Leo terlihat menggeliatkan tubuhnya kala merasakan dingin yang terasa menusuk sampai ke tulang, dia berusaha untuk membuka matanya yang terasa sepat.
Dia juga berusaha bangun walaupun kepalanya terasa sangat sakit, saat matanya terbuka dengan sempurna, Leo langsung kaget saat melihat tubuhnya yang berada dalam keadaan polos.
Dia juga sangat kaget karena dia tertidur di dalam ruangan milik Leo, yang lebih dia kagetkan lagi saat dia melihat jam yang bertengger cantik di dinding.
Ternyata waktu sudah menunjukkan pukul 04.05 pagi, dia tidak menyangka jika dirinya akan tertidur dengan sangat pulas di atas sofa yang berada di dalam ruangan Jonathan.
"Hastaga! Apa yang sudah terjadi?" tanya Leo seraya memijat kepalanya yang terasa benar-benar berdenyut nyeri.
Leo terlihat duduk dengan tangan yang masih setia memijat kepalanya, dia mengingat-ingat apa yang sudah terjadi terhadap dirinya.
Tidak lama kemudian, matanya langsung membulat dengan sempurna kalau potongan-potongan kejadian yang sudah dia lakukan bersama dengan Meriana terlintas di dalam ingatannya.
"Oh, ya Tuhan! Aku, aku sudah memperkosanya!" seru Leo dengan rasa penuh ketakutan.
Leo terlihat mengedarkan pandangannya, dia mencari sosok Meriana. Wanita yang sudah dia gagahi berkali-kali, sayangnya di sana tidak ada Meriana.
Hanya ada baju milik Meriana yang telah dia sobek, ada baju miliknya juga yang tersampir di atas meja kerja Jonathan.
"Oh ya ampun, aku sangat kasar sekali. Lalu, dia di mana sekarang? Apa jangan-jangan dia akan melaporkanku ke polisi karena kasus pemerkosaan?" kata Leo penuh ketakutan.
Leo terlihat bangun dan mondar-mandir tidak jelas, dia benar-benar bingung harus melakukan apa.
Dia juga merasa bingung kenapa dia bisa bersikap seperti itu, kenapa dia bisa meniduri seorang perempuan bahkan melakukannya dengan sangat kasar.
Ini yang pertama kali untuknya, tapi Leo merasa sangat heran karena dia melakukannya seperti orang yang sudah berpengalaman.
Dia menghentak dan menghujam Meriana dengan begitu lincah, bahkan berbagai gaya dia lakukan sesuai keinginan hatinya.
Dari mulai gaya kodok lompat, gaya menggendong anak kola sampai gaya sapi nungging juga dia lakukan.
Dia memang sering merasa tertarik dengan sosok wanita cantik dan juga seksi, tapi tidak pernah seperti ini. Dia merasa begitu menginginkan untuk melakukannya dengan seorang wanita.
Dia merasa jika kali ini, dia benar-benar tidak bisa mengontrol hasratnya yang benar-benar menggebu.
"Oh ya Tuhan, sebaiknya aku memakai baju dulu," kata Leo seraya memandang miliknya yang tergantung bebas.
Leo terlihat mengambil celana yang tersampir di atas meja, lalu dia memakainya dengan cepat. Saat dia mencari kemejanya, dia terlihat kebingungan karena tidak ada di sana.
Leo pun jadi berpikir jika Meriana pasti memakai kemeja miliknya karena bajunya telah robek oleh ulahnya.
"Ya Tuhan, sebaiknya aku segera mengecek CCTV. Ini di kantor, takutnya ada yang melihat kejadian ini," kata Leo gelisah.
Dengan cepat dia mengecek rekaman CCTV, hanya ada Meriana yang terlihat masuk ke dalam ruangan milik Jonathan.
Setelah itu, dia tidak tahu apa yang dia lakukan terhadap Meriana. Karena di dalam ruangan Jonathan tidak ada CCTV, dia merasa sial.
Pukul 22.03 malam Meriana terlihat keluar dari ruangan Jonathan, dia terlihat menggunakan kemeja miliknya.
Meriana berjalan dengan tergesa, Leo jadi berpikir jika Meriana melakukan hal itu agar tidak ada orang lain yang melihatnya.
Karena walau bagaimanapun juga dia adalah seorang publik figur, jika ada yang memergokinya sedang berpenampilan seperti itu pasti akan berbahaya.
"Oh ya Tuhan, maafkan aku Meriana. Karena aku sudah memerkosamu," kata Leo dengan penuh penyesalan.
Saat ini yang di benak Leo, hanyalah meminta maaf dan berusaha untuk mempertanggungjawabkan apa yang sudah dia lakukan.
Satu hal yang sangat dia takutkan, dia takut jika Meriana akan marah dan menuntut dirinya atau mungkin melaporkan dirinya ke polisi.
" Semoga saja tidak seperti itu, semoga," ucap Leo lirih. "Oh iya, aku harus kenghapus rekaman cctv ini."
Dengan cepat Leo menyalin rekaman cctv-nya ke ponsel miliknya, lalu dia menghapus rekaman CCTV tersebut agar tidak ada orang lain yang melihat rekaman cctv tersebut.
"Sebaiknya aku tidak usah pulang, karena Ini sudah pagi. Nanti kalau dia datang, aku harus menemui wanita itu untuk meminta maaf," kata Leo.
Setelah mengatakan hal itu Leo segera mengambil baju milik Meriana yang koyak, lalu dia juga segera memakai jas miliknya dan pergi dari ruangan Jonathan.
Di belahan dunia lainnya.
Jonathan yang sudah beristirahat seharian merasakan tubuhnya lebih segar, dia merasa lapar dan segera memesan makanan untuk mengganjal perutnya.
