Nasya Adelia

Nasya mendengkus kesal melihat gelagat Grrycia yang seolah mengejeknya, sambil berjalan beriringan dengan Pak Andreas menuju kelas fisika.

Sungguh menjengkelkan. Nasya mengakui, bahwa pesona siswi itu memang penuh pancaran, tapi tetap saja jika kelakuannya macam itu, maka wanita lain akan membencinya. Bukan dia saja yang menyukai Pak Andreas, tapi Nasya juga, siswi yang lain juga. "Bersaing secara sehat dong!" Nasya menggerutu, menghentakan kakinya dengan kesal kemudian berjalan menuju kelasnya dengan perasaan dongkol.

**

"Nahh, kamu gila, 'kan Grryc!"

decak Mona saat keduanya sudah duduk di tempat. Mulai mengeluarkan buku dari dalam tas.

"Namanya juga berjuang, ya harus ambil resiko lah." Grrycia menyahut tanpa beban.

"Kalau dia dendam, gimana?" tanya Mona, menatap Grrycia serius.

"Biarin deh!" Grrycia menepis, pandangannya fokus ke depan. Pak Andreas sudah mulai menulis di papan tulis.

Grrycia tersenyum sendiri melihat guru tampan itu. Senang karena Pak Andreas seolah menuruti keinginannya agar cepat masuk ke kelas. Biar saja Nasya anak kelas Sosial itu marah kepadanya, memang siapa yang perduli dengan hal itu?

Grrycia hanya meminta Pak Andreas untuk segera masuk kelas dan memunaikan tugasnya sebagai seorang guru dengan memberi materi pada siswanya.

Apa salahnya?

Grrycia tidak ingin mencari masalah, ia tidak mau berurusan dengan orang-orang yang menurutnya tidak penting,

Toh ada Pak Andreas yang mungkin akan ada di pihaknya jika Nasya melakukan hal yang tidak di inginkan nanti

Grrycia menggelengkan kepala, ia terlalu lama melamun sampai baru sadar jika Pak Andreas sudah kembali duduk di kursinya. Dan papan tulis sudah penuh dengan rumus-rumus yang memusingkan, tapi dengan melihat senyum Pak Andreas di sana, rasanya tugas fisika yang memusingkan itu selalu mampu Grrycia pecahkan dengan mudahnya.

"Grrycia?" panggil Pak Andreas, menyadarkan Grrycia yang nampak menatap papan tulis dengan tatapan kosong.

Sontak saja semua isi kelas menatap ke arah Grrycia.

"Kamu sakit?" tanyanya

Grrycia menggeleng seolah terhipnotis.

"Yasudah, cepat kerjakan!" merujuk pada tugas yang baru saja ditulisnya. Grrycia mengangguk dengan senyuman.

"Ehemm," para siswa mendehem melihat Pak Andreas menegur gadis itu.

Pak Andreas hanya acuh tak acuh, kemudian ia lanjut membaca buku sembari menunggu para siswanya mengerjakan tugas.

Sedangkan Grrycia segera membuka buku catatannya.

Mona menyikut pinggangnya, pelan.

Grryc hanya menoleh dengan sinis, enggan mempermasalahkan apa yang baru saja terjadi.

**

Grrycia duduk sendiri di pinggir lapangan basket menonton Arvand, dan siswa lain yang sedang latihan di jam istirahat.

Tak lama, Nasya datang dengan tiga teman-temannya untuk menonton, mereka kompak memandang Grrycia dengan sinis, kemudian bersorak menyemangati teman-temannya yang berada di lapangan,

sepertinya yang sedang latihan basket adalah anak kelas Biologi dengan kelas Sosial.

Mereka terlalu berisik, Grrycia tidak suka terutama pada Nasya. Grrycia tidak membencinya, ia hanya tidak suka, berbeda bukan? Dan Grrycia tidak mau munafik.

Nasya terlalu kampungan baginya. Tidak elit.

"Mau kemana?" tanya Nasya sambil menoleh, saat Grrycia hendak pergi, kebetulan Grrycia memang tepat berada di belakangnya.

"Bukan urusan kamu!" sahut Grrycia, kemudian melangkah pergi.

"Dasar bar-bar!" sahut Nasya, sinis.

