Pagi-pagi sekali, Grrycia sudah nongkrong di bangkunya, tidak seperti biasanya yang meskipun sudah bel masuk dia tetap duduk santai di kantin dan tidak buru-buru masuk kelas sebelum Mona menemui dan membujuknya karena guru mata pelajaran sudah protes.
"Yah, pantesan di luar gerimis."
ledek Mona saat melihat Grrycia yang sedang duduk manis di tempatnya. Sambil merapikan rambutnya yang tampak basah karena sedikit terkena gerimis.
"Apaan sih," elaknya, acuh.
Mona hanya tersenyum.
"Emang ada angin apaan, sih?" selidiknya, lalu duduk di samping Grrycia dan memperhatikan raut wajah gadis cantik itu.
"Apaan sih, serba salah banget deh." Grrycia menggerutu. Mona hanya memanyunkan bibirnya dan tak mengataka apapun lagi.
Grrycia bangkit, melangkah menuju pintu keluar dan meninggalkan Mona.
"Mau kemana? " tanya Mona sedikit berteriak.
"Kantin." Grrycia menyahut seperlunya seraya berlalu meneruskan langkah kakinya keluar kelas. Mona hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan karibnya yang hari ini sedikit aneh itu.
**
Grrycia berjalan anggun melewati kelas 12 Biologi 1, kelasnya Arvand, ketua OSIS yang naksir Grrycia sejak lama.
Dia tampan, jago basket dan jago piano juga. Kalau kata anak-anak yang mengidolakannya, dia adalah raja dari segala raja, singkatnya adalah orang yang serba bisa.
Tapi tidak demikian menurut Grrycia, baginya standar, atau mungkin lebih tepatnya karena Grrycia yang memang tak menyukainya meski Arvand bersikap baik kepada Grrycia. Menyukai dalam artian seorang wanita pada pria. Grrycia menyukai Arvand hanya sebatas kawan, tidak lebih dari itu, dan tidak akan lebih.
"Grrycia."
Seseorang yang memanggil namanya menghentikan langkah kaki Grrycia. Ia tau betul siapa orang yang sekarang mulai berjalan menghampirinya. Panjang umur saat Arvand tiba-tiba saja muncul di hadapannya.
"Hey Vand, ada apa? " tanya Grrycia, pada cowok tampan nomor satu di sekolah itu.
To the point, ia memang tidak suka berbasa-basi.
"Nyapa aja, sekalian mau bahas program OSIS sih, soal ekskul musik. Barangkali kamu minat."
tawar Arvand yang membuat Grrycia diam mendengarkan.
"Tadinya mau bahas kemaren pas di acara perpisahan Pak Dion, tapi kamunya keburu pulang." sambungnya kalem.
Grrycia terdiam, sejenak mempertimbangkan tawaran Arvand tadi.
Kalau harus jujur, sebenarnya Grrycia tidak menyukai jika harus berurusan dengan apapun kegiatan OSIS.
Grrycia sama sekali tidak pernah tertarik, berbaur dengan banyak orang, rasanya dia tidak nyaman.
Belum sempat ia menentukan jawaban. Tiba-tiba mata Grrycia tertuju pada seseorang di sana, di tempat parkir motor guru,
Arvand memerhatikan Grrycia yang sedari tadi diam mematung.
"Grryc, gimana?" tanya Arvand, meminta kepastian dan membuyarkan lamunan Grrycia.
"Euu, Vand aku bisa pikir-pikir dulu nggak?
nanti aku kasih jawabannya ya." cerocos Grrycia buru-buru lalu pergi meninggalkan Arvand yang sedikit merasa kecewa di tempatnya.
Grrycia mempercepat langkahnya setelah tadi mengambil sesuatu dari lokernya, kemudian ia segera ke parkiran.
Terlihat rambut Pak Andreas yang basah karena terkena air hujan. Lalu seseorang menyodorkan sebuah handuk kecil ke hadapanya. Iya, itu siswi centil yang kemarin memukulinya karena salah sangka. Itu Grrycia.
Grrycia Kiana Wijaya.
Pak Andreas sedikit tercengang dan heran tentu saja seperti apa yang sudah diperkirakan Grrycia. Namun Grrycia tampak santai dan hanya tersenyum, dengan bahasa tubuhnya seolah menyuruh Pak Andreas mengambil handuk di tangannya agar segera mengeringkan rambutnya yang sedikit basah.
Dengan sedikit canggung, Pak Andreas akhirnya mengambil handuk tersebut.
Kini keduanya menjadi pusat perhatian para siswa-siswi yang kebetulan berada di area parkir.
Bel masuk tinggal beberapa menit lagi.
Grrycia diam-diam tersenyum bangga, karena hanya dengan tindakan kecil begitu saja dirinya sudah membuat mereka para siswi iri dan merasa minder. Membuat mereka berpikir, mustahil jika ingin bersaing dengan seorang Grrycia kiana.
"Grrycia Kiana." sahut Grrycia, dengan kalem memperkenalkan dirinya pada Pak Andreas.
"Mm, anggap saja ini sebagai tanda permintaan maaf saya soal kejadian
kemarin." sambungnya, menundukkan kepala kemudian pergi dengan misterius meninggalkan Pak Andreas yang masih sedikit mematung.
Sedangkan para siswi lain nampaknya masih terpana melihat guru baru tampan itu, yang justru semakin terlihat tampan saat rambut hitam legamnya basah, Ohhh Pak Andress.
Dia akan menjadi aktor di Ghalapagos yang digilai kaum hawa.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
Cici_sleman
setelah sekian purnama, jd kangen sm pk Andreas... akhirnya bc ulang thor..gda bosennya aku
2022-05-25
2
Alvika cahyawati
lanjut
2022-05-22
1
Arshaq Savian Bayanaka
prnah mengenal 2 Andreas, satu temen kerja, satu lgi admin ditempat kerja, biasa aja, mlah kulitnya item 🤣
2021-12-03
1