributin apa sih?" tanya Arvand lagi. Penasaran.
"Gak ngerti, kayaknya dia emang nggak suka aja sama aku."
"Kayaknya dia naksir Pak Andreas" Arvand menambahkan. Padahal seharusnya Arvand tidak usah mengatakannya karena pada dasarnya semua orang pasti memang tau hal itu.
"Abis latihan Vand?" tanya Grrycia yang akhirnya memilih mengalihkan pembicaraan. Ia terlalu malas jika harus terus - terusan membahas masalah tadi.
"Oh, iya. Cape tau nggak sih." keluh Arvand bagai mengadu.
"Kalo cape, ya gak usahlah!"
"Kan hoby."
"Kalo emang hoby, gak usah ngeluh!" semprot Grrycia dingin, dan setelahnya Arvand hanya terdiam.
Di parkiran sana nampak Pak Andreas yang berjalan menuju mobilnya. Pasti ia akan segera ke kantor.
Grrycia jadi risih dan mulai memikirkan, setelah kejadian tadi, apakah Grrycia dan Pak Andreas akan selalu dekat seperti sebelumnya?
Atau Pak Andreas akan menjauhinya demi menjaga reputasi sekolah?
Mendadak perasaan Grrycia kalut, ia tau bahwa mungkin saling menjaga jarak adalah cara terbaik agar keduanya baik - baik saja dan reputasi sekolah juga aman.
Tapi apakah Grrycia bisa menahan dirinya untuk tidak mencari perhatian Pak Andreas?
Apa Grrycia mampu menuruti perintah kepala sekolah? Rasanya tidak.
Rasanya dulu Grrycia tidak perlu mematuhi aturan sekolah. Apapun itu, tapi sekarang berbeda, sekarang ada Pak Andreas yang selalu menjadi alasan Grrycia untuk berusaha menjadi murid yang patuh dan disiplin.
Sekarang, ada Pak Andreas yang memang selalu mampu membuat Grrycia berusaha untuk menjadi murid yang baik meski pun Pak Andreas tak menyuruhnya.
Meski tetap saja, kadang Grrycia masih suka membolos sekolah.
Mungkin ini salah, yah seharusnya Grrycia tidak menjadikan Pak Andreas sebagai alasan untuk mencapai kebaikan masa depannya,
seharusnya Grrycia tidak menjadikan Pak Andreas sebagai alasan ia mau belajar, ya mungkin begitu menurut sebagian orang, tapi tidak bagi Grrycia, Grrycia merasa Pak Andreas layak untuk dijadikannya alasan dalam hal apa pun. Karena faktanya, memang setelah Grrycia mengenal Pak Andreas Grrycia mampu menjadi seorang siswi yang jauh lebih baik dari Grrycia yang dulu.
Faktanya, Pak Andreas mampu membangkitkan semangat Grrycia dalam belajar.
Jadi, Grrycia tidak merasa salah jika menjadikan Pak Andreas Itu seolah sebagai motivator baginya, motivator hidup, motivator cinta.
Tolong jangan ada yang protes!
**
Ini hari sabtu
Di mana pelajaran kedua adalah olahraga, yang seketika membuat Grrycia merasa malas jika harus berjumpa dengan Pak Bondan yang membosankan itu.
Grrycia sudah berbaris dengan anak - anak yang lain di lapangan. Di bawah terik matahari yang begitu panas, tapi guru olahraga itu belum juga muncul.
Menyesal Grrycia tidak bolos saja. Untuk apa menunggu lama seperti ini?
"Ini Pak Bondan kemana sih?" gerutu salah satu siswa.
"Panas!" keluh yang lainnya.
"Ini mau olahraga nggak sih?" yang lain angkat bicara, sudah tidak tahan karena kepanasan.
"Yang nyuruh kumpul di sini siapa sih?" tanya Mona sambil mengibas - ngibaskan tangannya pada wajah.
"Raga tuh." Willy sang ketua kelas menyahut,
Raga adalah seksi olahraga di kelas.
"Yang nyuruh kumpul di sini siapa Ga?" tanya Mona yang akhirnya bertanya pada Raga.
"Tuh!" sahut Raga sambil menunjuk seseorang dari arah kantor guru menuju ke lapangan dengan dagunya.
Yaaaaa, sontak saja pemandangan itu membuat mata para siswi melotot. Bagaimana tidak, dia nampak jauh lebih tampan dari Pak Bondan, sangat jauh lebih tampan tepatnya.
Mata para siswi hampir tak berkedip, melihat guru olahraga itu yang mengenakan kaos biru gelap, dengan celana sport putih, dan topi putih, lengkap dengan membawa peluit yang menggantung di lehernya dengan tali berwarna hitam.
"Selamat siang, maaf menunggu lama. Pak Bondan tidak masuk hari ini, jadi saya yang menggantikan." sahut Pak Andreas, kalem, dengan sesekali membenarkan topinya. Tanpa sadar jika auranya membuat semua siswi terhipnotis, tanpa terkecuali juga Grrycia.
Grrycia benar - benar dibuat terpanah olehnya,
entah mengapa dia selalu nampak menawan menggunakan kostum apa pun.
"Bisa kita mulai?" tanyanya saat sepi respon.
"Bisa Pak." para siswi menyahut antusias. Membuat para siswa berdecak dongkol.
