Menjadi Seorang Pelayan

Diana merasa sangat kesal karena Carol malah membekap mulutnya, dia hanya kaget karena melihat uang yang sangat banyak.

Seumur hidupnya dia selalu saja susah, sekalinya punya uang dia harus bekerja keras banting tulang.

Dia harus rela tidak tidur demi mencari rupiah agar tidak kelaparan, sungguh miris bukan hidup Diana. Namun, walaupun seperti itu dia tetap merasa senang karena mempunyai teman seperti Carol.

Carol selalu mendukung dirinya, Carol selalu menemaninya dan selalu menolong dirinya kala dia susah.

Bahkan, Carol juga beberapa kali membantu dirinya dalam membayar uang sekolahnya saat kekurangan.

"Gue kaget bege, ngapa elu bekap mulut gue!" sentak Diana setelah berhasil menurunkan tangan Carol.

"Gue juga kaget sama kaya elu, tapi ngga usah teriak juga! Bagaimana kalau nanti banyak orang yang datang dan mempertanyakan uang ini? Mending kalau cuma nanya, kalau pada ngambil gimana entar? Gua ga bakal punya duit lagi," kata Carol.

"Ya, iya. Elu bener, sorry! Gue khilaf, abisan gue ngga pernah punya uang banyak. Mata gue langsung ijo ngelihat duit sebanyak itu," kata Diana.

Ingin sekali Carol menertawakan apa yang dikatakan oleh sahabatnya tersebut, tapi dia tidak tega. Pasti sahabatnya itu akan bersedih.

"Iya, gue paham. Kalau gitu gue simpen tas ini dalam lemari, buat simpenan kita," kata Carol.

Carol langsung mengambil tas tersebut, lalu dia memasukkannya ke dalam lemari. Tidak lupa sebelum dia mengunci lemari tersebut, dia mengambil satu gepok uang untuk dia pakai sehari-hari.

Diana terlihat menghampiri Carol, lalu dia menepuk-nepuk pundak sahabatnya tersebut. Dia kemudian bertanya.

"Elu kata tadi buat simpenan kita, berarti gue termasuk dong di dalamnya?" tanya Diana.

Mendengar apa yang ditanyakan oleh sahabatnya tersebut, Carol nampak tertawa. Kemudian, dia menatap wajah sahabatnya dengan lekat.

"Tentu saja, Na. Karena cuma elu yang gue punya saat ini, cuma elu sahabat baik gue yang mau menampung gue di saat susah seperti ini," kata Carol dengan perasaan lega, karena akhirnya dia tidak perlu khawatir untuk memikirkan biaya sehari-harinya lagi.

"Ya elah, elu itu susah aja duitnya masih banyak aja. Ngga kaya gue," kata Carol dengan bibir mengkrucut.

"Udah jangan berisik, mending kita istirahat. Gue lelah," kata Carol.

Mendapatkan ajakan dari Carol, Diana terlihat melirik jam yang bertengger cantik di atas dinding kamar tersebut.

Waktu sudah menunjukkan pukul 18.09 sore, itu artinya Diana tidak bisa beristirahat karena pukul 20.00 dia harus sudah berada di sebuah Club untuk menjadi pelayan seperti biasanya.

"Gue ngga bisa istirahat, gue harus bersiap untuk pergi ke Club. Biasa, ada tugas. Mayan nemenin orang pada pesta dapet satu juta," kata Carol seraya terkekeh.

Mata Carol langsung berubah menjadi sendu, dia merasa kasihan terhadap sahabatnya tersebut. Diana selalu saja berusaha untuk bekerja agar bisa menghidupi dirinya sendiri, bahkan dia selalu saja menjadi pelayan tanpa rasa malu.

Walaupun di Club sekalipun, dia pasti akan lakukan. Yang penting dia bisa menjaga dirinya dan uang bisa dia kantongi demi menutupi kebutuhan ekonominya.

"Kenapa ngga berhenti saja? Kita bisa mulai usaha dengan duit yang gue punya," kata Carol.

