Bab 4 - Re Destruction

Terkejut ketika mendengar suara seorang gadis, Karma memutar kepalanya dan melihat kebelakang.

Mendapati sosok cantik nan manis, gadis yang bersih dengan kecantikan tiada tanding berada di depan matanya.

"Apakah aku bertemu dengan seorang bidadari?" batin Karma bertanya-tanya.

"Hei! Lepaskan tanganmu itu!" teriak gadis itu yang mencoba melepaskan tangan Karma yang sedang mencekik dirinya.

Setelah terlepas, Karma berhenti dari lamunannya. Dia mendapatkan sebuah perasaan yang berbeda, perasaan yang membuat jantungnya berdegup kencang.

"Hei! Kamu rakyat jelata! Mulai sekarang kamu harus menjadi pelayanku!" seru gadis itu dengan nada tinggi yang begitu angkuh.

Karma yang tadinya menganggap bahwa yang dia lihat adalah seorang bidadari jatuh dari surga, seketika membalikkan pengandaian yang berbanding jauh itu.

Karma menjadi tidak peduli, bahkan di kehancuran ini masih ada saja orang yang memperlihatkan statusnya, apakah dia bodoh?

Karma pergi mengangkat barang-barangnya untuk meninggalkan gadis tersebut.

Setelah selesai berkemas, tanpa pamit Karma membawa barang bawaannya itu.

Gadis itu kebingungan dan kembali berteriak.

"Hei! Apakah aku mengizinkanmu untuk pergi seenaknya?"

Karma tidak tinggal diam, dia langsung membalikkan badannya.

"Hei, kamu pikir aku akan takut dengan kekuasaanmu itu?" tanya Karma meremehkan gadis itu.

"Iya, harus! Karena aku adalah orang terkaya di dunia!" sahut gadis itu dengan sombong.

"Hmph! Orang terkaya di dunia, lalu bisa seenaknya memerintah? Aku pikir, sekarang aku lebih kaya darimu bahkan kamu mencuri makananku?" tanya Karma menganggap bodoh gadis yang ada di depannya.

Gadis itu tidak bisa berkata-kata, gadis itu mulai meneteskan air mata.

"Aku ... Aku ... Aku mohon! Jangan pergi! Hiks.. Hiks..." tangis gadis itu memohon kepada Karma.

Karma yang sudah kesal mendengar soal status, dia pergi tanpa memperdulikan perasaan gadis itu.

Setelah jauh berjalan, Karma menyadari bahwa gadis itu mengikuti Karma dan mulai kelelahan.

Karma tidak tega, hanya pura-pura tidak tahu bahwa dirinya sedang diikuti oleh gadis yang bahkan di pandai dalam bersembunyi itu.

Karma melihat pergerakan gadis itu yang kehausan dan lapar, seakan membuat dirinya menjadi orang jahat.

Karma melanjutkan perjalanannya.

Sedangkan gadis itu mengikuti Karma, sebelum jauh dari situ. Gadis itu melihat sebuah roti dan air gelas mineral dari tempat Karma duduk tadi.

"Apakah aku diketahui olehnya?" batin gadis itu mulai panik.

"Apa aku jangan memakannya? Apakah dia akan meninggalkanku?" batin gadis itu yang mulai takut akan kehilangan seseorang.

Karma berhenti dan berbalik, gadis itu melihat Karma yang kembali. Gadis itu menyimpan roti dan air gelas mineral itu kembali ke tempat semula.

Gadis itu mengira Karma akan mengambil rotinya yang tertinggal, tapi ternyata Karma berjalan kearahnya.

"Maaf! Aku, aku tidak akan mengikutimu lagi! Maafkan aku!" seru gadis itu dengan ketakutan.

Karma menarik lengannya dan membawanya duduk ditempat sebelumnya.

Membuka bungkus roti dan menancapkan sebuah sedotan di atas air gelas mineral.

"Makanlah, aku akan menunggumu selesai!" ujar Karma dengan lemah lembut.

Gadis itu lalu memakan roti itu dan meminum air mineralnya. Rasa lelah seketika hilang.

Karma lalu menarik lengan gadis itu lagi, untuk berdiri.

"Aku tidak akan ..." gadis itu ingin berbicara sebelum Karma memotong pembicaraannya.

"Kamu jangan jauh-jauh dariku, kita akan meninggalkan tempat ini, harus mencari tempat yang lain" ujar Karma dengan cuek.

"Aku boleh ikut?"

"Kota ini telah hancur, mungkin diluar sana kita bisa menemukan kota lainnya!" seru Karma dengan melanjutkan perjalanan.

Gadis itu menangkap pakaian belakang Karma dan memegangnya dengan begitu erat.

