Pagi hari.
Aluna mengantar suaminya saat akan bekerja sampai depan pintu. Namun, ia melihat kemesraan Hana dan suaminya. Mereka terlihat begitu romantis, lalu menatap ke arah suaminya.
"Kenapa kamu tidak melakukan itu padaku?" tanya Aluna. Setelah mereka resmi menikah, Iskhandar tak sedikit pun menyentuhnya. Bahkan tidur pun harus berpisah. Aluna sempat berpikir, dari mana akan adanya cinta? Di antara mereka pun selalu ada jarak, jangankan untuk disentuh, Iskhandar dipanggil 'sayang' pun tak ingin.
"Karena mereka menikah atas dasar cinta, sedangkan kita?" Iskhandar menatap wajah Aluna, tatapan yang penuh dengan kebencian. Tak sekali pun Aluna berbuat salah, tapi di matanya apa pun yang dilakukan istrinya akan selalu salah.
Karena kekuasaan Aluna mendapatkannya, sehingga Iskhandar berpikir kalau istrinya selalu menghalalkan segala cara demi keinginannya.
"Bahkan aku saja dibeli oleh ayahmu, kamu sudah memilikiku bukan? Sayangnya kamu tak bisa mendapatkan cinta dariku, jadi jangan beranggapan kalau uang bisa mengubah semuanya!"
Aluna tertegun dengan perkataan yang membuatnya sakit sampai ke ubun-ubun. Tak pernah sedikit pun ia berpikir kalau uang bisa mengubah semuanya. Buktinya, ia tetap akan kehilangan semuanya. Hatinya seakan tercabik-cabik. Aluna mengusap sudut mata, menahan sesak di dada. Begitu sulit menggapai cinta suaminya, ia sudah merelakan semuanya. Hidup bak ratu kian sirna, ia mengabdikan hidup kepada suami yang tak pernah menganggapnya ada.
Cinta yang sudah menyongsong seakan hilang karena sakitnya dengan ucapan suaminya. Teringat kembali akan tujuannya, Aluna ingin hidup bersama orang yang dicintainya. Tak peduli rasa sakit yang diberikan Iskhandar kepadanya. Cinta terkadang membuatnya bodoh, tapi hanya itu yang ingin dilakukan Aluna di sisa hidupnya.
"Maafkan aku jika kehadiranku membuatmu terluka, perlu kamu tau bahwa perasaan ini tulus. Bukan kebahagiaan yang ku gapai, tapi hidup bersamamu di masa akhir hayatku." Dan sayangnya, kata itu tak mampu terucap. Aluna menyimpan perasaan itu sendiri.
"Jangan berkhayal kalau aku akan melakukan itu padamu, buang pikiran itu jauh-jauh!" cetus suaminya.
Dan di sebrang sana, Ahsam melambaikan tangan. Seakan mengajak Iskhandar untuk segera berangkat. Dan wanita di sebelahnya tersenyum manis kepada Aluna, sehingga Aluna membalas senyum itu. Tapi Hana melihat ada keraguan di hati Aluna. Iskhandar pun akhirnya pergi bersama Ahsam.
"Aluna," panggil Hana.
Aluna yang hendak menutup pintu pun kembali menoleh, melihat Hana berlari kecil menghampirinya.
"Ya," jawab Aluna.
"Boleh aku tanya sesuatu? Kita ngobrol di rumahku saja," ajak Hana.
Aluna menggelengkan kepala. "Tidak, aku takut suamiku marah. Kerjaanku masih banyak," tolak Aluna.
"Ish ... Kamu itu seorang istri bukan pembantu, santai saja. Lagian Iskhandar sudah pergi, pulangnya malam karena suamiku pun pulang malam, mereka akan lembur," jelas Hana. "Ayo." Hana menarik lengan Aluna. Terpaksa Aluna pun ikut ke rumah Hana.
"Sebentar, aku kunci pintu dulu. Tapi aku tidak bisa lama-lama," ucap Aluna.
***
Pertama kalinya Aluna ke rumah Hana. Di dalam sana seakan menghangat. Foto pernikahan Hana dan Ahsam terpajang di dinding. Bibir Aluna melengkung terumbar senyum getir. Beda dengan isi di rumahnya. Foto pernikahan Aluna dan Iskhandar terpajang di ruang sempit yang menjadi tempat tidurnya, tak ada keistimewaan di rumah itu. Ya, benar apa kata Hana, Aluna malah terlihat seperti pembantu. Pembantu pun dapat upah, sedangkan dia ... Hanya sesuap nasi yang diterima olehnya.