Sayangnya, setelah dia makan dia kembali memuntahkan isi perutnya. Tubuh Jonathan bahkan sampai terkapar dengan lemas, Jonathan sampai meminta petugas hotel untuk memanggilkan dokter agar memeriksa dirinya.
Tidak lama kemudian dokter pun datang dan segera memeriksa kondisi kesehatan dari Jonathan, dia benar-benar tidak sabar ingin mengetahui keadaannya.
"Bagaimana, Dok? Apa yang sebenarnya terjadi kepada saya? Kenapa semenjak kemarin saya merasa mual dan ingin muntah? Bahkan kepala saya terasa sangat sakit, itu kenapa Dok?" tanya Jonathan.
"Setelah saya memeriksakan kondisi kesehatan anda, semuanya sangat baik. Kondisi kesehatan anda ssangat stabil, mungkin anda hanya kecapean saja," kata Dokter.
Jonathan merasa sangat kesal dengan apa yang dikatakan oleh dokter tersebut, jelas-jelas jika dirinya sedang tidak baik-baik saja. Bahkan, kini dia merasa sangat lemas sekali setelah dia memuntahkan isi perutnya.
Namun, Jonathan tidak bisa berkata apa pun karena dia malah takut akan tersulit emosi dan beradu jotos dengan dokter tersebut.
"Benarkah Dok, saya hanya kecapean? Lalu, kenapa rasanya sangat lemah sekali dan yang saya alami sangat di luar dugaan?" tanya Jonathan kembali.
Dokter pria itu nampak tertawa, kemudian dia berkata. "Jika saja kamu perempuan, saya pasti akan menyangka jika kamu sedang hamil. Sayangnya kamu laki-laki," kata Dokter tersebut seraya tertawa.
Deg!
Jantung Jonathan seakan berpacu dengan cepat kala mendengar kata hamil, tapi kenapa dia harus muntah-muntah kalau memang wanita yang dia tidur ini telah mengandung benihnya, pikirnya.
Dia benar-benar takut jika wanita itu akan datang membawa seorang anak dan meminta pertanggungjawaban darinya, Jonathan bergidig ngeri.
Mungkin, kalau hanya tanggung jawab saja Jonathan pasti sanggup. Namun, jika wanita itu mengancam dan memeras hartanya rasanya dia tidak akan bisa.
"Tapi, Dok. Apa hubungannya antara saya yang muntah-muntah dengan wanita hamil?" tanya Jonathan penasaran.
"Jika memang anda benar sudah mempunyai istri, lalu istri anda mengandung dan anda muntah-muntah serta pusing seperti ini, itu artinya adalah terkena sindrom simpatik." Dokter menjelaskan.
"Oh," jawab Jonathan dengan lemas.
Setelah selesai memeriksakan kondisi tubuh dari Jonathan, dokter itu nampak memberikan resep agar Jonathan membeli obat yang sudah diresepkan tersebut.
Hanya vitamin yang dokter itu berikan, karena memang kondisi Jonatan baik-baik saja. Tidak ada yang salah. Jonathan hanya berdecak saat melihat catatan resep dari dokter tersebut.
"Dokter sialan! Sekolahnya di mana sih? Orang aku sakit begini dia kata hanya kelelahan, Oh Tuhan! kenapa diriku jadi seperti ini?" tanya Jonathan kepada dirinya sendiri.
Namun, kembali Jonathan memijat kepalanya dengan kencang kala mengingat kata hamil dari dokter tersebut.
Di lain tempat
Carol dan juga Diana sudah pulang dari Universitas tempat mereka menimba ilmu, dia memutuskan untuk membeli makanan sebelum mereka kembali ke asrama kampus.
Ya, selama dua bulan ini Carol tinggal di asrama kampus satu kamar dengan Diana. Hal itu dia lakukan agar bisa menekan biaya pengeluaran, karena hanya di asrama itu yang biaya sewanya paling murah.
Saat sedang membeli makanan, Carol terlihat seperti orang yang sangat kelaparan. Dia membeli banyak makanan untuk dia makan di asrama nanti.
Diana sampai menggeleng-gelengkan kepalanya, karena selama ini Carol selalu menjaga pola makannya.
Bukan hanya untuk langsing, tapi untuk kesehatan. Ingin sekali Diana menegur sahabatnya tersebut, tapi dia takut jika sahabatnya itu akan tersinggung.
Tiba di asrama Carol membuka semua makanan yang dia beli dengan tidak sabar, dia menatap makanan di hadapannya dengan mata lapar.
Namun, tidak semua makanan dihabiskan. Akan tetapi, dari setiap makanan yang dia beli dia cicipi seraya memejamkan matanya.
Diana sampai tidak percaya dengan apa yang dilakukan oleh sahabatnya, Carol. Dia merasa jika itu bukan sahabatnya.
"Elu kaya orang bunting, lapar mata doang!" celetuk Diana.
****
Selamat pagi semuanya, selamat beraktifitas. Selamat hari Sabtu, semoga kalian menikmati hari libur ini. Jangan lupa untuk tinggalkan like dan juga komennya, sayang kalian semua.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Nurjannah Rajja
Mau nyoba ahh😂😂😂😂
2023-02-25
0
N⃟ʲᵃᵃ࿐𝕴𝖘𝖒𝖎ⁱˢˢ༄༅⃟𝐐
ngidam sari
2022-11-23
2
◄⏤͟͞✥≛⃝⃕💞𝐀⃝🥀иσνιєℛᵉˣ𝓐𝔂⃝❥࿐
Nah kan Carol mengagumi sosok Jonathan sedang Jonathan yang mengalami cauvade syndrome..pas lah..bayinya yang mengikat mereka tuh.
2022-11-23
1