Karma tidak mempermasalahkan itu, dia terus berjalan untuk mencari kehidupan lainnya.

Di perjalanan ini, tidak ada satu kata yang mereka obrolkan.

Tidak bisa menemukan bahan obrolan, hanya ada rasa canggung di antara mereka.

Ketika melewati sebuah bangunan yang telah hancur, Karma lompat dengan melupakan kehadiran gadis yang sedang memegang erat pakaiannya.

Gadis itu terjatuh dan Karma berada dibawahnya, dengan reflek Karma menangkap gadis itu layaknya seorang pangeran yang memeluk seorang putri.

Dua mata begitu dekatnya saling memandang, dua bibir hampir bersentuhan dengan sangat dekatnya.

Deg Deg

Nafsu meningkat seolah-olah akan saling melahap. Hanya saja.

Buk

Karma terjatuh karena posisi kakinya yang tidak seimbang, ketika melihat gadis itu Karma merasa malu.

Begitupun sebaliknya, gadis itu seketika malu melihat Karma.

Keduanya mulai memasuki situasi canggung level dua.

Karma ingin mengajaknya pergi untuk melanjutkan perjalanan dan gadis itu pun ingin melanjutkan perjalanan.

Hanya saja, tidak ada satu pun kata ya g bisa keluar dari dua orang yang mendadak canggung ini.

Akhirnya, Karma mulai membuka pembicaraan.

"Uhm ... Hari sudah mulai gelap, sebaiknya kita tidur disini?" tanya Karma dengan malu-malu.

"Bo... Boleh kok, ayo kita menginap disini dulu saja" jawab gadis itu dengan juga menahan rasa malunya.

Kembali kepada situasi yang canggung, sepasang pria dan wanita ini tidak bisa menutup mata dan mulai tidur.

Terus terbayang wajah masing-masing lawan, memikirkan betapa indahnya mereka.

"Apakah kamu belum tidur?" tanya gadis itu dengan berani.

"Uhm, aku tidak bisa tidur, entah mengapa" jawab Karma.

Kembali ke situasi canggung, tidak ada bahan obrolan yang bisa dipikirkan oleh masing-masing pihak.

Tidak lama dari itu, Karma pun mendapatkan sebuah ide.

"Uhm, namamu? Namamu siapa?" tanya Karma dengan penasaran.

"Kamu!? Kamu tidak mengetahui namaku! Aku ini adalah orang terkaya di dunia dan kamu tidak mengetahuinya?" jawab gadis itu dengan kesalnya.

Sosok terkenal seperti dia, tidak ada yang tidak mengenalnya. Seorang dewi yang sangat cantik tidak ada yang bisa melupakan dirinya.

Hanya Karma satu-satunya orang yang tidak bersyukur bertemu dengannya.

"Maaf, aku memang tidak tahu? Apakah aku harus mengetahui namamu? Wahai orang terkaya di dunia?" tanya Karma meledek gadis itu.

Gadis itu mulai menghiraukan Karma dan berusaha untuk tidur dengan memenjamkan matanya.

Tidak ada jawaban dari gadis itu, membuat Karma merasa bersalah.

Karma yang awalnya ingin tidur, melihat gadis itu yang kedinginan karena tidak adanya sebuah selimut.

Karma tidak tega melihatnya kedinginan, membuka jaketnya dan menyelimuti gadis itu dengan penuh perhatian.

Tidak bisa tidur, Karma hanya duduk disana hingga pagi tiba.

Hingga sampai gadis itu bangun, Karma melihatnya dengan canggung.

Perempuan yang cantik adalah perempuan yang bangun di pagi hari, itu adalah perumpamaan orang terdahulu.

Karma melihatnya, gadis itu begitu cantik bahkan tidurnya saja tidak membuat bekas air liur di sekitar bibirnya.

Ketika gadis itu melihat Karma, tiba-tiba dia baru tersadar bahwa dia telah tidur di dekat Karma.

Pipinya merah merona karena menahan rasa malu, gadis itu melihat area mata Karma yang ternyata gelap karena kekurangn tidur.

Gadis itu kembali lagi dengan sikap angkuhnya.

"Kamu! Aku perintahkan kamu untuk segera beristirahat!" perintah Lylia dengan aura seorang bos besar.

Terpopuler

Comments

Dark

Dark

aku tidak berbakat dalam hal ke uwuan jadi skip 🤒🤒

2023-08-23

0

Dark

Dark

hais 🙈🙈🙈🙈

2023-08-23

0

Ayano

Ayano

Mantap jiwa dah 😏😏😏😏
Sasuga momen romance di awal pertemuan

2023-05-07

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!