Grrycia Kiana, siswi kelas 12 Fisika 1.
Siswi populer yang cantik dan juga cerdas. Ia adalah putri semata wayang Bapak Arief Wijaya dan Ibu Deana Wijaya.
Selama hampir tiga tahun duduk di bangku SMA, ia tidak terlalu suka bergaul dengan orang lain.
Ia hanya memiliki satu sahabat yaitu Mona, menurutnya percuma banyak teman jika yang mampu mengertikannya hanya satu orang saja.
Kalau bisa sendiri, mengapa harus membutuhkan orang lain?
Pada dasarnya kita memang hidup saling berdampingan. Tapi tidak semua orang bisa di andalkan bukan?
Tidak semua orang bisa di percaya bukan?
Kurang lebih, begitulah yang Grrycia pikirkan.
"Mama, Grryc berangkat ya." pamit Grrycia sambil berlalu setelah mengambil sepotong roti isi cokelat di atas piring di meja makan.
"Hey, mau kemana? " tanya Mama Dea yang mulai berjalan menghampirinya dari arah dapur sambil membawa segelas susu.
"Sekolah."
Mama Dea mengernyit, bagai heran.
"Grryc, perasaan mama ini hari minggu."
"Iya, tapi Grryc harus ke sekolah, ada acara perpisahan buat Pak Dion." sahut Grrycia sambil berlalu, Mama Dea hanya geleng-geleng kepala. Tersenyum melihat kepergian putri kesayangannya menuju pintu keluar.
*
*
Acara perpisahan untuk Pak Dion sengaja digelar hari minggu karena Pak Dion yang harus berangkat ke luar kota pada sore harinya, sehingga tidak ada waktu untuk membuat acara resmi.
Awalnya tidak akan ada acara perpisahan kecuali hanya ucapan-ucapan singkat melalui pesan whatsapp dalam grup kelas, tapi ketua kelas Grrycia berinisiatif menggelar acara pelepasan Pak Dion agar kepergian guru itu menjadi lebih berkesan.
Grrycia berjalan dengan lesu menyusuri koridor sekolah yang sepi. Sebenarnya, ia malas harus menghadiri acara perpisahan Pak Dion, guru fisika yang dipindah tugaskan itu.
Malah Grrycia senang guru aneh itu pindah. Grrycia tidak suka karna guru berambut klimis itu sering menggodanya,
ditambah kumis hitam tebal dan perut buncitnya yang menonjol. Sambil sesekali menyisir rambutnya yang mengkilat.
Grrycia suka jijik dan pengen muntah melihatnya.
Tapi mau bagaimana lagi, guru yang tidak disukainya itu adalah wali kelasnya. Akhirnya, dengan ogah-ogahan, sebagai siswi yang dipilih menjadi skretaris kelas, Grrycia tetap
harus menghadiri acara perpisahan tersebut
*
*
Grrycia terus berjalan, tapi matanya menangkap pandangan menakjubkan, dimana seorang pria bertubuh semampai diam-diam memasuki Lab Komputer, orang itu tidak dikenal.
Sebelumnya Grrycia tidak pernah melihat orang tersebut. Meskipun Grrycia hanya melihat punggungnya saja, tapi gerak-geriknya cukup mencurigakan dan membuat Grrycia memicingkan mata dengan sorot waspada.
Dia Pasti mau mencuri komputer! Karena ini adalah hari libur. Hanya pikiran itu yang jatuh di benak Grrycia, tapi mengapa harus siang hari seperti ini?
Atau dia adalah petugas yang dipanggil untuk memperbaiki peralatan komputer yang rusak?
Tidak! Tidak! Grrycia menyangkal pikirannya sendiri, ia ingat betul jika semua peralatan komputer dalam keadaan normal. Kemaren Grrycia sudah mengeceknya saat Arvand sang ketua OSIS meminta bantuannya.
Lalu? Dia Siapa? Mau apa?
Grrycia mempercepat langkahnya, lalu memasuki ruang komputer dengan membawa
sapu yang ditemuinya di depan ruang kelas 10 Biologi.