Grrycia mengibaskan tangannya ke belakang, tak perduli dengan ocehan Nasya,

ia terus saja berjalan meninggalkan lapangan.

Tahu tahu Nasya bete sendiri di perlakukan begitu oleh Grrycia.

"Dingin banget jadi cewek!" sahut salah satu teman Nasya. Bagai sama seperti Nasya, mendadak benci pada Bintang Ghalapagos itu.

**

Mendadak hari ini Grrycia malas sekali mengikuti ekskul musik, padahal tadi Grryc ia melihat Pak Andreas sudah datang dan masuk ke kantor guru.

Hari ini ia nampak berbeda. Jauh lebih, lebih, lebih tampan dari hari-hari biasa, ia nampak menawan dengan stelan celana abu, kemeja warna blue tosca, dan jasnya yang berwarna abu pula. Grrycia sudah bisa menebaknya, pasti dia baru selesai meeting penting di kantornya.

Grrycia yang awalnya menatap kosong ke arah lorong kantor memusatkan pandangannya pada sosok gadis di sana. Pantas saja perasaan Grrycia tidak enak, rupanya ada pengacau di sini.

Tampak Nasya dari arah kantor Glguru menuju ruang ekskul musik, sepertinya tadi dia habis menemui Pak Andreas. Entah ada keperluan apa.

Grrycia memang tidak begitu mengenal Nasya, tapi feeling-nya seolah mengatakan bahwa dia bukanlah gadis baik-baik, ya dia tampak menyebalkan di mata Grrycia.

"Ngapain berdiri di sini? Ayo masuk!"

perintahnya yang sudah berdiri di hadapan Grrycia, Grrycia buang muka. Sebal.

"Niat mau ekskul enggak?" tanyanya dengan intonasi suara yang naik satu oktaf.,

Grrycia melangkah masuk tanpa memperdulikanya.

"Kamu gak sopan banget sih!" kesalnya sambil berjalan masuk menyusul Grrycia.

Grrycia acuh. Lalu Nasya justru menarik lengan Grrycia.

"Apasih?" tanya Grrycia dengan sewot, kesal juga. Padahal tadinya ia tidak ingin ribut.

"Maksud kamu apa?" tanya Nasya, seperti biasa selalu sinis pada Grrycia.

Anak-anak yang sudah ada di ruangan hanya memandang dua wanita itu dengan perasaan heran karena tidak tau awal mulanya.

"Kamu nyuruh aku masuk, 'kan?" tanya Grrycia lalu membenarkan posisi arlojinya yang tergeser karena tarikan Nasya.

Nasya tersenyum sinis.

"Kamu itu cuma siswi bar-bar. Gak mungkin bisa dapetin hati Pak Andreas." sahut Nasya kemudian, mendadak membawa-bawa nama Pak Andreas yang tidak ada sangkut pautnya dengan masalah ini.

Membuat Grrycia mengernyitkan dahinya dengan heran.

Tidak salah jika Grrycia mengatakan bahwa Nasya anak kelas Sosial ini. Kampungan!

"Yah, kamu cuma siswi nakal, suka bolos, angkuh dan–"

"Mau loe apa sih?" tahu-tahu Grrycia membentak dengan menggunakan kata "Loe"

Nasya benar-benar menguji tingkat kesabarannya.

"Kamu nggak sadar?" balas Nasya dengan nada suara yang tak kalah tinggi.

"Aku nggak perduli!" sahut Grrycia dingin.

Anak-anak yang lain masih jadi penonton, belum paham penyebab keributan dua orang di hadapan mereka, mau melerai tapi ragu. Taunya malah dua wanita itu sedang memperebutkan Pak Andreas.

"Mending kamu nggak usah sekolah!"

"Mau kamu apa sih. Aku nggak ada urusan sama kamu!" sahut Grryc lalu hendak pergi,

tapi tiba-tiba Nasya menarik bagian baju depan Grrycia. Gerakan kasarnya membuat dua kancing seragam Grrycia terlepas dari tempatnya. Grrycia mendengkus kesal, kesabarannya benar-benar sudah habis,

ia memegang bagian baju seragam yang kancingnya lepas, menatap Nasya dengan penuh kebencian.

Jika kemarin Grrycia mengatakan ia tidak menyukai Nasya, maka hari ini, ia amat membencinya. Grrycia membenci wanita di hadapannya ini.