"Baik, kita mulai dengan lomba berlari. Sudah memulai pemanasan, 'kan?" sahut Pak Andreas dengan memulai mencoba peluitnya.
"Hah?" Grrycia terpekik kaget. Seperti orang keberatan. Ya, dia memang tidak suka praktik olahraga, ia selalu malas mengikuti kegiatan apa pun, meskipun kali ini pak Andreas yang menjadi pembimbingnya.
"Grrycia mana sanggup." ledek Willy yang memang sudah tau karakter seorang Grrycia Kiana. Grrycia menoleh padanya. Sinis.
"Bisa!"Grrycia menyahut cepat,
Mona agak ragu. Tapi yasudahlah.
Pak Andreas tersenyum, kemudian bersiap meniup peluitnya saat anak - anak sudah berada di posisinya,
Grrycia berjongkok, menunggu aba - aba dari Pak Andreas untuk berlari, dan Grrycia malah terfokus pada wajah tampan Pak Andreas. Ahhhh betapa tampannya dia yang sebagian wajahnya tertutup topi.
1..., 2..., 3..., Priiiit. Yang lain berlari, Grrycia tidak. Ia nampak masih memandang Pak Andreas.
"Grrycia!" Pak Andreas menyadarkan,
Grrycia tersadar, kemudian cepat menyusul teman - temannya.
Begitu gadis itu berlalu, Pak Andreas hanya geleng - geleng kepala dengan seulas senyum di bibir tipisnya.
**
Grrycia mengibas - ngibaskan tangannya, ia berada di pinggir lapangan dan nampak kegerahan juga kelelahan begitu pelajaran olahraga usai.
Rasanya baru pertama kali ia berlari mengelilingi lapangan yang begitu luas, ia memang hampir tidak pernah mengikuti praktek olahraga, ia selalu bolos dan besoknya dihukum.
Tapi para guru sudah bosan menghukumnya, ia tidak pernah kapok sedikit pun.
Grrycia sudah merasa haus, tapi ia masih lelah sehingga malas untuk pergi ke kantin,
sampai seseorang menyodorkan minuman padanya dan tanpa berpikir panjang Grrycia segera menerimanya, kemudian melegutnya.
"Haus?" tanya seseorang itu yang tak lain adalah Pak Andreas.
Grrycia menghentikan minumnya mendengar suara yang familiar. Kemudian menoleh pada Pak Andreas yang ternyata adalah orang yang memberikannya minuman itu.
"Euuu, makasih Pak." sahut Grrycia, agak kikuk juga. Pak Andreas duduk di sampingnya
sambil sesekali melegut minumannya. Kemudian ia melepas topinya dan memberikannya pada Grrycia.
"Nih" Sahutnya sambil menyodorkan topi itu pada Grrycia, dengan memakai bahasa tubuh, mengangkat dagunya, seolah menyuruh Grrycia mengambil dan memakainya.
"Panas." sahutnya,
Grrycia belum juga bereaksi,
sampai akhirnya Pak Andreas memakaikannya dengan asal. Grrycia cemberut, kemudian membenarkan posisi topinya sampai ia merasa nyaman.
"Kenapa?" tanya Pak Andreas, saat Grrycia menatapnya dengan tatapan yang beda.
"Euu apa Bapak tidak takut dimarahi Kepala Sekolah?" tanya Grrycia kemudian.
"Memang saya melakukan kesalahan apa?"
tanya Pak Andreas, seperti biasa ia selalu nampak tenang.
"Dekat dengan saya!" Grrycia menyahut cepat.
Tau - tau Pak Andreas malah tersenyum.
"Kepala Sekolah melarang semua orang mendekati kamu?" tanya Pak Andreas dengan menatap Grrycia. Grrycia nampak kikuk, kemudian perlahan menepiskan pandangan Pak Andreas.
"Euuu, tidak."
"Lalu?" tanya Pak Andreas, bagai penasaran.
"Euu, tidak." Grrycia menyahut cepat.
Tidak apa - apa, ia hanya senang sekarang. Senang, karena ternyata Pak Andreas tidak menghindarinya. Senang, karena Pak Andreas ternyata tidak perduli dengan ocehan Kepala Sekolah kemarin, sama sepertinya.
Ya sejauh ini menurut Grrycia kedekatannya dengan Pak Andreas masih dalam tahap wajar, seharusnya tidak perlu di permasalahkan.
Toh Pak Andreas dan Grrycia juga mempunyai batasan, mempunyai aturan tanpa perlu ada orang lain lagi yang mengatur.
Grrycia menoleh Pada Pak Andreas yang masih tersenyum. Tak lama ia bangkit dari duduknya.
"Mau kemana?" tanya Pak Andreas.
"Ke toilet. Mau ikut?" iseng Grrycia dengan senyum menggoda, kemudian pergi begitu saja,
Pak Andreas hanya menggelengkan kepalanya sambil tersenyum.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
Eli Suryani
kaya nya dlu mah di bab ini ada visual nya pak andreas pas pke baju olahraga dech ko sekarang gk ya
2022-05-26
1
Ita Hallan
ceritanya bagus tor,,,cuma terkesan kaku.
2021-12-02
1
Any any
jadi ingat wkt skolah dlu saat sma.. ada guru sya tnpan tapi sngt fanatik, sya kerjain smpe jatuh dia dari kursi.😘😅
2021-11-03
1