Grrycia duduk di kursi depan ruang ekskul musik. Sudah hampir setengah jam ia menunggu tapi Pak Andreas belum juga menunjukan batang hidungnya.
Anak-anak yang lain nampak sedang asik dan sibuk dengan alat musik masing-masing,
Arvand sendiri nampak sibuk dengan pianonya.
Grrycia mendesah, tau Pak Andreas tidak datang lebih baik tadi ia pulang saja.
Setelah bel pulang tadi Grrycia meminta Mona untuk menemaninya ekskul, secara ia tak memiliki kawan akrab di sekolah selain Mona, tapi ia malah lebih memilih menemani pacarnya latihan basket di kompleks perumahannya. Memang sulit mengandalkan orang yang sudah memiliki pacar.
"Ekhem."
Grrycia menengadah pada orang yang berdehem tadi, nampaknya sedari tadi ia terus memperhatikan Grrycia. Grrycia berdiri, orang yang sejak tadi ditunggunya sudah datang.
"Kamu berniat ekskul atau bermain?"
tanyanya seperti biasa, dingin
dan selalu membuat Grryciq kesal sekaligus gemas karena sikapnya itu.
"Main Dong!" ingin rasanya Grrycia menjawab seperti itu. Pada dasarnya ia memang tidak suka dengan semua jenis kegiatan ekskul, atau apapun yang berhubungan dengan OSIS.
Kalau bukan Pak Andreas yang menjadi guru pembimbingnya, sudah bisa dipastikan lebih baik Grryciq pulang saja ke rumah dan tidur di kamarnya yang mewah. Bukan berada di sini dan bergabung dengan orang-orang so penting.
"Ayo gabung dengan yang lain!"
suruh Pak Andreas mendapati Grrycia yang hanya terdiam. Grrycia tersenyum sinis menatapnya yang malah memalingkan pandangan ke area lapangan.
"Grryc, ayo sini" ajak Arvand.
Seolah menyuruh Grrycia untuk bernyanyi.
Grrycia menoleh, Pak Andreas Menyilangkan kedua tanganya di dada dengan ekspresi wajah seolah menyuruh Grrycia untuk menuruti ajakan Arvand.
Grryciq menurut dan melangkah, berdiri di samping Arand, lalu Deni memberikannya microfon. Grrycia menerimanya setengah malas.
Sesaat kemudian, alunan piano yang indah dari Arvand mengiringi suara emas dari Grrycia.
Grrycia bahkan mampu membuat Pak Andreas terpesona oleh suaranya, Grrycia membawakan lagu Hati terlatih yang dipopluerkan oleh Marsha Zulkarnain.
Siswi cantik itu memang memiliki suara emas, ia vokalis terbaik di Ghalapagos, peraih banyak medali dan piala dari lomba-lomba menyanyi antar sekolah yang selalu dijuarainya.
Wajar saja jika ia acuh dan angkuh.
Prestasi dan bakatnya memang cukup untuk membawanya berada di langit ketujuh.
**
Setelah ekskul selesai, Grrycia berjalan menuju parkiran, padahal hari ini ia tidak membawa mobil, Arvand sudah meluncur duluan setelah tadi gagal memaksa Grrycia untuk pulang bersama.
Sekolah sudah sepi, anak-anak yang lain sudah pada terbang, waktu menunjukan pukul
17.15. Waktu pulang sebenarnya sudah lewat 30 menit, tapi meskipun dengan malas demi untuk bersama dengan Pak Andreas, Grrycia membantu Arvand dulu membereskan ruang musik.
Di parkiran guru, Pak Andreas memasuki mobilnya, Grrycia dengan langkah anggun berdiri di depan gerbang, pura-pura menunggu taksi padahal modusnya ia ingin diajak pulang bareng oleh Pak Andreas.
"Masa iya dia akan tega melewatiku dan pulang begitu saja dengan tenang ke rumahnya tanpa memperdulikan aku." Grrycia mulai berperang dengan pikirannya.
Dan kali ini, sepertinya keberuntungan sedang berpihak pada Grrycia, Pak Andreas dan mobilnya berhenti di hadapan gadis cantik itu. Sang pengemudi turun dari mobil dengan gaya kece.
"Biar saya antar kamu pulang."
Sahutnya kalem. Membuat Grrycia jadi kikuk, terlebih saat Pak Andreas menatapnya dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Demi apa? Dia ngajak pulang bareng?" batin Grrycia menjerit tak karuan.
Perlu dipertanyakan, apa yang membuat Pak Andreas tiba-tiba saja berubah hanya dalam waktu beberapa jam. Atau dia terhipnotis oleh suara emas Grrycia tadi?
Jika minggu kemarin Grryciq harus berpura-pura mobilnya mogok agar diantar pulang oleh Pak Andreas, maka hari ini Grrycia tidak harus melakukan apapun. Ia hanya perlu menganggukan kepala dan duduk dengan tenang di samping Pak Andreas yang fokus menyetir.
Grrycia tidak ingat mimpi apa dia semalam sampai hari ini duduk satu mobil dengan pangeran tampannya.
Sebenarnya, Grrycia tidak perlu bersikap berlebihan, dia dapat dengan mudah menaklukan hati laki-laki manapun dengan kecntikaan parasnya. Tapi lain dengan pak Andreas, ia beda, ia nampak memandang wanita tidak hanya dari wajahnya saja, tapi juga harus memiliki kelebihaan lain.
Rasanya sekarang dada Grrycia begitu sesak duduk di samping orang yang sekarang menjadi idola populer di sekolahnya. Grrycia sangat beruntung, dia adalah orang pertama di antara siswi Ghalapqgos yang lain.
Tidak ada percakapan apapun sepanjang perjalanan. Grrycia sudah mengira hal itu, ia tau bagaimana Pak Andreas, dan nampaknya gadis cantik itu pun juga enggan mengawali pembicaraa, ia seperti hanya ingin menikmati waktu berdua dengan Pak Andreas, di bawah jingga langit senja.
Selanjutnya, Grrycia tidak tau apa yang akan terjadi di antara ia dengan Pak Andreas setelah ini. Namun satu hal pasti, ia bahagia dan tidak akan melupakan hari ini. Grrycia menoleh pada pria yang hanya fokus menyetir, ia juga yakin Pak Andreas tidak akan dengan mudah melupakan kejadian hari ini.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
Suzieqaisara Nazarudin
Cowok itu gak perlu di pepet pepet,,gak perlu di tempel tempel..yg ada bukannya mereka itu suka,malah mereka makin risih...apalagi kamu itu cantik,tunjukkan aja prestasi kamu,ke anggunan kamu,dan jual mahal sedikit, gak kayak yg murahan gitu ..
2022-09-09
1
Saradila
kyany akebanyakan mkn es batu tu pak anderas. jd dingin bgt ama org
2022-01-12
1
Bakulgeblek
huehehehehehe... jd inget wktu sma dlu...
mksh dh mau nulis thor...
like, fav, n vote otomatis... tq...
2021-10-30
1