Anak-anak segera mengerumuni Grrycia dan Nasya lebih dekat, ingin tau siapa yang keluar sebagai pemenang. Arvand nampak belum datang, Deni dan juga para siswa yang lain juga masih belum ada, karena ekskul baru akan di mulai 10 menit lagi.

"Ini jauh lebih bar-bar!" sahut Grrycia dengan senyum sinisnya.

Nasya nampak terdiam.

"Ini sopan santun seorang anggota pengurus OSIS? bar bar!" sambung Grrycia penuh kebencian.

Nasya belum juga menyahut.

Tak lama Pak Andreas datang dan melihat kekacauan, melihat dua gadis yang menjadi pusat perhatian.

"Ada apa ini?" tanya Pak Andreas lalu menghampiri mereka yang berkerumun menonton dua anak itu, anak-anak yang lain memberikan jalan bagi Pak Andreas.

Grrycia belum juga menepiskan tatapan tajamnya dari Nasya.meskipun Pak Andreas sudah ada di antara keduanya.

Para siswa yang lain juga mulai berdatangan saat melihat Pak Andreas yang sudah masuk ke ruangan.

"Ada apa?" tanya Pak Andreas lagi saat tak ada respond dari siapa pun. Pak Andreas melihat kekacauan yang terjadi pada Grrycia.

Jauh dari dugaan orang-orang yang mengira jika Pak Andreas akan memarahi dua anak itu terutama Grrycia. Karena tanpa diduga, Pak Andreas segera membuka jasnya dan memakaikannya pada Grrycia, menutupi bagian depan tubuh Grrycia yang kancing seragamnya terlepas, Grrycia tidak begitu antusias dengan hal itu meskipun anak-anak dibuat takjub dan terpanah oleh kejadian tersebut.

Grrycia menatap Pak Andreas sekilas, kemudian Pak Andreas menggandengnya menuju pintu keluar dan ini jauh lebih luar biasa.

Anak-anak yang lain mendadak kalut, terutama Nasya. Yah, pesona Bintang Ghalapagos itu memang tidak perlu di ragukan lagi.

"Grryc, kenapa?" tanya Arvand yang bertemu dengan Grrycia dan Pak Andreas di jalan menuju parkiran.

Grrycia tak menyahut dan membuat Arvand jengkel, terlebih dia berjalan dengan di gandeng oleh Pak Andreas.

Nampaknya Grrycia masih jengkel, ia masih tetap berdiam saat sudah sampai di depan mobilnya.

TBC

Terpopuler

Comments

Nok Hasanah

Nok Hasanah

lanjut

2021-12-01

1

Li Yut

Li Yut

Arvand apa jelous y??? 🤭🤭🤭

2021-10-07

1

Beranda Elaris

Beranda Elaris

ternyata nasya yg lebih bar bar dan kecentilan..ciihh sok iye ngatain orang bar bar

