"Maaf, Tuan. Sepertinya istri anda sedang hamil," kata petugas kesehatan itu.
Carol datang bersama dengan Jonathan, bahkan keadaan Carol kini sedang mengandung. Jadi, petugas kesehatan itu menyangka jika Jonathan itu adalah suami dari Carol.
Apa yang dikatakan oleh petugas kesehatan tersebut, sontak membuat Jonathan mengurungkan niatnya untuk pergi.
Di dalam hatinya dia ingin sekali tertawa saat petugas kesehatan itu mengatakan jika Carol adalah istrinya, tapi seketika dia membeku ketika mengingat wanita yang sudah dia gagahi malam itu.
Jika saja wanita itu kini bersamanya, Jonathan yakin jika perempuan itu sedang mengandung benihnya.
Sudah dua bulan berlalu sejak kejadian tersebut, Jonathan sangat yakin jika perempuan yang sudah dia tidur itu kini sedang mengandung keturunannya.
"Maksud anda bagaimana?" tanya Jonathan.
"Setelah saya memeriksakan kondisi kesehatannya, sepertinya dia sedang hamil. Namun, sekarang kondisinya sangat lemah. Nanti, kalau dia sudah sadar anda bisa membawanya ke Rumah Sakit untuk mmemeriksakanya secara langsung ke dokter kandungan."
Jonathan tercengang mendengar penjelasan dari petugas kesehatan tersebut, dia benar-benar ingin segera lari dari sana karena takut nantinya akan menimbulkan masalah.
Dia tidak ingin kesalahpahaman ini berlarut, karena sepertinya petugas kesehatan itu begitu yakin jika Carol adalah istrinya.
"Tapi, saya sangat sibuk. Saya ada meeting penting, bisakah anda menjaganya dulu? Nanti saya akan kembali lagi," dusta Jonathan karena dia tidak mungkin kembali lagi untuk membawa Carol.
Dia takut jika nantinya wanita yang ada di hadapannya itu akan menjadi beban untuk dirinya, dia tidak mau.
"Oh, ya sudah. Tuan bekerjalah dulu, nanti anda bisa menjemputnya kembali," kata petugas kesehatan tersebut.
Setelah memindai penampilan Jonathan, dia merasa percaya kepada lelaki itu. Tidak mungkin bukan lelaki setampan Jonathan akan meninggalkan istrinya di sana sendirian pikir, wanita itu.
"Ya, terima kasih," jawab jonathan.
Untuk sesaat Jonathan menatap wajah Carol, entah kenapa dia merasa enggan untuk pergi. Akan tetapi meeting yang akan dia jalani adalah hal yang lebih penting.
Dia tidak mungkin mengabaikan meeting penting kali ini, jauh-jauh dia datang dari tanah air menuju ke negara A. Tentunya untuk melakukan pekerjaan di yang sangat penting.
Akhirnya Jonathan pun memutuskan untuk segera pergi, tapu baru saja dia keluar dari ruangan kesehatan tersebut, tiba-tiba saja rasa mualnya langsung datang. Bahkan, kepalanya terasa berdenyut nyeri kembali.
"Oh, ya Tuhan. Kenapa rasa nyeri ini datang lagi? Tapi, kenapa tadi saat aku bersentuhan dengan wanita itu kepalaku tidak sakit?" tanya Jonathan.
Melihat Jonathan yang mengerang kesakitan, petugas kesehatan tersebut nampak menghampiri Jonathan.
"Maaf, apakah Tuan baik-baik saja?" tanya petugas kesehatan yang tadi memeriksa Carol.
"Oh tidak apa-apa, saya hanya merasakan sedikit pusing dan juga mual," kata Jonathan.
Perempuan itu langsung terkekeh mendengar jawaban dari Jonathan, karena dengan Jonathan berkata seperti itu maka keyakinan dari petugas kesehatan tersebut semakin bertambah, jika Jonathan adalah suami dari Carol.
"Wah, sepertinya memang ada ikatan batin yang kuat antara anda dengan janin yang dikandung oleh istri anda. Mungkin dia ingin Ayahnya berpamitan dulu kepadanya," jelas petugas kesehatan perempuan itu seraya tersenyum hangat.
Untuk sesaat Jonathan terdiam, dia bingung dengan apa yang dikatakan oleh wanita tersebut. Namun, dia teringat dengan perkataan dari dokter yang memeriksakan kesehatannya waktu itu.
Apakah benar dia terkena sindrom simpatik, pikirnya.
"Loh, anda kenapa malah diam? Coba berpamitan kepada janin yang ada di kandungan istri anda, siapa tahu rasa sakit kepala dan mualnya akan hilang," kata petugas kesehatan yang berjenis kelamin perempuan itu.
"Ah, ya. Baiklah, saya akan berpamitan kepada istri dan juga janin yang ada di perutnya," kata Jonathan.
Dia tidak ingin lagi berdebat dengan petugas kesehatan tersebut, yang terpenting untuk saat ini dia ingin segera pergi dari sana. Walaupun langkahnya terasa berat.