"Iya, nanti gue berhenti. Tapi, tidak untuk malam ini, gue udah makan dp'nya." Diana tertawa miris.

Diana memang tertawa, tapi Carol sangat paham jika Diana sedang menahan rasa sedihnya. Dia langsung memeluk sahabatnya tersebut, lalu dia mengelus punggung Diana dengan lembut.

Dia berusaha untuk menenangkan hati sahabatnya tersebut, karena dia sangat tahu jika sahabatnya itu sedang bersedih. Hanya saja Diana selalu bisa menutupi kesedihannya tersebut.

"Gue paham," kata Carol.

"Hem," jawab Diana.

Saat mereka sedang berpelukan, tiba-tiba saja ponsel milik Diana berdering dengan sangat kencang.

Dia langsung melerai pelukannya bersama dengan Carol, lalu mengambil ponsel milknya yang berada di saku celananya.

"Siapa?" tanya Carol.

"Ibu bos gue," jawab Diana.

Setelah mengatakan hal itu Diana nampak mengangkat panggilan dari bosnya tersebut, Carol terlihat memperhatikan sahabatnya itu.

Sesekali Diana terlihat melayangkan protesnya, tapi Carol yang tidak tahu apa-apa hanya diam saja seraya memperhatikan dan menunggu Diana untuk menceritakan apa yang sebenarnya terjadi.

Tidak lama kemudian, Diana terlihat mematikan sambungan teleponnya. Terlihat dengan jelas raut kekesalan di wajah sahabatnya tersebut.

"Heh!"

Terdengar helaan napas berat dari bibir Diana, dia merasa kesal karena ternyata salah satu teman pelayannya tidak bisa hadir dan bosnya mengatakan jika dirinya harus mencari pelayan pengganti.

Padahal waktunya tinggal sebentar lagi, dia harus mencari pengganti ke mana, pikirnya. Dia benar-benar pusing.

"Ada apa sih?" tanya Carol.

"Temen gue ada yang ngga hadir, gue disuruh nyari pengganti. Vangke emang tuh bu bos, nyari pengganti ke mana coba," keluh Diana.

"Gue aja," jawab Carol cepat.

"Jangan, masa cantik gini jadi pelayan. Gue ngga rela," kata Diana.

"Dari pada elu kena omel, hanya satu malam." Carol nyengir kuda.

"Oke deh, tapi... gue tahu banget elu belum pernah nginjekin kaki di Club. Apa elu yakin, elu cakep gini. Gue takut banyak lelaki hidung belang yang godain elu," kata Diana khawatir.

Diana merasa jika dia akan merasa lebih tenang jika Carol diam di rumah, dari pada ikut bersama dirinya ke Club malam untuk menjadi pelayan.

Diana sangat tahu jika mencium asap rokok saja temannya itu akan terbatuk-batuk, apalagi kalau harus mencium aroma alkohol yang menyengat, pikirnya.

"Yakin gue, lagian gue ngga khawatir. Kan, ada elu," kata Carol yakin.

"Ya udah kalau elu yakin, sekarang kita mandi. Biar bisa cepet sampe ke Club," jawab Diana lesu.

Rasanya dia masih tidak enak saja jika harus mengajak sahabatnya itu untuk menjadi seorang pelayan, dia benar-benar tidak enak hati.

"Oke, gue dulu apa elu yang mandi?" tanya Carol yang sangat tahu jika di rumah itu hanya ada satu kamar mandi.

"Gue dulu deh, gue udah gerah banget," kata Diana.

"Iya, gue rebahan bentar kalau kaya gitu. Kalau udahan langsung panggil gue," kata Carol.

"Iyes, Nya." Diana berkata seraya berlari. Carol hanya tersenyum menanggapi apa yang dikatakan oleh sahabatnya itu.

Selepas kepergian Diana, Carol langsung merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur yang tidak terlalu besar itu. Namun, walaupun seperti itu dia merasa sangat nyaman.