Dengan langkah perlahan ia menghampiri pria mencurigakan yang tengah mengotak-atik komputer itu yang tepat membelakanginya.
Lalu.
Bughh!
Bugh!!!
Grrycia memukul pria itu tanpa ampun, tanpa memberinya kesempatan untuk berbicara terlebih dahulu atau Grrycia yang bertanya terlebih dahulu sebelum menganiayanya.
"Kamu pasti pencuri, 'kan? Atau jangan jangan kamu utusan dari sekolah lain buat sabotase peralatan komputer kami? Huh?"
maki Grrycia, sambil terus memukuli pria itu, pria itu hanya mampu menangkis pukulan Grrycia sesekali.
"Bukan!"
"Saya ..., "
"Saya ...," pria itu menjelaskan tapi Grrycia sama sekali tidak memberinya kesempatan.
"Ayo ngaku! " paksa Grrycia, tanpa ampun.
Pak Adnan yang kebetulan tengah berjalan melewati Lab Komputer langsung masuk saat mendengar keributan.
"Ayo ngaku!" kekeh Grrycia.
"Biar saya jelaskan!"
"Ngaku!"
"Apa apaan ini?" tanya Pak Adnan sambil menangkis sapu yang dipegang oleh Grrycia.
"Grrycia, hentikan! " perintahnya saat gadis itu masih brutal mencoba menyerang mangsanya.
"Grrycia Kiana!" Pak Adnan berseru dengan suara cukup lantang. Cukup untuk membuat Grrycia menghentikan serangannya, kemudian mengatur napasnya yang berantakan.
"Pak, dia pencuri Pak, dia mau sabotase peralatan komputer kita." tuduh Grrycia dengan napasnya yang terengah-engah.
Pak Adnan mengernyitkan dahi, tidak mengerti. "Maksud kamu dia?" tanyanya kemudian sambil menunjuk orang yang menjadi korban amukan Grrycia.
"Iya Pak, memangnya siapa lagi? "
sahut Grrycia, emosi.
"Dia ini Pak Andreas, guru baru di sini!"
tegas Pak Adnan dengan kesal. Juga malu pada Pak Andreas, terlebih melihat penampilan pria itu yang menjadi berantakan karena ulah Grrycia.
"What?"
Spontan Grrycia menganga dan menahan napasnya setelah mendengar ucapan Pak Adnan, lalu melirik pada pria yang menjadi korban salah sangkanya itu, ia tengah merapikan pakaiannya.
Dan di situ Grrycia baru menyadarinya, jika pria yang disangkanya utusan dari sekolah lain itu, yang akan menjadi guru baru di sekolahnya, amat begitu tampan.
"Bù hâoyísi," sahut Grrycia, mengucapkan maaf dalam bahasa mandarin dengan tatapan kikuk pada guru tampan itu.
"Maaf Pak Andreas." sahut Pak Adnan, mewakili anak itu.
"Tidak papa, Pak."
Grrycia meringis dengan senyum kecutnya.
"Grrycia, ayo kamu gabung dengan yang lain!"
sahut Pak Adnan kemudian.
"Iya Pak, kalau begitu saya permisi."
pamit Grrycia dengan perasaan yang masih kikuk.
*
*
Grrycia mengutuki dirinya sendiri mengingat apa yang beberapa saat lalu terjadi. Kali pertama perjumpaannya dengan guru tampan itu sepertinya akan menjadi kenangan buruk mengingat hal gila yang ia lakukan. Tidak berkesan sebagaimana seharusnya terjadi.
Ia mendesah, menggelengkan kepala dan melanjutkan langkah menuju aula sekolah dimana acara perpisahan guru fisikanya akan dilangsungkan di sana, sejenak melupakan apa yang sudah terlanjur terjadi hari ini.
TBC
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 175 Episodes
Comments
Bima Sakti
gak pernah bosen bacanya berulang kali
2023-10-22
2
Bastian Putra
p
2022-05-17
1
Lintje Hendarto
Seruu nih
2021-12-01
1