Di sebuah reruntuhan Karma terbangun dari tidurnya.
Karma belum menyadari bahwa dirinya telah berpindah ke suatu tempat yang tidak diketahui dimana keberadaannya.
Setelah mengambil nafas dalam-dalam dan menyapu pandangan matanya untuk melihat sekeliling tempat itu, Karma akhirnya menyadari bahwa dirinya belumlah mati.
"Bukankah aku sudah mati?" tanya Karma sambil meraba tubuhnya.
Karena masih belum yakin, Karma menampar wajahnya sendiri karena takutnya dia sedang bermimpi.
Karma pun berdiri dengan lemahnya, energi di tubuhnya belum pulih, Karma kelaparan.
Baru saja menyadari dirinya belum makan, Karma melihat sebuah buah yang sangat mirip dengan buah apel, hanya saja buah itu berwarna emas.
"Apakah ini apel emas? Apa aku sudah berada di surga? Tapi, kenapa tempat ini begitu hancur?"
Karma mencoba memakan buah itu dengan gigitan kecil, dia takut bahwa apel itu akan beracun.
Setelah memakannya, tiba-tiba tubuh Karma langsung segar dengan seketika.
Apel itu merupakan apel emas, hanya tumbuh di tempat-tempat tertentu, apel emas adalah barang yang sangat langka. Hanya tumbuh satu kali di sebuah pohon, jika mengambil satu buah saja, pohon itu akan mati tidak lama dari itu.
Setelah memakan satu apel emas, Karma merasa bahwa dirinya telah makan selama tujuh hari, dia sudah kekenyangan dan energi tubuhnya menjadi segar dan bugar.
Karma telah makan, urusan selanjutnya adalah dimana dirinya berada, Karma belum jelas dia ada dimana.
Kembali berpikir, Karma terus teringat dengan Lylia yang meminta untuk diselamatkan olehnya.
Karena Karma belum merasa dirinya cukup kuat untuk melawan seorang dewa yang menculik Lylia, dia pun mulai berlatih di tengah altar dungeon yang hancur itu.
Hanya bisa belajar sedikit, tanpa seorang guru, Karma tidak akan berkembang hanya dengan melalui pelatihan rutin.
Karma pun mencoba menelusuri tempat dirinya berada.
Melihat sebuah dungeon yang misterius itu, membuat Karma menjadi penasaran.
Karma memasuki dungeon itu dengan sebuah pedang yang masih berada di pinggangnya.
Dungeon itu bercahaya, meskipun di dalam kegelapan tetapi entah mengapa di dalam dungeon penglihatannya tetap jelas.
Menuruni sebuah tangga, tempat yang gelap itu terasa sangat sepi.
Tiba-tiba ada monster serigala yang datang menyerang Karma. Tanpa panik, Karma langsung mengeluarkan pedangnya dan menebas serigala itu hingga terbelah menjadi dua bagian.
Terus berdatangan ke arah Karma, dia tetap tenang untuk menghabisi monster-monster serigala itu.
Setelah keadaan mulai aman, Karma akhirnya menyadari bahwa semua monster serigala itu telah mati di bunuh oleh Karma.
Mencari jalan lagi, Karma menemukan sebuah tangga ke bawah tanah sama seperti sebelumnya.
Dengan desain yang sedemikian rupa persisnya, Karma pun menuruni tangga itu kembali.
Setelah sampai dibawah, ternyata bangunannya masih mirip, Karma berjaga-jaga lagi dikarenakan takut akan bertemu dengan monster serigala itu lagi.
Benar saja, hanya saja kali ini yang datang bukanlah monster serigala melainkan Goblin yang sedang berkumpul.
Melihat begitu banyak monster aneh di depannya, Karma ingat dengan buku yang pernah dibacanya.
Monster Goblin akan kehilangan kekuatan mereka jika dia bisa membunuh pemimpin Goblin itu.
Setelah melihat dengan cermat, hanya ada satu sosok Goblin yang memiliki penampilan yang berbeda dari yang lainnya.
Goblin itu memakai sebuah mahkota yang terbuat dari dedaunan yang sudah kering.
Karma pun langsung menghindari semua serangan Goblin dan mengarah ke pemimpin Goblin itu, setelah berada tepat di depannya.
Karma langsung menebas monster Goblin itu dengan kuat, melihat ke belakang. Goblin lainnya menjadi tidak karuan, Karma pun dengan mudahnya membantai habis para Goblin itu.
