Bagaimana Bila Aku

"Elu kaya orang bunting, laper mata doang!" celetuk Diana.

Mendengar apa yang dikatakan oleh Diana, Carol langsung tersedak. Dia bahkan sampai terbatuk-batuk seraya menepuk-nepuk dadanya dengan cukup kencang.

Selama dua bulan ini dia tidak pernah memikirkan akan kehamilan, walaupun pada kenyataannya memang dia sudah tidak gadis lagi.

Dia juga sudah dua bulan tidak datang bulan, tapi dia berpikir jika itu semua karena dia terlalu setres memikirkan masalah hidupnya.

Rasa panas di tenggorokannya tidak dia rasakan, justru kini perasaannya berubah menjadi campur aduk. Antara takut, sedih dan juga kecewa.

Jika memang dia benar-benar hamil, itu bukan karena buah cintanya dengan kekasih ataupun suaminya.

Akan tetapi, itu adalah benih yang ditaburkan oleh pria yang tidak dia kenal sama sekali. Bahkan, Carol tidak sempat melihat wajah pria yang sudah memerawani dirinya dan menghujamnya tanpa ampun itu.

Melihat carol yang terbatuk-batuk sampai mengeluarkan air mata, Diana dengan cepat mengambil air putih dan menyerahkannya kepada sahabatnya tersebut.

"Makannya pelan-pelan saja, Car. Kalau udah kesedak kaya gini sakitnya minta ampun," kata Diana.

Tanpa banyak bicara Carol langsung mengambil air putih dari tangan Diana dan menenggaknya sampai habis, tapi tetap saja tenggorokannya terasa perih dan juga panas.

Dia merutuki apa yang diucapkan oleh Diana, sahabatnya itu bahkan tidak menyadari jika dia sampai tersedak karena ulahnya.

Dia sampai merasakan sakit dan juga takut karena mendengar apa yang dikatakan oleh Diana, bukan karena dia makan terlalu cepat.

Carol terdiam, dia sedang memikirkan apa yang baru saja dia dengar dari bibir Diana. Jika memang dia hamil, lalu bagaimana dengan anak yang ada di dalam kandungannya?

Bagaimana dengan dirinya? Bagaimana dengan masa depannya? Bagaimana bisa dia hamil tanpa suami?

Kepala Carol tiba-tiba saja terasa sakit, dia segera bangun dan langsung melangkahkan kakinya menuju tempat tidur.

Carol bahkan langsung menghempaskan tubuhnya ke atas tempat tidur tersebut, dia ingin berusaha untuk memejamkan matanya.

Dia berharap jika semua itu hanyalah hal yang tidak mungkin terjadi, dia berharap ketika dia bangun tidur semuanya akan normal kembali. Walaupun itu tidak mungkin.

Melihat keanehan dari sahabatnya itu, Diana terlihat menghampiri Carol. Lalu, duduk tepat di samping sahabatnya itu.

"Elu kenapa sih? Apa gue salah ucap?" tanya Diana.

Carol bergeming, dia malah menarik selimut dan menutupi tubuhnya sampai sebatas leher  Pandangannya terlihat menerawang jauh, Carol masakan berpikir dengan keras.

Dia masih berharap jika semua yang terjadi kepada dirinya adalah mimpi belaka, dia masih berharap jika esok hari dirinya tidak akan mengalami keresahan seperti ini lagi.

Namun, semakin dia berpikir dengan keras. Hanya ada benang kusut yang terlintas di pikirannya, hanya kilasan-kilasan bayangan saat dirinya digagahi oleh pria yang tidak dia kenal.

Melihat sahabatnya yang hanya diam saja, Diana terlihat mengelus lembut punggung Carol.

Terus terang saja Diana merasa takut jika Carol bersikap seperti itu, karena memang dia tidak pernah diabaikan oleh sahabat sekaligus orang yang sangat dia sayang itu.

"Jika ada masalah katakan sama gue, jika gue salah gue minta maaf," ucap Diana penuh sesal.

Carol tetap terdiam, dia masih memikirkan apa yang akan terjadi kepada dirinya nanti jika dirinya benar-benar mengandung benih dari pria yang tidak dia kenal.

"Car, jangan diem aja. Please, ngomong sama gue. Elu itu kenapa? Kalau gue salah gue minta maaf, please maafin gue," kata Diana dengan muka memelas.

Melihat Carol yang hanya diam saja, dia banar-benar takut jika Carol tiba-tiba saja marah terhadap dirinya.

Dia takut jika Carol tiba-tiba saja memutuskan persahabatannya dengan dirinya, dia takut akan nasib dirinya jika Carol tidak menghiraukan dirinya lagi.

"Na, bagaimana kalau gue bunting?" tanya Carol tiba-tiba.

Sontak hal itu membuat Diana membelalakkan matanya, ternyata sahabatnya itu sejak tadi diam karena tersinggung dengan ucapannya.

"Maksud elu, maksud elu... elu bunting gitu?" tanya Diana dengan gugup.

Keringat di dalam tubuhnya tiba-tiba saja mengalir dengan deras, bahkan butiran keringat terlihat mengembun di dahinya. Dia tiba-tiba saja merasa panik.