"Apa kamu bahagia dengan pernikahanmu?" tanya Hana. Aluna menoleh dan menatap wajah Hana, lalu menunduk. Apa yang harus dijawab? Ia merasa Hana tahu jawabannya. Melihat sikap suaminya kemarin membuat orang-orang berpikir tak ada cinta karena kepedulian pun tidak ada.
Hana meraih dagu Aluna. "Cerita saja kalau itu bisa membuatmu lega, kita sesama wanita dan aku mengerti."
Aluna langsung menghamburkan tubuhnya di pelukan Hana. Tangisnya pecah, ia merasa memikul beban yang berat. Tak hanya cinta yang diperjuangkan, ia juga harus memperjuangkan hidupnya. Hana mengusap lembut punggung Aluna, dan tak lama pelukan itu terlepas.
Aluna mulai menceritakan kisah rumah tangganya. Hana pun sampai meneteskan air mata. Aluna hanya menceritakan kisah cintanya, ia menyimpan rapat-rapat tentang penyakitnya. Ia tak ingin suaminya tahu dan akhirnya malah membuangnya karena penyakitan.
Hana beranjak, ia membuka laci dan mengambil sesuatu di dalam sana lalu memberikannya kepada Aluna.
"Apa ini?" tanya Aluna.
"Itu bisa membuat Iskhandar jatuh cinta padamu," jelas Hana.
Aluna tak percaya, ini jaman sudah modern. Mana ada orang jatuh cinta setelah minum obat? Aluna tersenyum karena ia merasa ini konyol.
"Kenapa? Kamu tidak percaya kalau obat itu bisa buat suamimu kelepek-kelepek?" Senyum jahil tersirat di bibir Hana.
"Lucu saja, ini hanya obat," kata Aluna. Tanpa ia tahu obat itu.
"Coba saja, kamu juga bisa tidak percaya padaku. Kamu letakkan obat itu di minuman suamimu, dan kamu tunggu reaksinya."
"Oke, aku coba. Tapi awas saja kalau bohong!" Karena sudah terlalu lama, Aluna pun pamit karena cucian masih menumpuk.
***
"Apa iya obat ini bisa buat suamiku jatuh cinta?" Ucap Aluna sembari menatap obat kecil itu, saking tak pernah bergaul dengan dunia luar, Aluna tidak tahu kalau obat itu bisa membuat orang kesurupan. Namun demikian, Aluna meletakkan obat itu di cangkir yang sudah terisi oleh kopi, sebentar lagi suaminya pulang.
Dan benar saja, motor butut suaminya sudah terdengar. Aluna mengintip di jendela, bibirnya tersenyum saat melihat siapa yang datang. Iskhandar masuk dan langsung disuguhkan secangkir kopi.
"Kamu pasti lelah, aku sudah buatkan kopi," ucap Aluna.
Iskhandar duduk di kursi dan di meja terhidang kopi buatan istrinya. Karena lelah, tanpa menolak ia menyeruput kopi yang masih panas. Meletakkan kembali kopi itu di meja, ia memejamkan mata sejenak. Dan Aluna masih setia menemani.
Iskhandar membuka mata, ia merasakan sesuatu di dalam tubuhnya. "Apa yang kamu berikan padaku?" tanya Iskhandar.
Aluna mengerutkan kening karena bingung.
"Kamu menaruh sesuatu di minumanku?" selidiknya.
"Kenapa dia tau? Apa obat itu sudah ada reaksi? Tapi kenapa tidak menyatakan cinta padaku? Hana membohongiku," batin Aluna.
"Apa yang kamu lakukan padaku?" Sorot mata Iskhandar berubah, hawa nafs* sudah mulai menjalar. Ia meraih pinggang Aluna dengan erat
"Serendah itu kamu ingin disentuh olehku, hah?!"
Aluna ketakutan, lilitan di pinggang sangat erat. Ia tidak mengerti apa yang diucapkan oleh suaminya. Ia hanya memejamkan mata sambil meringis. Bahkan tak mampu untuk berucap.
"Aku membencimu, sangat membencimu!!!" Ucapan tak sesuai dengan perlakuan. Di kursi kayu itu ia merebahkan tubuh Aluna.
Aluna beringsut. Tapi rasanya itu percuma karena tubuhnya sudah dikungkung oleh suaminya. Hingga terjadilah sesuatu di antara mereka malam itu.
...----------------...
Mampir di sini juga, karya teman
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 33 Episodes
Comments
Puja Kesuma
benci kog di embat jg.... larilah ke kamar mandi kek.. brendam kek klo mmg membenci aluna..
2022-09-23
2
💕KyNaRa❣️PUTRI💞
dan aluna pun ntar hamil ...
dan semoga aja pas udah hamil si luna uda tinggal ama kluarganya dan lupa juga ama lu suami gx bersyukur.......
2022-09-23
2