"Apa yang harus aku lakukan mulai saat ini, Tuhan? Haruskah aku pergi ke luar negeri untuk melanjutkan kuliah atau harus membuat usaha saja?"

Carol terlihat dilema, dia ingin sekali melanjutkan kuliahnya agar dia bisa memiliki masa depan yang cerah nantinya.

Namun, jika mengingat akan Diana, rasanya dia ingin membuat usaha saja agar dia dan juga Diana tidak terlalu susah untuk ke depannya.

Lagi pula dia bisa mengumpulkan pundi-pundi rupiah jika dia membuat usaha, jika sudah terkumpul dengan banyak dia bisa melanjutkan kuliahnya.

Lagi pula berhenti kuliah satu atau dua tahun tidak akan masalah menurutnya, yang terpenting waktunya dia gunakan untuk hal yang bermanfaat.

"Ngelamun mulu, mandi gih! Gue udahan," kata Diana seraya melempar handuk bersih.

"Iya, gue mandi," jawab Carol seraya mengambil handuk dan segera keluar dari kamar untuk mandi.

***

Pukul 19:32.

Carol dan juga Diana sudah berada di dalam taksi, mereka akan berangkat menuju Club di mana mereka akan menjadi pelayan di dalam Club tersebut.

Club tersebut sudah disewa oleh seorang pengusaha muda yang kaya raya, dia sedang merayakan hari kebahagiaannya.

Tentu saja dia sangat bahagia, karena hari ini dia berhasil membeli sebuah perusahaan besar dengan harga yang sangat murah.

Dia sengaja mengundang teman-teman bisnisnya dan juga kerabatnya, untuk merayakan hari bahagianya tersebut di sebuah Club ternama di ibu kota.

"Kalo udah sampe nanti gue mintain baju pelayan sama bu bos, supaya elu bisa. make baju samaan kaya gue," kata Diana seraya terkekeh.

Selama ini Diana dan juga Carol selalu memakai baju yang berbeda, mulai dari harga dan juga kualitasnya di luar sekolah.

Namun, malam ini Diana merasa sangat lucu karena dirinya dan juga Carol akan memakai baju yang sama. Bahkan mereka pun sama-sama menjadi seorang pelayan.

"Tapi, Na. Bajunya seksi banget," keluh Carol.

"Namanya juga pelayan Club, wajar kalau bajunya seksi. Yang terpenting, elu harus bisa jaga diri. Jangan mau kalau ada cowok yang deketin," nasihat Diana.

"Iya, gue paham," kata Carol.

Sepanjang perjalanan menuju Club, Carol terus saja memperhatikan baju yang dipakai oleh Diana.

Kemeja pendek ketat berwarna hitam yang menampilkan pusarnya dipadupadankan dengan rok span yang hanya menutupi asetnya.

"Udah ngga usah liatin gue kaya gitu, yang penting malam ini kita dapet duit. Lumayan sejuta," kata Diana.

Diana selalu saja merasa senang jika ada tugas dadakan seperti ini, karena itu artinya dia akan dibayar secara langsung dan menurut Diana uang satu juta itu sangatlah besar.

Berbeda dengan Carol yang hanya diam saja, karena baginya uang satu juta itu tidak ada artinya sama sekali.

Dalam seharinya Carol selalu mendapatkan uang jajan yang banyak, bahkan uang jajannya tersebut selalu dia tabungkan.

Namun, sialnya saat rumahnya disita dia sempat mencari buku rekening miliknya tapi tidak ada.

"Sudah sampai," kata sopir taksi.

"Iya, Pak. Terima kasih," ucap Diana.

Diana dan juga Carol terlihat turun dari taksi tersebut setelah membayar uang tagihannya, setelah itu mereka langsung masuk ke dalam Club tersebut.

Sebelum bekerja, tentu saja Diana memperkenalkan Carol terlebih dahulu kepada bosnya dan memintakan seragam untuk Carol.

"Elu ganti baju gih, di lantai tiga di sebelah kanan tangga. Soalnya di lantai dua lagi dipake buat party, berani sendiri ngga?" tanya Diana.

