Bangunan-bangunan pencakar langit yang sebelumnya dibangga-banggakan telah runtuh, kesenangan dan kegembiraan telah tiada.
Menyisakan sepi disebuah kota yang telah tamat, hancur dengan kondisi yang menyeramkan.
Hanya ada Karma seorang diri sedang menyaksikan sebuah kehancuran yang telah terjadi.
Dengan rasa penasaran, Karma memutuskan untuk pergi melihat apa yang sebenarnya telah terjadi.
Dengan langkah kaki yang pelan, penuh kewaspadaan Karma berjalan memasuki kota yang hancur.
Tidak ada satu pun suara, benar-benar mengerikan.
Apakah kiamat telah terjadi?
Tidak, ini hanyalah sebuah kehancuran yang kecil. Tidak bisa dikatakan sebuah kiamat. Karena masih ada Karma yang selamat dari peristiwa ini.
Setelah memasuki kota, Karma melihat banyak darah yang sudah kering, mayat-mayat bergelimpangan dimana saja.
Karma mengecek satu persatu mayat itu, mungkin saja akan masih ada seseorang yang bernafas.
Dia tidak mampu jika hidup didalam kota dengan keadaan yang sangat menyeramkan ini.
Terus berjalan, menghirup udara yang penuh dengan bau darah. Membuat Karma ingat dengan bau darah, menjadikan Karma sedikit lebih kuat.
Setelah berjalan-jalan selama satu jam di kota, Karma sudah merasakan dirinya sudah tidak takut dengan kejadian ini.
Bagaimana pun juga, orang yang sudah mati tidak dapat hidup kembali.
Tidak mempunyai keluarga maupun kerabat, Karma tidak tahu apa yang harus dia lakukan mulai dari sekarang.
Apakah harus bunuh diri?
Karma mencoba untuk melompat dari atas puing-puing bangunan pencakar langit yang runtuh.
Dia ingin mencoba melompat dari ketinggian yang cukup membuatnya untuk kehilangan nyawa.
Tapi, dia tidak bisa melakukannya.
Mungkin ada alasan, Karma mendapatkan kehidupan di sebuah kehancuran.
Karma mencoba untuk mendapatkan kembali semangatnya dengan cara menampar pipinya dengan kedua telapak tangannya itu.
"Sadar Karma! Ini adalah perkataanmu! Mereka semua benar sudah binasa! Tapi, untuk apa aku hidup?"
Ingat dengan Karma yang mengutuk, dia menjadi kebingungan, apakah ini adalah dari kutukan Karma? Tidak mungkin bukan?
Karma mencari makanan disebuah supermarket yang telah hancur.
Sangat gelap, tidak bisa melihat apapun, listrik tidak ada.
Untungnya, Karma pernah membaca buku pengetahuan zaman dahulu. Ketika orang-orang menciptakan penerangan menggunakan sebuah obor api.
Karma pun mencari kayu dan ranting, dia melihat ada sebuah tong berisikan bensin. Dia pun menyelupkan ujung kayu di bensin tersebut.
Tinggal membuat api, Karma berusaha menggesek-gesek dua buah kayu seperti sebelumnya.
Setelah tercipta api, membawa obor itu dan masuk kebawah reruntuhan yang didalamnya terdapat sebuah supermarket.
Gelap, dibawah terowongan yang gelap ini pun tidak ada satupun nyamuk atau tikus. Entah bagaimana dengan semut, tidak sempat diperhatikan oleh Karma.
Karma memberanikan diri dengan tetap dalam keadaan yang tenang. Meskipun menyeramkan tapi dia harus melakukannya untuk terus bertahan hidup.
Akhirnya Karma sampai didepan supermarket, hebatnya adalah supermarket itu masih utuh, dua gedung yang bertabrakan mengakibatkan berhentinya gedung.
Sayangnya, karyawan supermarket itu berlari keluar, jika terus berada didalam mereka pasti akan selamat.
Karma memasuki supermarketnya dan mencari keperluannya. Dia tidak mungkin berencana tinggal didalam sini.
Sangat gelap dan menyeramkan.
Karma mengambil pakaian, tas, makanan dan minuman secukupnya agar bisa dia bawa keluar dari reruntuhan ini.
Sebelum keluar, Karma melihat sebuah komik yang sangat dia sukai, dia ingin membelinya dari dulu, hanya saja dia tidak memiliki uang yang cukup.
