Tak lama mobil yang dikemudikan Pak Andreas berhenti di depan gerbang rumah Grrycia. Grrycia turun, Pak Andreas tidak. Ia hanya membuka kaca mobilnya sebelum berlalu.
"Bapak tidak mampir dulu?" tawar Grrycia dengan manis.
"Kapan-kapan saja." Pak Andreas menyahut kalem, lalu kemudian perlahan melajukan mobilnya setelah Grrycia mengucapkan ucapan terima kasih.
Sayangnya waktu berlalu begitu cepat.
Rasanya Grrycia masih ingin menikmati sensasi berdua di dalam mobil dengan Pak Andreas. Ia mendesah berharap jika ini bukan yang pertama dan terakhir untuknya.
"Ehh Non Grryc sudah pulang." sahut Pak Engkus sambil membukakan gerbang. Ia adalah satpam yang sudah mengabdi pada keluarga Grrycia selama lebih dari delapan belas tahun.
"Iyah, Pak. Bapak habis dari mana?" tanya Grrycia karena tadi Pak Engkus tidak ada di posnya.
"Habis dari dapur Non. Biasa, isi perut."
sahutnya dengan disusul cekikikan di ahir kalimat, keduanya memang akrab. Karena sedari kecil, Pak Engkus memang sudah memantau sendiri perkembangan dan pertumbuhan anak majikannya yang cantik itu.
Meski acuh dan seolah selalu biasa saja,
Grrycia tetap memiliki sifat baik, apalagi pada orang-orang yang disayanginya. Grrycia menyayangi semua anggota keluarga di rumahnya. Mama, papah, Si Bibi, Pak Engkus dan tukang kebun. Yaahh mereka semua adalah nggota keluarga Grrycia yang amat berharga.
"Yasudah Pak, saya mau masuk sudah hampir magrib." pamit Grrycia, kemudian berlalu
dan Pak Engkus hanya mengangguk.
**
"Mama...." teriak Grrycia saat membuka pintu rumah, ia memang hampir selalu melakukannya ketika suasana hatinya memang sedang bagus.
"Hey." sapa mama Dea. Lalu melirik jam dinding. Grrycia jadi ikutan mengerling ke arah jam dinding kemudian tersenyum.
"Habis dari mana?" selidik mamanya sambil melipatkan kedua tangan di dada. Grrycia menghampiri dan kemudian memeluk sang mama.
"Grryc habis ekskul Ma." Grrycia menyahut manja.
"Se-sore ini?" mama Dea bagai mengintrogasi. Grrycia melepaskan pelukannya saat melihat ekspresi mama Dea yang tetap datar.
"Grryc bantuin Arvand dulu beresin ruang ekskul, habis itu diantar pulang deh sama guru tampan Grryc." sahut Grrycia dengan seulas senyum yang terbit di akhir kalimatnya.
Mama Dea tersenyum, manggut-manggut mengerti. "Pacaran rupanya." sahut mama Dea, lalu menuangkan segelas air putih dan memberikannya pada Grrycia.
Grryc menerimanya.
"Cuma diantar pulang doang."
Grrycia menyahut, agak kecewa juga.
Karena pada kenyataannya Pak Andreas memang hanya mengantarkannya pulang saja, tanpa ada obrolan apa pun kecuali menanyakan jalan menuju rumah Grryc, seperti sopir taksi.
"Heuh?" mama Dea seolah tak percaya dan menerawang.
"Yakin dia nggak naksir sama kamu?" selidik mama Dea kemudian.
"Gak tau. Dia tuh kaya es Ma. Dingin."
sahut Grryciq sambil brigidig teringat bagaimana keseharian Pak Andreas saat di sekolah.
"Berarti kamu harus bisa jadi penghangat buat dia." sahut mama Dea sambil menggandeng Grrycia, seolah memberikan dukungan pada putrinya untuk bersama dengan Pak Andreas.
Mama Dea memang selalu mampu diandalkan dalam segala hal. Selalu mampu jadi apapun untuk Grrycia ketika Grrycia membutuhkan.
Semua ibu memanglah hebat, terkadang ia mampu menjadi seorang ibu sekaligus ayah untuk anak-anaknya, ia mampu menjadi teman, kawan, karib, selalu mampu menjadi pendengar dan penasihat yang baik. Bahkan sewaktu-waktu ia juga mampu menjadi dokter jika anaknya sakit. Ia akan memberikan obat, berupa perhatian dan kasih sayang.
Lalu seolah ada mantra yang ditiupkannya, yang dengan sekejap mata membuat sakit itu kadang hilang begitu saja ketika melihat senyuman dan sorot matanya.
Semua Ibu di dunia memang hebat.
Semua Ibu menyayangi anak-anaknya,
hanya cara mereka sajalah yang berbeda,
kadangkala bentakan dan ucapan pedasnya pun adalah sebuah bentuk perhatian yang seringkali tidak kita sadari.
"Maksud Mama Grryc harus jadi api gituh?"
Tltanya Grrycia, konyol.
Mama Dea menyentil dahinya, pelan.
"Sudah ah, Grryc mau mandi." sahut Grrycia dengan sedikit tawanya.
"Yasudah kamu mandi, Mama sama Papa tunggu di meja makan!"
"Siap Bos."
**
Hari ini Grryciq masuk sekolah dengan Wajahnya yang berseri-seri. Rasanya kejadian kemarin Mlmasih terus berputar di kepala, seolah memaksanya untuk tetap terus tersenyum disetiap detiknya.
Meskipun Grrycia harus merasa sedikit kecewa. Hari ini Pak Andreas tidak masuk karena tidak ada jadwal mengajar.
Jika dulu semua hari di sekolah itu sama. Membosankan dan membuat penat..Setelah mengenal Pak Andreas semuanya menjadi berubah. Sekarang semuanya berbeda untuk Grrycia. Grrycia selalu merasa bersemangat untuk pergi sekolah terutama saat ada jadwal Pak Andreas mengajar di kelasnya.
Pak Andreas memang membawa pengaruh besar dalam kehidupan di masa remaja Grrycia.
Belum genap satu bulan ia menjadi guru di Ghalapahos, ia seakan sudah merubah sampai 180 derajat hidup Grrycia, dan entah dari sisi manapun Grrycia pun belum mampu memahaminya.
Satu hal yang pasti.
Grrycia memang sudah benar-benar jatuh cinta pada guru muda yang tampan itu.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
kejora
ulang baca lagi,
sampe gak kehitung udah baca keberapa x
2022-10-26
2
Nis Nisa Lovarians
Lebih baik begitu sih...entah jika yg lain bilang membosankan dll, menurutku ini datar karena masih awal dan belum ada konflik aja. bukannya akan aneh jika pak andreasnya cepat suka. yang satu kalem dan yang satu lebih terbuka dengan perasaannya. karena dengan karakter yang berbeda itulah jadi keliatan serunya....
2021-12-09
2
eka febrianti
malah aku suka, greget gitu.. semangat Thor.. feel aku dapat banget..
2021-12-07
1