2021-10-02

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Grrycia Kiana
3 Think it Over
4 Menjadi Pusat Perhatian
5 Zeinn Andreas
6 Penguntit
7 Terlalu Angkuh
8 Ibu Kantin
9 Kantor Guru
10 Ekskul Musik
11 Mama
12 Goes Home Together. Again
13 Speck of Light
14 Pak Andreas?
15 Akankah?
16 Nasya Adelia
17 Sidang
18 Remains The Same
19 Bright Road
20 Oohh Pak Andreas
21 Dinner
22 Hari Berikutnya
23 Mbak Wulan
24 Kamu Yang Ku Mau
25 First Kiss
26 Nampak Samar
27 Masa Lalu
28 Passcode Apartemen
29 Yang Terakhir
30 Terluka
31 Kalut
32 Grrycia Kiana yang Baru
33 Undangan Mbak Wulan
34 Menghindar
35 Ikut Dengan Mama Dan Papa
36 Sudahlah! Lupakan!
37 I Don't Care
38 Rencana Pernikahan
39 Tragedi Club Malam
40 Pernyataan
41 Jangan Sampai Terulang
42 Cemburu
43 Ujian Akhir Smester
44 Calon Menantu
45 Class Meeting
46 "Selamat Berlibur"
47 Rindu
48 Tentang Pak Andreas
49 Telepon
50 Berakhir Sudah
51 Berakhir Sudah (2)
52 Freak
53 Good Bye Bandung
54 Pengorbanan
55 Back To School
56 Hampa
57 Pak Andreas Sakit
58 Mama Mertua
59 Childish
60 Orang Paling Berharga
61 Pengganggu
62 Khilaf
63 Waktu Yang Tepat
64 Ungkapan
65 Tamu
66 Are You Sure?
67 Perasaan Ini
68 Jangan Bercanda!
69 Status Baru
70 Pencari Masalah
71 Calon Suami
72 Sang Penakluk Wanita
73 Ancaman
74 Kekasih Idaman
75 Hacker
76 Mas Andre
77 Sedikit Hukuman
78 Rumah Kita?
79 Nyonya Pemilik Rumah
80 Kebenaran
81 Kebenaran 2
82 Sayang?
83 Senjata Makan Tuan
84 Takkan Terganti
85 Bintang Sekolahan
86 Pengalaman Pertama
87 Barter Kebaikan
88 Keputusan
89 Berpisah
90 Long Distance Relationship
91 Ibu Rika
92 All About Yearning
93 Yang Tersembunyi
94 Calon Mertua VS Calon Menantu
95 Mantan Tunangan
96 Menjemput Sang Pujaan
97 Ritual Kerinduan
98 Loved Ones
99 A Kiss Gift
100 Kembalinya Sang Idola
101 Api Cemburu
102 Calon Istri Pengertian
103 Pesona Luar Biasa
104 Alasan Menyukai
105 Kejujuran
106 Terlambat
107 Pernyataan Angga
108 Pertengkaran
109 Penyesalan
110 Permintaan Maaf
111 Menantu Kesayangan Wijaya
112 Sebuah Chat
113 Berniat Untuk Damai?
114 Janji
115 Acara Keluarga
116 Segenggam Pasir
117 UCAPAN TERIMAKASIH AUTHOR
118 CAST PEMAIN
119 Untuk Hari Ini
120 Hamil?
121 Berita Menghebohkan
122 Rahasia Besar
123 Harus Terbongkar
124 Syarat
125 Kedai Pepo, Gosip dan THG
126 Persiapan Ujian
127 Catatan Akhir Sekolah
128 Moment
129 Moment 2
130 Hari Kelulusan
131 Suprise
132 Long Distance Relationship. Lagi?
133 Pilihan Yang Tepat
134 Keputusan Terbaik
135 Mama Dea
136 Dua Keluarga
137 Tamu Tak di Undang
138 Usaha Anna
139 Peringatan Terakhir
140 Kehilangan
141 Sebuah Proses
142 Sebuah Proses
143 Moment 3
144 Wedding Day
145 Nyonya Andreas
146 Tetangga Sebelah
147 Anak?
148 Tama Aditya
149 Apartement
150 Kehidupan Setelah Menikah
151 Cemburu (2)
152 Permen
153 Skretaris
154 Oh Ternyata
155 Pesta Kolega
156 Berlebihan
157 Kunjungan Ke Kantor Suami
158 Undangan Pernikahan?
159 Gagal Calon Mantu
160 Kado Terindah
161 Kabar Bahagia
162 Gejala
163 Ikan Bakar
164 Keluhan
165 Istri Tercinta
166 Beda Pasangan, Beda Cerita
167 Welcome to the World
168 Nex Generation
169 Perfect Family
170 A Life
171 Reuni dan Nostalgia (END)
172 Notification
173 BUKAN CINTA BIASA (SUDAH TERBIT)
174 HOLLA/INPOOH/PROMOSI
175 SORRY TUAN PRESDIR (INPOOO)
Episodes