"Berani dong, elu mulai kerja aja. Nanti gue turun kalau sudah selesai ganti baju," kata Carol.

"Bagus, anak pandai. Gue mulai keja kalau gitu," ucap Diana. "Kalau nyari, gue di lantai dua," kata Diana.

"He'em, gue paham," jawab Carol.

Carol dan juga Diana berjalan beriringan, Diana langsung bekerja saat tiba di lantai dua sedangkan Carol langsung naik ke lantai tiga untuk mengganti baju.

Ternyata di samping kanan tangga ada ruang ganti, dia langsung masuk ke sana dan mengganti bajunya.

Dia sempat memperhatikan penampilannya di depan cermin, dia seakan malu saat melihat dirinya sendiri yang terlihat sangat seksi.

Dia merasa jika dirinya kini persis seperti wanita malam, tapi dia teringat kembali akan ucapan dari Diana. Yang terpenting bekerja dan mendapatkan uang, tidak usah memikirkan hal yang aneh-aneh.

Carol terlihat menghela napas panjang, kemudian dia mengeluarkannya dengan perlahan.

Dia mencoba untuk menenangkan dirinya yang tiba-tiba saja merasakan jika hatinya terasa bergemuruh.

"Semangat Carol, jangan mengecewakan Diana. Dia pasti akan senang kalau elu bisa bekerja dengan baik," kata Carol.

Dia berusaha untuk tersenyum saat menatap dirinya di depan cermin, setelah itu dia merapikan pakaiannya dan memasukkannya ke dalam loker yang ada di sana.

Dengan senyum yang dipaksakan dia keluar dari dalam kamar ganti, baru saja dia menutup pintu ruang ganti tersebut, tiba-tiba saja dia merasa ada yang menarik tangannya dengan sangat kencang.

"Tolong lepaskan saya!" teriak Carol.

Dia memberanikan diri untuk menatap wajah lelaki bertubuh tinggi tegap di hadapannya, sayangnya wajahnya tidak terlihat dengan jelas karena minimnya penerangan.

"Jalangg saja bertingkah!" ucapnya dengan lantang.

Mendengar apa yang dikatakan oleh pria tersebut, Carol seakan sangat marah. Dia bahkan berusaha untuk memberontak dan menginjak kaki dari pria tersebut.

Lelaki itu sempat melepaskan cengkraman tangannya, Carol berusaha untuk berlari. Namun, sayangnya lelaki itu malah mengangkat tubuh Carol dan membawa dirinya seperti sekarung beras di atas pundaknya.

****

Selamat Siang kesayangan, selamat membaca di saat santai kalian. Jangan lupa tinggalkan komentar dan juga likenya, sayang kalian semua.