Walaupun ragu, dia langsung masuk kembali ke dalam ruang kesehatan tersebut. Dia terlihat duduk di atas tempat tidur, lalu memandang perut Carol dengan lekat.
Dengan ragu dia usap perut yang terlihat rata itu, ada rasa hangat yang menjalar ke seluruh tubuhnya. Ada rasa hangat yang menembus ke dalam relung hatinya.
"Oh Tuhan, apakah mungkin seperti ini rasanya jika aku mempunyai istri dan istriku nanti mengandung benihku?" tanya Jonathan lirih.
Dia terus saja mengusap-usap perut Carol, benar saja, rasa pusingnya terasa hilang. Bahkan, dia tidak merasa mual lagi seperti tadi.
"Ya Tuhan, jangan-jangan benar wanita yang sudah aku perkosa itu sekarang sedang mengandung," kata Jonathan dengan suara yang sangat pelan.
Rasa bersalahnya tiba-tiba saja menyeruak ke dalam hatinya, sungguh dia tidak bermaksud untuk lepas dari tanggung jawab jika saja Carol tidak meninggalkan dirinya sendirian saat itu.
Dia merasa menjadi seorang lelaki yang begitu bejat karena sudah memerkosa seorang wanita, dia merasa menjadi seorang lelaki yang tidak bertanggung jawab karena tidak bisa menemukan wanita yang dia tiduri itu dengan cepat.
Dia benar-benar merutuki kebodohannya sendiri, selama ini dia terkenal sebagai pengusaha muda, berbakat dan juga kaya raya.
Bahkan dia terkenal pintar karena selalu bisa dengan mudah memenangkan tender, pada kenyataannya dia memang lulusan terbaik Universitas ternama di luar negeri.
Namun, dia tidak mengerti kenapa untuk mencari seorang perempuan yang sudah dia tiduri saja seakan tidak mampu.
"Maaf, Tuan. Katanya anda ada meeting penting, kenapa malah melamun?" tanya petugas kesehatan itu.
Petugas kesehatan itu terlihat begitu bingung melihat tingkah dari Jonathan, dia jadi berpikir jika Jonathan dan juga Carol sedang bertengkar karena urusan rumah tangga.
"Eh? Iya, iya," kata Jonathan yang tersentak kaget mendapatkan teguran dari petugas kesehatan yang sejak tadi berada di sampingnya itu.
"Oh, ya. Kalau begitu saya pamit dulu, tolong jaga wanita Ini untuk saya," kata Jonathan.
Dia tidak mengerti dengan dirinya sendiri, kenapa dia ingin sekali menitipkan wanita yang tidak dia kenal itu. Bahkan, rasanya dia tidak ingin pergi jika saja tidak ada hal yang lebih penting yang harus dia kerjakan.
"Ya, Tuan. Pasti," jawab petugas kesehatan itu seraya tersenyum kecut karena mendengar Jonathan menyebut Carol dengan sebutan wanita itu.
Lelaki memang terkadang tidak berperasaan, pikir petugas kesehatan itu. Karena mereka selalu saja bersikap semaunya, selalu saja berkata semau mereka.
Jonathan terlihat keluar dari ruang kesehatan itu dengan tergesa, dia benar-benar tidak paham dengan apa yang terjadi kepada dirinya saat ini. Karena dia benar-benar merasakan sehat kembali setelah mengelus lembut perut dari wanita yang dia tolong.
Tidak ada rasa pusing lagi, tidak ada rasa mual dan tidak ada rasa sakit yang teramat sangat di kepalanya seperti yang dia rasakan.
"Aku harus cepat-cepat meminta Leo untuk mencarikan wanita itu, aku takut dia benar-benar sedang mengandung benihku. Kalau wanita itu orang berada, bagaimana kalau wanita itu adalah wanita miskin?"
Jonathan terus saja berkeluh kesah, dia benar-benar takut jika wanita itu hamil dan tidak bisa mengurus janinnya dengan baik.
Bukan karena tidak mempunyai naruri keibuan, tapi karena tidak mempunyai biaya untuk membeli makanan yang sehat untuk janin yang dia kandung.
"Ck! Kenapa sulit sekali menemukan wanita itu? Padahal dia memakai seragam pelayan, dia pasti orang biasa. Seharuanya akan mudah untuk menemukan wanita itu," kata Jonathan lagi.
Setelah mengatakan hal itu, Jonathan langsung masuk ke dalam mobilnya dan segera pergi ke tempat di mana dia sudah membuat janji dengan kliennya.
***
Jangan lupa untuk selalu tinggalkan like dan juga komentarnya, sayang kalian selalu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Martin Yan
dijemput ya,stlh meeting
2023-01-19
0
🍭ͪ ͩ🐣ᷡ ᷤꮯ𑜼ӟꮪ🍒⃞⃟🦅🍀⃟🩷️
lah udah di depan loe itu bang.. astoge
2022-11-23
1
🍭ͪ ͩ🐣ᷡ ᷤꮯ𑜼ӟꮪ🍒⃞⃟🦅🍀⃟🩷️
udah bang bawa.. nanti nyesel loh g bawa pulang..
2022-11-23
1