"Gue nggak tahu, elu tahu sendiri kalau sudah dua bulan sejak kejadian itu gue ngga dateng bulan. Gue takut kalau gue hamil," kata Carol.

"Kita buktiin aja dulu, kita beli tespek buat elu pake. Biar kita tahu elu hamil apa ngga, kalau perlu kita langsung periksa ke Rumah Sakit," kata Diana.

Carol langsung menggelengkan kepalanya, dia harus berhemat. Tidak mungkin dia harus pergi ke Rumah Sakit hanya untuk mengecek kehamilannya.

"Ngga perlu, gue ngga mau ke Rumah Sakit. Gue mau tidur saja," kata Carol dengan rasa takut yang menyelimuti.

Diana terlihat menghela napas panjang, dia paham dengan ketakutan yang dirasakan oleh sahabatnya itu.

"Ya sudah, kalau begitu kita tak Apotek saja, kita beli tespek," usul Diana.

Sebenarnya usul dari Diana merupakan hal yang benar, tapi dia merasa malu jika datang ke Apotek hanya untuk membeli tespek.

Karena dirinya belum menikah, walaupun ini di negara bebas. Namun, tetap saja dia merasa malu untuk membeli alat tes kehamilan tersebut.

"Gue ngga mau, gue males," kata Carol.

Sebenarnya bukan hanya sekedar malu dan malas, dia takut jika saat dia menggunakan tespek tersebut garis dua yang akan muncul pada alat tes kesehamilan itu.

Carol merasa belum siap, tapi jika dia tidak melakukan tespek, dia juga merasa penasaran dengan hasilnya.

"Ya sudah kalo elu ngga mau ke mana-mana, biar gue yang beliin. Gue pergi sebentar, gue mau ke Apotek," ucap pamit Diana.

Hati Carol menghangat ketika Diana mengatakan hal tersebut, karena sahabatnya itu selalu saja pengertian dan selalu berusaha untuk membuat dirinya lebih tenang.

"Sorry, Na. Gue selalu ngerepotin elu, terima kasih," kata Carol dengan tatapan mata yang terus saja memandang ke sembarang arah.

"Iya, gue pergi dulu. Elu jangan ngapa-ngapain, jangan bertindak bodoh. Inget, ada Tuhan yang selalu mau mendengar keluh kesah kita," kata Diana seraya mengusap-usap lengan dari sahabatnya tersebut.

"Iya, gue tahu. Udah sono kalau elu mau pergi beliin gue tespek, elu pergi aja. Gue pengen tidur," kata Carol yang tiba-tiba saja kepalanya terasa sangat berat dan ingin segera memejamkan matanya.

"Iya, gue pergi. Sorry tadi gue udah ngomong sembarangan," ucap Diana.

"Iya, iya,'' jawab Carol seraya menutup kepalanya dengan selimut.

Diana hanya bisa menghela napas kasar, kemudian dia bangun dan segera mengambil dompetnya.

Dia segera keluar dari asrama yang dia tempati dan segera berjalan kaki untuk pergi ke apotek, beruntung tidak jauh dari asrama tempat dia tinggal ada Apotik di sana.

Dengan seperti itu, dia bisa dengan mudah membeli tespect untuk sahabatnya tersebut. Beruntung juga kini dia tinggal di negara bebas, karena dengan seperti itu tidak akan ada yang mempertanyakan apa pun.

Tiba di apotek, dia langsung membeli testpack yang dibutuhkan. Dia bahkan membeli dua tespek sekaligus.

Setelah membeli tespak, dia segera pergi ke asrama. dua takut jika Carol akan melakukan hal yang tidak-tidak saat dia tinggal.

Namun, dugaannya salah. Saat dia tiba di asrama Carol masih setia merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur.

Dia bahkan dengan setia menutupi tubuhnya dengan selimut, Diana dengan cepat membuka selimut tersebut. Dia takut jika sahabatnya itu akan mati karena kehabisan oksigen.

"Dih! Elu ngapa sih, pake tarik-tarik selimut gue segala?" kata Carol penuh protes.

"Gue cuma takut elu mati, lagian elu nutupin tubuh elu sampe rapat banget kaya gitu. Gue takut," kata Diana.

"Iya, iya. Gue ngga bakal nutupin tubuh gue pake selimut lagi, sekarang elu mau apa?" tanya Carol.

"Gue udah beli tespeknya, mau dipakai sekarang apa entar?" tanya Diana.

"Ngga ah, besok aja," kata Carol.

Bukannya tidak ingin segera mengetahui hasilnya, tapi dia masih takut untuk mengetahui hasilnya.

"Sekarang kita tidur aja dulu, besok gue pasti pake," kata Carol seraya membelakangi Diana.

Diana kembali menghela napas panjang, dia tahu apa yang sedang dirasakan oleh sahabatnya itu. Walaupun dia tidak mengalaminya.

***

Selamat malam kesayangan, satu bab buat menemani malam kalian. Mudah-mudahan lolos review, Sayang kalian semua.