Updated 175 Episodes

1
Prolog
2
Grrycia Kiana
3
Think it Over
4
Menjadi Pusat Perhatian
5
Zeinn Andreas
6
Penguntit
7
Terlalu Angkuh
8
Ibu Kantin
9
Kantor Guru
10
Ekskul Musik
11
Mama
12
Goes Home Together. Again
13
Speck of Light
14
Pak Andreas?
15
Akankah?
16
Nasya Adelia
17
Sidang
18
Remains The Same
19
Bright Road
20
Oohh Pak Andreas
21
Dinner
22
Hari Berikutnya
23
Mbak Wulan
24
Kamu Yang Ku Mau
25
First Kiss
26
Nampak Samar
27
Masa Lalu
28
Passcode Apartemen
29
Yang Terakhir
30
Terluka
31
Kalut
32
Grrycia Kiana yang Baru
33
Undangan Mbak Wulan
34
Menghindar
35
Ikut Dengan Mama Dan Papa
36
Sudahlah! Lupakan!
37
I Don't Care
38
Rencana Pernikahan
39
Tragedi Club Malam
40
Pernyataan
41
Jangan Sampai Terulang
42
Cemburu
43
Ujian Akhir Smester
44
Calon Menantu
45
Class Meeting
46
"Selamat Berlibur"
47
Rindu
48
Tentang Pak Andreas
49
Telepon
50
Berakhir Sudah
51
Berakhir Sudah (2)
52
Freak
53
Good Bye Bandung
54
Pengorbanan
55
Back To School
56
Hampa
57
Pak Andreas Sakit
58
Mama Mertua
59
Childish
60
Orang Paling Berharga
61
Pengganggu
62
Khilaf
63
Waktu Yang Tepat
64
Ungkapan
65
Tamu
66
Are You Sure?
67
Perasaan Ini
68
Jangan Bercanda!
69
Status Baru
70
Pencari Masalah
71
Calon Suami
72
Sang Penakluk Wanita
73
Ancaman
74
Kekasih Idaman
75
Hacker
76
Mas Andre
77
Sedikit Hukuman
78
Rumah Kita?
79
Nyonya Pemilik Rumah
80
Kebenaran
81
Kebenaran 2
82
Sayang?
83
Senjata Makan Tuan
84
Takkan Terganti
85
Bintang Sekolahan
86
Pengalaman Pertama
87
Barter Kebaikan
88
Keputusan
89
Berpisah
90
Long Distance Relationship
91
Ibu Rika
92
All About Yearning
93
Yang Tersembunyi
94
Calon Mertua VS Calon Menantu
95
Mantan Tunangan
96
Menjemput Sang Pujaan
97
Ritual Kerinduan
98
Loved Ones
99
A Kiss Gift
100
Kembalinya Sang Idola
101
Api Cemburu
102
Calon Istri Pengertian
103
Pesona Luar Biasa
104
Alasan Menyukai
105
Kejujuran
106
Terlambat
107
Pernyataan Angga
108
Pertengkaran
109
Penyesalan
110
Permintaan Maaf
111
Menantu Kesayangan Wijaya
112
Sebuah Chat
113
Berniat Untuk Damai?
114
Janji
115
Acara Keluarga
116
Segenggam Pasir
117
UCAPAN TERIMAKASIH AUTHOR
118
CAST PEMAIN
119
Untuk Hari Ini
120
Hamil?
121
Berita Menghebohkan
122
Rahasia Besar
123
Harus Terbongkar
124
Syarat
125
Kedai Pepo, Gosip dan THG
126
Persiapan Ujian
127
Catatan Akhir Sekolah
128
Moment
129
Moment 2
130
Hari Kelulusan
131
Suprise
132
Long Distance Relationship. Lagi?
133
Pilihan Yang Tepat
134
Keputusan Terbaik
135
Mama Dea
136
Dua Keluarga
137
Tamu Tak di Undang
138
Usaha Anna
139
Peringatan Terakhir
140
Kehilangan
141
Sebuah Proses
142
Sebuah Proses
143
Moment 3
144
Wedding Day
145
Nyonya Andreas
146
Tetangga Sebelah
147
Anak?
148
Tama Aditya
149
Apartement
150
Kehidupan Setelah Menikah
151
Cemburu (2)
152
Permen
153
Skretaris
154
Oh Ternyata
155
Pesta Kolega
156
Berlebihan
157
Kunjungan Ke Kantor Suami
158
Undangan Pernikahan?
159
Gagal Calon Mantu
160
Kado Terindah
161
Kabar Bahagia
162
Gejala
163
Ikan Bakar
164
Keluhan
165
Istri Tercinta
166
Beda Pasangan, Beda Cerita
167
Welcome to the World
168
Nex Generation
169
Perfect Family
170
A Life
171
Reuni dan Nostalgia (END)
172
Notification
173
BUKAN CINTA BIASA (SUDAH TERBIT)
174
HOLLA/INPOOH/PROMOSI
175
SORRY TUAN PRESDIR (INPOOO)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!