Dengan membawa komik itu juga keluar, Karma pergi dari sana dan dengan keadaan yang masih utuh, Karma menghela nafas lega karena tidak ada musibah yang datang.
Mencari tempat yang nyaman, Karma pun terus berjalan-jalan hingga sampai ke tengah kota.
Sebelumnya Karma belum sempat ke tengah kota, karena hanya orang yang memiliki uanglah yang bisa masuk ke tengah kota.
Di tengah kota, ternyata kejadiannya lebih parah lagi.
Hanya tersisa sebuah taman yang masih utuh, tidak ada satupun noda darah ditaman itu.
Karena taman itu adalah milik dari seorang yang paling kaya di kota itu.
Karena lokasi yang cukup nyaman, Karma pun mencoba beristirahat disana.
Sebelumnya, Karma memasak mie instan dan kelupaan saat membaca komik, dia pun melupakan mie nya yang sudah matang.
Empat jam berlalu, Karma bangun dari tidurnya melihat mie instan yang sudah habis.
"Apakah aku sudah memakan mie nya tadi? Ini aneh!" gumam Karma kebingungan.
Karma mulai memasak mie instan kembali, ketika menunggu mie instan agar matang. Karma berjalan-jalan di taman sambil melanjutkan komik yang yang dibacanya.
Karena waktunya sudah dipastikan bahwa mie instan sudah matang, Karma berdgas kembali untuk menyantap mie instan tersebut.
Lagi-lagi mie instan yang dimasaknya lenyap begitu saja.
Sebenarnya apa yang terjadi? Apakah ada yang salah dengan tempat ini?
"Jika aku tidak makan, maka aku bisa mati kelaparan!"
Karma yang baru ingat bahwa dia tadi tidak lupa untuk membawa roti, dia mengeluarkan roti itu dan memakannya.
Ada banyak sekali roti yang dibawanya, tapi Karma hanya memakan dua buah roti saja.
Karma perlu membangun sebuah tenda, untuk menghindari kalanya nanti terjadinya hujan.
Karma pun meninggalkan tasnya dan pergi dari taman itu dan kembali memasuki kota.
Di dalam kota, Karma menemukan sebuah kain di butik yang telah hancur, meskipun agak kotor karena debu, Karma tetap membawa kain itu dengannya.
Mencari benang ataupun tali, Karma mendapatkan keduanya ditempat yang sama.
Saat sedang membawa barang-barang ini, Karma menyadari sesuatu. Sesuatu yang sangat penting hilang di sebuah kota yang begitu besar.
"Mobil? Motor? Hovercraft? Semuanya kemana? Dan ternyata semua teknologi telah lenyap? Ini tidak masuk akal!"
Setelah berpikir beberapa saat, Karma tidak menemukan sebuah panci, kompor dan benda lainnya yang mengandung unsur besi.
Jadi, ternyata unsur besi yang telah mengakibatkan kehancuran ini.
Karma kembali dengan peralatan seadanya untuk membangun sebuah tenda.
Ketika kembali, melihat isi tasnya yang ternyata seluruh roti yang dibawanya telah habis total.
"Apaaa!?" teriak Karma dengan kesal.
Roti yang dia bawa dan cari dengan susah payah, lenyap begitu saja seperti mie yang dimasaknya.
Sebenarnya kenapa semuanya lenyap begitu pun makanannya? Itu membuat Karma marah dan kesal.
"Jika semuanya lenyap kenapa aku tidak ikut dilenyapkan? Ini tidak adil! Membiarkanku! Ah, sudahlah! Aku ingin mati saja!"
Kata-kata Karma negitu jujur dan lantang, teriakannya itu membuat dirinya frustasi untuk melanjutkan kehidupan.
Karma mulai mengangkat kedua tangannya dan mencekik lehernya sendiri.
"Jangan! Jangan! Lakukan itu!"
Terdengar suara teriakan seorang gadis membuat Karma terkejut.
"Ternyata masih ada yang hidup selain aku?" batin Karma mulai damai.
"Aku perintahkan kau jangan bunuh diri!" seru gadis itu memerintah Karma.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
Dark
uwuuu ketemu calon ohho 🤣🤣
2023-08-23
0
Dark
ck 🙄
2023-08-23
0
Dark
ck jangan membuatku tertawa karma hiduplah dan ambil sisa sisa yang ada di reruntuhan itu,ingat jangan lupa baygon dan hit sepray,
aku tidak suka dengan nyamuk 🙄
2023-08-23
0