Melihat mayat Goblin, Karma menemukan sebuah mutiara kristal yang begitu bersinar, tidak tahu apa itu Karma langsung menyimpannya di saku celananya.
Kembali melanjutkan perjalanan, Karma akhirnya mengerti tentang struktur bangunan dungeon itu, bangunannya memiliki desain struktur yang sama.
Sehingga memudahkan Karma untuk mencari jalan selanjutnya, yaitu lantai bawah tanah ke tiga.
Di lantai bawah tanah ketiga ini, Karma melihat banyak sekali tumbuhan tidak ada monster yang berada disana.
Meskipun terus mencari, tetap tidak ada monster yang tinggal di lantai tiga, karena sudah lelah Karma pun berencana untuk istirahat di bawah pohon besar yang ada disana.
Setelah delapan jam Karma tertidur, melihat dungeon yang sangat terang ini membuat dirinya kebingungan.
Tidak ada matahari dan cahaya, semuanya ditutupi oleh dinding dungeon karena berada di dalam bawah tanah.
Sungguh sangat aneh, tapi tidak bisa diketahui juga dari mana asal cahay itu. Bagaimana pun juga, dunia yang baru terhubung dengan dunia modern tempat Kara berasal sangatlah berbeda jauh.
Karma bingung karena dirinya masih belum makan sesuatu di pagi hari ini, tapi setelah disadari ternyata Karma belum merasa lapar sama sekali.
Mungkin itu adalah efek dari buah apel emas yang kemarin dimakannya.
Karma mencari jalan untuk terun kebawah lagi karena masih penasaran, setelah menemukan jalan ke lantai bawah.
Karma pun langsung menuruni tangga, baru saja sampai dibawah.
Tiba-tiba gumpalan api mengarah kepada Karma, Karma langsung menghindari serangan bola api itu dengan kelincahannya.
Ada seekor wyvern yang berada di depan matanya, wyvern itu habis memakan monster Orc yang cukup besar.
Meskipun wyvern itu tidak besar, hanya saja karena bisa terbang dan menyemburkan api, Karma sulit melawannya.
Karma mencoba untuk menyerangnya menggunakan sihir apinya juga. Namun, wyvern itu cukup gesit karena serangan api Karma tidak cepat.
Terus menghindari serangan wyvern, mendekati wyvern yang sedang terbang, hanya ada usaha yang sia-sia.
Akhirnya Karma memutuskan untuk menggunakan belati yang disembunyikan di balik celananya itu untuk menembak wyvern itu bersamaan dengan sihir apinya.
******Wushhh******
Belati itu tepat mengenai kepala wyvern, meskipun wyvern itu terjatuh dari langit-langit dan belum mati.
Karma mendekati wyvern itu dengan penuh kewaspadaan, karena mungkin saja wyvern itu masih bisa menyerang.
Karma langsung membelah leher wyvern itu dan duduk karena kelelahan.
Setelah melawan wyvern itu akhirnya Karma merasakan lelah, mungkin karena terlalu banyak menggunakan sihir api, jadi energi sihir Karma terkuras.
Karena lapar, tidak ada satu pun makanan disana. Karma membuat api, dan membakar wyvern itu dengan sisa energi sihirnya yang dimiliki Karma.
Wyvern itu sudah gosong, Karma memakan daging wyvern itu yang ternyata sangat enak dan menambahkan banyak energi sihirnya di dalam tubuh Karma.
Tiba-tiba dungeon mulai mengguncang, langit-langit dungeon bergetar walaupun tidak hancur.
Raawwrrr
Suara auman monster itu begitu keras, suara auman itu berasal dari bawah Karma, entah dimana itu sepertinya masih jauh.
Karma mulai merasa takut karena suara monster itu membuat hati Karma merasa tidak nyaman.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
SenjaKala
Thor aku juga mau dong dikasih apel emas nya kek karma itu, biar bisa hadapin kenyataan hidup yag pahit 😅
2022-10-27
0
❦ ⃟ ⃟🌠༊⃝𖥯ilha࿔⏤͟͟͞R✰͜͡w⃠ঔৣ꧂
sprtix karma masih di rasuki orng hebat itu
2022-10-27
0
𝓓𝓮𝓪
wah apel ajaib! dari bab 1 hingga bab 15 novel ini terlihat khayal tapi menarik banget
jalan ceritanya seru dan kagum liat kehebatan karma yang super duper hebat
2022-10-27
0