Carol merasa jika kini tubuhnya terasa lebih ringan, kepalanya yang sakit sudah sembuh. Bahkan, rasa mual di perutnya sudah hilang.
Carol merasakan tidurnya sudah cukup lama, akhirnya dia membuka matanya dan mencoba untuk menggerakkan tubuhnya.
"Di dalam kamar?" tanya Carol kepada dirinya sendiri.
Dia edarkan pandangannya, takut-takut dia salah lihat. Karena seingatnya dia sedang berada di pinggir jalan akan membeli bunga mawar. Namun, dia malah tidak sadarkan diri ketika bertemu dengan Jonathan.
"Ya Tuhan, apa aku pingsan karena bertemu pria tampan itu?" tanya Carol dengan senyum di bibirnya.
Rasanya dia sangat malu, dia belum pernah berpacaran. Dia belum pernah merasakan suka terhadap lawan jenisnya, dia belum pernah berdekatan dengan seorang pria.
Namun, sekalinya mengidolakan seorang Jonathan Anderson, dia malah jatuh pingsan saat bertemu dengan dirinya.
Dia sudah seperti seorang fans berat yang bertemu dengan idolanya, karena terlalu senangnya dia malah tidak sadarkan diri sebelum sempat foto bersama.
"Seharusnya aku minta tanda tangan, bukan pingsan. Atau, aku harua bertanya parfumnya dia apa. Supaya aku merasa dekat dengannya, bau tubuhnya terasa---"
Carol menghentikan ucapannya, bau tubuh Jonathan sangat enak saat dia hirup. Padahal jarak mereka tidak terlalu dekat, tapi dia merasakan jika wangi tubuh Jonathan sama persis dengan pria yang memerkosa dirinya.
"Tidak-tidak, tidak mungkin Jonathan yang tampan dan gagah itu yang merenggut mahkotaku," kata Carol seraya menggelengkan kepalanya.
Rasanya sangat mustahil jika pria setampan dan sekaya Jonathan melakukan hal tersebut kepada dirinya, apalagi dia seorang pengusaha terkenal. Pasti dia akan menjaga imagenya.
"Car, elu udah sadar? Gue khawatir banget sama elu, elu pingsannya lama banget," kata Diana.
Diana terlihat menghampiri Carol, lalu dia duduk di tepian tempat tidur dan langsung memeluk sahabatnya itu dengan sangat erat.
Dia benar-benar merasa khawatir saat mendengar Carol jatuh pingsan dan dibawa ke ruang kesehatan, Diana juga merasa lebih khawatir lagi saat petugas kesehatan itu berkata jika Carol jatuh pingsan karena terlalu lelah dan kemungkinan terbesarnya Carol sedang mengandung.
Hal itu membuat Diana takut jika Carol akan depresi, apalagi saat dia mengingat bagaimana Carol bisa hamil.
"Elu jangan takut, kalau ada apa-apa bisa ngomong sama gue. Elu bisa curhat sama gue, tapi jangan nekat." Diana mempererat pelukannya.
Carol merasa sangat aneh dengan apa yang dikatakan oleh Diana, dia terlihat melerai pelukannya. Kemudian, dia menatap Diana dengan lekat.
"Elu sebenarnya kenapa sih? Kenapa elu dari tadi kayak orang yang khawatir banget sama gue?" tanya Carol seraya melerai pelukannya.
Diana terlihat kebingungan harus berkata apa, haruskah dia mengatakan jika kemungkinan terbesarnya Carol sedang mengandung benih dari pria yang tidak dia kenal itu.
"Itu, anu. Ehm, elu udah tahu kalau elu--"
Diana tidak bisa meneruskan ucapannya, dia malah mengalihkan pandangannya ke arah perut rata Carol.
Carol langsung paham dengan apa yang ingin disampaikan oleh sahabatnya tersebut, dia kembali memeluk Diana seolah dia sedang menguatkan dirinya sendiri. Lalu, dia berkata.
"Gue udah tau kalau gue hamil, sayangnya gue belum sempat periksa ke dokter. Mungkin nanti," kata Carol.
Diana terlihat kaget saat mendengar apa yang dikatakan oleh Carol, dia juga terlihat begitu kaget saat melihat respon dari Carol.
Dia sempat menyangka, jika Carol akan depresi dan juga akan menggugurkan kandungannya setelah tahu jika dirinya mengandung anak dari pria yang sampai saat ini dia tidak tahu siapa pria tersebut.
"Jadi, elu mau nerima bayi itu?" tanya Diana dengan ragu.