Terpopuler

Comments

Wan Bai

Wan Bai

pertanyaannya itu keluarganya Carol yg lain,Tante sepupu keponakan nenek dll mana...moso iya G ad garis keturunan yg lain secara ORKA aslinya kan....???
sbnrnya Diana jg🤔🤔🤔

2022-11-24

0

🍇🐊⃝⃟🍒EndahCђαη🍁❣️🕊️⃝ᥴͨᏼ🍂

🍇🐊⃝⃟🍒EndahCђαη🍁❣️🕊️⃝ᥴͨᏼ🍂

untung punya sahabat yg tulus

2022-11-22

0

Na_Ra

Na_Ra

buruan dah pake, auto 2 garis biru tuh

2022-11-22

0

lihat semua
Episodes
1 Terkejut
2 Sebatang Kara
3 Menjadi Seorang Pelayan
4 Hilangnya Mahkota
5 Rasa Bersalah
6 Memutuskan Untuk Pergi
7 Mencari Tahu
8 Kesal
9 Merasa Ada Yang Aneh
10 Pusing Dan Mual
11 Memeriksakan Kesehatan
12 Bagaimana Bila Aku
13 Garis Dua
14 Bingung
15 Perasaan Aneh
16 Menerimanya
17 Pertanggungjawaban Leo
18 Kontraksi
19 Pengakuan
20 Bayi Lelaki
21 Tidak Enak Hati
22 Tidak Fokus
23 Rencana Pulang
24 Persiapan Pulang
25 Tiba Di Tanah Air
26 Bahagia Dalam Kesedihan
27 Melakukan Sesuatu
28 Ingin Mengetahuinya
29 Bertemu
30 Ketakutan
31 Om Mau
32 Bingung Untuk Memulainya
33 Terasa Tidak Ingin Berpisah
34 Ketakutan
35 Akankah Terulang?
36 Rindu Berbalut Resah
37 Ingin Bertemu Julian Atau Ibunya?
38 Was-Was
39 Senang Dan Bingung
40 Permintaan
41 Perkenalan
42 Kebersamaan Yang Indah
43 Menginap
44 Antara Bahagia Dan Juga Sedih
45 Aku Ayahnya
46 Harus Sabar
47 Persiapan
48 Terharu
49 Salah Tingkah
50 Obrolan Santai Bikin Gerah
51 Rasa Takut
52 Tidak Peduli
53 Resmi
54 (Bukan) Malam Pertama
55 Ungkapan Perasaan
56 Bahagia
57 Menghindari
58 Bermesraan
59 Merayu
60 Jangan Pulang
61 Akhirnya Guyz
62 Bahagia Dan Juga Ketakutan
63 Sakit
64 Begitu Sulit
65 Benarkah?
66 Ketakutan Jonathan
67 Sakit Hati
68 Berusaha Mendapatkan Pengampunan
69 Pengakuan Merlin
70 Kebahagiaan Leo
71 Keputusan Leo
72 Dimaafkan
73 Ending
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Terkejut
2
Sebatang Kara
3
Menjadi Seorang Pelayan
4
Hilangnya Mahkota
5
Rasa Bersalah
6
Memutuskan Untuk Pergi
7
Mencari Tahu
8
Kesal
9
Merasa Ada Yang Aneh
10
Pusing Dan Mual
11
Memeriksakan Kesehatan
12
Bagaimana Bila Aku
13
Garis Dua
14
Bingung
15
Perasaan Aneh
16
Menerimanya
17
Pertanggungjawaban Leo
18
Kontraksi
19
Pengakuan
20
Bayi Lelaki
21
Tidak Enak Hati
22
Tidak Fokus
23
Rencana Pulang
24
Persiapan Pulang
25
Tiba Di Tanah Air
26
Bahagia Dalam Kesedihan
27
Melakukan Sesuatu
28
Ingin Mengetahuinya
29
Bertemu
30
Ketakutan
31
Om Mau
32
Bingung Untuk Memulainya
33
Terasa Tidak Ingin Berpisah
34
Ketakutan
35
Akankah Terulang?
36
Rindu Berbalut Resah
37
Ingin Bertemu Julian Atau Ibunya?
38
Was-Was
39
Senang Dan Bingung
40
Permintaan
41
Perkenalan
42
Kebersamaan Yang Indah
43
Menginap
44
Antara Bahagia Dan Juga Sedih
45
Aku Ayahnya
46
Harus Sabar
47
Persiapan
48
Terharu
49
Salah Tingkah
50
Obrolan Santai Bikin Gerah
51
Rasa Takut
52
Tidak Peduli
53
Resmi
54
(Bukan) Malam Pertama
55
Ungkapan Perasaan
56
Bahagia
57
Menghindari
58
Bermesraan
59
Merayu
60
Jangan Pulang
61
Akhirnya Guyz
62
Bahagia Dan Juga Ketakutan
63
Sakit
64
Begitu Sulit
65
Benarkah?
66
Ketakutan Jonathan
67
Sakit Hati
68
Berusaha Mendapatkan Pengampunan
69
Pengakuan Merlin
70
Kebahagiaan Leo
71
Keputusan Leo
72
Dimaafkan
73
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!