Terpopuler

Comments

Mariana Frutty

Mariana Frutty

✔️✔️

2023-01-29

0

ᵉˡ̳𝐀𝐘𝐃𝐀⸙ᵍᵏ

ᵉˡ̳𝐀𝐘𝐃𝐀⸙ᵍᵏ

awal mula yg salah Caroll knp musti mau kerja di club'😟😟😟

2023-01-06

0

🍾⃝🦚ʜαͩmᷞιͧδαᷠʜͣᵇᵃˢᵉ༄

🍾⃝🦚ʜαͩmᷞιͧδαᷠʜͣᵇᵃˢᵉ༄

🤣enteng bener ngakat orang kek ngakat beras ngk ada beban wkwkwk 😂

2022-12-13

1

lihat semua
Episodes
1 Terkejut
2 Sebatang Kara
3 Menjadi Seorang Pelayan
4 Hilangnya Mahkota
5 Rasa Bersalah
6 Memutuskan Untuk Pergi
7 Mencari Tahu
8 Kesal
9 Merasa Ada Yang Aneh
10 Pusing Dan Mual
11 Memeriksakan Kesehatan
12 Bagaimana Bila Aku
13 Garis Dua
14 Bingung
15 Perasaan Aneh
16 Menerimanya
17 Pertanggungjawaban Leo
18 Kontraksi
19 Pengakuan
20 Bayi Lelaki
21 Tidak Enak Hati
22 Tidak Fokus
23 Rencana Pulang
24 Persiapan Pulang
25 Tiba Di Tanah Air
26 Bahagia Dalam Kesedihan
27 Melakukan Sesuatu
28 Ingin Mengetahuinya
29 Bertemu
30 Ketakutan
31 Om Mau
32 Bingung Untuk Memulainya
33 Terasa Tidak Ingin Berpisah
34 Ketakutan
35 Akankah Terulang?
36 Rindu Berbalut Resah
37 Ingin Bertemu Julian Atau Ibunya?
38 Was-Was
39 Senang Dan Bingung
40 Permintaan
41 Perkenalan
42 Kebersamaan Yang Indah
43 Menginap
44 Antara Bahagia Dan Juga Sedih
45 Aku Ayahnya
46 Harus Sabar
47 Persiapan
48 Terharu
49 Salah Tingkah
50 Obrolan Santai Bikin Gerah
51 Rasa Takut
52 Tidak Peduli
53 Resmi
54 (Bukan) Malam Pertama
55 Ungkapan Perasaan
56 Bahagia
57 Menghindari
58 Bermesraan
59 Merayu
60 Jangan Pulang
61 Akhirnya Guyz
62 Bahagia Dan Juga Ketakutan
63 Sakit
64 Begitu Sulit
65 Benarkah?
66 Ketakutan Jonathan
67 Sakit Hati
68 Berusaha Mendapatkan Pengampunan
69 Pengakuan Merlin
70 Kebahagiaan Leo
71 Keputusan Leo
72 Dimaafkan
73 Ending
Episodes

Updated 73 Episodes

1
Terkejut
2
Sebatang Kara
3
Menjadi Seorang Pelayan
4
Hilangnya Mahkota
5
Rasa Bersalah
6
Memutuskan Untuk Pergi
7
Mencari Tahu
8
Kesal
9
Merasa Ada Yang Aneh
10
Pusing Dan Mual
11
Memeriksakan Kesehatan
12
Bagaimana Bila Aku
13
Garis Dua
14
Bingung
15
Perasaan Aneh
16
Menerimanya
17
Pertanggungjawaban Leo
18
Kontraksi
19
Pengakuan
20
Bayi Lelaki
21
Tidak Enak Hati
22
Tidak Fokus
23
Rencana Pulang
24
Persiapan Pulang
25
Tiba Di Tanah Air
26
Bahagia Dalam Kesedihan
27
Melakukan Sesuatu
28
Ingin Mengetahuinya
29
Bertemu
30
Ketakutan
31
Om Mau
32
Bingung Untuk Memulainya
33
Terasa Tidak Ingin Berpisah
34
Ketakutan
35
Akankah Terulang?
36
Rindu Berbalut Resah
37
Ingin Bertemu Julian Atau Ibunya?
38
Was-Was
39
Senang Dan Bingung
40
Permintaan
41
Perkenalan
42
Kebersamaan Yang Indah
43
Menginap
44
Antara Bahagia Dan Juga Sedih
45
Aku Ayahnya
46
Harus Sabar
47
Persiapan
48
Terharu
49
Salah Tingkah
50
Obrolan Santai Bikin Gerah
51
Rasa Takut
52
Tidak Peduli
53
Resmi
54
(Bukan) Malam Pertama
55
Ungkapan Perasaan
56
Bahagia
57
Menghindari
58
Bermesraan
59
Merayu
60
Jangan Pulang
61
Akhirnya Guyz
62
Bahagia Dan Juga Ketakutan
63
Sakit
64
Begitu Sulit
65
Benarkah?
66
Ketakutan Jonathan
67
Sakit Hati
68
Berusaha Mendapatkan Pengampunan
69
Pengakuan Merlin
70
Kebahagiaan Leo
71
Keputusan Leo
72
Dimaafkan
73
Ending

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!