Carol terlihat tersenyum, lalu dia menganggukkan kepalanya. Tentu saja dia harus menerimanya dengan ikhlas, walaupun terasa sangat berat.
"Tentu saja, dia anak gue. Dia darah daging gue, gue pasti akan menerima dia. Gue pasti akan urus dia benar-benar," katak Carol dengan senyum di bibirnya.
Diana langsung mempererat pelukannya, dia merasa bangga dengan apa yang diputuskan oleh sahabatnya tersebut.
Karena ternyata Carol bisa berlapang dada menerima semuanya, dia benar-benar bangga dengan Carol yang mau menerima semuanya dengan ikhlas.
"Oh iya, tadi kata petugas kesehatan ada seorang lelaki yang nganterin elu ke ruang kesehatan. Siapa?" tanya Diana seraya melerai pelukannya.
"oh, itu. Dia pengusaha muda itu, yang duluan gue lihat di tv," jawab Carol.
Diana terlihat kaget mendengar apa dikatakan oleh Carol, dia tidak menyangka jika Carol benar-benar bisa bertemu dengan pengusaha muda yang sangat ia idolakan itu.
"Jadi, elu beneran ketemu sama Jonathan? Pengusaha muda asal tanah air itu?" tanya Diana tidak percaya.
Carol langsung tertawa melihat ekspresi dari wajah Diana, menurutnya itu sangat berlebihan tapi dia terhibur.
"Ya, gue ketemu sama dia pas gue mau beli bunga mawar. Tapi gue malah pingsan pas lihat wajah dia," kata Carol seraya tersenyum kecut.
"oh ya Tuhan, kenapa bisa sampai pingsan?" tanya Dina heran.
"Entahlah, gue speechless gitu. Gue ngga bisa berkata-kata, jadinya ya... gitu," kata Carol lagi.
Mendengar apa yang dikatakan oleh sahabatnya, dia langsung terkekeh. Dia merasa lucu dengan tingkah dari sahabatnya tersebut.
"Dah jangan ngomongin dia terus, ini sudah sangat malam. Elu makan duku, terus minum susu hamil. Tadi gue udah beliin, eh? Bukan gue yang beliin, tapi si Andrew," ralat Diana.
"Andrew? Siapa Andrew?" tanya Carol.
"Ck! Kakak kelas kita, dia pelajar asal negara S. Anak pengusaha yang jadi incaran anak cewek," jelas Diana.
"Oh, jadi dia yang gendong gue ke mari?" tanya Carol.
"Iyes, gue kebingungan pas mau bawa elu. Eh, kebetulah ada di lewat. Jadi gue minta tolong sama dia," jawab Diana.
"Tapi, kenapa dia bisa beliin susu hamil buat gue?" tanya Carol.
"Semua orang tahu kalau elu hamil, mereka kira kalau elu udah nikah. Terus mereka kira elu kecapean karena habis dikunjungi sama suaminya, jadi elu pingsan," jawab Diana.
Rasanya Carol sangat malu karena beredar gosip seperti itu tentang dirinya, tapi ada baiknya jika semua orang menyangka jika dirinya memang sudah menikah.
Karena dengan seperti itu, tidak akan ada yang mengatakan apa pun tentang kehamilannya.
Walaupun pada kenyataannya jika Carol tidak punya suami pun tidak akan ada yang mencemooh dirinya, karena ini adalah negara bebas.
Banyak wanita yang melahirkan tanpa suami, bahkan banyak wanita yang tinggal satu rumah bersama dengan prianya sampai beranak pinak, tapi mereka tidak menikah.
"Oh, nanti kalau gue ketemu dia, gue bakalan ngucapin terima kasih sama dia," kata Carol.
***
Selamat siang kesayangan, selamat beraktivitas. Semoga kalian sehat selalu dan murah rezeky, jangan lupa tinggalkan komentarnya dan juga likenya, terima kasih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
🍭ͪ ͩ🐣ᷡ ᷤꮯ𑜼ӟꮪ🍒⃞⃟🦅🍀⃟🩷️
terasa gimana?
kan kamu pingsan supaya bisa berada di dalam pelukannya 🤗
2022-11-23
2
🍾⃝ͩғᷞʟͧᴏᷠɴͣ🦚⃟🎮
dan untungnya kita tinggal di Indonesia yg mengenalkan adat istiadat,tata krama. dan aturan aturan yg harus kita patuhi, tdk bebas seperti di negara lain.
2022-10-13
0
💋ShasaVinta💋
Untung ada Diana…. Gak kebayang kalau carol harus sendirian hadapi ini semua.
2022-10-11
1